Anda di halaman 1dari 6

Ekonomi Koperasi

“Pembangunan Koperasi”
Dosen Pengampu
Rizki Aseandi, SE., MM

Nama Kelompok
Astrid Aulia Farizki
Kania Pricilla
Nisina Ambar Sari
Pembangunan Koperasi Di Negara Berkembang

Pembangunan koperasi di negara berkembang seperti Indonesia


dengan Top Down Approach pada awal pembangunannya dapat diterima,
sepanjang polanya selalu disesuaikan dengan perkembangan
pembangunan di negara tersebut. Penerapan pola Top Down harus
diubah secara bertahap menjadi Bottom Up Approach. Hal ini
dimaksudkan agar rasa memiliki terhadap koperasi oleh anggota semakin
tumbuh, sehingga para anggotanya akan secara sukarela berpatisipasi
aktif. Apabila hal seperti tersebut dapat dikembangkan, maka koperasi
yang benar-benar mengakar dari bawah akan tercipta, tumbuh, dan
berkembang.
Kendala Koperasi Di Negara Berkembang

A. Kendala Internal
1. Kelangkaan sumber daya profesional, baik untuk mengelola
organisasi maupun usaha koperasi.
2. Keterbatasan sumber kapital swadaya.
3. Masih rendahnya kesadaran berkoperasi di kalangan anggota.
B. Kendala Eksternal
1. Perbedaan persepsi tentang pentingnya peran koperasi.
2. Perhatian lembaga masih sangat rendah dari sisi ekonomi
(Keuangan).
3. Iklim usaha yang kurang kondusif bagi kegiatan usaha koperasi.
4. Aturan yang ada untuk koperasi terasa masih kaku, seperti aturan
sumber modal, aturan pembentukan dan sebagainya.
Pembangunan Koperasi Di Negara Maju

Koperasi di negara-negara maju menguasai berbagai sektor


perekonomian. Situasi ekonomi ekstrim yang penuh ketidakadilan pasar
mendorong masyarakat negara-negara maju untuk berkoperasi yang
kemudian berdampak kepada kinerja koperasi mereka pada saat sekarang
ini. Mayoritas koperasi terbaik di dunia berasal dari negara-negara maju
yang notabene merupakan penganut sistem kapitalis. Bahkan banyak
koperasi dari negara-negara maju mampu mengurus diri dengan baik dan
sehat lalu kemudian menjadi perusahaan-perusahaan raksasa yang mampu
bersaing dengan perusahaan-perusahaan kapitalis. Bahkan akuisisi
perusahaan besar oleh koperasi bukan merupakan suatu yang lazim di
negara-negara maju.
Pembangunan Koperasi Di Negara Maju

Koperasi konsumsi merupakan pionir dari penciptaan rantai perdagangan


modern di berbegai negara Eropa, khususnya Skandinavia. Di negara-negara
seperti Perancis, Austria, Finlandia dan Siprus; koperasi menguasai sektor
perbankan. Menurut data International Co-operation Alliance, pangsa pasar
dari bank-bank koperasi mencapai sekitar sepertiga dari total bank yang ada.
Sebagai contoh, dua bank terbesar di Eropa, yaitu : Credit Agricole di Prancis
dan RABO-Bank di Belanda dimiliki oleh koperasi.
Sementara itu, Amerika Serikat yan bersinonim dengan kata kapitalis
memiliki 25% dari jumlah penduduknya sebagai anggota koperasi dengan
lebih dari 30 koperasi memiliki penghasilan tahunan lebih dari 1 miliar USD.
Salah satu koperasi yang sangat besar adalah koperasi simpan pinjam,
memiliki anggota mencapai sekitar 80 juta orang dengan rata-rata jumlah
simpanannya 3.000 dollar.
Pembangunan Koperasi Di Negara Maju

Di Jepang, juga merupakan negara yag di cap menggunakan sistem


pasar bebas dengan ekstrim, 1 dari setiap 3 keluarga adalah anggota
koperasi. Peran koperasi di pedesaan Jepang telah menggantikan fungsi
bank sehingga koperasi sering disebut pula sebagai bank rakyat karena
koperasi di Jepang beroperasi dengan menerapkan sistem perbankan.
Bahkan salah satu bank besar di Jepang adalah koperasi yakni
Nurinchukin Bank.

Anda mungkin juga menyukai