Corry Ardana
Dwi Asih
Dermatitis adalah peradangan pada kulit ( inflamasi
pada kulit ) yang disertai dengan pengelupasan kulit ari
dan pembentukkan sisik ( Brunner dan Suddart 2000 ).
Dermatitis atau eksim, merupakan penyakit kulit yang
mengalami peradangan. Umumnya dapat menyebabkan
pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit.
Dermatitis tidak berbahaya, dalam arti
tidak membahayakan hidup dan tidak menular.
Walaupun demikian, penyakit ini jelas menyebabkan
rasa tidak nyaman dan amat mengganggu.
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar(eksogen),
misalnya bahan kimia (contoh : detergen,asam, basa,
oli, semen), fisik (sinar dan suhu), mikroorganisme
(contohnya : bakteri, jamur) dapat pula dari
dalam(endogen), misalnya dermatitis atopik.
Sejumlah kondisi kesehatan, alergi, faktor genetik, fisik,
stres, dan iritasi dapat menjadi penyebab eksim.
Masing-masing jenis eksim, biasanya memiliki
penyebab berbeda pula. Seringkali, kulit yang pecah-
pecah dan meradang yang disebabkan eksim menjadi
infeksi.
1.Contact Dermatitis
Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi
yang menempel pada kulit.
Indikasi dan gejala antara lain kulit memerah dan gatal. Jika memburuk,
penderita akan mengalami bentol-bentol yang meradang. Disebabkan
kontak langsung dengan salah satu penyebab iritasi pada kulit atau alergi.
Contohnya sabun cuci/detergen, sabun mandi atau pembersih lantai.
Alergennya bisa berupa karet, logam, perhiasan, parfum, kosmetik atau
rumput.
Peradangan kulit kronis, gatal, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit
tampak lebih menonjol menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau
gosokan yang berulang-ulang karena berbagai ransangan pruritogenik.
Timbul karena goresan pada kulit secara berulang, bisa berwujud kecil,
datar dan dapat berdiameter sekitar 2,5 sampai 25 cm. Penyakit ini muncul
saat sejumlah pakaian ketat yang kita kenakan menggores kulit sehingga
iritasi. Iritasi ini memicu kita untuk menggaruk bagian yang terasa gatal.
Biasanya muncul pada pergelangan kaki, pergelangan tangan, lengan dan
bagian belakang dari leher.
Kulit terasa berminyak dan licin; melepuhnya
sisi-sisi dari hidung, antara kedua alis, belakang
telinga serta dada bagian atas. Dermatitis ini
seringkali diakibatkan faktor keturunan, muncul
saat kondisi mental dalam keadaan stres atau
orang yang menderita penyakit saraf seperti
Parkinson.
Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena(atau
hipertensi vena) tungkai bawah.
Dengan indikasi dan gejala antara lain gatal-gatal, kulit menebal, dan
pecah-pecah. Seringkali muncul di lipatan siku atau belakang lutut.
Dermatitis biasanya muncul saat alergi dan seringkali muncul pada
keluarga, yang salah satu anggota keluarga memiliki asma. Biasanya
dimulai sejak bayi dan mungkin bisa bertambah atau berkurang tingkat
keparahannya selama masa kecil dan dewasa.
Pada umumnya manifestasi klinis dermatitis adanya tanda-tanda radang
akut terutama pruritus ( gatal ), kenaikan suhu tubuh, kemerahan, edema
misalnya pada muka ( terutama palpebra dan bibir ), gangguan fungsi kulit
dan genitalia eksterna.
a) Stadium akut : kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau
bula, erosi dan eksudasi sehingga tampak basah.
b) Stadium subakut : eritema, dan edema berkurang, eksudat mengering
menjadi kusta.
c) Stadium kronis : lesi tampak kering, hiperpigmentasi, papul dan
likenefikasi.
Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu dermati-
tis sejak awal memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium kro-
nis.
I. PENGKAJIAN.
a. Identitas Pasien.
b. Keluhan Utama.
Biasanya pasien mengeluh gatal.
c. Riwayat Kesehatan.
1. Riwayat Penyakit Sekarang :
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan
seperti yang ada pada keluhan utama dan tindakan
apa saja yang dilakukan pasien untuk
menanggulanginya.
3.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Didalam keluarga tidak ada riwayat keturunan
- Pola makan sehari-hari: jumlah makanan,
waktu makan, berapa kali sehari makan.
- Kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu:
berminyak, pedas.
- Jenis makanan yang disukai.
- Nafsu makan menurun.
- Muntah-muntah.
- Penurunan berat badan.
- Turgor kulit buruk, kering, bersisik, pecah-
pecah, benjolan.
- Perubahan warna kulit, terdapat bercak-
Pola Eliminasi
- Sering berkeringat.
- tanyakan pola berkemih dan bowel.
-Jaga dengan cermat terhadap resiko ter- -Penderita dermatosis dapat mengalami
jadinya cedera termal akibat penggunaan penurunan sensitivitas terhadap panas.
kompres hangat dengan suhu yang terlalu
tinggi dan akibat cidera panas yang tidak
terasa ( bantalan pemanasan, radiator )
-Kolaborasi dengan dokter dalam pembe- -Penggunaan anti histamine dapat mengu-
rian obat anti histamine dan salep kulit rangi respon gatal serta mempercepat
proses pemulihan
DX 2: Nyeri dan yang berhubungan dengan
lesi kulit
Sasaran : peredaan ketidaknyamanan
Hasil yang diharapkan :
Mencapai peredaan gangguan rasa
Mengutarakan dengan kata – kata bahwa gatal
telah reda
Memperlihatkan tidak adanya gejala ekskori-
asi kulit karena garukan
Mematuhi terapi yang diprogramkan
Pertahankan keadekuatan hidrasi dan lubrikasi
kulit.
Menunjukkan kulit utuh ; kulit menunjukkan,
INTERVENSI RASIONAL
-Kendalikan factor – factor iritan -Rasa gatal diperburuk oleh panas, kimia,
dan fisik.
-Gunakan sabun ringan atau sabun yang -Sabun yang keras dapat menimbulkan iri-
dibuat untuk kulit sensitive. tasi kulit.
-Oleskan lotion dan krim kulit segera -Tindakan ini membantu meredakan gejala
setelah mandi
-Pemotongan kuku akan mengurangi
-Jaga agar kuku selalu terpangkas. kerusakan kulit karena garukan.