Anda di halaman 1dari 21

KONFORMITAS DAN PENYIMPANGAN DALAM KELOMPOK

DISUSUN OLEH :
Mellia Wahyuningrum (2200001183)
Anggita Arrahima Gunawan (2200001199)
Sri Wahyu Sri Narseh (2200001210)
Ridho Billah (2200001218)

BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang
berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Ariadi Nugraha, M.Pd sebagai
dosen pengampu mata kuliah Dinamika Kelompok, membantu memberikan arahan dan
pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 12 June 2023

Kelompok 7

2
DAFTAR ISI

KONFORMITAS DAN PENYIMPANGAN DALAM KELOMPOK...............................................................1

KATA PENGANTAR................................................................................................................................................ 2

DAFTAR ISI................................................................................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................................... 4

A. LATAR BELAKANG.................................................................................................................................... 4

B. TUJUAN PENULISAN................................................................................................................................ 5

C. RUMUSAN MASALAH............................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................................ 6

A. KONFROMITAS........................................................................................................................................... 6

1. Pengertian.............................................................................................................................................. 6

2. Pembentukan Konfromitas.......................................................................................................... 7

3. Bentuk- bentuk Konformitas....................................................................................................... 7

4. Faktor Pengaruh................................................................................................................................. 8

5. Jenis Konformitas............................................................................................................................... 9

B. PENYIMPANGAN..................................................................................................................................... 11

1. Pengertian........................................................................................................................................... 11

2. Bentuk prilaku penyimpangan................................................................................................ 12

3. Contoh bentuk penyimpangan................................................................................................. 13

4. Faktor penyebab.............................................................................................................................. 14

5. Faktor pengaruh.............................................................................................................................. 15

3
6. Jenis penyimpangan....................................................................................................................... 15

BAB III PENUTUP................................................................................................................................................. 17

A. KESIMPULAN............................................................................................................................................ 17

B. SARAN......................................................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................................... 19

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perilaku agresif individu disebabkan oleh adanya daya tarik in group yang
mengakibatkan individu merasa memiliki kesamaan dengan sesama anggota
kelompok (in group) dan cenderung melihat berbeda terhadap anggota kelompok
lain (out group), hal tersebut dikenal sebagai konformitas. Konformitas adalah suatu
jenis pengaruh sosial dimana individu mengubah sikap dan tingkah laku individu
agar sesuai dengan norma sosial kelompok. Konformitas adalah penyesuaian
perilaku individu untuk menganut pada acuan norma kelompok, menerima ide atau
aturan-aturan yang menunjukkan bagaimana individu tersebut berperilaku (Baron
& Byrne, 2005).
Konformitas dapat terjadi dalam berbagai situasi, mulai dari kelompok kecil
seperti keluarga, teman-teman, atau kelompok kerja, hingga skala yang lebih besar
seperti masyarakat atau budaya tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
konformitas termasuk tekanan sosial, norma kelompok, kredibilitas sumber
otoritas, dan keinginan individu untuk diterima dan diakui oleh kelompoknya (Putri,
2018).
Penyimpangan dalam kelompok merujuk pada perilaku atau keyakinan yang
melanggar atau menyimpang dari norma-norma yang diharapkan oleh suatu
kelompok atau masyarakat (Widodo, 2020). Ini adalah fenomena sosial yang
menarik perhatian para peneliti sosial karena melibatkan perbedaan antara
perilaku individu dan norma-norma sosial yang berlaku.
Cohen memberikan definisi perilaku menyimpang adalah setiap perilaku
yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau

5
kelompok tertentu dalam masyarakat. Menurut Maryati dan Suryawati(Jamain &
Hafidzi, 2018) bahwa secara umum perilaku menyimpang terbagi menjadi dua,
yaitu penyimpangan positif dan penyimpangan negatif. Penyimpangan positif
adalah yang terarah pada nilai-nilai sosial yang ideal walaupun cara atau tindakan
yang dilakukan seolah-olah menyimpang dari normanorma yang berlaku,
sebenarnya tidak menyimpang. Pada penyimpangan positif selama penelitian tidak
ditemukan siswa yang melakukan penyimpangan yang positif. Penyimpangan
negatif adalah kecenderungan bertindak kearah dan nilai-nilai sosial yang
dipandang rendah serta selalu berdampak buruk.
Dengan memahami konformitas dan faktor-faktor yang mempengaruhinya,
kita dapat mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana norma-
norma dan tekanan sosial mempengaruhi perilaku individu dan bagaimana kita
dapat mengelola konformitas untuk mencapai tujuan sosial yang lebih positif dan
inklusif.

B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan ditulisnya makalah ini sesuai latar belakang yang telah dipaparkan
adalah untuk mengetahui pengertian konfromitas, bentuk- bentuk konfromitas,
faktor pengaruh konfromitas, pengertian penyimpangan, bentuk- bentuk
penyimpangan dalam kelompok.

C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan tujuan diatas maka rumusan masalah makalah ini
adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan konformitas?
2. Apa saja aspek yang terdapat dalam konformitas?
3. Apa saja faktor yang memengaruhi konformitas?
4. Apa saja bentuk konformitas?
5. Bagaimana bentuk- bentuk konformitas?
6. Apa saja jenis-jenis konformitas?

6
7. Apa yang dimaksud dengan penyimpangan?
8. Bagaimana bentuk- bentuk penyimpangan?
9. Apa saja faktor- faktor penyebab penyimpangan?
10. Apa saja hal yang dapat mempengaruhi penyimpangan?
11. Apa saja jenis- jenis penyimpangan?

7
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONFROMITAS
B. Pengertian
Konformitas merupakan kecenderungan yang dipengaruhi oleh tekanan
kelompok dan tidak menentang norma-norma yang telah digariskan oleh
kelompok. Menurut Sears (2009) konformitas merupakan suatu situasi dimana
seseorang berusaha menyesuaikan dirinya dengan keadaan di dalam kelompok
sosialnya karena individu merasa ada tuntutan, tekanan atau desakan untuk
menyesuaikan diri. Selain itu konformitas juga diartikan sebagai adalah tendensi
untuk mengubah keyakinan atau perilaku seseorang agar sesuai dengan perilaku
orang lain (Taylor, Peplau, dan Sears 2009). Menurut (Hermiyanty, Wandira Ayu
Bertin, 2017) yang dikutip dari pendapat Baron dan Byrne bahwa konformitas
adalah suatu jenis pengaruh sosial dimana individu mengubah sikap dan tingkah
laku mereka agar sesuai dengan norma sosial yang ada. Menurut pendapat dari
Myers (dalam Sears, 2004) bahwa konformitas adalah suatu perubahan sikap
percaya sebagai akibat dari tekanan kelompok. Tekanan yang ada dalam norma
sosial sesungguhnya memiliki pengaruh yang besar. Tekanan-tekanan untuk
melakukan konformasi sangat kuat, sehingga usaha untuk menghindari situasi
yang menekan dapat menenggelamkan nilai-nilai personilnya.
Individu yang konformitas terhadap kelompoknya akan cenderung untuk
menyamakan perilakunya dengan perilaku kelompok. Konformitas terjadi
apabila individu mengadopsi sikap atau perilaku orang lain karena merasa
didesak orang lain (baik desakan nyata atau hanya bayangan saja), desakan
untuk konform pada kawan-kawan sebaya cenderung sangat kuat selama masa
remaja (Santrock, 2010). Konformitas terjadi apabila sejumlah orang dalam
kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para
anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama (Ihsan, Dewi, &
Faradillah, 2022). Berdasarkan beberapa penjelasan mengenai pengertian

8
konformitas oleh tokoh ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwasanya
konformitas ialah bentuk interaksi dimana di dalamnya individu mengubah
sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan norma dan nilai-nilai kelompok sebagai
akibat tuntutan yang melahirkan kepatuhan dan ketaatan.
Konformitas dapat memiliki efek positif atau negatif tergantung pada
konteks dan tujuan kelompok. Konformitas dapat mendukung kohesi dan
kerjasama dalam kelompok, tetapi juga dapat membatasi inovasi dan pemikiran
kritis (Cipto & Kuncoro, 1970). Penting bagi pemimpin dan anggota kelompok
untuk mengenali dan memahami dinamika konformitas guna mengoptimalkan
kinerja kelompok secara seimbang dan efektif.

C. Pembentukan Konfromitas
Menurut Hermiyanty, Wandira Ayu Bertin terdapat dua aspek pembentukan
konformitas yaitu :
a. Pengaruh normatif
Merupakan penyesuaian diri dengan keinginan atau harapan orang lain
untuk mendapatkan penerimaan. Selain itu, pengaruh ini individu
berusaha untuk mematuhi standar norma yang ada didalam kelompok.
Apabila norma dilanggar, maka efeknya adalah penolakan maupun
pengasingan oleh kelompok pada individu.
b. Pengaruh informasional
Merupakan penyesuaian individu ataupun keinginan indivdu untuk
memiliki pemikiran yang sama sebagai akibat dari adanya pengaruh
menerima pendapat maupun asumsi pemikiran kelompok dan
beranggapan bahwa informasi dari kelompok lebih kaya dari pada
informasi milik pribadi.

D. Bentuk- bentuk Konformitas


Bentuk-bentuk konformitas Menurut Myers bentuk konformitas ada tiga,
yaitu :

9
a. Penerimaan (acceptance) yaitu ketika individu bertindak dan
meyakini sesuai tekanan sosial baik dari individu atau kelompok.
b. Pemenuhan (compliance), yaitu konformitas atas permintaan atau
tekanan sosial tapi individu tidak menyetujui.
c. Kepatuhan (obedience), yaitu bertindak sesuai dengan perintah
langsung.

E. Faktor Pengaruh
Faktor-faktor yang mempengaruhi konformitas sebagai berikut :
a. Kohesivitas
Kohesivitas didefinisikan sebagai derajat ketertarikan individu
terhadap kelompok. Semakin besar kohesivitas, maka akan semakin tinggi
keinginan individu untuk konform dengan kelompok.
b. Ukuran kelompok
Jumlah anggota kelompok yang semakin besar akan mempengaruhi
tinggi rendahnya konformitas dalam kelompok.
c. Jenis norma yang berlaku
Norma sosial yang berlaku dapat berupa norma deskriptif atau norma
injungtif. Norma deskriptif yaitu norma yang hanya mengindikasikan apa
yang sebagian besar orang yang lakukan pada situasi tertentu. Norma
injungtif yaitu norma yang menetapkan tingkah laku apa yang diterima atau
tidak diterima pada situasi tertentu.
d. Identitas sosial
Salah satu faktor penentu kepercayaan kelompok adalah tingkat
keahlian anggotanya. Sejauh mana pengetahuan mereka tentang suatu topik.
Sejauh mana kewenangan mereka untuk memberikan informasi. Semakin
tinggi tingkat keahilan kelompok itu dalam hubungannya dengan individu,
semakin tinggi tingkat kepercayaan dan penghargaan individu terhadap
mereka.

10
F. Jenis Konformitas
Dalam konteks kelompok, terdapat beberapa jenis konformitas yang dapat
terjadi. Berikut adalah beberapa jenis konformitas umum dalam kelompok:
a. Konformitas Normatif
Konformitas normatif terjadi ketika anggota kelompok mengubah
perilaku atau pendapat mereka agar sesuai dengan norma-norma kelompok.
Ini terjadi karena anggota kelompok ingin diterima, dihargai, atau
menghindari penolakan sosial. Mereka tunduk pada tekanan untuk
menyelaraskan diri dengan apa yang dianggap sebagai norma kelompok
yang diinginkan.
b. Konformitas Informasional
Konformitas informasional terjadi ketika anggota kelompok
mengubah perilaku atau pendapat mereka karena mereka percaya bahwa
anggota lain memiliki informasi yang lebih benar atau lebih baik. Mereka
menganggap anggota lain sebagai sumber pengetahuan atau otoritas yang
dapat diandalkan dan mengikuti mereka untuk memperoleh pemahaman
yang lebih baik atau membuat keputusan yang tepat.
c. Konformitas Internalisasi
Konformitas internalisasi terjadi ketika anggota kelompok
mengadopsi norma-norma atau nilai-nilai kelompok sebagai bagian dari
identitas dan keyakinan mereka sendiri. Mereka benar-benar mempercayai
dan menginternalisasi norma kelompok, sehingga perilaku atau pendapat
mereka sejalan dengan nilai-nilai tersebut tanpa adanya tekanan eksternal
yang nyata.
d. Konformitas Obediens
Konformitas obediens terjadi ketika anggota kelompok tunduk pada
perintah atau instruksi dari seseorang yang memiliki otoritas atau kekuasaan
di dalam kelompok. Mereka mengikuti perintah tanpa banyak pertimbangan
atau penilaian, terutama ketika mereka merasa kewajiban untuk mematuhi
atasan atau pemimpin.

11
e. Konformitas Grup
Konformitas grup terjadi ketika anggota kelompok mengikuti
pendapat atau perilaku mayoritas anggota lain dalam kelompok. Mereka
mungkin tidak sepenuhnya meyakini atau setuju, tetapi mereka memilih
untuk mengikuti mayoritas agar tidak menjadi orang yang berbeda atau
menghadapi konflik dalam kelompok.

12
G. PENYIMPANGAN
1. Pengertian
Penyimpangan adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai
pelanggaran terhadap norma kelompok atau masyarakat. Horton dan Hunt
(1984: 65) menyatakan perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang
dinyatakan sebagai suatu pelanggaran terhadap norma-norma kelompok
masyarakat. Seseorang yang telah melanggar norma-norma dalam masyarakat
disebut juga sebagai suatu perilaku yang menyimpang. Elly M., Setiadi, dan
Usman Kolip (2015: 188) juga menyatakan bahwa perilaku menyimpang pada
dasarnya adalah semua perilaku manusia yang dilakukan baik secara individual
maupun secara berkelompok tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku
di dalam kelompok tersebut. Dari berbagai pengertian tersebut Elly M. Setyadi
dan Usman Kalip (2015: 188) dapat menyimpulkan bahwa perilaku
menyimpang pada dasarnya adalah semua perilaku manusia yang dilakukan
baik secara individual maupun secara kelompok tidak sesuai dengan nilai dan
norma yang berlaku di dalam kelompok tersebut. Penyimpangan dapat terjadi
dimanapun dan dilakukan oleh siapapun. Sejauh mana penyimpangan itu terjadi,
besar atau kecil, dalam skala luas atau sempit tentu akan berakibat
terganggunya keseimbangan kehidupan dalam masyarakat. penyimpangan
merupakan perilaku dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas
toleransi oleh sejumlah besar orang atau masyarakat. Menurut Kornblum (1986:
202-204) dalam bukunya Kamanto Soenarto (2004:176-177) bahwa disamping
penyimpangan terhadap norma atau nilai masyarakat disebut deviasi
(deviation), sedangkan pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan
disebut dengan devian (deviant).
Penyimpangan kelompok (group deviation) merupakan penyimpangan
yang dilakukan oleh beberapa orang yang secara bersama-sama melakukan
tindakan yang menyimpang. Penyimpangan kelompok biasanya sulit untuk
dikendalikan, karena kelompok-kelompok tersebut umumnya mempunyai nilai-
nilai serta kaidah-kaidah sendiri yang berlaku bagi semua anggota kelompoknya

13
(Maiti & Bidinger, 1981). Sikap fanatik yang dimiliki setiap anggota terhadap
kelompoknya menyebabkan mereka merasa tidak melakukan perilaku yang
menyimpang. Hal tersebut menyebabkan penyimpangan kelompok lebih
berbahaya daripada penyimpangan individu. Penyimpangan kolektif yaitu
penyimpangan yang dilakukan secara bersama-sama atau secara berkelompok.
Penyimpangan ini dilakukan oleh sekelompok orang yang beraksi secara
bersama-sama (kolektif). Mereka patuh pada norma kelompoknya yang kuat dan
biasanya bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku. Penyimpangan
yang dilakukan kelompok,umumnya sebagai akibat pengaruh pergaulan/teman.
Kesatuan dan persatuan dalam kelompokdapat memaksa seseorang ikut dalam
kejahatan kelompok, supaya jangan disingkirkan darikelompoknya (Septanto,
2019).

2. Bentuk prilaku penyimpangan


a. Penyimpangan Individual
Penyimpangan ini biasanya dilakukan oleh orang yang telah
mengabaikan dan menolak norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat.
Orang seperti ini biasanya memepunyai kelainan atau mempunyai penyakit
mental sehingga tidak dapat mengendalikan dirinya. Penyimpangan yang
bersifat individual dibedakan menjadi 5 yaitu :
 Pembandel, yaitu penyimpangan karena tidak patuh pada nasihat orang
tua agar mengubag pendirianya yang kurang baik.
 Pembangkang, yaitu penyimpangangan karena tidak taat pada orang-
orang.
 Pelanggar, yaitu melanggar norma-norma umum yang berlaku.
 Perusuh atau penjahat, yaitu penyimpangan karena mengabaikan norma-
norma umum sehingga menimbulkan kerugian harta benda atau jiwa di
lingkungannya.
 Munafik, yaitu penyimpangan karena tidak menepati janji, berkata
bohong, berkhianat, dan berlagak membela

14
b. Penyimpangan kelompok
Penyimpangan kelompok adalah penyimpangan yang dilakukan oleh
sekelompok orang yang tunduk pada norma kelompok yang bertentangan dengan
norma yang berlaku. Misalnya, sekelompok orang menyeludupkan obat-obatan
terlarang, separatis. Mereka memilki aturan yang harus dipatuhi oleh anggota
lainya.
c. Penyimpangan campuran
Penyimpangan seperti itu dilakukan oleh suatu golongan sosial yang
memiliki organisasi yang rapi, sehingga individu atau pun kelompok di dalamnya
taat dan tunduk kepada norma golongan dan mengabaikan norma masyarakat
yang berlaku. Misalnya remaja yang putus sekolah dan pengangguran yang
frustasi dari kehidupan masyarakat dengan dibawah pimpinan seorang tokoh
mereka mengelompok ke dalam organisasi rahasia yang menyimpang dari norma
hukum.

3. Contoh bentuk penyimpangan


Semua jenis tindakan yang bertentangan dengan norma masyarakat akan
dianggap sebagai bentuk perilaku menyimpang yang keberadaannya sering kali
ditolak oleh masyarakat. Beberapa di antarabentuk perilaku menyimpang
adalah:
 Penyalahgunaan Narkotika Dan Obat-Obatan Terlarang
 Perkelahian Antar Pelajar dan Mahasiswa
 Perilaku hubungan seks di luar nikah dan homoseksual
 Kebut-kebutan di jalanan yang mengganggu keamanan, dan membahayakan
jiwa sendiri dan orang lain.
 Kriminalitas

15
4. Faktor penyebab
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan penyimpangan dalam
kelompok. Berikut adalah beberapa faktor yang umumnya dikaitkan dengan
penyimpangan dalam kelompok:
a. Perbedaan individu, Setiap individu memiliki perbedaan dalam
kemampuan, latar belakang, pengalaman, minat, dan motivasi. Perbedaan
ini dapat menyebabkan variasi dalam kinerja atau hasil yang ditunjukkan
oleh anggota kelompok.
b. Peran dan tanggung jawab, Anggota kelompok mungkin memiliki peran
dan tanggung jawab yang berbeda dalam mencapai tujuan kelompok. Jika
ada perbedaan dalam pemahaman atau pelaksanaan peran dan tanggung
jawab tersebut, dapat terjadi penyimpangan dalam kelompok.
c. Konflik dan dinamika kelompok, Konflik internal, persaingan, atau
perbedaan pendapat dalam kelompok dapat mempengaruhi hubungan
antar anggota kelompok. Hal ini dapat mengarah pada penyimpangan
dalam bentuk perilaku yang tidak kooperatif atau mengganggu kerja
sama.
d. Komunikasi dan koordinasi, Kurangnya komunikasi yang efektif atau
kurangnya koordinasi antara anggota kelompok dapat menyebabkan
penyimpangan. Jika informasi tidak disampaikan dengan baik atau jika
tidak ada koordinasi yang memadai, anggota kelompok dapat memahami
atau menginterpretasikan tugas atau tujuan kelompok secara berbeda.
e. Pengaruh sosial, Anggota kelompok saling mempengaruhi satu sama lain
melalui norma kelompok, ekspektasi, atau tekanan sosial. Jika ada
perbedaan dalam pengaruh sosial tersebut, anggota kelompok dapat
menunjukkan perilaku yang berbeda dan menghasilkan penyimpangan.
f. Faktor eksternal, Faktor-faktor lingkungan eksternal, seperti perubahan
situasi atau tekanan dari luar, dapat mempengaruhi perilaku atau kinerja
anggota kelompok. Misalnya, tekanan waktu yang ketat atau perubahan
kebijakan organisasi dapat menyebabkan penyimpangan dalam
kelompok.
16
5. Faktor pengaruh
Hal-hal yang mempengaruhi penyimpangan kelompok seperti berikut ini :
a. Tidak mempunyai seseorang sebagai panutan dalam memahami dan
meresapi tata nilai atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Kondisi semacam ini lazim disebut sebagai hasil proses sosialisasi yang
tidak sempurna. Akibatnya, ia tidak bisa membedakan hal-hal yang baik
ataupun yang buruk, benar atau salah, pantas atau tidak pantas, dan
sebagainya.
b. Pengaruh lingkungan sosial yang tidak baik, misalnya lingkungan yang
sering terjadi tindak penyimpangan seperti prostitusi, perjudian, mabuk-
mabukan, dan sebagainya.
c. Proses bersosialisasi yang negatif, karena bergaul dengan para pelaku
penyimpangan sosial, seperti kelompok preman, pemabuk, penjudi, dan
sebagainya.
d. Ketidakadilan, sehingga pihak-pihak yang dirugikan melakukan protes,
unjuk rasa, bahkan bisa menjurus ke tindakan anarkis.

F. Jenis penyimpangan
Dalam konteks kelompok, terdapat beberapa jenis penyimpangan yang dapat
terjadi. Berikut adalah beberapa jenis penyimpangan umum dalam kelompok:
a. Penyimpangan sosial, Penyimpangan sosial terjadi ketika anggota kelompok
melanggar norma-norma atau aturan yang ada dalam kelompok. Ini bisa
berupa perilaku tidak etis, melanggar kebijakan organisasi, atau
mengabaikan kewajiban yang telah disepakati bersama.
b. Penyimpangan konfromitas, Penyimpangan konformitas terjadi ketika
anggota kelompok mengikuti pendapat atau perilaku mayoritas meskipun
mereka mungkin memiliki pendapat atau keyakinan yang berbeda. Ini sering

17
kali terjadi karena tekanan sosial atau keinginan untuk diterima oleh
kelompok.
c. Penyimpangan peran, Penyimpangan peran terjadi ketika anggota kelompok
tidak memenuhi atau melampaui peran atau tanggung jawab yang
ditugaskan kepada mereka. Misalnya, seorang anggota kelompok mungkin
tidak melakukan tugasnya dengan baik atau mengambil peran yang
seharusnya diisi oleh orang lain.
d. Penyimpangan komunikasi, Penyimpangan komunikasi terjadi ketika ada
ketidakcocokan atau kegagalan dalam proses komunikasi antara anggota
kelompok. Hal ini dapat meliputi salah paham, interpretasi yang salah, atau
kesalahan pengiriman atau penerimaan pesan.
e. Penyimpangan kinerja, Penyimpangan kinerja terjadi ketika anggota
kelompok tidak mencapai tingkat kinerja yang diharapkan atau tidak
memenuhi standar yang telah ditetapkan. Hal ini dapat terjadi karena
perbedaan dalam kemampuan, motivasi, atau ketidaksesuaian antara tugas
dan keahlian individu.
f. Penyimpangan rasional, Penyimpangan relasional terjadi ketika terdapat
masalah dalam hubungan interpersonal antara anggota kelompok. Ini bisa
berupa konflik, ketidakpercayaan, atau ketidakpatuhan terhadap norma-
norma sosial yang mengatur interaksi antar anggota kelompok.

Penting bagi pemimpin atau pengelola kelompok untuk mengenali dan


mengelola jenis-jenis penyimpangan ini. Hal ini melibatkan komunikasi yang efektif,
pengelolaan konflik, memperjelas peran dan tanggung jawab, serta memberikan
umpan balik dan bimbingan yang tepat untuk mengurangi penyimpangan dan
meningkatkan kinerja kelompok.

18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Konformitas adalah fenomena sosial yang melibatkan penyesuaian perilaku
atau keyakinan individu dengan norma-norma atau tuntutan kelompok. Ini adalah
suatu proses di mana individu cenderung mengubah perilaku atau pandangan
mereka agar sesuai dengan apa yang diharapkan oleh kelompok atau masyarakat
tempat mereka berada.
Konformitas dapat terjadi dalam berbagai situasi, mulai dari kelompok kecil
seperti keluarga, teman-teman, atau kelompok kerja, hingga skala yang lebih besar
seperti masyarakat atau budaya tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
konformitas termasuk tekanan sosial, norma kelompok, kredibilitas sumber
otoritas, dan keinginan individu untuk diterima dan diakui oleh kelompoknya.
Penyimpangan dalam kelompok merujuk pada perilaku atau keyakinan yang
melanggar atau menyimpang dari norma-norma yang diharapkan oleh suatu
kelompok atau masyarakat. Ini adalah fenomena sosial yang menarik perhatian para
peneliti sosial karena melibatkan perbedaan antara perilaku individu dan norma-
norma sosial yang berlaku.
Penting untuk memahami bahwa penyimpangan dalam kelompok tidak
selalu negatif. Beberapa perbedaan atau variasi dalam kinerja atau hasil dapat
memberikan keuntungan bagi kelompok. Namun, pengelola kelompok perlu
mengenali dan mengelola penyimpangan yang negatif untuk memastikan kelompok
tetap fokus pada pencapaian tujuan dengan efektif

19
B. SARAN
Penulis menyadari banyak kesalahan dan kekurangan pada makalah ini
yang jauh dari kata sempurna. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber referensi yang dapat
dipertanggung jawabkan. Saran kami dalam makalah ini adalah untuk
menambah wawasan bagi para pembaca agar kita sama-sama
memahami apa itu konfromitas dan penyimpangan dalam kelompok.

20
DAFTAR PUSTAKA
Cipto, -, & Kuncoro, J. (1970). Harga Diri Dan Konformitas Terhadap Kelompok Dengan
Perilaku Minum Minuman Beralkohol Pada Remaja. Proyeksi, 5(1), 75.
https://doi.org/10.30659/p.5.1.75-85
Ihsan, A. A., Dewi, E. M. P., & Faradillah, F. (2022). Fenomena konformitas kelompok
biseksual pada mahasiswa. Cognicia, 10(1), 7–12.
https://doi.org/10.22219/cognicia.v10i1.18308
Jamain, R. R., & Hafidzi, M. I. (2018). Studi Tentang Perilaku Menyimpang Pada Siswa Di Mi
Nuruddin I Banjarmasin. Jurnal Ecopsy, 5(2), 99.
https://doi.org/10.20527/ecopsy.v5i2.5221
Maiti, & Bidinger. (1981). Hakikat Perilaku Menyimpang. Journal of Chemical Information
and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Putri, A. P. (2018). Pengaruh Konformitas dan Fanatisme Terhadap Perilaku Solidaritas.
Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 6(3), 305–309.
https://doi.org/10.30872/psikoborneo.v6i3.4641
Septanto, A. (2019). Perilaku menyimpang masyarakat penjudi merpati di Surabaya
Deviant behaviour of pigeon gamblers in Surabaya. Jurnal Sosiologi Dialektika, (7),
126–131.
Widodo, A. (2020). Penyimpangan Perilaku Sosial Ditinjau dari Teori Kelekatan Bowlby
(Studi Kasus Terhadap Anak Tenaga Kerja Wanita di Lombok Barat). ENTITA: Jurnal
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Dan Ilmu-Ilmu Sosial, 2(1), 35.
https://doi.org/10.19105/ejpis.v1i2.3187

21

Anda mungkin juga menyukai