Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PERILAKU PENYIMPANGAN PESERTA DIDIK

USIA SEKOLAH DASAR DAN REMAJA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Perkembangan Peserta Didik
Dosen Pengampu : Dr. Chumdari, M.Pd.

Disusun oleh :
1. Andrian Maulana Ihsan (K7123022)
2. Mirza Aulia Asidiqi (K7123114)
3. Muna Mahdiyah (K7123118)
4. Nisrina Julia Firmayanti (K7123132)

KELAS 1E

PROGRAM STUDI PGSD SURAKARTA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PEDIDIKAN
UNVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT,karena atas limpahan rahmat,
karunia, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini hingga
selesai. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah SAW, yang
telah membawa kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan
Peserta Didik. Pembuatan makalah ini diperlukan supaya penulis dan pembaca dapat
memahami dan mengkaji tentang perilaku penyimpangan peserta didik usia sekolah
dasar dan remaja. Kami sadar bahwa kami hanya manusia biasa yang pasti mempunyai
kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kami mengharap kritik dan saran yang bersifat
membangun demi pengembangan makalah ini selanjutnya. Demikian makalah ini kami
buat semoga bermanfaat.

Surakarta, 25 November 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2


Daftar Isi ................................................................................................................................... 3
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan.............................................................................................................................. 1
BAB II ....................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 2
A. Pengertian Perilaku Penyimpangan ................................................................................ 2
B. Konsep Tingkah Laku Menyimpang ............................................................................... 2
a. Teori Tingkah Laku Menyimpang ............................................................................. 2
C. Ciri - Ciri Perilaku Menyimpang .................................................................................... 3
D. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Menyimpang.......................................... 4
E. Bimbingan Penyesuaian Diri ........................................................................................... 4
1. Pengertian Penyesuaian Diri ...................................................................................... 4
2. Faktor - Faktor Bimbingan Penyesuaian Diri ............................................................ 4
3. Teknik - Teknik Bimbingan Penyesuaian Diri .......................................................... 5
4. Prosedur Bimbingan Penyesuaian Diri ...................................................................... 5
5. Aspek - Aspek Penyesuaian Diri ............................................................................... 6
BAB III ...................................................................................................................................... 7
PENUTUP ................................................................................................................................. 7
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 8
B. Saran ................................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 9

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa yang penuh dengan gejolak. Pada saat ini perubahan
sosial yang begitu cepat (terutama di kota-kota besar), serta sarana serta prasarana komunikasi
dan perhubungan sudah sedemikian maju, ditambah lagi adanya kesimpangsiuran norma
(keadaan anmie).
Kondisi interen dan eksteren remaja yang demikian merupakan kondisi yang sangat
rawan dalam perkembangan kejiwaan individu, sehingga sangat rawan juga terhadap
timbulnya perilaku menyimpang pada remaja, khususnya dalam bentuk kenakalan remaja.
Dalam perspektif perilaku menyimpang, masalah sosial terjadi karena terdapat penyimpangan
perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma social yang berlaku.
Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat
membahayakan tegaknya sistem sosial. Penggunaan konsep perilaku menyimpang secara
tersirat mengandung makna bahwa ada jalur baku yang harus ditempuh. Perilaku yang tidak
melalui jalur tersebut berarti telah menyimpang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian dari perilaku penyimpangan?
2. Apa saja konsep tingkah laku menyimpang?
3. Apa saja ciri-ciri perilaku menyimpang?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang?
5. Apa itu pengertian penyesuaian diri?
6. Apa saja faktor-faktor bimbingan penyesuaian diri?
7. Apa itu teknik-teknik bimbingan penyesuaian diri?
8. Bagaimana prosedur dalam bimbingan penyesuaian diri?
9. Apa saja aspek-aspek penyesuain diri?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari perilaku menyimpang
2. Mengetahui konsep tingkah laku menyimpang
3. Mengetahui ciri ciri perilaku menyimpang
4. Mengetahui apa saja faktor faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang
5. Mengetahui apa itu penyesuaian diri
6. Mengetahui apa saja faktor faktor bimbingan penyesuaian diri
7. Mengetahui apa saja teknik teknik bimbingan penyesuaian diri
8. Mengetahui bagaimana prosedur dalam bimbingan penyesuaian diri
9. Mengetahui apa saja aspek aspek penyesuaian diri

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perilaku Penyimpangan


Menurut M.Gold dan J. Petronio (Sarlito Wirawan Sarwono, 1997:193) perilaku
menyimpang adalah tindakan oleh seeorang yang belum dewasa yang sengaja
melanggar hukum dan yang diketahui oleh anak itu sendiri bahwa jika perbuatannya itu
sempat diketahui oleh petugas hukum anak bisa dikenai hukuman. Penyimpangan bisa
didefinisikan sebagai setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan
kehendak - kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat. Menurut
James W. Van der Zander (dalam Hisyam 2018: 4) mengemukakan bahwa perilaku
menyimpang merupakan perilaku yang dilakukan sejumlah orang sebagai hal yang
tercela dan di luar batas toleransi sebagian besar masyarakat. Bentuk perilaku
menyimpang dikalangan anak usia sekolah dasar sangat beragam mulai dari
kebohongan, ejekan, pemukulan, juga kontak fisik lainnya. Anak usia sekolah dasar di
SD Negeri Pleburan 03 Semarang masih banyak yang belum dapat menjaga ketertiban
sekolah, mereka bertingkah laku yang merugikan orang lain dan bahkan dapat
merugikan diri mereka sendiri.
Perilaku menyimpang dalam istilah psikologi sering disebut dengan Disruptive
Behavior, dan karena perilakunya negatif dan tidak normal maka termasuk dalam
gangguan perilaku, disebut juga dengan Disruptive Behavior Disorders. Disruptive
behavior ini merupakan pola-pola perilaku yang negatif yang ditampakkan anak dalam
kelompoknya maupun untuk merespon segala sesuatu disekelilingnya. Respon yang
sering muncul yaitu kemarahan, ketidaksabaran, penolakan dan sebagainya. Perilaku
menyimpang merupakan sisi negatif dari bentuk perilaku positif, dalam hal ini
merupakan bentuk perilaku yang dilakukan oleh seseorang yang tidak sesuai dengan
norma atau nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Lawang (1986:43) memberikan
pengertian bahwa perilaku menyimpang adalah suatu tindakan yang menyimpang dari
norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial.
Peran pendidikan dalam membentuk kepribadian atau perilaku anak sangat
diharapkan. Pendidikan memberikan seseorang modal pengetahuan dan kompetensi
yang dibutuhkan untuk membuat pembendaan atau penaksiran nilai. Nilai sopan santun,
malu, kerja keras, kejujuran, kepercayaan, dan lain-lain yang dibentuk, diperkuat, dan
dipertahankan terutama melalui pendidikan formal yaitu sekolah. (Kusdaryani, W.,
Purnamasari, I dan Damayani, A.T, 2016).
B. Konsep Tingkah Laku Menyimpang
a. Teori Tingkah Laku Menyimpang
Ada beberapa teori yang berkaitan dengan perilaku menyimpang, yang dikemukakan
oleh para ahli diantaranya adalah sebagai berikut (Kamanto Sunarto, 2007:152).
1. Teori Differential Association
Menurut pandangan teori ini perilaku menyimpang bersumber pada pergaulan
yang berbeda. Perilaku menyimpang terjadi melalui proses ahli budaya, di mana
seseorang mempelajari suatu budaya menyimpang seperti perilaku homoseksual,
hubungan seks pernikahan, dan penyalahgunaan narkoba. Hal inilah yang biasanya

2
terjadi pada kehidupan siswa tanpa memandang jenjang pendidikannya. Pada saat ini
perilaku menyimpang sudah biasa dilakukan oleh murid Sekolah Dasar, karena adanya
proses alih budaya.
2. Teori Labeling
Menurut teori ini, seseorang menjadi menyimpang karena proses Lableing,
pemberian julukan, cap, etiket, dan merek yang diberikan oleh masyarakat kepada
seseorang.
3. Teori Merton
Menurut Merton perilaku menyimpang bersumber dari struktur sosial yang bisa
menghasilkan perilaku konformis, di mana perilaku menyimpang terjadi sebagai akibat
bentuk adaptasi terhadap situasi tertentu.
4. Teori fungsi Durkheim
Menurut Durkheim, kesadaran moral semua anggota masyarakat tidak mungkin
terjadi, karena setiap individu itu berbeda tergantung faktor keturunannya, lingkungan
fisiknya, dan lingkungan sosialnya. Dengan demikian kejahatan itu selalu ada, dan
menurut Durkheim kejadian itu perlu, akan moralitas dan hukum berkembang secara
formal.
5. Teori Konflik
Teori ini dianjurkan oleh Karl Marx, ia mengemukakan bahwa kejahatan erat
kaitannya dengan perkembangan kapitalisme. Menurut teori ini, apa yang merupakan
perilaku menyimpang hanya dalam pandangan kelas yang berkuasa untuk melindungi
kepentingan mereka. Oleh sebab itu orang yang melakukan kejahatan dan terkena
hukuman pidana, umumnya dari kalangan rakyat miskin.
C. Ciri - Ciri Perilaku Menyimpang
Menurut Paul B. Horton perilaku menyimpang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Penyimpangan harus dapat didefinisikan.
Perilaku dikatakan menyimpang atau tidak harus bisa dinilai berdasarkan kriteria
tertentu dan diketahui penyebabnya.
2. Penyimpangan bisa diterima bisa juga ditolak.
Perilaku menyimpang tidak selamanya negatif, ada kalanya penyimpangan bisa
diterima masyarakat, misalnya wanita karier. Adapun pembunuhan dan perampokan
merupakan penyimpangan sosial yang ditolak masyarakat.
3. Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak.
Semua orang pernah melakukan perilaku menyimpang, akan tetapi pada batas-batas
tertentu yang bersifat relatif untuk semua orang. Dikatakan relatif karena perbedaannya
hanya pada frekuensi dan kadar penyimpangan. Jadi secara umum, penyimpangan yang
dilakukan setiap orang cenderung relatif. Bahkan orang yang telah melakukan
penyimpangan mutlak lambat laun harus berkompromi dengan lingkungannya.
4. Penyimpangan terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal.
Budaya ideal adalah segenap peraturan hukum yang berlaku dalam suatu kelompok
masyarakat. Akan tetapi pada kenyataannya tidak ada seorang pun yang patuh terhadap
segenap peraturan resmi tersebut karena antara budaya nyata dengan budaya ideal
selalu terjadi kesenjangan. Artinya, peraturan yang telah menjadi pengetahuan umum
dalam kenyataan kehidupan sehari-hari cenderung banyak dilanggar.

3
5. Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan.
Norma pengindaran adalah pola perbuatan yang dilakukan orang untuk memenuhi
keinginan mereka, tanpa harus menentang nilai-nilai tata kelakukan secara terbuka. Jadi
Norma-norma penghindaran merupakan bentuk penyimpangan perilaku yang bersifat
setengah melembaga.
6. Penyimpangan sosial
Bersifat adaptif (menyesuaikan). Penyimpangan sosial tidak selamanya menjadi
ancaman karena kadang-kadang dapat dianggap sebagai alat pemikiran stabilitas sosial.
D. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Menyimpang
Sumber datangnya perilaku menyimpang ada 2 faktor menurut Nandang Burhanuddin,
2011 :123).
1. Faktor internal ( bersumber dari remaja itu sendiri).
a. kekurangan penampungan emosional.
b. kelemahan dalam mengendalikan dorongan.
c. kegagalan prestasi sekolah dan pergaulan.
d. kekurangan dalam pembentukan hati nurani.
2. Faktor Eksternal ( bersumber pada lingkungan )
a. lingkungan keluarga
b. lingkungan masyarakat
E. Bimbingan Penyesuaian Diri
1. Pengertian Penyesuaian Diri
Proses pada penyesuaian diri adalah menuntut siswa atau individu memiliki
kemampuan penguasaan dalam mengembangkan diri sehingga dapat beradaptasi di
lingkungan yang baru. Menurut Thobroni (2016:26) “penyesuaian diri merupaka nsuatu
proses yang dapat mengubah tingkah laku manusia”. Siswa yang mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungannya dapat bersosialisasi dengan siapapun, saling memberikan
motivasi bagi siswa yang lain, saling bekerja sama dengan temannya, akan
meningkatkan aktivitas belajarnya dan dapat dipercaya akan berhubungan dengan
prestasi yang diperoleh. Penyesuaian diri adalah siswa mampu menyeimbangkan
dirinya dengan segala yang ada dalam lingkungan sekolah yang meliputi hubungan
dengan guru (seluruh warga sekolah), penyesuaian dengan mata pelajaran, hubungan
dengan teman sebaya dan dengan lingkungan sekolah itu sendiri.
Penyesuaian diri siswa adalah kemampuan siswa untuk hidup bergaul secara wajar
dalam lingkungan sekolah, sehingga ia merasa puas terhadap dirinya dan terhadap
lingkungannya tersebut dimana dengan penyesuaian diri akan dapat belajar dalam
mengubah prilaku indivindu baik dalam segi kognitif, afektif, maupun Psikomotorik
agar sesuai dengan tuntutan atau dapat mengatasi tantangan yang datang dari
lingkungan.6 Selain itu penyesuaian diri itu pada mulanya penyesuaian diri itu diartikan
sama dengan adaptasi, pedahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada
penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis atau biologis.
2. Faktor - Faktor Bimbingan Penyesuaian Diri
Menurut Schneiders (1984), setidaknya ada empat faktor yang dapat mempengaruhi
proses penyesuaian diri remaja, yaitu :
1) Kondisi fisik berpengaruh kuat terhadap proses penyesuain diri remaja.

4
Aspek-aspek berkaitan dengan kondisi fisik yang dapat mempengaruhi penyesuaian
diri remaja yaitu :
(a) hereditas dan konstitusi fisik,
(b) sistem utama tubuh, dan
(c) kesehatan fisik.
2) Kepribadian yang penting pengaruhnya terhadap penyesuaian diri adalah
(a) kemauan dan kemampuan untuk berubah,
(b) pengaturan diri,
(c) realisasi diri, dan
(d) intelegensi.
3) Edukasi atau pendidikan yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri individu,
adalah
(a) belajar,
(b) pengalaman,
(c) latihan,
(d) determinasi diri.
4) Faktor lingkungan sebagai variabel yang berpengaruh terhadap penyesuaian diri
sudah tertentu meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
3. Teknik - Teknik Bimbingan Penyesuaian Diri
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketidakmampuan siswa dalam
melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan sekolah adalah melalui Bimbingan
Kelompok Teknik Sosiodrama. Menurut Wibowo (2005), bimbingan kelompok adalah
suatu kegiatan kelompok dimana pimpinan kelompok menyediakan informasi-
informasi dan mengarahkan diskusi agar anggota kelompok menjadi lebih sosial atau
untuk membantu anggota-anggota kelompok untuk mencapai tujuan–tujuan bersama.
Hal tersebut mengidentifikasi bahwa dalam kegiatan bimbingan kelompok
pelaksanaannya dilakukan secara bersama-sama terhadap sejumlah individu sehingga
masing-masing individu dapat memahami kegiatan bimbingan yang tengah diterapkan.
4. Prosedur Bimbingan Penyesuaian Diri
Proses penyesuian diri melibatkan tiga unsur yaitu:
1) Motivasi dan proses penyesuian diri
Faktor motivasi dapat dikatakan sebagai kunci untuk memahami proses
penyesuaian diri. Moivasi, sama halnya dengan kebutuhan, perasaan, dan emosi
merupakan kekuatan internal yang menyebabkan ketegangan dan ketidakseimbangan
dalam organisme. Ketegangan dan ketidakseimbangan merupakan kondisi yang tidak
menyenangkan karena sesungguhnya kebebasan dari ketengangan dan keseimbangan
dari kekuatan-kekuatan internal lebih wajar dari organisme apabila dibandingkan
dengan kedua kondisi tersebut.
2) Sikap terhadap reabilitas dan proses penyesuian diri
Berbagai aspek penyesuaian diri ditentukan oleh sikap dan cara indivindu
berinteraksi terhadap manusia di sekitanrnya, benda-benda dan hubungan-hubungan
yang membentuk realitas. Secara umum, dapat dikatakan bahwa sikap yang sehat
terhadap realitas dan kontak yang baik terhadap realitas itu sangat diperlukan bagi

5
proses penyesuaian diri yang sehat. Beberapa prilaku sperti sikap antisosial, kurang
berminat terhadap hibuan, sikap bermusuhan, kenakalan, dan maunya sendiri.
Semuanya itu sangat menggangu hubungan antara penyesuaian diri dengan realitas.
3) Pola pasar dalam proses penyesuaian diri
Dalam penyesuain diri sehari-hari terdapat suatu pola dasar penyesuaian diri
misalnya, seorang anak membutuhkan kasih sayang dari orang taunya yang sibuk.
Dalam situasai ini, anak akan frustasui dan berusaha menemukan pemeahan yang
berguna mengurangai ketegangan atara kebuthan akan kasih sayang dengan frustasi
yang dialami. Boleh saja suatu saat upaya yang dilakukan itu mengalam hambatan.
Akhirnya ia akan beralih pada kegiatan lain untuk mendapat kasih sayang yang
dibutuhkannya, misanya dengan megisap-isap ibu jarinya semdiri. Demikian juga
dengan orang dewasa, akan mengalami ketegangan dan frustasi karena terhambat
keingainan memperoleh rasa kaish sayang, memperoleh anak, meraih prestasi dan
sejenisnya. Untuk itu ia akan berusaha mencari kegiatan yang daoat mengurangi
ketegangan yang ditimbulkan sebagai akibat tidak terpenuhnya kebutuhan.
5. Aspek - Aspek Penyesuaian Diri
a. Aspek- aspek Penyesuian Diri yang Sehat
Mengacu pada beberapa konseb tentang sehatnya kepribadian inidivindu yang diajukan
oleh beberapa ahli, maka secara garis besarnya penyesuaian diri yang sehat dapat dilihat
dari empat aspek meliputi:
1) Kematangan emosional mencakup aspek-aspek:
a) Kemantapan suasana kehiduapan emosional
b) Kemampuan suasana kehidupan kebersamaan dengan orang lain
c) Kemampuan untuk santai, gembira dan menyatakan kejengkelan
d) Sikap dan perasaan terhadap kemampuan dan kenyataan diri sendiri
2) Kematangan intelektual mencakup aspek-aspek:
a) Kemampuan mencapai wawasan diri sendiri
b) Kemampuan memahami orang lain dan keragamannya
c) Kemampuan mengambil keputusan
d) Keterbukaan dalam mengenal lingkungan
3) Kematangan sosial mencakup aspek-aspek:
a) Keterlibatan daam partisipasi sosial
b) Kemampuan kepemimpinan
c) Sikap toleransi
d) Keakraban pergaulan
4) Tanggung jawab mencakup aspek-aspek:
a) Sikap produktif dalam mengembangan diri

6
b) Melakukan perencanaan dan melaksanakannya secara fleksibel
c) Sikap alturisme, empati, bersahabat dalam hubungan interpersonal
d) Kesadaran akan etika dan hidup jujur
e) Kemampuan bertindak independen

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tingkah laku menyimpang adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa asing
“Juvenile Delinquency” yang artinya adalah sebuah kelainan tingkah laku, perbuatan,
ataupun tindakan yang bersifat asusila dan pelanggaran terhadap nilai-nilai moral,
agama, serta ketentuan-ketentuan hokum yang berlaku di dalam masyarakat.
Teori Penyimpang :
a. Teori differential Association
b. Teori Labeling
c. Teori Merton
d. Teori fungsi Durkheim
e. Teori Konflik
Perilaku seseorang dapat dikatakan menyimpang apabila perilaku tersebut dapat
merugikan dirinya sendiri maupun orang lain, yang melanggar aturan-aturan, nilai-nilai
dan norma baik norma agama, norma hukum, dan norma adat.
Jenis dari perilaku menyimpang di tinjau dari :
a. Berdasarkan sifat
b. Berdasarkan pelakunya
c. Berdasarkan identifikasinya
d. Berdasarkan efek
e. Berdasarkan bentuk atau jenis
B. Saran
Dengan adanya makalah ini, penyusun berharap dapat menambah wawasan dan
merekomendasikan kepada pembaca agar mampu menerapkan kemampuan dalam
berpikir dalam kehidupan sehari-hari.

8
DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin, Nandang. (2011). Al-Qur’an Mushaf al-Burhan Edisi Tajwid, Bandung: Media
Fitrah Rabbani.
Hisyam, C. J. (2018). Perilaku Menyimpang: Tinjauan Sosiologi. Jakarta: Bumi Aksara.
Lawang, R. M. Z. 1986. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka
Sarwono, Sarlito Wirawan. (1997). Psikologi Remaja. Jakarta:Raja Grafindo Persada.
Sunarto,Kamanto. (2007). Sosiologi dengan Pendekatan Membumi. Jakarta: Erlangga.
Thobroni, M. 2016. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik. Yogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Anda mungkin juga menyukai