Anda di halaman 1dari 14

PENYEGARAN KADER POSYANDU

Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Stunting


STUNTING
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan
gizi kronis sehingga anak lebih pendek untuk usianya. (kekurangan gizi terjadi sejak
bayi dalam kandungan dan pada masa awal kehidupan setelah lahir, tetapi baru
Nampak setelah anak berusia 2 tahun) 105 cm 125 cm 100 cm
• Proses terjadinya stunting – merupakan
manivestasi kegagalan pertumbuhan (growth
faltering) dimulai dalam kandungan, hingga
anak berusia dua tahun. Kekurangan gizi terjadi
sejak bayi dalam kandungan dan pada masa
awal anak lahir, tetapi stunting baru nampak
setelah anak berusia 2 tahun
STUNTING
TERLAMBAT DIKENALI
(BARU DAPAT DILIHAT Usia 2
SETELAH 2 TAHUN) Usia 4
tahun
2 bulan tahun
4 thn
4 bulan 7 thn 7 thn

2 2
Stunting:
• Dilihat berdasarkan Panjang Badan per Umur
(PB/U) atau Tinggi Badan per Umur (TB/U).
• Nilai Z-score <-2,0
DAMPAK STUNTING
Stunting berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit, menurunkan produktifitas,
dampak kedepannya menghambat pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kemiskinan serta kesenjangan.

3
AKIBAT STUNTING… 3G

Gagal tumbuh; Berat Lahir Gangguan perkembangan Gangguan metabolisme


Rendah, kecil, pendek, kurus, kognitif, nilai sekolah dan tubuh, berisiko gemuk dan
daya tahan rendah, mudah sakit keberhasilan pendidikan terkena penyakti tidak menular

4
PENYEBAB STUNTING

Stunting disebabkan
oleh factor Multidimensi sehingga penanganannya perlu dilakukan oleh Multisektor
1. Praktek pengasuhan yang tidak baik
- Kurangnya pengetahuan ttg kesehatan & gizi sebelum & pd masa kehamilan
- 64,3% anak usia 0-6 bln tdk mendapat ASI Eksklusif
- 2 dari 3 anak usia 6-24 bln tdk menerima MP-ASI yg adekuat
2. Terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante Natal Care, Post
Natal dan pembelajaran dini yang berkualitas :
- 1 dari 3 anak usia 3-6 tahun tdk terdaftar di PAUD
- Menurunnya tk kehadiran anak di Posyandu dari 79% di 2007 menjadi 64% di
2013
- 2 dari 3 ibu hamil belum mengkonsumsi TTD yg memadai
3. Kurangnya akses ke makanan bergizi
- 1dari 3 ibu hamil anemia & KEK
- 1 dari 3 balita anemia
4. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi :
- 1 dari 5 RT masih BAB di ruang terbuka
- 1 dari 3 RT blm memiliki akses air minum bersih
- Cuci tangan dgn benar masih renda
5
KONSEP PENANGGULANGAN STUNTING

PENCEGAHAN PENANGANAN

1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN STIMULASI – PENGASUHAN dan


(HPK) PENDIDIKAN BERKELANJUTAN

6
PILAR PENANGANAN STUNTING
PILAR 1 PILAR 3 PILAR 5
Konvergensi,
Komitmen dan Koordinasi, dan Pemantauan
Visi Pimpinan Konsolidasi dan Evaluasi
Tertinggi Negara Program Nasional,
Daerah, dan
Masyarakat

PILAR 2 PILAR 4
Kampanye
Nasional Berfokus Mendorong
pada pemahaman,
Kebijakan
perubahan
perilaku, “Nutritional
komitmen politik Food Security”
dan akuntabilitas
KERANGKA KONSEP PENURUNAN STUNTING

Intermediate
Program Intervensi Efektif
Outcome
Konsumsi Remaja Putri
Gizi yang Bumil &
• Perbaikan Gizi 1. Pemberian Tablet Tambah Darah Adekuat
Busui:
Masyarakat (remaja putri, catin, bumil)
• PKGBM 2. Promosi ASI Eksklusif • Anemia
• GSC 3. Promosi Makanan Pendamping- • BBLR
• PKH ASI • ASI Eksklusif
4. Suplemen gizi mikro (Taburia) Pola Asuh
• PAUD-GCD yang tepat • Kecacingan Stunting
5. Suplemen gizi makro (PMT)
• PAMSIMAS 6. Tata Laksana Gizi Kurang/Buruk
• SANIMAS 7. Suplementasi vit.A
• STBM 8. Promosi garam iodium
• BKB 9. Air bersih, sanitasi, dan cuci
• KRPL tangan pakai sabun Akses ke Baduta:
• Kegiatan Lain 10. Pemberian obat cacing pelayanan
kesehatan,
• Diare
11. Bantuan Pangan Non-Tunai
dan • Gizi buruk
kesehatan
lingkungan

Enabling Factor
Advokasi, JKN, NIK, Akta Kelahiran, Dana Desa, Dana Insentif Daerah, Keamanan dan Ketahanan Pangan
8

8
PENCEGAHAN STUNTING
PEMBERDAYAAN ORANG
TERDEKAT (SUAMI, ORANG TUA,
Program 1000 HPK GURU, REMAJA PUTRA)
INTERVENSI SOSIAL :

HOLISTIK LINTAS GENERASI


INTERVENSI SENSITIF : 1. Penggerakan Toma (Tokoh Masyarakat) untuk
1. Penyediaan akses dan ketersediaan air bersih serta KUALITAS REMAJA PUTRI mensosialisasikan Keluarga Berencana
sarana sanitasi (jamban sehat) di keluarga
INTERVENSI PENDIDIKAN : 2. Penyediaan Bantuan Sosial dari Pemda untuk
2. Pelaksanaan fortifikasi bahan pangan Keluarga Tidak Mampu (Keluarga Miskin)
1. Pendidikan Kespro di Sekolah
3. Pendidikan dan KIE Gizi Masyarakat
2. Pemberian edukasi gizi remaja
4. Pemberian Pendidikan dan Pola Asuh dalam Keluarga
TERSIER
3. Pembentukan konselor sebaya untuk

INTEGRASI KEGIATAN
5. Pemantapan Akses dan Layanan KB membahas seputar perkembangan remaja
6. Penyediaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan
Jaminan Persalinan PEMBERDAYAAN
7. Pemberian Edukasi Kespro
ORANG TERDEKAT
SEKUNDER (SUAMI, ORANG TUA,
PRIMER GURU, REMAJA PUTRA)
KUALITAS REMAJA PUTRI INTERVENSI KESEHATAN :
PROGRAM 1000 HPK INTERVENSI KESEHATAN : 1. Konsultasi perencanaan kehamilan
INTERVENSI SPESIFIK : 1. Suplementasi Tablet Tambah Darah dengan melibatkan suami dan
pada Remaja Putri keluarga (orang tua)
1. Suplementasi Tablet Besi Folat pada Bumil
2. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Bumil 2. Pemberian obat cacing pada Remaja 2. Pelayanan kontrasepsi bagi Suami
KEK Putri untuk penundaan kehamilan
3. Promosi dan Konseling IMD dan ASI Eksklusif 3. Promosi Gizi Seimbang 3. Bimbingan konseling ke Bidan
4. Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) 4. Pemberian Suplementasi Zink bersama dengan suami untuk
5. Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu 5. Penyediaan akses PKPR (Pelayanan penentuan tempat dan penolong
6. Pemberian Imunisasi Kesehatan Peduli Remaja) di Puskesmas persalinan
7. Pemberian Makanan Tambahan Balita Gizi 4. Pendidikan Kespro bagi Remaja
Kurang Putra
8. Pemberian Vitamin A 5. Mempersiapkan konseling Calon
9. Pemberian Taburia pada Baduta Pengantin
10. Pemberian Obat Cacing pada Bumil 9
PENANGANAN STUNTING

PENIMBANGAN BALITA
CFC COLLABORATIVE
RESEARCH
1. PMT Pemulihan
2. Konseling

KONSELING
GIZI KURANG
ANAK TERLAMBAT PENANGANAN
SUPLEMENTASI GIZI USIA > 2 (SUDAH TERJADI
STUNTING)
TAHUN
YANKES DASAR TFC
1. Puskesmas
2. Rumah Sakit

BGM DAN GIZI BURUK

10
INTERVENSI KEMENTERIAN KESEHATAN
DALAM UPAYA PERBAIKAN GIZI

Intervensi Gizi Spesifik Intervensi Gizi Sensitif lingkup Kemenkes:


1. Pemberian Tablet Tambah Darah untuk remaja putri, calon 1. Pemantauan pertumbuhan dan
pengantin, ibu hamil (suplementasi besi folat) perkembangan
2. Promosi dan kampanye Tablet Tambah Darah 2. Penyediaan air bersih dan sanitasi
3. Kelas Ibu Hamil 3. Pendidikan gizi masyarakat
4. Pemberian kelambu berinsektisida dan pengobatan bagi ibu 4. Imunisasi
hamil yang positif malaria 5. Pengendalian penyakit Malaria
5. Suplementasi vitamin A 6. Pengendalian penyakit TB
6. Promosi ASI Eksklusif 7. Pengendalian penyakit HIV/AIDS
7. Promosi Makanan Pendamping-ASI 8. Memberikan Edukasi Kesehatan
8. Suplemen gizi mikro (Taburia)
Seksual dan Reproduksi, serta Gizi pada
Remaja.
9. Suplemen gizi makro (PMT)
9. Jaminan Kesehatan Nasional
10. Promosi makanan berfortifikasi termasuk garam
10.Jaminan Persalinan (Jampersal)
beryodium dan besi
11.Program Indonesia Sehat melalui
11. Promosi dan kampanye gizi seimbang dan perubahan
Pendekatan Keluarga (PIS PK)
perilaku
12.Nusantara Sehat (Tenaga Ahli Gizi dan
12. Tata Laksana Gizi Kurang/Buruk Tenaga Promosi Kesehatan, Tenaga
13. Pemberian obat cacing Kesling)
14. Zinc untuk manajemen diare 13.Akreditasi Puskesmas dan RS
11
KOMITMEN PEMERINTAH
DALAM PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI
0 2 5
2
PERPRES 42/2013
 Menurunkan balita stunting 40%
TENTANG
GERAKAN NASIONAL  Menurunkan balilta kurus (wasting) <5%
PERCEPATAN
PERBAIKAN GIZI  Menurunkan anak BBLR 30%
 Tidak ada kenaikan % anak gizi lebih
Upaya bersama
pemerintah & masy
 Menurunkan WUS anemia 50%
untuk percepatan  Meningkatkan ASI ekslusif paling
perbaikan gizi kurang 50%
dengan prioritas
1000 HPK 12
TANTANGAN & HAMBATAN
1. Kurangnya Komitmen Dinkes kab/Kota terhadap penanggulangn stunting
2. Perbedaan persepsi Pemda dan Pusat terhadap besaran masalah stunting
dan dampak stunting
3. Terbatasnya jumlah tenaga kesehatan terutama Tenaga Gizi Puskesmas
(TPG) pendidikan DIII gizi.
4. Kurangnya kepatuhan dan kompetensi petugas
5. Issue-issue kesehatan: Vaccine dalam imunisasi
6. Mutasi Petugas
7. Komitmen dan kerjasama Lintas Sektor
8. Perilaku Masyarakat :
- Beranggapan bahwa Kesehatan adalah tanggung jawab pemerintah dimana sehat
belum menjadi suatu kebutuhan
- Tantangan IT: kebutuhan gizi versus kebutuhan pulsa HP

Anda mungkin juga menyukai