Nutrisi yang
serat seng
diperlukan tubuh
kalsium
Karbohidrat
Karbohidrat dikenal zat gizi
makro sumber “bahan bakar”
(energi) utama bagi tubuh.
Sumber karbohidrat utama dalam
pola makanan Indonesia adalah
beras. Di beberapa daerah, selain
beras digunakan juga jagung, ubi,
sagu, sukun dan lain-lain.
Dalam TGS, makanan sumber
karbohidrat diletakkan sebagai dasar
tumpeng (Dedeh dkk, 2010:35).
Protein
Protein diperlukan untuk sebagian besar proses metabolic, terutama
pertumbuhan, perkembangan, dan mainteen/merawat jaringan tubuh.
Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat
menyebabkan obesitas.
Kelebihan protein memberatkan ginjal dan hati yang harus
memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen. B
atas yang dianjurkan untuk konsumsi protein adalah dua kali Angka
Kecukupan Gizi (AKG) untuk protein. Widyakarya Nasional Pangan
dan Gizi VI (WKNPG VI) tahun 1998 menganjurkan angka
kecukupan gizi (AKG) protein untuk remaja 1,5 -2,0 gr/kg BB/hari.
AKG protein remaja dan dewasa muda adalah 48-62 gr per hari untuk
perempuan dan 55-66 gr per hari untuk laki-laki.
Lemak
kebutuhan lemak sebaiknya seperempat dai kebutuhan
enegi. Saat ini kebutuhan lemak ditentukan sebesar 20%
dari kebutuhan energi. (Soekirman, 2006:20).
Lemak juga sebagai sumber asam lemak esensial yang
diperlukan oleh pertumbuhan, sebagai sumber suplay energi
yang berkadar tinggi, dan sebagai pengangkut vitamin yang
larut dalam lemak.
Cara yang digunakan untuk mengurangi diet berlemak
adalah dengan memanfaatkan aneka buah dan sayurdan
produk padi-padian dan serelia : juga dengan memilih
makanan rendah lemak dan daging tanpa lemak.
Serat
Sera fungsinya pada tubuh adalah untuk melancarkan
proses pengeluaran tubuh. Sumber yang baik dari diet,
misalnya: seluruh produk padi-padian, beberapa jenis
buah dan sayur, kacang-kacangan kering, dan biji-bijian.
Bila kekurangan asupan mungkin menimbulkan absorpsi
mineral berkurang. Meskipun serat bukan zat gizi tetapi
keberadaan serat diperlukan sekali. Serat tidak dapat
dicerna oleh manusia tetapi dapat dicerna oleh bakteri
dan organism lain. Serat diperlukan untuk membentuk
‘bulk’ (volume) dalam usus (Soekirman, 2006: 31).
Zat besi
Remaja adalah salah satu kelompok yang rawan terhadap
defesiensi zat besi, dapat mengacu semua kelompok status
sosial ekonomi, terutama yang berstatus ekonomi rendah.
Penyebab sebagian besar oleh karena ketidakcukupan asimilasi
zat besi yang berasal dari diet, zat besi dari cadangan dalam
tubuh dengan cepatnya pertumbuhan dan kehilangan zat besi.
Kebutuhan zat besi meningkat pada remaja oleh karena terjadi
pertumbuhan yang meningkat ekspansi volume darah dan masa
otot.
Peran zat besi penting untuk mengangkut oksigen dalam tubuh
dan peran lainnya dalam pembentukan
Kalsium
Pertumbuhan tinggi pada masa remaja mencapai 20 %
pertumbuhan tingginya dewasa dan 40 % masa dewasa.
Kebutuhan kalsium pararel dengan pertumbuhan, dan meningkat
dari 800 mg/hari menjadi 1200 mg/hari pada kedua jenis kelamin
pada umur 11-19 tahun. Retensi kalsium pada remaja mencapai
200 mg/hari dan pada laki-laki antara 300-400 mg/hari.
Kebutuhan kalsium sangat tergantung pada jenis kelamin, umur
fisiologis, dan ukuran tubuh.Kalsuim yang penting pada remaja
untuk pembentukan dan pertumbuhan tulang sehingga tulang
dapat terpenuhi.
Faktor utama yang mempengaruhi kalsium adalah kecukupan
asupan vitamin baik dari diet maupun sinar matahari.
Seng
Seng merupakan mineral mikro esensial. Seng
diperlukan untuk sistem reproduksi, pertumbuhan
janin, system pusat syaraf, dan fungsi kekebalan
tubuh (Soekirman, 2006 : 32).
Seng didapatkan sebagai komponen sekitar 40
metaloenzim terlibat dalam proses metabolism,
seperti sistesis protein, penyembuhan luka,
pembentukan sel darah, fungsi imun, untuk
pertumbuhan, dan pematangan seksual, terutama saat
pubertas.
Vitamin
1. Vitamin A
Vitamin A merupakan nutrisi yang larut dalam
Remaja Remaja
Remaja
mengalami Kurang Energi
Overweight
anemia Kronis
P
E
R
M
A
S
A
L
A
H Anoreksia Bulimenia
A
N
Kekurangan
zat besi
Sel darah
merah mudah
pecah
Kekurangan
vitamin B12
dan asam folat
Akibat terjadinya anemia pada remaja
Menurunkan Menurunkan
Menurunkan aktivitas remaja kebugaran
berkaitan (menghambat
daya tahan dengan kerja prestasi olahraga
tubuh fisik dan prestasi dan
belajar produktivitas
Kegemukan merupakan dampak dari terjadinya
kelebihan asupan energi dibandingkan dengan
yang diperlukan tubuh, sehingga kelebihan
asupan energi tersebut disimpan dalam bentuk
lemak. Makanan cepat saji atau fast food
mengandung energi, lemak dan karbohidrat
yang tinggi. Apabila asupan karbohidrat dan
lemak berlebih, maka karbohidrat akan
disimpan sebagai glikogen dalam jumlah
terbatas, sedangkan lemak akan disimpan
sebagai lemak tubuh. Tubuh memiliki
kemampuan menyimpan lemak yang tidak
genetik
Overweight
terbatas, sehingga jika konsumsi lemak tinggi
maka resiko terjadinya kegemukan semakin kesehatan
besar (Soegih dan Wiramihardja, 2009).
Obat-obatan
Lingkungan
psikologis
Kurang energi kronis merupakan keadaan dimana seseorang menderita kurang
asupan gizi energi dan protein yang berlangsung lama atau menahun. Seseorang
dikatakan menderita risiko kurang energi kronis bilamana lingkar lengan atas LLA <23,5
cm. Kurang energi kronis mengacu pada lebih rendahnya masukan energi, dibandingkan
besarnya energi yang dibutuhkan yang berlangsung pada periode tertentu, bulan hingga
tahun(Syahnimar, 2004).
Menurut Gibson (2005) dalam pengukuran LLA dapat melihat perubahan secara
pararel dalam masa otot sehingga bermanfaat untuk mendiagnosis pada saat kekurangan
gizi. Hasil pengukuran lingkar lengan atas (LLA) ada dua kemungkinan yaitu kurang dari
23,5 cm atau sama dengan 23,5 cm. Apabila hasil pengukuran < 23,5 cm berarti berisiko
BBLR dan ≥ 23,5 cm berarti tidak berisiko BBLR (Lubis, 2003).
Anoreksia dan Bulimia merupakan kelainan pola makan yang lebih sering
terjadi pada perempuan. Kelainan ini merupakan gangguan makan yang
menyiksa/bentuk penyiksaan diri sendiri yang dihasilkan ketakutan tubuh akan
menjadi gemuk setelah makan dan ketakutan mental ini terpancar melalui
penyiksaan fisik. Angkanya meningkat selama dekade terakhir, 1 dari 100
remaja perempuan umur antara 16-18 tahun menderita anoreksia. Perbandingan
dengan remaja laki-laki 10 : 1 (sidiartha, Soetijinigsih,2009)
Anemia karena Defisiensi Zat Besi
Penanganan
citra tubuh yang positif
dan percaya diri
Remaja yang mengalami masalah gizi, akan
berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia
(SDM) dimana dapat berakibat pada hilangnya
generasi muda (loss generation) serta berdampak
pada keadaan perekonomian bangsa (loss
economic) di masa mendatang.
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) yang berisi 13
Pesan Dasar Gizi Seimbang (PDGS)
1. Makanlah aneka ragam makanan.
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan
energi.
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah
dari kebutuhan energi.
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai
seperempat dari kecukupan energi.
5. Gunakan garam beryodium.
6. Makanlah makanan sumber zat besi.
7. Berikan ASI saja pada bayi sampai 6 bulan dan
tambahkan MP-ASI sesudahnya.
8. Biasakan makan pagi.
9. Minumlah air bersih yang aman dan cukup
jumlahnya.
10. Lakukan aktivitas fisik secara teratur.