Anda di halaman 1dari 32

GIZI BAGI REMAJA

PUSKESMAS SELAT NASIK


Gizi Remaja
Remaja merupakan kelompok manusia yang berada
diantara usia kanak-kanak dan dewasa (Jones, 1997).
 Fase remaja dimulai saat anak secara seksual menjadi
matang dan berakhir saat mencapai usia matang secara
hukum diakui hak-haknya sebagai warga negara.
 Remaja sering kali disebut adolescence (adolescere
dalam bahasa latin)  masa tumbuh dan berkembang
untuk mencapai kematangan mental, emosional, sosial
dan fisik (Hurlock, 1995).
 Kebutuhan gizi pada remaja terdiri dari energi, protein,
zinc, mineral, dan vitamin
Pentingnya memperhatikan Masa
Remaja

 Merupakan masa transisi antara anak-anak dan dewasa


 Gizi Seimbang pada masa ini akan sangat menentukan kematangan mereka
dimasa depan. Khususnya remaja perempuan.
 Total kebutuhan energi dan zat gizi remaja lebih tinggi dibandingkan
dengan rentan usia sebelum dan sesudahnya. Karena umumnya memiliki
aktivitas yang cukup banyak
 masa remaja adalah saat terjadinya perubahan-perubahan cepat, sehingga
asupan zat gizi remaja harus diperhatikan benar agar mereka dapat tumbuh
optimal.

 Kebutuhan energi dan zat gizi diusia remaja ditunjukkan


untuk deposisi jaringan tubuhnya. Apalagi masa remaja
merupakan masa transisi penting pertumbuhan dari anak-
anak menuju dewasa.
Protein
Karbohidr
Lemak
at

Nutrisi yang
serat seng
diperlukan tubuh

Zat besi vitamin

kalsium
Karbohidrat
 Karbohidrat dikenal  zat gizi
makro sumber “bahan bakar”
(energi) utama bagi tubuh.
 Sumber karbohidrat utama dalam
pola makanan Indonesia adalah
beras. Di beberapa daerah, selain
beras digunakan juga jagung, ubi,
sagu, sukun dan lain-lain.
 Dalam TGS, makanan sumber
karbohidrat diletakkan sebagai dasar
tumpeng (Dedeh dkk, 2010:35).
Protein
 Protein diperlukan untuk sebagian besar proses metabolic, terutama
pertumbuhan, perkembangan, dan mainteen/merawat jaringan tubuh.
 Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat
menyebabkan obesitas.
 Kelebihan protein memberatkan ginjal dan hati yang harus
memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen. B
 atas yang dianjurkan untuk konsumsi protein adalah dua kali Angka
Kecukupan Gizi (AKG) untuk protein. Widyakarya Nasional Pangan
dan Gizi VI (WKNPG VI) tahun 1998 menganjurkan angka
kecukupan gizi (AKG) protein untuk remaja 1,5 -2,0 gr/kg BB/hari.
AKG protein remaja dan dewasa muda adalah 48-62 gr per hari untuk
perempuan dan 55-66 gr per hari untuk laki-laki.
Lemak
 kebutuhan lemak sebaiknya seperempat dai kebutuhan
enegi. Saat ini kebutuhan lemak ditentukan sebesar 20%
dari kebutuhan energi. (Soekirman, 2006:20).
 Lemak juga sebagai sumber asam lemak esensial yang
diperlukan oleh pertumbuhan, sebagai sumber suplay energi
yang berkadar tinggi, dan sebagai pengangkut vitamin yang
larut dalam lemak.
 Cara yang digunakan untuk mengurangi diet berlemak
adalah dengan memanfaatkan aneka buah dan sayurdan
produk padi-padian dan serelia : juga dengan memilih
makanan rendah lemak dan daging tanpa lemak.
Serat
 Sera fungsinya pada tubuh adalah untuk melancarkan
proses pengeluaran tubuh. Sumber yang baik dari diet,
 misalnya: seluruh produk padi-padian, beberapa jenis
buah dan sayur, kacang-kacangan kering, dan biji-bijian.
 Bila kekurangan asupan mungkin menimbulkan absorpsi
mineral berkurang. Meskipun serat bukan zat gizi tetapi
keberadaan serat diperlukan sekali. Serat tidak dapat
dicerna oleh manusia tetapi dapat dicerna oleh bakteri
dan organism lain. Serat diperlukan untuk membentuk
‘bulk’ (volume) dalam usus (Soekirman, 2006: 31).
Zat besi
 Remaja adalah salah satu kelompok yang rawan terhadap
defesiensi zat besi, dapat mengacu semua kelompok status
sosial ekonomi, terutama yang berstatus ekonomi rendah.
 Penyebab sebagian besar oleh karena ketidakcukupan asimilasi
zat besi yang berasal dari diet, zat besi dari cadangan dalam
tubuh dengan cepatnya pertumbuhan dan kehilangan zat besi.
 Kebutuhan zat besi meningkat pada remaja oleh karena terjadi
pertumbuhan yang meningkat ekspansi volume darah dan masa
otot.
 Peran zat besi penting untuk mengangkut oksigen dalam tubuh
dan peran lainnya dalam pembentukan
Kalsium
 Pertumbuhan tinggi pada masa remaja mencapai 20 %
pertumbuhan tingginya dewasa dan 40 % masa dewasa.
 Kebutuhan kalsium pararel dengan pertumbuhan, dan meningkat
dari 800 mg/hari menjadi 1200 mg/hari pada kedua jenis kelamin
pada umur 11-19 tahun. Retensi kalsium pada remaja mencapai
200 mg/hari dan pada laki-laki antara 300-400 mg/hari.
 Kebutuhan kalsium sangat tergantung pada jenis kelamin, umur
fisiologis, dan ukuran tubuh.Kalsuim yang penting pada remaja
untuk pembentukan dan pertumbuhan tulang sehingga tulang
dapat terpenuhi.
 Faktor utama yang mempengaruhi kalsium adalah kecukupan
asupan vitamin baik dari diet maupun sinar matahari.
Seng
 Seng merupakan mineral mikro esensial. Seng
diperlukan untuk sistem reproduksi, pertumbuhan
janin, system pusat syaraf, dan fungsi kekebalan
tubuh (Soekirman, 2006 : 32).
 Seng didapatkan sebagai komponen sekitar 40
metaloenzim terlibat dalam proses metabolism,
seperti sistesis protein, penyembuhan luka,
pembentukan sel darah, fungsi imun, untuk
pertumbuhan, dan pematangan seksual, terutama saat
pubertas.
Vitamin
1. Vitamin A
 Vitamin A merupakan nutrisi yang larut dalam

lemak, esensial untuk mata, tulang, pertumbuhan,


pertumbuhan gigi, sel reproduksi dan intregitas
system imun. Vitamin A masih merupakan masalah
nutrisi utama yang berakibat kebutaan di Negara
berkembang termasuk di Indonesia. Kelebihan
asupan vitamin A menimbulkan teraogenitas, gejala
toksisitas termasuk efek pada kulit dan tulang.
Vitamin C
 Fungsi vitamin C dalam pembentukan kolagen, tulang dan

gigi, promasi absorpsi zat besi ; melindungi vitamin lain dan


mineral dari oksidasi (antioksidan).
 Rata-rata asupan vitamin C remaja laki-laki 121 mg/hari, dan

pada gadis 80 mg/hari. Asupan ini termasuk lebih tinggi dari


RDA, yakni 50 mg/hari untuk usia remaja 11-14 tahun, dan
60 mg/hari untuk usia 15-18 tahun.
 Buah-buahan segar seperti jeruk, tomat, kentang, sayur hijau

tua, dan strawberi yang dijus merupakan asupan vitamin C


yang sangat baik.
Vitamin E
 Fungsinya sebagai:
 antioksidan sumber vitamin E yang baik dalam diet,
Diperoleh dari:
minyak dan lemak sayur-sayuran,
beberapa produk sereal,
kacang-kacangan dan beberapa ikan laut.

 Gejala defesiensi folat berupa ; lemah, pucat,


perubahan neurologis, dan anemia.
Tumpeng Gizi Seimbang
Perilaku Dan Pola Makan Remaja

 Di negara berkembang, sering terjadi


Pola makan remajatidak gangguan perilaku makan seperti:
menentu yang memicu risiko  anoreksia nervosa dan
terjadinya masalah nutrisi
 bulimia.
 Kebiasaan makan remaja:
 Ngemil
 Telat makan
 Makan tidak teratur
 Sering makan fast
food dibanding
sayuran
 Diet yang salah
3.Ciri-ciri yang berkaitan dengan perilaku
makan
 a. mengabaikan makan pagi
 b. suka makanan jajan baik di sekolah
maupun di luar sekolah
 c. suka makanan-makanan ‘trend’ yang
biasanya rendah serat, tinggi garam/gula dan
lemak (fast food, junk food)
 d. diit yang tidak sehat (tidak makan
nasi, tidak makan malam, dll)
 e. makan tidak teratur
MASALAH GIZI

 1. Kurang Energi Protein (KEP)/Kurang energi


kronis (KEK)
 2.Anemia (usia 15-24 th) 24,6 % (Depkes 2002) ,
pada remaja putri lebih tinggi?
 3.Obesitas
 4.Pola makan tidak seimbang
 5.Kebiasaan jajan (fast food, junk food dll) , tidak
makan pagi
Pada remaja hamil yang KEK dan anemia berisiko untuk melahirkan bayi
dengan berat < 2500 g (BBLR)
Permasalahan gizi pada remaja

Remaja Remaja
Remaja
mengalami Kurang Energi
Overweight
anemia Kronis

P
E
R
M
A
S
A
L
A
H Anoreksia Bulimenia
A
N
Kekurangan
zat besi

Sel darah
merah mudah
pecah

Kekurangan
vitamin B12
dan asam folat
Akibat terjadinya anemia pada remaja

Menurunkan Menurunkan
Menurunkan aktivitas remaja kebugaran
berkaitan (menghambat
daya tahan dengan kerja prestasi olahraga
tubuh fisik dan prestasi dan
belajar produktivitas
Kegemukan merupakan dampak dari terjadinya
kelebihan asupan energi dibandingkan dengan
yang diperlukan tubuh, sehingga kelebihan
asupan energi tersebut disimpan dalam bentuk
lemak. Makanan cepat saji atau fast food
mengandung energi, lemak dan karbohidrat
yang tinggi. Apabila asupan karbohidrat dan
lemak berlebih, maka karbohidrat akan
disimpan sebagai glikogen dalam jumlah
terbatas, sedangkan lemak akan disimpan
sebagai lemak tubuh. Tubuh memiliki
kemampuan menyimpan lemak yang tidak
genetik

Overweight
terbatas, sehingga jika konsumsi lemak tinggi
maka resiko terjadinya kegemukan semakin kesehatan
besar (Soegih dan Wiramihardja, 2009).

Obat-obatan

Lingkungan

psikologis
Kurang energi kronis merupakan keadaan dimana seseorang menderita kurang
asupan gizi energi dan protein yang berlangsung lama atau menahun. Seseorang
dikatakan menderita risiko kurang energi kronis bilamana lingkar lengan atas LLA <23,5
cm. Kurang energi kronis mengacu pada lebih rendahnya masukan energi, dibandingkan
besarnya energi yang dibutuhkan yang berlangsung pada periode tertentu, bulan hingga
tahun(Syahnimar, 2004).
Menurut Gibson (2005) dalam pengukuran LLA dapat melihat perubahan secara
pararel dalam masa otot sehingga bermanfaat untuk mendiagnosis pada saat kekurangan
gizi. Hasil pengukuran lingkar lengan atas (LLA) ada dua kemungkinan yaitu kurang dari
23,5 cm atau sama dengan 23,5 cm. Apabila hasil pengukuran < 23,5 cm berarti berisiko
BBLR dan ≥ 23,5 cm berarti tidak berisiko BBLR (Lubis, 2003).

Anoreksia dan Bulimia merupakan kelainan pola makan yang lebih sering
terjadi pada perempuan. Kelainan ini merupakan gangguan makan yang
menyiksa/bentuk penyiksaan diri sendiri yang dihasilkan ketakutan tubuh akan
menjadi gemuk setelah makan dan ketakutan mental ini terpancar melalui
penyiksaan fisik. Angkanya meningkat selama dekade terakhir, 1 dari 100
remaja perempuan umur antara 16-18 tahun menderita anoreksia. Perbandingan
dengan remaja laki-laki 10 : 1 (sidiartha, Soetijinigsih,2009)
Anemia karena Defisiensi Zat Besi 

Prinsip dasar dalam pencegahan anemia karena


defisiensi zat besi adalah memastikan konsumsi zat
besi secara teratur untuk memenuhi kebutuhan
tubuh dan meningkatkan kandungan serta
biovailabilitas (ketersediaan hayati) zat besi dalam
makanan.
Obesitas

 Penanganan
citra tubuh yang positif
dan percaya diri
Remaja yang mengalami masalah gizi, akan
berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia
(SDM) dimana dapat berakibat pada hilangnya
generasi muda (loss generation) serta berdampak
pada keadaan perekonomian bangsa (loss
economic) di masa mendatang.
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) yang berisi 13
Pesan Dasar Gizi Seimbang (PDGS)
1. Makanlah aneka ragam makanan.
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan
energi.
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah
dari kebutuhan energi.
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai
seperempat dari kecukupan energi.
5. Gunakan garam beryodium.
6. Makanlah makanan sumber zat besi.
7. Berikan ASI saja pada bayi sampai 6 bulan dan
tambahkan MP-ASI sesudahnya.
8. Biasakan makan pagi.
9. Minumlah air bersih yang aman dan cukup
jumlahnya.
10. Lakukan aktivitas fisik secara teratur.

11. Hindari minum-minuman beralkohol.

12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.

13. Bacalah label pada makanan yang


dikemas         
Cara Menghitung Status Gizi
IMT = BB / TB2

IMT : indeks masa tubuh (BMI)


BB : berat badan (kg)
TB : tinggi badan (m)

IMT  P95 : obesitas


IMT < 95 dan  85 : overweight
Cara Menghitung Status Gizi
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai