Anda di halaman 1dari 19

DEGENERASI

DAN NEKROSIS
SEL
KELOMPOK 7
1 ADISTYA SA’IDAH (02)

2 ANITA HAYATUN NUFUS (08)

3 EKA KURNIA SANTRI (19)

4 FRISKA LUDVIANI RIZKI (30)

5 LAILATUL AZIZAH (43)


PENGERTIAN DEGENERASI DAN INFILTRASI
 Degenerasi : perubahan-perubahan morfologik akibat trauma yang nonfatal.

 Degenerasi sel (kemunduran sel) : kelainan sel yang terjadi akibat cedera ringan.

 Degenerasi masih bersifat reversibel (pulih)

 Dalam keadaan lama dan berlebih bisa mengakibatkan kematian sel (nekrosis)

 Pada infiltrasi : terjadi gangguan yang sifatnya sistemik akibat adanya metabolik-
metabolik yang berlebih sehingga merusak sel.

 Jadi degenerasi terjadi akibat trauma sel, kemudian baru timbul perubahan
metabolisme, sedangkan infiltrasi mencerminkan adanya perubahan metabolisme diikuti
oleh trauma sel.
MACAM-MACAM DEGENERASI

a. Degenerasi Albumin (cloudy Sweeling = bengkak keruh)


- Degenerasi paling ringan (reversibel)
- Ditandai adanya timbunan albumin dalam sitoplasma (keruh dan bengkak)
- Sering ditemukan pd sel tubulus ginjal, sel hati, dan sel otot jantung.
- Penyebab : infeksi, demam, keracunan, suhu yg rendah/tinggi, anoxia, gizi buruk,
dan gangguan sirkulasi.

Degenerasi pada Hati


b. Degenerasi Lemak
- Pada parenkim, otot jantung, hati (paling sering) yg mempunyai metabolik rata-rata tinggi
- Ada ketidakmampuan jaringan nonlemak metabolik sejumlah lemak : lemak tertimbun di
sitoplasma, sitoplasma membesar ketepi
- Jika terjadi dihati, hati tertimbun lemak dan menjadi cirrosis hepatis hati mengecil
(karsinoma hepar / hepatoma).
c. Degenarasi Hidrofik (Degenerasi Vakuolar)
- Merupakan jejas sel yang reversibel dengan penimbunan intraselular yang lebih parah jika
dengan degenerasi albumin.
- Secara miokroskopik organ yang mengalami degenerasi hidrofik menjadi lebih besar dan
lebih berat daripada normal dan juga tampak lebih pucat.

d. Degenerasi Mukoid (nusin/lendir)


- Suatu perubahan yg sering terjadi pada tumor epitel yang mensekresi musin
- Epitel yg degenerasi larut dalam musin
- Kadang-kadang jaringan ikat mensekresi yang mengisi ruang antaranya yg disebut
myxomatous
- Contoh : Pada FAM (Fibroma Adeno Mamae) yaitu jenis tumor jinak yang terjadi pada
payudara
e. Degenerasi Hialin
- Ada timbunan hialin (jaringan ikat), sering terjadi pada otot uterus yang mengalami tumor
jinak (mioma)
- Merupakan degeneratif paling jelek (irreversibel)
- Tidak menunjukan timbunan bahan tertentu, memberi gambaran massa yang
mengkilap, homogen (tidak jelas)
- Banyak ditemukan dalam bentuk massa kolagen yang padat pada tumor jinak otot,
Contoh : Mioma uteri

f. Degenerasi Amnoid
- Timbunan bahan berupa lilin terdiri dari protein abnormal di jaringan ekstrasel, terutama :
sekitar jaringan pennyokong pembuluh darah, sekitar membran basalis.
- Sifat amnoid : tidak gampang rusak, tidak gampang bergerak timbunan itu mengeras.
- Ada dua tipe : primer (tidak diketahui sebabnya), sekunder (penyakit kronik spt TBC,
sifilis, reumatik)
NEKROSIS

• Nekrosis adalah bentuk cedera sel yang mengakibatkan kematian prematur sel-sel
pada jaringan hidup dengan autolisis.
• Nekrosis disebabkan oleh faktor-faktor eksternal sel atau jaringan, seperti infeksi,
racun, atau trauma yang mengakibatkan pencernaan tidak teratur komponen-komponen
sel.
• Kematian sel/jaringan dihubungkan dengan :
1. Sistem energi intrasel yg menurun/berkurang
2. Pecahnya inti sel (tanda 1 kematian sel)
3. Organel sitoplasma (timbul organel2 dlm sitoplasma), sitoplasma menjadi
keruh dan gelap serta tidak bisa menerima sinar
4. Membran plasma/sel rusak sehingga mengakibatkan sel pecah/lysis
JENIS NEKROSIS

1. Nekrosis Koagulatif (menggumpal/membeku)


- Protoplasma tampak membeku akibat koagulasi protein.
- Terjadi pada nekrosis iskhemik akibat putusnya perbekalan darah (infark ; jantung dan
ginjal).
- Secara mikroskopik : sitoplasma tampak opaque (gelap/keruh/kemerah-merahan), inti dpt
mengalami piknosis dan kariolysis.
- Dapat juga akibat dari toksin bakteri sprti typus abdominalis, diptheria, pneumonia.

2. Nekrosis Likuifaktif atau Kolikuatif (mencair)


- Jaringan Nekrotik melunak dan berbentuk campuran pigmen/cairan keruh sehingga inti sel
dan membran meleleh/hancur.
- Dapat juga terjadi pada jaringan yg mengalami infeksi bakteriologik yang membentuk
nanah (piogenik)
3. Nekrosis caseous
- Dapat dianggap sebagai kombinasi nekrosis koagulatif dan likuifaktif,
khas akibat mikobakteria (misalnya tuberkulosis), jamur dan beberapa zat asing
- Jaringan nekrosis mirip keju (tampak putih dan rapuh).
- Terjadi pada penyakit TBC : infeksi bakteri tuberkulosis dapat menimbulkan sarang-sarang
nektrotik dengan membentuk suatu masa yang rapuh, berbutir, berlemak, putih kuning
seperti keju.

4. Nekrosis Lemak
- Nekrosis khusus jaringan lemak, akibat aktivitas lipase teraktivasi pada jaringan lemak spt
pankreas.
- Pada pankreas kondisi ini berujung pada pankreatitis akut, keadaan di mana enzim pankreas
bocor ke rongga peritoneal, dan mencairkan membran dengan membelah ester trigliserida 
menjadi asam lemak melalui saponifikasi lemak.
5. Nekrosis fibrinoid
- Bentuk khusus nekrosis yang biasanya disebabkan oleh kerusakan pembuluh
darah termediasi-imun.
- Kondisi ini ditandai oleh kompleks antigen and antibodi, kadang disebut sebagai
“kompleks imun” yang terdeposit dalam dinding arteri bersama fibrin.
GANGRENE
Gangrene adalah kondisi serius yang terjadi ketika jaringan
tubuh mati yang disebabkan oleh kehilangan suplai darah. Kondisi
ini dapat memengaruhi bagian tubuh manapun tetapi biasanya
dimulai
dari daerah yang paling jauh dari jantung seperti jari kaki, kaki,
jari tangan dan tangan.
Gangrene bahkan dapat terjadi pada organ dalam
tubuh. Gangrene dapat terjadi sebagai akibat dari cedera, infeksi atau
kondisi jangka panjang yang memengaruhi sirkulasi darah. Gangrene
dpt menyebar keseluruh tubuh dan menyebabkan syok jika dibiarkan
begitu saja, dan dapat mengancam nyawa. Kondisi ini merupakan
kondisi kegawat daruratan yang dapat berakhir dengan amputasi atau
bahkan kematian.
JENIS GANGRENE

1. Gangrene kering
2. Gangrene basah
3. Gangrene gas
4. Gangrene internal
5. Gangrene fournier
6. Gangrene meleney
Gejala Gangrene

 Perubahan warna pada kulit menjadi biru, merah, ungu, atau bahkan hitam,
tergantung jenis gangrene yang dialami.
 Nyeri hebat yang muncul mendadak pada area yang terserang, diikuti sensasi kebas.
 Muncul bengkak dan lepuhan pada kulit, disertai keluarnya nanah dari lepuhan.
 Kulit yang terserang gangrene tampak pucat dan terasa dingin bila disentuh. Sangat
jelas terlihat, berbeda dengan area kulit yang sehat.
 Pada gangrene gas atau gangrene internal yang menyerang jaringan di bawah kulit,
penderita akan mengalami pembengkakan disertai nyeri pada area yang terdampak.
Selain itu, penderita juga akan mengalami demam.
Penyebab Gangrene

Kekurangan aliran darah

Infeksi

Luka Parah
Kematian Somatik dan Perubahan Postmortem
Kematian Somatik
Mati somatik adalah keadaan dimana fungsi ketiga organ vital (sistem saraf pusat, sistem
kardiovaskuler dan sistem pernafasan) berhenti secara menetap (ireversibel). pada klinis-
nya didapatkan:
1. Sistem saraf
a) Refleks-refleks fisiologis dan patologis
b) Tonus otot → sehingga terkesan tubuh saat diangkat berat (relaksasi primer).
2. Sistem pernafasan
a) Tak tampak gerakan dada.
b) Tak teraba udara keluar masuk hidung.
c) Bulu / serat halus yang ditaruh di depan hidung tidak bergerak.
d) Tak terdengar suara aliran udara di depan hidung, di trakea, di dada.
3. Sistem kardivaskuler
e) ECG mendatar .
f) Nadi tidak teraba.
g) Iktus kordis negative.
h) Denyut jantung tidak terdengar.
Penilaian klinis yang dilakukan pada mati somatic pun meliputi pemeriksaan
ketiga organ fungsional yaitu:
1. Pemeriksaan Kardiovaskuler:
a. Palpasi : 1) Nadi pergelangan tangan tidak teraba
2) Nadi leher tidak teraba
3) Nadi pergelangan kaki tidak teraba
4) Ictus cordis tidak teraba
b. Visualisasi : EKG datar
c. Observasi : 1) Tidak tampak ictus cordis
2) Kulit pucat
3) Warna kuku pucat
Perubahan Postmortem

Setelah kematian, terjadi perubahan-perubahan tertentu yang disebut


perubahan postmortem. Karena reaksi kimia pada otot orang mati, timbul
kekakuan yang disebut rigor mortis. Istilah rigor mortis menunjukkan
mendinginnya orang yang sudah mati karena suhu tubuh mendekati suhu
lingkungan. Perubahan lain disebut sebagai livor mortis atau lividitas
postmortem. Secara umum lividitas ini terjadi karena pada saat sirkulasi
berhenti, darah didalam pembuluh mengambil tempat menurut daya tarik
gravitasi dan jaringan-jaringan tubuh yang terletak paling bawah menjadi
warna ungu karena bertambahnya kandungan darah.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai