Anda di halaman 1dari 24

Nama Kelompok :

1. Andhika Rifqi Firzatullah (06)


2. Annisa Permanasari. A (09)
3. Aprillia Arika Lisana (10)
4. Exel Onealdi Okinawa (24)
5. Galuh Mayang J.P (32)

Dosen Pembimbing Dr. Hotmaida Siagian, SKM.,M.Kes


Kelompok - 5

Proses
Infeksi
Penyakit
Infeksi
INFEKSI
• Infeksi adalah suatu keadaan dimana
adanya suatu organisme pada jaringan
tubuh yang disertai dengan gejala klinis
baik itu bersifat lokal maupun sistemik

• Syarat timbulnya infeksi adalah bahwa


mikroorganisme yang menular harus mampu
Melekat, Menduduki atau memasuki hospes
dan Berkembang biak paling tidak sampai taraf
tertentu.
• Penyakit Infeksi dapat dise-
babkan oleh :
• Bakteri
• Virus
• Riketsia
• Jamur
• Cacing
• Faktor Lingkungan, dll
Faktor-Faktor Jasad Renik (Mikroorganisme) pada Infeksi

1. Daya Transmisi
Transpor agen menular hidup kedalam tubuh
• Cara Penularan Penyakit Infeksi

Melalui saluran nafas, berciuman,


Direct(langsung) hubungan seksual, plasenta, dan
lain-lain

• Ada media perantara


Indirect • Bahan/barang, , air, udara,
( tidak langsung) makanan/minuman maupun
vector(nyamuk,lalat,cacing,dll)
2. Daya Invasi

Kemampuan jasad renik untuk bertahan pada hospes untuk dapat


menimbulkan infeksi.
Misalnya :
* Kolera, disebabkan oleh organisme yang tidak pernah memasuki jaringan,
tetapi hanya menduduki epitel usus, melekat dengan kuat pada permukaan
sehingga tidak terhanyut oleh gerakan usus.
* Disentri basiler, hanya memasuki lapisan superfisial usus tetapi tidak pernah
masuk lebih jauh kedalam tubuh.
* Dan beberapa penyakit lain seperti : salmonella thypi yang menyebabkan
demam tifoid, spiroketa sifilis yang menyebabkan sifilis, mikrobacterium tetani
yang menyebabkan tetanus, dll.
FAKTOR
– Faktor Hospes Pada Infeksi
HOSPES

a. Kulit dan mukosa orofaring

• Kulit yang utuh memiliki lapisan keratin atau lapisan tanduk pada permukaan luar
dan epitel berlapis gepeng sebagai barier meanis yang baik sekali terhadap
infeksi.

• Kulit juga mempunyai kemampuan untuk melakukan dekontaminasi terhadap


dirinya sendiri.

• Dekontaminasi kimiawi terjadi karena tubuh berkeringat dan sekresi kelenjar


sebasea sehingga membersihkan kulit dari kuman.

• Dekontaminasi Biologis, kulit & mukosa orofaring memiliki flora normal yang dapat
menghalangi pembiakan organisme – organisme lain
b. Saluran Pencernaan
• Mukosa lambung, merupakan kelenjar dan tidak merupakan barier mekanis yang baik.
Tetapi tidak banyak berarti pada proses infkesi, sebab suasana lambung sendiri sangat
tidak sesuai untuk banyak mikroorganisme. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh
keasaman lambung yang tinggi.

• Lapisan usus halus juga bukan merupakan barier mekanis yang baik. Namun gerakan
peristaltik untuk mendorong isi usus berlangsung cepat sekali sehingga populasi bakteri
dalam lumen dipertahankan tetap sedikit.

• Lapisan dalam usus besar secara mekanis juga tidak baik. Pertahanan utma melawan
jasad renik adalah melalui banyaknya flora normal yang menghuni usus besar dan hidup
berdampingan dnegan hospes. Bakteri normal yang banyak ini berkompetisi untuk
mendapatkan makanan atau mereka benar-benar mengeluarkan substansi antibakteri
(antibiotik).
c. Saluran Pernafasan

• Epitel pada saluran nafas ( lapisan hidung, lapisan nasofaring, trakea dan
bronkus) terdiri dari sel – sel tinggi yang beberapa diantaranya
mengeluarkan mukus, tetapi sebagian besar diperlengkapi dengan silia
pada permukaan lumen mereka.

• Jika jasad renik terhirup, mereka cenderung mengenai selimut mukosa


yang dihasilkan dari mukus, untuk digerakkan keluar dan atau dibatukkan
atau ditelan.

• Adanya antibodi didalam sekresi.

• Terdapat makrofag alveoler didalam paru-paru


d. Radang Sebagai Pertahanan

• Jika agen menular berhasil menembus salah satu barier tubuh dan
memasuki jaringan, maka barisan pertahanan berikutnya adalah reaksi
peradangan akut

• Jia reaksi peradangan akut tidak dapat mengatasi penyerang, infeksi ini
dapat menyebar luas ke seluruh tubuh.

• Biasanya biota dibawa oleh cairan tubuh, penyebaran, cenderung terjadi


pada ruang yang berdekatan missal terjadi perforasi usus dan terjadi
penyebaran ke peritoneum. Pada jaringan penyambung (misal sepanjang
otot), selaput otak.
e. Pembuluh Limfe
• Aliran limfe pada radang akut dipercepat sehingga agen-agen menular
ikut menyebar dengan cepat sepanjang pembuluh limfe bersama dengan
aliran limfe itu.

• Kadang-kadang menyebabkan limfangitis


f. Pertahanan Terakhir

• Jika penyebaran agen menular tidak terhenti pada kelenjar limfe atau jika
agen tersebut langsung memasuki vena ditempat primernya, maka dapat
terjadi infeksi pada aliran darah disebut bakteriemia.

• jika kondisi bakteremia berlanjut yang mengakibatkan organisme yang


masuk berjumlah sangat besar dan cukup resisten sehingga sistem
makrofag ditaklukkan. Organisme yang menetap ini menimulkan gejala
malaise, kelemahan, demam, dll. Keadaan ini disebut Septikemia

• Akhirnya kalau organismenya sedemikian besar, mereka bersirkulasi


dalam gumpalan-gumpalan, menimbulkan banyak mikro abses disebut
PIEMIA
Reaksi Hospes pada infeksi
Cara interaksi hospes dengan mikroorganisma :
Komensalisme
antara hopses dan agen menular tidak saling
menyerang atau menguntungkan bagi yang
satu tanpa menimbulkan cedera pada yang
lain.

Mutualisme
interaksi hopses dengan mikroorganisme
saling menguntungkan.

Paratisme
menguntungkan bagi yang satu tetapi
merugikan bagi yang lain
Sifat-Sifat Umum Penyakit infeksi :

1. BAKTERI

a. Organism ber sel tunggal


b. Tidak memiliki inti sel e. Bereproduksi secara aseksual melalui
replikasi DNA dan pembelahan sederhana
c. Memiliki sitoplasma dan
f. Dapat bersifat aerob dan anaerob
dikelilingi dinding sel g. Sebagian mengeluarkan toksin
d. Mengandung DNA maupun
RNA
2. MIKROPLASMA
Mikroorganisme unisel mirip bakteri, tetapi lebih kecil
dan tidak mengandung peptidoglikan
3. Virus
a. Memerlukan penjamu
untuk bereproduksi

c. Virus harus berkaitan dengan membrane b. Terdiri dari satu RNA atau
sel penjamu, masuk dan bergerak ke inti, DNA yang terkandung dalam
DNA virus menyatu dengan DNA
selubung protein : kapsid.
penjamuvirus mengambil alih fungsi sel dan
mengontrol sel.
4. Riketsia
a.      Memerlukan penjamu untuk
bereproduksi secara seksual
b.      Mengandung DNA dan RNA
c.       Memiliki dinding patidoglikan
d.      Ditularkan melalui gigitan kutu
5.      KLAMIDA

a.  Organism unisel


b.  Bereproduksi secara aseksual dalam penjamu
dan mengalami siklus replikasi.
6.      JAMUR
a.  Mencakup ragi (yeast) dan kapang
(mold)
b.      Memiliki inti sel dan dinding sel
7.      PARASIT
a.       Cacing
b.      Protozoa
c.       Arthropoda
Jenis-Jenis Penyakit Infeksi :
1. HIV / AIDS
• Secara berurutan, virus
menyerang sel darah putih
yang biasa disebut T
lymphocyte.

• Jika perkembangan sel darah


putih rusak, maka antibody pun
akan terganggu.
2. CAMPAK

Penyebab penyakit Campak berupa


virus RNA, yaitu virus yang materi
genetiknya berupa asam nukleat
yang berbentuk rantai ganda berpilin.

Virus ini masih tergolong famili


Paromyxavirus. Jika virus HIV
menular jika bersentuhan.

Campak menular melalui saluran


pernapasan.
3. Polio
• Polio disebabkan oleh virus genus
enterovirus. Virus ini masuk melalui
mulut, kemudian menginfeksi saluran
usus. Setelah itu masuk melalui aliran
darah dan menyerang saraf pusat
hingga menyebabkan kelumpuhan
permanen dalam hitungan jam.

• Gejala yang dirasakan saat terinfeksi


virus polio adalah demam, nyeri sendi,
tulang dan otot, kram otot, gangguan
aktivitas sehari-hari seperti berjalan,
gerakan tubuh, dan gangguan pada
pernapasan.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai