Anda di halaman 1dari 45

Kebijakan Pemberantasan

Virus Polio Liar

Desak Made Wismarini


Sekretaris Direktorat Jenderal P2P
Kementerian Kesehatan RI
disampaikan pada Rakernas VIII ILKI dan
Seminar Pemantapan Mutu,
Surabaya, 24 Agustus 2016
PROGRAM DAN KEGIATAN
DI LINGKUNGAN DITJEN P2P

6 KEGIATAN
1 PROGRAM 1.Surveilans dan Karantina Kesehatan
2.Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tular Vektor dan Zoonotik
3.Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular Langsung
PENCEGAHAN 4.Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
DAN Tidak Menular
5.Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
PENGENDALIAN Tugas Teknis Lainnya pada Program
PENYAKIT Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
6.Pencegahan dan Pengendalian Masalah
Kesehatan Jiwa dan NAPZA
1. PIN
2. Switch
tOVP-
bOVOP
3. Intro
IVP Indonesia
Bebas TB

2017-
2018
MR
Eliminasi 1. Eliminasi Malaria
Kusta 2. Getting To Three
Campaig
Zero HIV-AIDS
n
3. Eliminasi Hep- C
TARGET GLOBAL PTM

25% Penurunan
Kematian Akibat
PTM hingga
tahun 2025

Faktor Risiko
Sistem Respon Nasional
Target Regional
POLIO
Virus polio: entero virus, hanya hidup, berkembang biak di usus manusia
type 1, type 2, type 3. tahan asam, tahan alcohol

mati dengan sinar UV, panas dan formaldehyde chlorine


Epidemiology: penularan person to person, fecal-oral, implantasi di pharynx
dan gastrointestinal, multiplikasi di usus, keluar melalui tinja
Pathophysiology: Invasi ke kelenjar lymphe , peredaran darah, Susunan
Polio virus Syaraf Pusat, replikasi di cell motoric cornu anterior medulla
spinalis sampai brain stem
Klinis: Masa inkubasi 3 – 6 hari
Paralytic polio < 1 %, flaccid paralysis, unilateral, lifelong
Pencegahan:
IPV (1955, Salk): virus mati, humoral immunity (99%)
DIY 2007
OPV (Sabin) : virus hidup dilemahkan....VAPP
intestinal and humoral immunity (95%)
tOPV, bOPV
California 1950s, iron lung
Situasi global
polio

1988 2015
• 350.000 kasus •74kasus polio liar tipe 1 dilaporkan (data per
• 125 negara endemis 11 Mei 2016)
•2 negara endemis, Pakistan dan Afghanistan
• Sidang World Health
Assembly (WHA) •Totalkasus cVDPV 32 kasus (20 kasus tipe 1,
memutuskan agar polio dan 12 kasus tipe 2)
dapat dieradikasi secara
global
Nigeria hampir
dinyatakan bukan
negara endemis
karena sejak tahun
2014 tidak ditemukan
lagi kasus polio liar,
namun baru saja pada
bulan ini dilaporkan
kasus kelumpuhan
karena virus polio liar
Indonesia ?????
Kasus Virus Polio Liar
(VPL) terakhir yang Regional SEARO (termasuk
Indonesia) memperoleh
mengalami kelumpuhan sertifikasi bebas polio 27
ditemukan pada tanggal Maret 2014  kasus terakhir
di India pada 13 Januari
20 Februari 2011

2006 di Aceh Tenggara,


Nanggroe Aceh
Darussalam.

PR besar : Bagaimana
Sejak saat itu hingga
Mempertahankannya??
sekarang tidak pernah
lagi ditemukan kasus
?
Polio di Indonesia.
KEWAJIBAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
(UU No. 23 Tahun 2014: Pemerintahan Daerah)

Salah satu Kewajiban Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah :


(pasal 67 UU No. 23 Tahun 2014)

“Melaksanakan Program Strategis Nasional”

Yang dimaksud dengan “Program Strategis Nasional” adalah


program yang ditetapkan presiden sebagai program yang memiliki sifat
strategis secara nasional dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan
pemerataan pembangunan serta menjaga pertahanan dan keamanan
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat

ERADIKASI POLIO merupakan


“Program Strategis Nasional”
GOAL
Eradikasi Polio

Tidak ada lagi kasus polio

Tidak ada transmisi virus polio liar

Tidak ada transmisi virus polio vaksin (VDPV/VAPP)

Dibuktikan dengan Surveilans AFP yang adekuat


selama 3 th berturut-turut

Ditetapkan secara bertahap per regional


ENDGAME STRATEGI ERAPO
Program Imunisasi
Menuju Dunia Bebas
Polio
D
UUD 1945
A
S
Pasal 28B ayat 2: Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh & berkembang
A serta berhak atas perlindungan dari kekerasan & diskriminasi.
R Pasal 28 H ayat 1:Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir & batin, bertempat tinggal &
mendapatkan lingkungan hidup yang baik, sehat serta berhak memperoleh pelayanan
P
E kesehatan
L
A UU Perlindungan Anak No.35 tahun 2014
K
S “Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial
A sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial.”
N
A
A
N UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009
•Setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dg ketentuan utk mencegah
I
terjadinya penyakit yg dapat dihindari melalui imunisasi
M
U •Pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak
N
I
S
A
S MENJADI SEHAT ADALAH “HAK ANAK”
I “ANAK SEHAT” ADALAH INVESTASI
Tujuan Program MENGAPA
Imunisasi IMUNISASI?

Upaya Pencegahan Paling Cost


Effective

Menurunkan
kesakitan &
kematian akibat
Penyakit-penyakit
yang Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi
(PD3I)
Menggunakan vaksin produksi
dlm negeri sesuai standar
keamanan WHO
Jenis Imunisasi
Imunisasi Wajib

Imunisasi terbagi 2 :

A.Imunisasi Wajib

B.Imunisasi Pilihan:
MMR, Tifoid, Varicela,
Hepatitis A, Influenza,
Pneumokokus, HPV, dll
Penyakit yg Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
Difteri
Polio

Pneumonia Tetanus

Tuberculosis
Hepatitis B Meningitis
Pertusis

Campak
Keberhasilan Imunisasi
Eradikasi penyakit cacar,
tahun 1980  Imunisasi Stop

Eliminasi Maternal dan Neonatal


Tetanus  Mei 2016

Tidak dijumpainya lagi kasus polio


sejak tahun 2006 (tahapan eradikasi
polio)  Sertifikasi BEBAS POLIO,
27 Maret 2014
www.childmortality.org 198 countries

61/1000 LB (SDKI 1991)


Infant cause of death
Campak; 1,2

Malnutrisi; 2,3 TB; 1,2


(BHR 2007)
Lain-lain; 11.6
55,2% kematian bayi
Tetanus; 2,9

Sepsis; 4,1
Diare; 31,4
karena pneumonia
55,2% kematian bayi

dan diare
Kelainan jantung
congenital dan
disebabkan oleh diare
hidrosefalus ; 5,8 dan pneumonia
Kelainan saluran
pencernaan; 6,4
Pnemonia; 23,8

Meningitis/
ensefalitis; 9.3

MDG target 2015 23/1,000 LB o 34/1000 (SDKI th 2007)


26/1,000 LB (SDKI th 2012)

2015
Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap
(IDL), Indonesia Tahun 2015
IDL
99,898,1 99,297,9 99,297,2 98,4 99,199,3 98,0
100,0
91,5
87,8 85,9 86,6 87,7 86,5
84,2 82,5
79,9 81,5 80,6 81,3 79,7
80,0 75,3 76,7
74,174,5 71,6
74,2 73,0 72,3
70,1
67,1 64,9
Percentage (%)

60,0 57,1
47,3

40,0

20,0

0,0

DATA S.D. 23 MEI 2016


POLIO penyakit menular yang
dapat dicegah dengan imunisasi

P2 P3
P3

P1 P1

Imunisasi adalah upaya kesehatan masyarakat


yang paling cost effective
WE
ARE
HERE
2020

Dunia Bebas Polio

Mencapai cakupan tinggi dan merata


Introduksi 1 dosis IPV ke dalam jadwal imunisasi
rutin bayi 0-11 bulan
4 April 2016 Penggantian tOPV menjadi bOPV Status: VALIDATED

8 – 15 Maret 2016
Cakupan Imunisasi OPV4
2013

Keterangan:

Cakupan <80%
Cakupan ≥80% dan <95%
Cakupan ≥95%

2014

Keterangan:

Cakupan <80%
Cakupan ≥80% dan <95%
Cakupan ≥95%
Cakupan Imunisasi OPV4,
Indonesia Tahun 2015
IPV sejak
2007
OPV4
99,2 97,4 97,2
100,0 94,4 95,6 93,4 93,7
91,0 90,4 89,6 91,8
87,5 87,5
83,0 83,8
80,882,2 82,1 79,7 81,6
78,9
80,0 76,7 75,3 75,2
73,9
70,7 69,8
Percentage (%)

60,0

40,0
29,3

20,0

0,0
0,0

DATA S.D. 23 MEI 2016


Cakupan PIN 2016
Nasional: 96.5%

Keterangan:
Cakupan <80%
Cakupan ≥80% dan <95%
Cakupan ≥95%
Pencanangan Nasional Introduksi
IPV
di Gianyar, Bali, 22 Juli 2016
Alasan introduksi IPV

◦ Untuk mengurangi risiko terjadinya KLB


setelah penarikan OPV tipe 2
◦ Untuk menghentikan KLB secepatnya
apabila virus polio tipe 2 muncul
kembali
◦ Untuk meningkatkan imunitas terhadap
virus polio tipe 1 dan 3
Dukungan Pemerintah Pusat
dalam Introduksi IPV
Penyediaan vaksin dan logistik pendukung
Dana BOK (DAK Non Fisik)
Pencetakan dan pendistribusian (s.d prov) :
Buku petunjuk teknis introduksi IPV
Buku saku bagi petugas di lapangan
Materi KIE IPV
Dana dekonsentrasi dalam rangka introduksi IPV:
Advokasi, sosialisasi dan koordinasi di tk provinsi, kab/kota dan puskesmas
Peningkatan kapasitas pengelola dan pelaksana imunisasi di tk provinsi dan
kab/kota
Biaya distribusi vaksin dari provinsi ke kab/kota
Monitoring dan evaluasi
Surveilans AFP
Menuju Dunia Bebas
Polio
Pedoman
Penyelenggaraan Penyelenggaraan
Sistem Surveilans Surveilans Kesehatan
Epidemiologi Penyakit
Menular & Penyakit
Tidak Menular Terpadu

Pedoman Jenis Penyakit


Surveilans Acute Menular Ttt yg Dpt
Flaccid Paralysis Menimbulkan
(AFP) Wabah & Upaya
Penanggulangan
Konsep Surveilans AFP

Jika semua penyakit dengan gejala


lumpuh layuh akut (AFP) ditemukan
(Min 2/100.000 anak usia <15 th)

Kecil kemungkinan kasus


polio lolos
Tujuan Surveilans AFP

1. Mengidentifikasi daerah berisiko transmisi


virus-polio liar
2. Memantau perkembangan program
eradikasi polio
3. Membuktikan Indonesia bebas polio
AFP Surveillance System

Polio
AFP

Hospitals Case
APF Investigation
Clinics and
cases
Community Lab Analysis

Non-
Polio
APF

Non-polio AFP rate should be ≥2/100,000 <15 years POLIO


Indikator Utama Surveilans AFP

• Non-polio AFP rate


Minimum Target — ≥2/100,000 populasi <15 tahun
Indonesia: min. 1415 kasus thn 2015
(2015: 1429 kasus, non Polio AFP Rate :
2,02)
• 2 spesimen adekuat diambil dg interval ≥24
jam dalam waktu ≤14 hari sejak lumpuh
Minimum Target — ≥80%
Indonesia: 2015: 87,8%
Non Polio AFP Rate* & Percentage Adequate Specimen by Month
Indonesia, January 2010 - present
8.0 100
Non Polio AFP Cases/100.00 Children < 15 yrs of age

7.0

80
6.0

% Adequate Specimens
5.0
60

4.0

40
3.0

2.0
20

1.0

0.0 0
May

July

Nov

Nov
Mar
Apr

Mar
Apr

Mar
Apr
Aug

Aug
Mei

Mei
Oct

Sept

Oct
Sept

Dec
Juni
Jan-14
Feb

June

Jan-15
Feb

Jan-16

Jun
Juli

Feb
Des

NPAFP Adeq.Spec Published 22 July 2016


* Annualized non-polio AFP rate by month in Indonesia, cases with pending lab results are included as non-polio for the purpose of analysis
NP AFP rate

0
1
2
3
4
5
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Lampung
Jakarta
Banten
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Kalimantan Barat

Province
Published 22 July 2016
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Maluku
Maluku Utara
Non POLIO AFP RATE 2015 – (by Province)

Papua
Papua Barat
INDONESIA
Jejaring Laboratorium Polio

Additional Lab

Existing Lab

LITBANG BioFarma BLK YOGYA BBLK SBY


Kegiatan Pengamanan Virus Polio
di Laboratorium

 Pengamanan virus polio tipe 2 untuk mengatur risiko


yang berhubungan dengan penarikan OPV2
 3 fase dalam Global Action Plan GAPIII
 Koordinasi Global untuk kesiapan (akhir-2015)
 Periode Pengamanan virus tipe 2 secara global
(2016 –18)
 Long term Containment (2019 ➙)
SK MENKES

Penunjukkan Laboratorium Polio, Campak dan Rubella


DUKUNGAN LP dan
LS
Kelompok Kerja (POKJA) Nasional
Eradikasi Polio

SK Menkes Nomor HK.02.02/Menkes/94/2015


Dukungan Kemendagri
Untuk mencapai
target program
ERAPO, diperlukan
dukungan dari semua
LP dan LS

Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan


setempat untuk kebutuhan program
Kesimpulan
Indonesia dan dunia akan bebas polio jika :
1. Cakupan imunisasi polio tinggi dan merata
disemua tingkatan (desa, kecamatan,
kab/kota, provinsi, nasional)
2. Non-polio AFP rate
Minimum Target — ≥2/100,000 populasi <15 tahun
3. 2 spesimen adekuat diambil dg interval ≥24 jam
dalam waktu ≤14 hari sejak lumpuh Minimum
Target — ≥80%
4. Surveilans lingkungan untuk memonitor adanya virus
polio di lingkungan
5. Dukungan lintas program dan lintas sektor
INDONESIA & DUNIA
BEBAS POLIO
DAPAT DIWUJUDKAN
MELALUI DUKUNGAN
SEMUA PIHAK
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai