Anda di halaman 1dari 23

KELAS B

KELOMPOK 2

PROSEDUR
KEAMANAN DAN
KESELAMATAN KERJA
LABORATURIUM

Dosen Pengampu :
Putri Rahardian Dyah, M.Pd
NAMA KELOMPOK
1. FIRDA RAIKHANI ANGGARAENI (2319111)
2. MITA ISFAUL JANAH (2319129)
3. FARHAN NAVIS (2319133)
4. SINTA AMALIA (2319135)
5. SAFA SABILA (2319146)
6. SHAFIRA MUTIARA DEWI (2319170)
7. VINA FITRIANA (2319177)
8. MUHAMMAD RIDWAN (2319179)
9. TRI NUR AINI (2319191)
10. NAILAL KHASANAH (2319192)
A. PROSEDUR KEMANAN
DALAM LABORATURIUM
FISIKA
Prosedur Keamanan dalam Laboratorium Fisika
Untuk menjaga keamanan dan keselamatan pengamatan yang dilakukan
di lapangan, sebaiknya pengamat mempersiapkan diri dengan melakukan
beberapa hal-hal berikut:

 Pakaian Rapi
 Memakai sepatu dan pakaian tertutup selama melakukan
pengamatan.

 Bacalah petunjuk praktikum dengan baik sebelum melakukan


praktikum.
a. Tata tertib laboratorium
Yang perlu diatur dan dikemukakan dalam tata tertib umum
adalah hal-hal yang berhubungan dengan :
● Disiplin waktu melaksanakan dan mengikuti kegiatan di laboratorium.
● Cara berpakaian untuk bekerja di laboratorium.
● Cara bertutur kata, dan berperilaku di dalam laboratorium.
● Barang bawaan yang boleh dan yang tidak boleh dibawa ke dalam dan
keluar laboratorium.
● Prosedur peminjaman, pemakaian dan pengembalian alat-alat laboratorium.
● Keselamatan kerja dan keselamatan alat-alat laboratorium.
b. Pedoman Kegiatan
Pedoman kegiatan laboratorium adalah petunjuk teknis perencanaan,
palaksanaan dan evaluasi serta monitoring kegiatan laboratorium.
Pedoman kegiatan laboratorium ini berisi antara lain :

• Informasi dan penjelasan tentang organisasi laboratorium.


• Prosedur kerja dan tata tertib laboratorium.
• Berbagai peluang dan kendala yang dimiliki laboratorium.
• Rencana kerja dan jadwal kegiatan rutin laboratorium, dll.
c. Manual Pengunaan Alat
Buku manual alat atau biasa disebut secara singkat sebagai manual alat adalah
buku atau lembaran kertas yang berisi informasi mengenai spesifikasi alat,
fungsi alat, teknik pengoperasian dan cara menggunakannya. Manual alat
pertama kali digunakan oleh penerima alat untuk memeriksa kelengkapan alat
yang diterima bersamanya

d. Penuntun Percobaan
Kegiatan percobaan dapat dilakukan oleh siswa sebagai peserta pembelajaran,
maupun oleh guru sebagai pengajar baik ketika ia mempelajari sendiri maupun
ketika memperagakan atau mendemonstrasikan alat percobaan. Agar kegiatan
percobaan berjalan dengan baik dan mencapai tujuan percobaan dan tujuan
pembelajarannnya, diperlukan penuntun percobaan yang disusun sesuai dengan
tujuan percobaan dan tujuan pembelajarannya.
e. Alat-alat keselamatan
 Tang penjepit kayu atau logam berlapis kasa untuk menjepit
dan memegang benda yang dipanaskan.

 Statif dan klem

 Benang

 Capit buaya

 Hambatan geser untuk menjaga arus tidak terlalu besar


f. Alat-alat perbaikan.
Alat-alat perbaikan adalah alat-alat (tools) yang digunakan untuk memperbaiki
atau bahkan membuat alat-alat laboratorium.
 Alat-alat perbaikan mutlak harus ada di laboratorium.
 Alat-alat perbaikan diinventarisir dan disimpan di tempat yang mudah
dicari.
 Alat-alat perbaikan harus selalu diambil dan disimpan dari dan ke
tempat yang sudah ditentukan.
B. PROSEDUR KEMANAN
DALAM
a. LABORATURIUM
Bahan kimia ramah lingkungan KIMIA
untuk seetiap laboratorium

• Cegah limbah. Rancang kimia yang tidak menyisakan limbah apapun yang harus
diolah atau dibersihkan.

• Rancang bahan kimia dan produk yang lebih aman.


• Rancang produk kimia yang sangat efektif, namun bahaya mengandung sedikit
racun atau tidak sama sekali

• Rancang sintesis bahan kimia yang tidak terlalu berbahaya. Rancang sintesis
untuk menggunakan dan menghasilkan zat dengan toksisitas rendah atau tidak
beracun sama sekali bagi manusia dan lingkungan. Dll
b. Strategi mencegah limbah
• Pikirkan cara penggunaan produk reaksi dan buat sejumlah keperluan saja.
• Pikirkan biaya pembuatan dan penyimpanan bahan yang tidak dibutuhkan.
• Cari cara untuk mengurangi jumlah langkah dalam eksperimen
• Tingkatkan hasil
• Daur ulang dan gunakan ulang bahan jika mungkin. Dll
c. Menggunakan pekerjaan berskala mikro

• Metode pengurangan bahaya yang berhasil adalah melakukan reaksi kimia dan
prosedur laboratorium lainnya dalam skala yang lebih kecil atau berskala mikro.
• Dalam bahan kimia berskala mikro, jumlah bahan yang digunakan dikurangi menjadi
25 hingga 100 mg untuk zat padat dan 100 hingga 200 µL untuk cairan, dibandingkan
jumlah biasa, yaitu 10 hingga 50 g untuk zat padat atau 100 hingga 500 mL untuk
cairan.
• Penggunaan tingkat skala mikro menghemat berton-ton limbah atau jutaan dolar. Dll
d. Menggunakan pelarut dan bahan lainya yang lebih aman

• Laboratorium lebih aman dan terjamin jika mereka mengganti dengan bahan kimia
yang tidak berbahaya, atau kurang berbahaya bila memungkinkan.
• Pertimbangkan jalur sintetik dan prosedur alternatif untuk melakukan campuran reaksi.
• Ajukan pertanyaan saat memilih bahan reagen atau pelarut untuk prosedur eksperimen
sebagai berikut:
1. Bisakah kita mengganti bahan ini dengan bahan lain yang memiliki potensi bahaya
lebih kecil bagi pelaku eksperimen lainnya?
2. Bisakah kita mengganti bahan ini dengan bahan yang mengurangi atau meniadakan
limbah berbahaya serta biaya pembuangannya?
e. Saat memilih pelarut organic pertimbangkan beberapa faktor penting

• Hindari pelarut yang terdaftar sebagai toksin produktif, polutan udara berbahaya, atau
karsinogen
• Pilih pelarut dengan nilai ambang batas yang relatif tinggi.
• Pelarut pengganti yang paling baik memenuhi kondisi berikut. Pelarut juga memiliki
sifat fisio- kimia (misalnya titik didih, titik nyala, konstanta dielektrik) yang mirip
dengan pelarut asli. Pertimbangkan manfaatnya bagi keselamatan, kesehatan dan
lingkungan serta biayanya. Dll
f. Membeli bahan kimia

• Bagian dari pembeliann bahan kimia adalah analisis masa pakai dan biayanya
• Biaya penanganan, dari segi manusia, keuangan dan biaya pembuangan harus
diperhitungkan.
• Tanpa analisis ini pesanan bisa jadi rangkap dan bahan kimia tak terpakai bisa jadi
bagian signifikan dari limbah berbahaya di laboratorium. Dll
g. Memesan bahan kimia
Sistem pembelian terpusat harus mengontrol pemesanan jenis bahan tertentu, seperti
bahan yang mudah terbakar di dalam wadah yang melebihi ukuran tertentu.Sebelum
membeli bahan kimia, pegawai harus mengajukan beberapa pertanyaan:
• Apakah bahan itu sudah tersedia dari laboratorium lain dalam lembaga itu atau ada
kelebihan di gudang bahan kimia?
• Berapa jumlah minmal yang diperlukan untuk eksperimen?
• Berapa ukuran wadah yang paling sesuai di area tempat digunakannya atau
disimpannya bahan tersebut?
h. Menerima bahan kimia

• Batasi penerimaan bahan kimia ke area yang memiliki perlengkapan untuk menangani
bahan kimia tersebut seperti tempa bongkar muat, ruang penerimaan, atau
laboratorium.
• Jangan mengirimkan bahan kimia ke kantor departemen yang tidak memiliki
perlengkapan untuk menerima paket.
• Jika pengiriman ke kantor serupa opsi satu- satunya, tentukan lokasi terpisah dan jauh
dari gangguan. Seperti meja atau rak untuk pengiriman bahan kimia.
• Setelah bahan kimia datang segera beri tahu pegawai yang memesannya.
i. Langkah-langkah untuk memastikan penerimaan bahan kimia

• Latih pegawai ruang penerimaan tempat bongkar muat, dan tata usaha untuk
mengenali bahaya yang mungkin terkait dengan bahan kimia yang datang ke fasilitas.
Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi masalah, seperti kemasan
bocor atau terjadi tumpahan.
• Lengkapi ruang penerimaan dengan peralatan yang sesuai untuk menerima bahan
kimia. Siapkan rak, meja, atau area terkunci untuk kemasan untuk menghindari
kerusakan akibat kendaraan ruang penerimaan.
• Segera buka paket yang datang dan periksa untuk mengonfirmasi pesanan dan
memastikan bahwa segel wadah dalam keadaan baik.
• Simpan bahan kimia yang tidak dikemas dengan aman. Secara khusus segera buka
kemasan dan simpan bahan kimia reaktif yang dikirimkan dalam wadah logam
bersegel (seperti lithium aluminium hidrida, natrium peroksida fosfat). Dll
j. Penyimpanan bahan kimia

• Sediakan penyimpanan khusus untuk masing-masing bahan kimia dan kembalikan


bahan kimia ke tempat itu setelah digunakan.
• Simpan bahan dan peralatan di lemari dan rak khusus penyimpanan.
• Amankan rak dan unit penyimpanan lainnya. Pastikan rak memiliki bibir pembatas di
bagian depan agar wadah tidak jatuh. Tempatkan wadah cairan pada baki logam atau
plastik yang bisa menampung cairan bila wadah rusak. Tindakan ini utamanya penting
di kawasan yang rawan gempa bumi atau kondisi cuaca ekstrem lainnya.
• Hindari penyimpanan bahan kimia di atas bangku, kecuali bahan kimia yang sedang
digunakan. Hindari jga penyimpanan bahan dan peralatan di atas lemari. Dll
k. Panduan penyimpanan cairan mudah terbakar dan gampang menyala

• Jika tempatnya memungkinkan simpan cairan yang gampang menyala dalam lemari
penyimpanan bahan yang mudah terbakar.
• Simpan cairan gampang menyala di dalam wadah aslinya (atau wadah lain yang
disetujui) atau dalam kaleng keselamatan.
• Simpan 55 galon (~208 L) drum cairan yang mudah terbakar dan gampang menyala
dalam ruang penyimpanan khusus untuk cairan yang mudah terbakar.
• Jauhkan cairan yang mudah terbakar dan mudah menyala dari bahan oksidasi kuat. Dll
l. Penyimpanan zat yang sangat reaktif

• Pertimbangan persyaratan penyimpanan setiap bahan kimia yang sangat reaktif


sebelum membawanya ke dalam laboraturium.
• Baca MSDS atau literatur lainnya mengambil mengambil keputusan tentang
penyimpanan bahan kimia yang sangat reaktif.
• Bawa bahan sejumlah yang diperlukan kedalam laboraturium untuk tujuan jangka
pendek (hingga persediaan 6 bulan, tergantung pada bahannya).
• Pastikan memberi labe, tanggal, dan mencatat dalam infentaris semua bahan yang
sangat reaktif segera setelah bahan diterima.
C. PROSEDUR KEMANAN
DALAM LABORATURIUM
BIOLOGI
a. Prosedur Keamanan dalam Laboratorium Biologi
Prosedur keselamatan kerja di laboratorium biologi menjadi salah satu hal
yang penting untuk diperhatikan. Dalam prakteknya, banyak sekali keguatan
yang dilakukan di dalam laboratorium ini. Mulai dari anak sekolah, praktisi,
peneliti, dan lainnya.
Ada beberapa risiko yang bisa terjadi jika tidak melakukan prosedur
kselamatan kerja selama di laboratorium Biologi. Beberapa hal ini antara lain:
1. Dapat mengakibatkan terjadinya kebakaran dan mengganggu kesehatan.
2. Sakit atau luka, merusak, mengakibatkan korosi dll
3. Kerusakan pada alat alat di laboratorium.
D. Prosedur Keselamatan Kerja dalam
Laboratorium
1. Mengenakan alat keselamatan kerja
2. Melepaskan perhiasan yang mudah rusak apabila terkena bahan kimia
3. Dilarang makan dan minum di dalam laboratorium
4. Dilarang mencoba-coba mencampur zat kimia yang tersedia tanpa ada izin atau
diluar buku petunjuk
5. Menggunakan alat dan bahan yang sesuai
6. Membersihkan atau membuang kotoran setelah bekerja di laboratorium
7. Membersihkan meja kerja
8. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sampai bersih
9. Matikan gas dan peralatan listrik setelah digunakan.
TERIMAKASIH
SEMUANYA

Anda mungkin juga menyukai