Anda di halaman 1dari 14

Perencanaan

Respon Gizi
Pengantar
• Rencana respon gizi dikembangkan berdasarkan kajian dampak
dan analisa kebutuhan gizi dan dapat diperbaharui secara
berkala seiring dengan ketersediaan hasil kajian terbaru.
• Penyusunan rencana respon terdiri dari analisis situasi, serta
penyusunan rencana intervensi untuk setiap komponen
penanganan gizi yang diikuti oleh identifikasi sumber daya untuk
setiap komponen intervensi.
• Apabila upaya pelayanan gizi terganggu akibat dampak
bencana, maka respons gizi perlu dilakukan untuk
mempertahankan status gizi dan apabila memungkinkan,
meningkatkan status gizi masyarakat.
Kegiatan
1. Analisis Situasi
• Analisis Situasi bertujuan untuk melihat sejauh mana risiko
bencana atau dampak bencana terhadap kelompok
sasaran gizi. Analisis dilakukan dengan membandingkan
antara situasi sebelum bencana (data pra-bencana)
dengan informasi yang diperoleh dari kajian dampak
bencana (paska-bencana) sebagai dasar untuk
menentukan kegiatan pokok intervensi penanganan gizi
yang perlu dilakukan.
• Aspek yang perlu dianalisis yaitu jumlah dan sebaran
kelompok sasaran gizi, status pelayanan kesehatan dan
gizi, status gizi pada wilayah terdampak, akses terhadap
makanan bergizi serta akses terhadap layanan dasar
• Informasi yang diperlukan untuk mengembangkan
rencana respon gizi :
a. Skala bencana
b. Kelompok prioritas
c. Wilayah prioritas
d. Kegiatan pokok intervensi yang diperlukan dan
strategi pelaksanaannya
e. Sumber daya yang diperlukan.
2. Perencanaan Intervensi Pemberian Makan Bayi
dan Anak (PMBA)
• Penyusunan kegiatan pokok intervensi PMBA dilakukan berdasarkan
analisis situasi untuk memastikan agar keluaran-keluaran berikut ini
dapat tercapai:
1. Adanya kebijakan dan mekanisme pengelolaan donasi produk
pengganti ASI, untuk mencegah donasi yang tidak terkontrol;
2. Adanya akses terhadap makanan bergizi bagi kelompok bayi dan
anak usia 6 - 23 bulan;
3. Tersedianya akses terhadap konseling PMBA dan menyusui;
4. Tersedianya akses terhadap Ruang Ramah Ibu dan Anak; dan
5. Adanya dukungan dari sektor terkait serta intervensi PMBA yang
terkoordinir
3. Perencanaan Intervensi Pencegahan dan
Penanganan Gizi Kurang dan Gizi Buruk
• Penyusunan kegiatan pokok intervensi Pencegahan dan
Penanganan Gizi Kurang dan Gizi Buruk dilakukan
berdasarkan analisis situasi dengan memastikan agar
tatalaksana gizi kurang dan gizi buruk yang sedang
berjalan tetap dilaksanakan pada situasi bencana.
• Intervensi juga dilakukan untuk mencegah bertambahnya
kasus balita gizi kurang dan gizi buruk termasuk untuk
mencegah terjadinya kasus gizi buruk pada anak yang
sama atau re-lapse (kambuh).
• Penyusunan kegiatan pokok intervensi pencegahan dan
penanganan gizi kurang dan gizi buruk dilakukan
berdasarkan analisis situasi untuk memastikan agar
keluaran-keluaran / hasil dapat tercapai:
1. Terlaksananya pencegahan dan tata laksana balita gizi
kurang dan gizi buruk; dan
2. Pelaksanaan intervensi pencegahan dan tatalaksana
balita gizi kurang dan gizi buruk secara terkoordinir serta
adanya dukungan dari program/sektor/klaster terkait.
4. Perencanaan Intervensi Suplementasi Gizi
• Penyusunan kegiatan pokok intervensi suplementasi gizi
dilakukan berdasarkan analisis situasi untuk mencegah
risiko kekurangan gizi mikro akibat terhentinya pelayanan
gizi.
• Penyusunan kegiatan pokok intervensi suplementasi gizi
dilakukan memastikan :
 Tersedianya akses terhadap makanan tambahan Ibu
hamil KEK, Balita kurang gizi serta serta Ibu Hamil, Ibu
Menyusui dan Balita di wilayah terdampak;
 Tersedianya akses terhadap vitamin A bagi bayi 6-11
bulan dan balita 12-59 bulan;
 Tersedianya akses terhadap TTD bagi Ibu Hamil
dan Remaja Putri; dan
 Adanya dukungan dari program/sektor terkait
suplementasi gizi
5. Perencanaan Intervensi Dukungan Gizi bagi
Kelompok Rentan Lainnya
• Penyusunan kegiatan pokok intervensi
dukungan Gizi bagi kelompok rentan dilakukan
berdasarkan analisis situasi untuk memastikan
adanya akses bagi kelompok rentan, termasuk
disabilitas, terhadap asupan gizi yang
berkualitas.
6. Identifikasi kebutuhan sumber daya
• Sumber daya yang perlu diidentifikasi di dalam pengembangan
rencana respon gizi mencakup sumber daya manusia, alat dan
bahan (perbekalan kesehatan) serta anggaran yang diperlukan
untuk penyelengaraan respon gizi.
• Berdasarkan estimasi dampak bencana yang terjadi (dari hasil
analisis situasi dan RHA Gizi), rencana intervensi yang telah
dibuat, dan sumber daya yang tersedia di wilayah terdampak,
penanggung jawab gizi/koordinator sub klaster gizi diharapkan
dapat memperkirakan jumlah dan jenis sumber daya yang
dibutuhkan.
• Pemenuhan kebutuhan sumber daya respon gizi dapat
dilakukan melalui mobilisasi sumberdaya Dinkes/ Kemenkes
serta mobilisasi sumber daya mitra-mitra sub klaster gizi.

Anda mungkin juga menyukai