PENGERTIAN REAKSI OBAT YANG MERUGIKAN (ROM) Reaksi Obat yang merugikan (ADR = Adverse Drug Reaction) menurut WHO adalah respon dari suatu obat yang berbahaya dan tidak diharapkan yang terjadi pada dosis lazim yang digunakan oleh manusia dengan tujuan profilaksis, diagnosis maupun terapi. Sedangan menurut FDA (Food and Drug Administration) Reaksi obat yang merugikan adalah setiap kejadian yang merugikan berkaitan dengan penggunaan obat pada manusia. KLARIFIKASI REAKSI OBAT YANG MERUGIKAN (ROM) Reaksi tipe A Reaksi tipe A merupakan reaksi obat yang merugikan yang dapat diramalkan dari farmakologi obat yang telah diketahui. Reaksi ini umumnya tergantung pada dosis. Frekuensi terjadinya pun cukup sering, namun jarang sekali menimbulkan efek yang serius. Melalui pengurangan dosis biasanya sudah dapat menghilangkan ROM. Karena reaksi ini sering terjadi, maka ROM ini juga sering dijumpai selama uji klinis. Namun, adanya efek yang tertunda maka beberapa reaksi tidak akan muncul sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun setelah dipasarkan. Reaksi tipe B Reaksi tipe B ini tidak berhubungan dengan farmakologis obat pada umumnya, misalkan hemolysis dengan metildopa atau trombositopenia dengan penghambat ACE (Angiotensin- Converting Enzyme inhibitors). Reaksi ini terjadi tanpa terkait dengan dosis, namun berkaitan dengan system metabolism obat dan system imun tubuh penderita. Reaksi ini lebih jarang terjadi dibandingkan rekasi tipe A, namun sering kali menimbulkan efek yang lebih serius dan bahkan mematikan. Reaksi seperti ini sangat sulit untuk bisa diramalkan dan hanya terjadi pada individu yang rentan terhadap reaksi ini. PENILAIAN DUGAAN TERJADINYA REAKSI OBAT YANG MERUGIKAN (ROM) Certain: kejadian klinis termasuk gambaran hasil laboratorium abnormal, terjadinya berhubungan dengan jarak waktu pemberian suatu jenis obat tertentu, tetapi efek yang terjadi tidak dapat ada kaitannya dengan penyakit yang diderita atau dengan obat yang lainnya. Efek yang diakibatkan obat tersebut dapat dibuktikan secara farmakologi dan fenomenologi. Apabila pemberian obat yang dicurigai dihentikan, akan terjadi respon. Probable/likely: kejadian klinis termasuk gambaran hasil laboratorium abnormal, diduga (kemungkinan besar) berhubungan dengan waktu pemberian obat suatu obat, sangat kecil kemungkinan kaitan dengan efek penyakit yang diderita atau dari jenis obat lainnya, yang akan terjadi respon apabila pemberian obat itu dihentikan. Possible: kejadian klinis termasuk gambaran hasil laboratorium abnormal dengan dugaan berhubungan dengan pemberian suatu jenis obat, tapi masih ada kemungkinan kaitan dengan efek penyakit yang diderita. Unlikely: kejadian klinis termasuk gambaran hasil laboratorium abnormal, hubungan antara pemberian obat tertentu bersifat temporal sehingga dugaan kaitan dengan obat tersebut kecil, tapi besar kemungkinan berkaitan dengan penyakit yang diderita. Conditional/unclassified: kejadian klinis termasuk gambaran hasil laboratorium abnormal, namun belum ada data yang jelas mengenai kaitan hubungan sebab-akibat dengan pemberian obat. Unassesable/unclassifiable: suatu laporan dugaan efek samping obat, tapi tidak dapat dinilai kaitan hubungan sebab-akibat dari pemberian suatu obat tersebut dikarenakan tidak cukupnya informasi yang diperoleh atau kontradiksi, sehingga data tersebut tidak dapat diverifikasi. FAKTOR RESIKO TERJADINYA REAKSI OBAT YANG MERUGIKAN (ROM) Faktor usia, berhubungan dengan kondisi fisiologis organ tubuh yang berperan dalam proses absorpsi, distribusi, metabolism dan ekskresi obat terutama pada pasien pediatric dan geriatric. Pasien dengan resep polifarmasi (Pasien yang mendapat lebih dari 3 jenis obat). Polifarmasi ini mengakibatkan kemungkinan terjadinya interaksi obat yang menjadi lebih besar. Ketidakpatuhan pasien, factor ini dapat timbul karena adanya efek samping obat, sehingga pasien cenderung menolak mengonsumsi obat. Faktor penyakit kronik, factor ini biasanya berhubungan dengan jumlah obat yang diperoleh dan kemungkinan terjadinya interaksi obat DAFTAR PUSTAKA Aslam, Muhammad, DKK., 2003, Farmasi Klinis (Clinical Pharmacy) Menuju Pengobatan Rasional dan Penghargaan Pilihan Pasien, Jakarta: PT Elex Media Komputindo Aulia febrianti, Nia., 2015, Evaluasi Adverse Drug Reaction (ADRs) pada psien asma ddi RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Edward, I, Ralph, Jeffrey, K, Aronson., 2000, Adverse Drug Reaction: Definition, Diagnosis, and Management, 456: 1256-1257 Lazarou J., Bruce H., Pomeraz. Et al., 1998, Incidence of Adverse Drug Reaction in Hospitalized Patient, JAMA, 15: 279