Anda di halaman 1dari 8

REAKSI OBAT YANG Dwiyana Raihana Nurman

MERUGIKAN (ROM) D1B121370


PENGERTIAN REAKSI OBAT
YANG MERUGIKAN (ROM)
Reaksi Obat yang merugikan (ADR = Adverse Drug
Reaction) menurut WHO adalah respon dari suatu obat
yang berbahaya dan tidak diharapkan yang terjadi pada
dosis lazim yang digunakan oleh manusia dengan tujuan
profilaksis, diagnosis maupun terapi. Sedangan menurut
FDA (Food and Drug Administration) Reaksi obat yang
merugikan adalah setiap kejadian yang merugikan
berkaitan dengan penggunaan obat pada manusia.
KLARIFIKASI REAKSI OBAT
YANG MERUGIKAN (ROM)
Reaksi tipe A
Reaksi tipe A merupakan reaksi obat yang merugikan yang dapat
diramalkan dari farmakologi obat yang telah diketahui. Reaksi ini
umumnya tergantung pada dosis. Frekuensi terjadinya pun cukup
sering, namun jarang sekali menimbulkan efek yang serius. Melalui
pengurangan dosis biasanya sudah dapat menghilangkan ROM.
Karena reaksi ini sering terjadi, maka ROM ini juga sering
dijumpai selama uji klinis. Namun, adanya efek yang tertunda
maka beberapa reaksi tidak akan muncul sampai berbulan-bulan
bahkan bertahun-tahun setelah dipasarkan.
Reaksi tipe B
Reaksi tipe B ini tidak berhubungan dengan farmakologis obat
pada umumnya, misalkan hemolysis dengan metildopa atau
trombositopenia dengan penghambat ACE (Angiotensin-
Converting Enzyme inhibitors). Reaksi ini terjadi tanpa terkait
dengan dosis, namun berkaitan dengan system metabolism obat
dan system imun tubuh penderita. Reaksi ini lebih jarang terjadi
dibandingkan rekasi tipe A, namun sering kali menimbulkan efek
yang lebih serius dan bahkan mematikan. Reaksi seperti ini sangat
sulit untuk bisa diramalkan dan hanya terjadi pada individu yang
rentan terhadap reaksi ini.
PENILAIAN DUGAAN
TERJADINYA REAKSI OBAT
YANG MERUGIKAN (ROM)
 Certain: kejadian klinis termasuk gambaran hasil laboratorium abnormal,
terjadinya berhubungan dengan jarak waktu pemberian suatu jenis obat tertentu,
tetapi efek yang terjadi tidak dapat ada kaitannya dengan penyakit yang diderita
atau dengan obat yang lainnya. Efek yang diakibatkan obat tersebut dapat
dibuktikan secara farmakologi dan fenomenologi. Apabila pemberian obat yang
dicurigai dihentikan, akan terjadi respon.
 Probable/likely: kejadian klinis termasuk gambaran hasil laboratorium
abnormal, diduga (kemungkinan besar) berhubungan dengan waktu pemberian
obat suatu obat, sangat kecil kemungkinan kaitan dengan efek penyakit yang
diderita atau dari jenis obat lainnya, yang akan terjadi respon apabila pemberian
obat itu dihentikan.
Possible: kejadian klinis termasuk gambaran hasil laboratorium abnormal
dengan dugaan berhubungan dengan pemberian suatu jenis obat, tapi masih
ada kemungkinan kaitan dengan efek penyakit yang diderita.
Unlikely: kejadian klinis termasuk gambaran hasil laboratorium abnormal,
hubungan antara pemberian obat tertentu bersifat temporal sehingga dugaan
kaitan dengan obat tersebut kecil, tapi besar kemungkinan berkaitan dengan
penyakit yang diderita.
Conditional/unclassified: kejadian klinis termasuk gambaran hasil
laboratorium abnormal, namun belum ada data yang jelas mengenai kaitan
hubungan sebab-akibat dengan pemberian obat.
Unassesable/unclassifiable: suatu laporan dugaan efek samping obat, tapi
tidak dapat dinilai kaitan hubungan sebab-akibat dari pemberian suatu obat
tersebut dikarenakan tidak cukupnya informasi yang diperoleh atau
kontradiksi, sehingga data tersebut tidak dapat diverifikasi.
FAKTOR RESIKO TERJADINYA
REAKSI OBAT YANG
MERUGIKAN (ROM)
Faktor usia, berhubungan dengan kondisi fisiologis organ tubuh yang
berperan dalam proses absorpsi, distribusi, metabolism dan ekskresi
obat terutama pada pasien pediatric dan geriatric.
Pasien dengan resep polifarmasi (Pasien yang mendapat lebih dari 3
jenis obat). Polifarmasi ini mengakibatkan kemungkinan terjadinya
interaksi obat yang menjadi lebih besar.
Ketidakpatuhan pasien, factor ini dapat timbul karena adanya efek
samping obat, sehingga pasien cenderung menolak mengonsumsi obat.
Faktor penyakit kronik, factor ini biasanya berhubungan dengan jumlah
obat yang diperoleh dan kemungkinan terjadinya interaksi obat
DAFTAR PUSTAKA
Aslam, Muhammad, DKK., 2003, Farmasi Klinis (Clinical Pharmacy) Menuju
Pengobatan Rasional dan Penghargaan Pilihan Pasien, Jakarta: PT Elex Media
Komputindo
Aulia febrianti, Nia., 2015, Evaluasi Adverse Drug Reaction (ADRs) pada psien
asma ddi RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto, Universitas
Muhammadiyah Purwokerto
Edward, I, Ralph, Jeffrey, K, Aronson., 2000, Adverse Drug Reaction: Definition,
Diagnosis, and Management, 456: 1256-1257
Lazarou J., Bruce H., Pomeraz. Et al., 1998, Incidence of Adverse Drug Reaction in
Hospitalized Patient, JAMA, 15: 279

Anda mungkin juga menyukai