Teknik partisipatif Kreativitas pengambilan keputusan dapat Sebagai Teknik pengambil keputusan, diterapkan pada individu atau kelompok, partisipatif mencakup individu atau karena pengambilan keputusan individu kelompok dalam proses yang dapat membantu pengambilan keputusan dalam dilakukan secara formal maupun organisasi saat ini, sehingga pemahaman informal, dan memerlukan keterlibatan mengenai dinamika kelompok dan tim intelektual, emosional, dan fisik. menjadi relevan dengan pengambilan keputusan. Teknik Delphi Teknik kelompok nominal Teknik pengambil keputusan kelompok untuk prediksi jangka panjang. Saat ini, Kelompok nominal dikatakan sebagai berbagai organisasi bisnis, pendidikan, “kelompok diatas kertas”. Hal ini hanya pemerintahan, kesehatan, dan militer nama kelompok karena tidak ada interaksi menggunakan delphi. verbal antar anggota. Asumsi keprilakuan dalam pengambilan keputusan organisasi • Perusahaan sebagai unit pengambilan keputusan perusahaan dapat dianggap sebagai unit pengambilan keputusan yang serupa dalam banyak hal dengan seorang individu. Masalah keputusan yang di hadapi perusahaan begitu dan kompleks. • Resolusi semu dari Konflik Organisasi adalah koalisi dari individu-individu dengan tujuan yang berbeda yang seringkali dapat menimbulkan konflik. Oleh karena itu, pengambilan keputusan melibatkan pemilihan atas satu alternatif yang sesuai dengan tujuan dan harapan secara keseluruhan, maka diperlukan suatu prosedur untuk menyelesaikan konflik agar dapat mencapai tujuan. • Menghindari ketidak pastian Ketika mengambil keputusan, organisasi secara terus – menerus akan dihantui oleh ketidakpastian dalam lingkungan internal maupun eksternal. • Pencarian masalah Cybert dan March (1963) mengembangkan suatu teori pencarian organisasi untuk melengkapi konsep pengambilan keputusan. Mereka menggunakan istilah “pencarian masalah” dan mendefinisikannya sebagai proses menemukan solusi atas suatu masalah tertentu atau sebagai suatu cara untuk bereaksi terhadap sejumlah peluang. Pencarian diarahkan pada satu tujuan khusus. • Pembelajaran organisasi Walaupun organisasi tidak mengalami proses pembelajaran sebagaimana yang telah dialami oleh individu, organisasi memperlihatkan perilaku adaptif dari karyawannya. • Manusia-para pengambil keputusan organisasi Penting untuk di ingat, bahwa manusialah dan bukannya organisasi yang dapat mengenali dan mendefinisikan masalah atau peluang dan mencari sejumlah tindakan alternatif. Manusialah yang memilih kriteria pengambilan keputusan, memilih alternatif yang optimal, dan menerapkannya. Lingkungan organisasi dimana manusia berada bergantung pada jenis masalah pengambilan keputusan atau peluang yang dihadapi. • Kekuatan dan kelemahan individu sebagai pengambil keputusan Manusia merupakan makhluk yang rasional karena mereka memiliki kapasitas untuk berpikir, memilih, dan belajar. Akan tetapi, rasionalitas manusia sangat terbatas karena mereka hampir tidak pernah memperoleh informasi yang penuh dan hanya mampu memproses informasi yang tersedia secara berururan. • Peran kelompok sebagai pembuat keputusan dan pemecah masalah Dalam situasi pengambilan keputusan, komite menawarkan keunggulan dari keragaman terkait pengalaman, Pengetahuan, dan keahlian serta luasnya gagasan dan dukungan yang menguntungkan. • Fenomena pemikiran kelompok Pemikiran kelompok menggambarkan situasi dimana tekanan untuk mematuhi mencegah anggota-anggota kelompok untuk mempresentasikan ide atau pandangan yang tidak populer. • Fenomena perubahan yang beresiko (pengaruh dari diskusi kelompok) Fenomena perubahan kelompok merupakan produk sampingan dari interaksi manusia. Hal ini dikarakteristikkan oleh kelompok yang lebih memilih alternatif yang lebih memilih alternatif yang lebih angresif dan beresiko daripada apa yang mungkin dilakukan oleh individu jika mereka bertindak sendirian. • Kesatuan kelompok Didefinisikan sebagai tingkatan, yang mana anggota-anggota kelompok tertarik satu sama lain dan memiliki tujuan kelompok yang sama. • Pengambilan Keputusan dengan konsensus vs aturan mayoritas Pengambilan keputusan dengan konsensus membutuhkan lebih banyak waktu daripada pengambilan keputusan dengan aturan mayoritas. Oleh karenanya, konsensus menjadi kurang sesuai untuk diterapkan jika berada diwaktu-waktu kritis. • Kontroversi yang disebabkan oleh hubungan atasan-bawahan Kelompok pengambil keputusan terdiri dari atasan dan bawahan. Terdapatnya kontroversi dalam situasi pengambilan keputusan tidak terlalu berpengaruh buruk terhadap berfungsinya kelompok. Kontroversi dikatakan cukup sehat jika ditangani dengan bijaksana dan konstruktif oleh atasan, dan hal ini dapat mengarah pada pengambilan keputusan secara lebih baik. • Pengaruh dasar kekuasaan Elemen Kekuasaan yang paling sering disebutkan adalah kekuasaan posisi, kekuasaan keahlian, kekuasaan informasi, kekuasaan sumber daya, atau kekuasaan politik. • Dampak dari tekanan waktu Tekanan waktu menyebabkan para anggota kelompok menjadi lebih sering setuju untuk mencapai konsensus kelompok; lebih kurang menuntut dan lebih bersifat mendamaikan dalam situasi tawar-menawar; Lebih membatasi pastisipasi dalam proses pengambilan keputusan hanya pada relatif sedikit anggota; dan lebih menyukai aturan mayoritas.