Anda di halaman 1dari 27

2022

PENGANTAR
KOMUNIKASI
KESEHATAN
ETIKA DAN KOMUNIKASI KEPERAWATAN
D3 KEPERAWATAN / 21A1
DOSEN PENGAMPU: BAPAK KRESNA AGUNG
YUDIANTO, M.PSI
KELOMPOK 1

1. ADELIA CAHYA 2. DEVI NUR 3. EVA NUR BAETI


PUSPITA (210207001) PUSPITA SARI (210207021)
(210207012)

4. JASITA SALMA 5. MITA FIDIYA WATI 6. SEPTI ANA TRI


DELLILA (210207032) (210207035) HANDAYANI
(210207046)
01
PENGERTIAN
KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku
dan memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan
dunia sekitarnya.
PENGERTIAN KOMUNIKASI
MENURUT PARA AHLI

01 Menurut Reksohadiprojo, 1986 02 Menurut Handaya,


1980
Komunikasi adalah usaha mendorong Komunikasi adalah proses interaksi atau
orang lain untuk menginterprestasikan hubungan saling pengertian satu sama lain
pendapat seperti apa yang dikehendaki antara sesame manusia. Proses interaksi
oleh orang yang mempunyai pendapat atau hubungan satu sama lain yang
tersebut serta diharapkan diperoleh titik dikehendaki oleh seorang dengan maksud
kesamaan untuk pengertian. agar dapat diterima dan dimengerti antara
sesamanya.
PENGERTIAN KOMUNIKASI
MENURUT PARA AHLI

Menurut Menurut
03 Louis, 1981
04 Mundakir, 2006
Komunikasi adalah suatu proses Komunikasi merupakan proses pengiriman
memberikan signal menurut aturan atau pertukaran (stimulus, signal, symbol,
tertentu, sehingga dengan cara ini suatu informasi) baik dalam bentuk verbal maupun
sistem dapat didirikan, dipelihara, dan non verbal dari pengirim ke penerima pesan
diubah. dengan tujuan adanya perubahan (baik
dalam aspek kognitif, afektif, maupun
psikomotor).
02
PENTINGNYA
KOMUNIKASI
1. Dapat merupakan sarana 3. Dapat sebagai kunci
terbina hubungan yang baik keberhasilan tindakan
antara pasien dan tenaga kesehatan yang telah
kesehatan. dilakukan.

2. Dapat melihat
perubahan perilaku
yang terjadi pada
individu atau pasien.
4. Dapat sebagai tolak ukur 5. Dapat sebagai tolak
kepuasan pasien. ukur komplain tindakan
dan rehabilitasi.
03
TUJUAN
KOMUNIKASI
1. Mampu 2. Menggali perilaku
memahami perilaku bila setuju dan tidak
orang lain. setuju.

3. Memahami 4. Menciptakan
perlunya memberi hubungan personal
pujian. yang baik.
5. Memperoleh 6. Untuk
informasi tentang menentukan suatu
situasi atau sikap kesanggupan.
tertentu.

7. Untuk meneliti 8. Memberi nasihat.


pola kesehatan.
04
JENIS-JENIS
KOMUNIKASI
1. KOMUNIKASI VERBAL
Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan tepat waktu. Kata-kata adalah alat atau
simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respon
emosional, atau menguraikan obyek, observasi dan ingatan.
KOMUNIKASI VERBAL EFEKTIF HARUS:
● Jelas dan ringkas.
● Perbendaharaan kat.
● Arti denotative dan konotatif.
● Selaan dan kesempatan berbicara.
● Waktu dan relevansi.
● Humor.
2. KOMUNIKASI NON VERBAL
Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan katakata.
Perawat perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai dari
saat pengkajian sampai evaluasi asuhan keperawatan.
KOMUNIKASI NON VERBAL TERAMATI PADA:
● Metakomunikasi.
● Penampilan personal.
● Intonasi (nada suara).
● Ekspresi wajah.
● Sentuhan.
● Sikap tubuh dan langkah.
3. KOMUNIKASI TERAPEAUTIK
Komunikasi yang dilakukan seorang perawat saat melakukan intervensi
keperawatan harus mampu memberikan khasiat therapi bagi proses
penyembuhan pasien.
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEAUTIK:
● Mendengarkan dengan penuh perhatian.
● Menunjukkan penerimaan.
● Menanyakan pertanyaan yang berkaitan.
● Mengulang ucapan klien menggunakan kata-kata sendiri.
● Klarifikasi.
● Memfokuskan.
● Menyampaikan hasil observasi.
● Menyampaikan hasil observasi.
● Menawarkan informasi.
● Diam.
● Meringkas.
● Memberikan penghargaan.
● Menawarkan diri.
● Memberikan kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan.
● Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan.
● Menempatkan kejadian secara teratur akan menolong perawat dan klien
untuk melihatnya dalam suatu perspektif.
05
PRINSIP-PRINSIP
KOMUNIKASI
1. Perawat harus mengenal dirinya sendiri.
2. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling
menerima, percaya, dan menghargai.
3. Perawat harus memahami dan menghayati nilai yang
dianut oleh pasien.
4. Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien,
baik fisik maupun mental.
5. Perawat harus dapat menciptakan suasana yang
nyaman dan aman bagi pasien.
6. Kejujuran dan terbuka.
7. Mampu sebagai role model.
8. Altruisme.
9. Bertanggung jawab.
06
KOMPONEN
KOMUNIKASI
2. Komunikan:
Penerima informasi
atau member respon
terhadap stimulus yang
disampaikan oleh
1. Komunikator: 3. Pesan, Gagasan atau
komunikator.
penyampai informasi pendapat, fakta,
atau sumber informasi. informasi, atau
stimulus yang
disampaikan.
5. Kegiatan
“encoding”: perumusan
pesan oleh komunikator
sebelum disampaikan
kepada komunikan.
4. Media komunikasi: 6. Kegiatan
Saluran yang dipakai “decoding”, Penafsiran
untuk menyampaikan pesan oleh komunikan
pesan. pada saat menerima
pesan.
07
ASPEK-ASPEK
KOMUNIKASI
1. PERKEMBANGAN 2. PERSEPSI

Agar dapat berkomunikasi efektif, Persepsi adalah pandangan 


seorang perawat harus mengerti pribadi seseorang terhadap
pengaruh perkembangan usia baik suatu kejadian atau peristiwa.
dari sisi bahasa, maupun proses  Persepsi dibentuk oleh 
berpikir orang tersebut. Contohnya harapan atau pengalaman.
cara berkomunikasi anak usia  Perbedaan persepsi dapat
remaja dengan anak usia balita. mengakibatkan terhambatnya 
komunikasi.
3. GENDER 4. NILAI

Tannen (1990) menyatakan bahwa Perawat perlu berusaha


kaum perempuan menggunakan mengklarifikasi nilai sehingga
teknik komunikasi untuk mencari dapat membuat keputusan
konfirmasi, meminimalkan dan interaksi yang tepat
perbedaan, dan meningkatkan  dengan klien. Dalam
keintiman, sementara kaum laki- hubungan profesionalnya
laki lebih menunjukan indepedensi diharapkan perawat tidak
dan status dalam kelompoknya. terpengaruh oleh nilai
pribadinya.
5. LATAR BELAKANG 6. EMOSI
SOSIAL BUDAYA
Perawat perlu mengkaji emosi
Bahasa dan gaya komunikasi
klien dan keluarganya, agar
 akan sangat dipengaruhi oleh
mampu memberikan asuhan
faktor budaya. Budaya juga akan
keperawatan dengan tepat.
membatasi cara bertindak dan
Selain itu, perawat perlu
komunikasi.
mengevaluasi emosi yang ada
pada dirinya agar dalam
melakukan asuhan
keperawatan tidak terpengaruh
oleh emosi bawah sadarnya.
7. PERAN DAN 8. LINGKUNGAN
HUBUNGAN
Berbeda dengan komunikasi yang Suasana yang bising, tidak
terjadi dalam pergaulan bebas, ada privacy yang tepat akan
komunikasi antar perawat klien menimbulkan kerancuan,
terjadi secara formal karena ketegangan dan
tuntutan profesionalisme. ketidaknyamanan. Untuk itu,
perawat perlu menyiapkan
lingkungan yang tepat dan
nyaman sebelum memulai
interaksi dengan pasien.
9. JARAK 10. MASA
BEKERJA
 Jarak tertentu menyediakan rasa Masa bekerja merupakan
aman dan kontrol. Untuk itu waktu dimana seseorang mulai
perawat perlu memperhitungkan bekerja di tempat kerja. Makin
jarak yang tetap pada saat lama seseorang bekerja
melakukan hubungan dengan semakin banyak pengalaman
klien. yang dimilikinya sehingga
akan semakin baik
komunikasinya.
TERIMAKASIH

ADA YANG MAU BERTANYA?

Anda mungkin juga menyukai