Anda di halaman 1dari 11

TEHNIK PENDOKUMENTASIAN

WILLY ASTRIANA, AM.KEB, SKM, M.KES


I. Naratif

Bentuk naratif merupakan pencatatan tradisional dan


bertahan paling lama serta merupakan sistem
pencatatan yang fleksibel.
Setiap narasumber memberikan, hasil observasinya,
menggambarkan aktifitas dan evaluasinya yang unik.
Cara penulisan ini mengikuti dengan ketat urutan
kejadian/kronologis. Biasanya kebijakan institusi
menggariskan siapa mencatat/melaporkan apa,
bagaimana sesuatu akan dicatat dan harus dicatat
dimana
Keuntungan catatan naratif
1) Pencatatan secara kronologis memudahkan
penafsiran secara berurutan dari kejadian dari
asuhan/tindakan yang dilakukan
2) Memberi kebebasan kepada bidan untuk mencatat
menurut gaya yang disukainya
3) Format menyederhanakan proses dalam mencatat
masalah, kejadian perubahan, intervensi, rekasi pasien
dan outcomes
Kelemahan catatan naratif
1) Cenderung untuk menjadi kumpulan data yang
terputus-putus, tumpang tindih dan sebenarnya
catatannya kurang berarti
2) Kadang-kadang sulit mencari informasi tanpa
membaca seluruh catatan atau sebagian besar catatan
tersebut
3) Mengabdikan sistem menguburkan pesanan dimana
mencatat masalah pasien secara suferpisial/dangkal
daripada mengupasnya secara mendalam
4) Perlu meninjau catatan dari seluruh sumber untuk
mengetahui gambaran klinis pasien secara menyeluruh
5) Dapat membuang banyak waktu karena format yang
polos menuntun pertimbangan hati-hati untuk
menentukan informasi yang perlu dicatat setiap pasien
6) Kronologis urutan peristiwa dapat mempersulit
interpretasi karena informasi yang bersangkutan
mungkin tidak tercatat pada tempat yang sama
7) Mengikuti perkembangan pasien bisa menyita banyak
waktu
beberapa hal dalam pencatatan naratif yang perlu
diperhatikan, yaitu :
1) Pakai terminologi yang sudah lazim dipakai,
misalnya : pengkajian, perencanaan, diagnosa,
prognosa, evaluasi dan lain-lain
2) Dalam pencatatan perhatikan langkah-langkah :
kumpulkan data subjektif, data objektif, kaji
kebutuhan pasien dan tentukan diagnosa, prognosa,
kemudian buat perencanaan asuhan/tindakan dengan
memberi batasan waktu untuk pencapaian hasil yang
diprediksi/perkembangan yang diharapkan atau waktu
untuk evaluasi, laksanakan rencana itu dan perhatikan
perkembangan pasien atau responnya terhadap
tindakan kebidanan/keperwatan kemudian evaluasi
sesuai rencana yang ditetapkan, kaji ulang seluruh
proses dan revisi rencana kalau dinilai perlu
3) Tulis, perbaiki/sempurnakan dan pertahankan
rencana asuhan sebagai bagian dari catatan anda
4) Buat penilaian anda secara periodik dan monitor
kondisi fisik dan psikologis pasien dan tindakan
perawatan misalnya melaksanakan rencana
medik/dokter, penyuluhan pasien dan perkembangan
pasien
5) Catat semua pernyataan evaluasi pada saat tertentu
misalnya waktu masuk, pindah pulang atau pada saat
adanya perubahan situasi/kondisi
II. Flow sheet /checklist
Flow sheet memungkinkan perawat untuk mencatat
hasil observasi atau pengukuran yang dilakukan secara
berulang yang tidak perlu ditulis secara naratif,
termasuk data klinik klien tentang tanda-tanda vital
(tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu), berat badan,
jumlah masukan dan keluaran cairan dalam 24 jam
dan pemberian obat
Flow sheet yang biasanya dipakai adalah catatan
klinik, catatan keseimbangan cairan dalam 24 jam,
catatan pengobatan catatan harian tentang asuhan
keperawatan.
Flow sheet merupakan cara tercepat dan paling efisien
untuk mencatat informasi

Anda mungkin juga menyukai