Anda di halaman 1dari 27

BAJA SEBAGAI BAHAN

BANGUNAN
Ir. Suprapto Siswosukarto, PhD
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan
Fakultas Teknik UGM
Gambar 1.1. Spesimen baja uji tarik

f F

B E
A
C
Pada bagian OA
f=E
O

Diagram tegangan-regangan baja
Modulus elastisitas : E = 200 Gpa
Modulus Geser : G = 80.000 Mpa Nisbah
Poison :  = 0,3
Koefisien pemuaian :  = 12x10-6/oC

fv = G 

E
G =
2(1  )

dengan : G = modulus geser


fv = tegangan geser
 = angka Poisson
f
fy

0,2% offset

O

Penentuan tegangan leleh baja


Tegangan Tegangan Pereganga
Jenis putus leleh fy n
Baja minimum, fu minimum 
(MPa) (MPa) minimum
(%)
BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13
Gambar Kuat tarik dan tegangan leleh baja
pada berbagai temperatur
Gambar Diagram tegangan-regangan baja SM58
pada temperatur tinggi
Modulus elastisitas baja pada berbagai temperatur
Sketsa kurva creep
Diagram tegangan-regangan dinamik dan statik
Pengaruh pengerasan regangan
Pengaruh penuaan regangan
Diagram tegangan leleh-N putar spesimen
Tegangan sisa (Residual Strength)
• Proses pendinginan
• Pengerjaan secara dingin
• Pelubangan/pemotongan
• Pengelasan
Sifat metalurgi baja
• Baja yang biasa dipakai untuk struktur bangunan :
• Baja karbon (carbon steel) kuat tarik sekitar 400 Mpa,
• High strength steel kuat tarik 500 MPa -- 1000
MPa
• Baja kekuatan tinggi dengan kekuatan 500—600 MPa dibuat dengan
paduan yang tepat ke dalam baja.
• Baja kekuatan tinggi dengan kuat tarik 600 MPa atau lebih, dibuat
dengan bahan paduan disertai perlakuan panas (heat treatment).
• Dalam banyak hal, fabrikasi struktur baja dilakukan dengan
las, agar tidak terjadi perlemahan akibat lubang baut. Oleh
karena itu baja struktural tidak hanya dituntut berkekuatan
tinggi, tetapi juga harus dapat dilas.
• Sayangnya semakin tinggi kekuatan baja, semakin sulit
pengelasan dilakukan.
Beberapa pengaruh komponen baja terhadap
sifat mekanis dan kemudahan pengelasan
dapat diuraikan sebagai berikut:
• Karbon (C). Semakin tinggi kadar karbon di dalam baja, semakin
tinggi kuat tarik serta tegangan leleh, tetapi koefisien muai bahan
turun, dan baja semaikn getas.
• Karbon mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap sifat
mampu las. Semakin tinggi kadar karbon menjadikan sifat mampu
las turun.
• Mangan (Mn) menaikkan kekuatan dan kekerasan baja, sedikit
menurunkan koefisien muai bahan, dan melawan terhadap
kegetasan yang ditimbulkan oleh sulfur
• Silikon (Si) meningkatkan tegangan leleh, tetapi mengakibatkan
kegetasan jika kadar terlalu tinggi (2% atau lebih).
• Pospor (P) dan sulfur (S) meningkatkan kegetasan baja sesuai
dengan peningkatan kadarnya. Keduanya cenderung memisah keluar
(segregate) dari baja.
Kemudahan pengelasan

• Faktor utama pada kemudahan pengelasan adalah nilai


ekivalensi karbon Ceq dari komponen kimia dalam baja.
Baja berkekuatan tinggi cenderung mempunyai nilai
ekivalensi karbon tinggi.
• Jika Ceq melampaui batas tertentu (Ceq=0,39—0,43),
merosotnya sifat mampu las dapat diatasi dengan pra
pemanasan pada daerah yang akan dilas.
Fabrikasi

• Baja dan besi cor merupakan perpaduan antara Fe dan C,


dengan rumus kimia Fe3C.
• Teoritis kandungan C pada baja dan besi cor adalah
6,67%, tetapi dalam praktek kandungan C

• baja sebanyak 0,06—2 %,


• besi cor 2—5 %,
• besi murni maksimal 0,06 %.
Fabrikasi

• Baja diproduksi dengan cara melebur biji besi yang


diperoleh dari tambang dalam tanur tinggi atau melebur
kembali baja scraps dalam tanur pengolahan baja dengan
bahan dasar biji besi atau besi tua ditambah arang kayu,
kokas, oksigen dan bahan imbuh diolah dalam tanur
temperatur tinggi.
• Arang kayu akan bertindak sebagai bahan bakar dan
sekaligus bahan reduksi, sesudah bereaksi dengan udara
panas yang dihembuskan lewat pemanas udara.
• Disini pemanasan diperoleh dengan pembakaran gas
buang dari tanur.
Jenis Baja

• Baja canai panas (Hot Rolled)- Baja yang dibentuk pada


kondisi panas
• Baja canai dingin (cold Rolled) – Baja dibentuk pada
kondisi dingin.
Bentuk tampang profil
Korosi dan cara pencegahnya

• Dalam proses pembuatan baja, oksigen


dipisahkan dari bijih besi secara paksa.
• Oleh karena itu secara alami, ada suatu
kecenderungan baja berusaha kembali mencapai
bentuk yang lebih stabil yaitu oksida besi (karat).
• Perubahan bentuk dari logam menjadi oksida
dalam lingkungan yang induktif dinamakan korosi.
Korosi dan cara pencegahnya
• Jika pada permukaan bajagilas terdapat air yang mengandung oksigen,
maka akan terjadi reaksi yang mengubah bijih besi yang mempunyai
potensi korosi rendah menjadi ferro hidroksida yang larut dalam air.
• Larutan ini bercampur dengan oksigen yang ada di dalam air
menghasilkan ferri hidroksida (karat). Reaksi ini terulang seiring dengan
perkembangan korosi. Keadaan lingkungan dengan kombinasi air dan
oksigen yang berubah-ubah, mempengaruhi kecepatan dan
perkembangan korosi. Jika tidak terdapat oksigen dan air, maka proses
korosi tidak akan berjalan.
• Mengingat korosi dapat menimbulkan kerugian yang besar, maka upaya
harus dilakukan untuk mencegah proses korosi pada elemen-elemen
struktur. Banyak riset telah dilakukan untuk hal tersebut, beberapa
metoda pencegahan korosi telah dikembangkan untuk mengengatasi
permasalahan korosi. Sebagai contoh dapat disebutkan beberapa
metode berikut ini:
Korosi dan cara pencegahnya

• Mengingat korosi dapat menimbulkan kerugian yang


besar, maka upaya harus dilakukan untuk mencegah
proses korosi pada elemen-elemen struktur.
Beberapa metoda pencegahan korosi adalah sebagai
berikut ini:

Metoda pencegahan korosi primair dengan menambahkan


elemen logam tertentu untuk meningkatkan ketahanan
terhadap korosi.

Metode pencegahan korosi sekunder dengan cara


coating,
electric protection
Korosi dan cara pencegahnya

Faktor-faktor yang berperan dalam proses korosi


1. Suhu udara
2. Kelembaban relatif udara
3. Arah angin
4. Curah hujan
5. Derajat polusi udara
6. Percikan air garam yang berasal dari laut
7. Pipa terpendam penyalur air
Korosi dan cara pencegahnya

Kolom dan balok dilindungi beton ringan


Terima kasih…!

Anda mungkin juga menyukai