Anda di halaman 1dari 49

TM 02.

PERPAJAKAN II

LAPORAN KEUANGAN
KOMERSIAL DAN
FISKAL

Dr. Suhirman Madjid, SE., MS.i, Ak,CA


AKUNTANSI PAJAK
Pasal 4 (4) UU KUP
 SPT Tahunan PPh Wajib Pajak yang
wajib menyelenggarakan pembukuan
harus dilampiri dengan laporan keuangan
berupa neraca dan laporan laba rugi
serta keterangan lain yang diperlukan
untuk menghitung besarnya Penghasiian
Kena Pajak
DASAR HUKUM PEMBUKUAN

Pasal 28 UU KUP

PP No. 80 Tahun 2007

PMK No. 196/PMK.03/2007


PEMBUKUAN dengan Bahasa Asing dan
Satuan Mata Uang Selain Rupiah

PMK No. 197/PMK.03/2007


Bentuk dan Tata Cara PENCATATAN bagi WP OP
AKUNTANSI PAJAK
Pasal 28 (7) UU KUP
 Pembukuan harus diselenggarakan
dengan cara atau sistem yang lazim
dipakai di Indonesia, misalnya
berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan, kecuali peraturan
perundang-undang perpajakan
menentukan lain.
AKUNTANSI PAJAK
Pasal 1 angka 29 UU KUP (UU 28/2007)
 Pembukuan adalah suatu proses pencatatan
yang dilakukan secara teratur untuk
mengumpulkan data dan informasi keuangan yang
meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan
dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan
penyerahan barang atau jasa, yang ditutup
dengan menyusun laporan keuangan berupa
neraca, dan laporan laba rugi untuk periode
Tahun Pajak tersebut
PASAL 13 UU KUP – SANKSI TIDAK
MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN

SKPKB + KENAIKAN:
a. 50% dari PPh yang tidak atau kurang dibayar
dalam satu Tahun Pajak;
b. 100% dari PPh yang tidak atau kurang dipotong,
tidak atau kurang dipungut, tidak atau kurang
disetor, dan dipotong atau dipungut tetapi tidak
atau kurang disetor; atau
c. 100% dari PPN dan PPnBM yang tidak atau
kurang dibayar
Nelly Nur Apandi
kan perbedaan

Nelly Nur Apandi


AKUNTANSI AKUNTANSI
KOMERSIAL PAJAK

Rekonsiliasi
PSAK Fiskal UU Pajak

L/R, LPK, Arus Kas, Laporan


Perubahan Ekuitas, Keuangan
CALK Fiskal (Neraca
dan L/R)
Akuntansi Komersial vs
Akuntansi Pajak
AKUNTANSI PAJAK
BEDA
TETAP Biaya Non Deductible Expense

Penghasilan Bukan Objek Pajak

Bukan Penghasilan

Perbedaan Penghasilan

Contoh :
Bukan Biaya Deductible Expense
Sanksi Administrasi Perpajakan
Sumbangan

Penyusutan
BEDA
Penilaian Inventory
WAKTU
Penyisihan Kerugian Piutang
OBJEK PAJAK PENGHASILAN
Pasal 4
(1) Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan
ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia
maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah
kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun,
termasuk:
a. penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh
termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau
imbalan dalam bentuk lainnya termasuk natura dan/atau kenikmatan, kecuali ditentukan lain
dalam Undang-Undang ini;
b. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan;
c. laba usaha;
d. keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk:
1. keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan
lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal;
2. keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, atau anggota yang
diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya;
3. keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan,
pengambilalihan usaha, atau reorganisasi dengan nama dan dalam bentuk apa pun;
OBJEK PAJAK ..LANJUTAN...
4. keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau sumbangan,
kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu
derajat dan badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan,
koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, sepanjang
tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di
antara pihak-pihak yang bersangkutan; dan
5. keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak
penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan, atau permodalan dalam
perusahaan pertambangan;

e. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya dan
pembayaran tambahan pengembalian pajak;

f. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian


utang;

g. Dividen dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan
asuransi kepada pemegang polis;

h. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak;


LANJUTAN...
i. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;
j. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;
k. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang
ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah;
l. keuntungan selisih kurs mata uang asing;
m. selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;
n. premi asuransi;
o. iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari Wajib Pajak
yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;
p. tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak;
q. penghasilan dari usaha berbasis syariah;
r. imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai
ketentuan umum dan tata cara perpajakan; dan
s. surplus Bank Indonesia.
Objek Pajak Dikenai Pajak Final
Pasal 4 Ayat (2)

a. Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi


dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh
koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi;
b. Penghasilan berupa hadiah undian;
c. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif
yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau
pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang
diterima oleh perusahaan modal ventura;
d. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau
bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah
dan/atau bangunan; dan
e. Penghasilan tertentu lainnya, yang diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Pemerintah.

14
BIAYA-BIAYA YANG BOLEH
DIKURANGKAN DARI
PENGHASILAN BRUTO
Pasal 6 ayat (1)

 Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara


penghasilan
 Penyusutan dan amortisasi
 Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan
 Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki
dan digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan;
 Kerugian karena selisih kurs mata uang asing;
 Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan
di Indonesia;
 Biaya bea siswa, magang, dan pelatihan;
 Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih,
 Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan berdasarkan
ketentuan Pasal 9 ayat (8) UU PPN & PPnBM
Biaya Untuk Mendapatkan, Menagih, Dan
Memelihara Penghasilan

a. Biaya yang secara langsung atau tidak langsung


berkaitan dengan kegiatan usaha, antara lain:
1. biaya pembelian bahan;
2. biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji,
honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan
dalam bentuk uang;
3. bunga, sewa, dan royalti;
4. biaya perjalanan;
5. biaya pengolahan limbah;
6. premi asuransi;
7. biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau berdasarkan

Peraturan Menteri keuangan;


8. biaya administrasi; dan
9. pajak kecuali Pajak Penghasilan
PENGELUARAN YANG BOLEH
DIBEBANKAN SBG BIAYA
Pasal 6 ayat (1) huruf h

BIAYA UNTUK MENDAPATKAN, MENAGIH, DAN


MEMELIHARA PENGHASILAN YANG MERUPAKAN
OBJEK PAJAK, TERMASUK

PIUTANG YANG NYATA-NYATA


TIDAK DAPAT DITAGIH
SYARAT

1. TELAH DIBEBANKAN SEBAGAI BIAYA DALAM LAPORAN LABA RUGI KOMERSIAL;


2. TELAH DISERAHKAN PERKARA PENAGIHANNYA KEPADA PN ATAU BUPLN ATAU
ADANYA PERJANJIAN TERTULIS MENGENAI PENGHAPUSAN PIUTANG/PEMBEBASAN
UTANG ANTARA KREDITUR DAN DEBITUR YBS;
3. TELAH DIPUBLIKASIKAN DALAM PENERBITAN UMUM ATAU KHUSUS; DAN
4. WP HARUS MENYERAHKAN DAFTAR PIUTANG YANG TIDAK DAPAT DITAGIH KEPADA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Yang dimaksud dengan penerbitan umum atau khusus adalah:

a. Penerbitan koran/majalah atau media massa cetak yang lazim


lainnya yang berskala nasional;
atau

b. Penerbitan khusus Himpunan Bank-Bank Milik Negara


(HIMBARA)/persatuan Bank-Bank
Swasta Nasional (PERBANAS); atau

c. Penerbitan/pengumuman khusus Bank Indonesia.


PENGELUARAN YANG TIDAK BOLEH
DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO
Pasal 9 ayat (1)

PEMBAGIAN LABA DENGAN NAMA DAN DALAM


BENTUK APAPUN

BIAYA YG DIBEBANKAN UTK KEPENTINGAN PRIBADI


PEMEGANG SAHAM, SEKUTU, ATAU ANGGOTA

PEMBENTUKAN DANA CADANGAN KECUALI


CADANGAN UNTUK JENIS USAHA TERTENTU YANG
DITETAPKAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN

PREMI ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAAN, JIWA,


DWI GUNA, DAN ASURANSI BEA SISWA YG DIBAYAR
OLEH WP ORANG PRIBADI

PENGGANTIAN/ IMBALAN PEKERJAAN/JASA YG


DIBERIKAN DALAM BENTUK NATURA DAN
KENIKMATAN KECUALI
- PENYEDIAAN MAKANAN DAN MINUMAN BAGI SELURUH PEGAWAI
- DI DAERAH TERTENTU DAN
- YANG BERKAITAN DENGAN PELAKSANAAN PEKERJAAN YANG
DITETAPKAN KEPMENKEU
PENGELUARAN YANG TIDAK BOLEH
DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO
Pasal 9 ayat (1)

JUMLAH YANG MELEBIHI KEWAJARAN YG DIBAYARKAN KEPADA PEMEGANG


SAHAM ATAU PIHAK YG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA

HARTA YG DIHIBAHKAN, BANTUAN / SUMBANGAN,


DAN WARISAN SESUAI PSL 4 AYAT (3) HURUF a DAN b
KECUALI :ZAKAT ATAS PENGHASILAN YANG DIBAYARKAN OLEG WP ORANG
PRIBADI PEMELUK AGAMA ISLAM DAN ATAU WP BADAN D.N YANG DIMIILIKI OLEH
PEMELUK AGAMA ISLAM, KEPADA BADAN AMIL ZAKAT ATAU LEMBAGA AMIL ZAKAT
YANG DIBENTUK/DISAHKAN PEMERINTAH

PAJAK PENGHASILAN

BIAYA YANG DIBEBANKAN/ DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI WP ATAU


ORANG YANG MENJADI TANGGUNGAN

GAJI ANGGOTA PERSEKUTUAN, FIRMA, ATAU


PERSEROAN KOMANDITER YG MODALNYA
TIDAK TERBAGI ATAS SAHAM

SANKSI ADMINISTRASI DAN PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN


PENGELUARAN YANG TIDAK BOLEH
DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO
PP NO.138 TAHUN 2000

BIAYA 3M UNTUK PENGHASILAN YG BUKAN OBJEK PAJAK

BIAYA 3M UNTUK PENGHASILAN YG DIKENAKAN PPh FINAL

BIAYA 3M PENGHASILAN YG PAJAK DIHITUNG DG NORMA

PPh DITANGGUNG PERUSAHAAN

KERUGIAN HARTA / HUTANG YG TIDAK DIMILIKI & DIGUNAKAN UNTUK 3M OBJEK


PAJAK
Nelly Nur Apandi
Nelly Nur Apandi
Nelly Nur Apandi
Nelly Nur Apandi
Nelly Nur Apandi
Nelly Nur Apandi
AKUNTANSI PAJAK
PENGHASILAN
Bagaimana mempertanggungjawakan
konsekuensi pajak pada periode berjalan
dan periode mendatang?
 Pajak kini
 Pajak tangguhan
PAJAK KINI
 Pajak kini (current tax) adalah
Jumlah Pajak yang harus dibayar
oleh Wajib Pajak yang dihitung
dari Penghasilan Kena Pajak hasil
rekonsiliasi fiskal yang dikalikan
tarif pajak. pada satu periode.
PAJAK TANGGUHAN
 Pajak tangguhan adalah beban pajak
(deferred tax expense) yang akan
menambah jumlah pajak yang harus
dibayar di masa depan. (Kewajiban Pajak
Tangguhan)
ATAU
 Manfaat pajak (deferred tax income) yang
akan mengurangi jumlah pajak yang harus
dibayar di masa depan. (Aset Pajak
Tangguhan)
Contoh Rekonsiliasi Fiskal
Nelly Nur Apandi
ILUSTRASI
 PT X adalah perusahaan yang berdiri pada tahun 2012
namun mulai beroperasi dengan kapasitas yang normal
tanggal 1 januari 2013. Pada tahun 2012 PT.X
mengalami rugi fiskal sebesar Rp.1.000.000.000 dan
pada tahun 2013, PT X dapat memperoleh laba sebelum
pajak sebesar Rp.1.500.000.000, PT X memperoleh
pendapatan bunga sebesar Rp.236.000.000,
mengeluarkan dana untuk beban jamuan tanpa daftar
normatif Rp.35.000.000 dan membukukan beban
imbalan pasca kerja berdasarkan UU No 13 tahun 2003
tentang ketenagakerjaan sebesar Rp250.000.000
selama tahun 2013. Rincian aktiva tetap yang semuanya
diperoleh pada tanggal 1 Januari 2013 adalah sbb :
DAFTAR PENYUSUTAN
AKUN HARGA MASA MASA METODE
PEROLEHAN MANFAAT MANFAAT PENYUSUTAN
(K) (F)
Tanah 600.000.000 - - -

Perabotan 400.000.000 6 Tahun 4 Tahun Garis Lurus


JAWAB
Laba Sebelum pajak Rp.1.500.000.000
Beda Waktu :
Depresiasi ( 33.333.333)
Beban Imbalan Kerja 250.000.000
Beda Tetap :
Pendapatan Bunga ( 236.000.000)
Jamuan 35.000.000
Laba Fiskal 1.515.666.667
Rugi Fiskal 1.000.000.000
Laba Kena Pajak 515.666.667
PAJAK KINI
 Beban Pajak disebut juga dengan pajak
kini yang ditentukan didasarkan peraturan
perpajakan
 Pajak Kini berasal dari perhitungan tarif
pajak efektif dikalikan dengan penghasilan
kena pajak yang diperoleh dari laba
akuntansi setelah dikoreksi
PERHITUNGAN PAJAK KINI
 LABA KENA PAJAK ADALAH
Rp.515.666.667, MAKA BEBAN PAJAK
KINI AKAN DIHITUNG :
RP.50.000.000 X 10% = Rp. 5.000.000
RP.50.000.000 X 15% = Rp. 7.500.000
RP.415.666.667 X 30%= Rp.124.700.000
BEBAN PAJAK KINI Rp.137.200.000
JURNAL

Beban Pajak Kini Rp137.200.000


Hutang Pajak Penghasilan Rp137.200.000
Namun perlu diketahui, beban pajak yang
ditanggung oleh perusahaan belum
bersifat final apabila PT X memiliki saldo
dibayar dimuka.
 PPh Ps 22 Rp.212.500.000
 PPh Ps 23 Rp. 5.250.000
 PPh ps 24 Rp. 3.000.000
 BEBAN PAJAK KINI SEBESAR RP.137.200.000
BELUM TENTU SELURUHNYA TERUTANG,
AKAN TETAPI HARUS DIKURANGI DULU
DENGAN PAJAK DIBAYAR DIMUKA YANG
SIFATNYA NON FINAL.
Hutang Pajak Penghasilan Rp.137.200.000
Taksiran Klaim Lebih Pajak Rp. 83.550.000
Pajak Dibayar dimuka 22 Rp.212.500.000
Pajak Dibayar dimuka 23 Rp. 5.250.000
Pajak Dibayar dimuka 24 Rp. 3.000.000
PAJAK TANGGUHAN
 Pengakuan pajak tangguhan dapat berdampak
terhadapnya berkurangnya laba bersih atau rugi
bersih.
 Pengakuan aktiva dan kewajiban pajak
tangguhan didasarkan pada adanya fakta
kemungkinan pemulihan aktiva atau pelunasan
kewajiban yang mengakibatkan pembayaran
pajak pada periode mendatang lebih besar atau
lebih kecil dibandingkan pembayaran pajak
sebagai pemulihan aktiva atau pelunasan
kewajiban yang tidak memiliki konsekuensi
pajak.
 Apakah kemungkinan pembayaran pajak
yang lebih kecil pada masa yang akan
datang dapat dianggap sebagai suatu
aktiva?
 Berdasarkan teori akuntansi, aktiva
didefinisikan sebagai suatu kemungkinan
akan adanya manfaat ekonomi pada masa
yang akan datang yang diperoleh atau
dikendalikan oleh suatu entitas sebagai
akibat transaksi atau kejadian masa lalu
 Apakah pembayaran pajak yang lebih
besar pada masa yang akan datang
dianggap sebagai suatu kewajiban ?
 Berdasarkan teori akuntansi, kewajiban
didefinisikan sebagai suatu kemungkinan
adanya pengorbanan ekonomi pada masa
yang akan datang yang muncul dari
kewajiban masa kini suatu entitas untuk
menyerahkan aktiva kepada entitas lain
akibat kejadian masa lalu
Nelly Nur Apandi

Anda mungkin juga menyukai