Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS

PADA WANITA HAMIL YANG


MENGALAMI PERDARAHAN
KELOMPOK 2
ANITA HURAERA
ELIS SRI APRILIA
I GUSTI PUTU SURANBA JAYA
INRY RUBEN
MOH IKKHZAN MAHENDRA
MAWADAH NUR
NI MADE ARTINI
NORMA ONGGANG
NURUL SINTA
RISKA HINAYA
SRI WAHYUNI
SRI DEWI RAHMAWATI
UNI OKTAVIA NINGSI
DEFINISI
Perdarahan antepartum adalah perdarahan
pervaginam semasa kehamilan di mana umur
kehamilan telah melebihi 28 minggu atau berat
janin lebih dari 1000 gram (Manuaba, 2010).
Sedangkan menurut Wiknjosastro (2007),
perdarahan antepartum adalah perdarahan
pervaginam yang timbul pada masa kehamilan
kedua pada kira-kira 3% dari semua kehamilan.
Jadi dapat disimpulkan perdarahan antepartum
adalah perdarahan yang terjadi pada akhir usia
kehamilan.
Jenis-Jenis Perdarahan Antepartum

A. Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta atau
biasa disebut dengan ari-ari yang letaknya
tidak normal, yaitu pada bagian bawah
rahim sehingga dapat menutupi sebagian
atau seluruh pembukaan jalan rahim. Pada
keadaan normal ari-ari terletak dibagian
atas rahim (Wiknjosastro, 2005).
Lanjutan…..
B. Klasifikasi
 Plasenta previa totalis
 Plasenta previa parsialis
 Plasenta Previa marginalis
 Plasenta letak rendah
C. Etiologi
 Umur dan Paritas
 Hipoplasia endometrium
 Endometrium cacat
 Korpus luteum bereaksi lambat
 Tumor-tumor
 Kadang-kadang pada mal nutrisi
Patofisiologi
Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri
merupakan gejala utama dan pertama dari
plasenta previa. Walaupun perdarahannya
sering dikatakan terjadi pada triwulan ketiga,
akan tetapi tidak jarang pula dimulai sejak
kehamilan 20 minggu karena sejak itu segmen
bawah rahim telah terbentuk dan mulai melebar
serta menipis. Dengan bertambah tuanya
kehamilan, segmen bawah rahim akan lebih
melebar lagi, dan leher rahim mulai membuka.
Solusio plasenta

A. Definisi
Solusio Plasenta adalah terlepasnya plasenta
atau ari-ari dari tempat perlekatannya yang
normal pada rahim sebelum janin dilahirkan
(Saifuddin, 2006).
B. Klasifikasi
 Solusio Plasenta Parsialis
 Solusio Plasenta Totalis
 Prolapsus Plasenta
Etiologi Solusio Plasenta

 Trauma langsung terhadap Ibu hamil


 Trauma Kebidanan
 Dapat terjadi pada kehamilan dengan tali
pusat yang pendek faktor predisposisi
terjadinya solusio plasenta
Patofisiologi Solusio Plasenta

Perdarahan dapat terjadi dari pembuluh darah


plasenta atau uterus yang membentuk hematoma
pada desidua, sehingga plasenta terdesak dan
akhirnya terlepas. Apabila perdarahan sedikit,
hematoma yang kecil itu hanya akan mendesak
jaringan plasenta, peredaran darah antara rahim dan
plasenta belum terganggu dan tanda serta gejalanya
pun tidak jelas. Kejadiannya baru diketahui setelah
plasenta lahir, yang pada pemeriksaan didapatkan
cekungan pada permukaan maternalnya dengan
bekuan darah lama yang berwarna kehitam-hitaman.
Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
 Idenitas umum
 Keluhan Utama
 Riwayat kesehatan
 Riwayat Obstetri
 Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan Penunjang
 Data Sosial  Ekonomi
Diagnosa Keperawatan
A. Resiko perdarahan berulang berhubungan dengan
efek penanaman plasenta pada segmen bawah
rahim
B. Gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari
berhubungan dengan ketidak mampuan merawat
diri. Sekunder keharusan bedrest
C. Resiko rawat janin : fital distress berhubungan
dengan tidak ada kuatnya perfusi darah ke
plasenta
D. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan
dengan trauma jaringan dan spasme otot perut
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai