Anda di halaman 1dari 15

TEKNIK PENGUPULAN DATA

Dosen Pengampu : H. Pakri Fahmi

Materi yang dibahas :


• Interview (Wawancara)
- Wawancara Terstruktur
- Wawancara tidak Terstruktur
• Kuisioner ( Angket)
• Observasi
- Observasi berperan serta
- Observasi Nonpartisipan
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian,
yakni, Kualitas Instrumen Penelitian, dan Kualitas Pengumpulan data.

Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan Validitas dan Reabilitas


Instrumen dan Kualitas Pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan
cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data.

Oleh karena itu Instrumen yang telah teruji Validitas dan Reabilitasnya,
belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan Reliabel, apabila
Instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan data.

Pada Bab ini kita membahas pengumpulan data bardasarkan Tekniknya,


yaitu Melalalui Interview (Wawancara) , Kuisioner (Angket) dan Observasi.
Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari Responden yang
lebih mendalam dan jumlah Respondennya Sedikit (kecil).
Sutrisno Hadi (1986) Mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh
Peneliti dalam menggunakan metode Interview (wawncara) dan juga Kuisioner
(Angket) adalah sebagai berikut :

1. Bahwa Subjek (Responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya
sendiri.
2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada Peneliti adalah benar dan
dapat dipercaya.
3. Bahwa interprestasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.
1. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila
Peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang
informasi apa yang akan diperoleh.
Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah
mempersiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan
tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan.
Dengan wawancara Terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang
sama, dan pengumpul data mencatatnya.
Dalam melakkan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai
pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat
menggunakan alat bantu, seperti tape Recorder, gambar, Brosur dan material
lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lebih lancar.
2. Wawancara tidak Terstruktur

Wawancara tidak Terstruktur, adalah wawancara yang bebas, diman


peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun
secara sitematis dan lengkap untuk mengumpulan datanya.
Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan.
Wawancara tidak Terstruktur atau terbuka, sering digunkan dalam
penelitian pendahuluan atau malahan untuk penelitian yang lebih
mendalam tentang responden.
Dalam wawancara tidak Terstruktur, peneliti belum mengetahui secara
pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak
mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden.
Kuisioner (Angket)
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya.

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu
dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan
dari responden.

Selain itu Kuisioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar
dan tersebar diwilayah yang luas.

Kuisioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan terttup atau terbuka, dapat


diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui POS atau
Internet.
Uma Sekaran (1992) mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan angket sebagai
teknik pengumpulan data yaitu : Prinsip Penulisan, Pengukuran dan Penampilan Fisik.

Prinsip Penulisan Angket

a) Isi dan tujuan pertanyaan


b) Bahasa yang digunakan
c) Tipe dan bentuk pertanyaan
d) Pertanyaan tidak mendua
e) Tidak menanyakan yang sudah lupa.
f) Pertanyaan tidak menggiring
g) Panjang pertanyaan
h) Urutan Pertanyaan
i) Prinsip Pengukuran
j) Penmpilan Fisik
Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data, mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain, yaitu Wawancara dan
Kuisioner.
Kalau Wawancara dan Kuisioner berkomunikasi dengan orang, maka
Observasi tidak terbatas dengan orang, tetapi juga objek-objek alam
yang lainnya.
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, Observasi merupakan
suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
pelbagai proses biologis dan Psikologis. Dua diantara yang terpenting
adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Tenik pengumpulan data dengan Observasi digunakan bila, penelitian
berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam
dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data,
Observasi dapat dibedakan menjadi :
 Participant Obsevation (Observasi Berperanserta).
 Non Participant Observation (Observasi tidak
Berperan serta.

Selanjutnya dari segi Instrumentasi yang digunakan,


maka Observasi dapat dibedakan menjadi Observasi
Terstruktur dan Observasi Tidak Terstruktur.
1. Observasi Berperan serta ( Participant
Observastion.

Dalam Observasi ini, Peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-


hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai
sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan,
Peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data,
dan ikut merasakan suka dan dukanya.
Dengan Obsevasi Partisipan ini, maka data yang diperoleh
akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada
tingkat makna dari setiap prilaku yang nampak.
2. Observasi Nonpartisipan

Kalau dalam Observasi Partisipan Peneliti terlibat langsung dengan


aktivitas orang-orang yang sedang diamati, maka dalam Observasi
Nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat
Independen.

Observasi NonPatisipan ini tidak akan mendapatkan data yang


mendalam, dan tidak sampai pada tingkat makna .

Makna adalah Nilai-nilai dibalik prilaku yang tampak, yang terucapkan


dan Tertulis.
a. Obsevasi Terstruktur

Observasi terstruktur adalah Observasi yang telah dirancang secara


sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tepatnya.

Jadi Observasi Terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti
tentang Variabel apa yang akan diamati.

Dalam melakukan pengamatan peneliti menggunkan Intrumen Penelitian


yang telah teruji Validitas dan Realibilitasnya.

Pedoman wawancara Terstruktur, atau angket tertutup dapat juga digunakan


sebagai pedoman untuk melakukan Observasi.
b. Observasi Tidak Terstruktur

Adalah Observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis


tentang apa yang akan di Observasi.

Hal ini dilakukan karena Peneliti tidak tahu secara pasti


tentang apa yang akan diamati.

Dalam melakukan pengamatan Peneliti tidak menggunakan


Instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu
pengamatan.
TUGAS
1. Coba jelaskan yang dimaksud dengan
Wawancara Terstruktur ?
2. Jelaskan prinsip-prinsip dalam menyusun
angket ?
3. Coba jelaskan yang dimaksud dengan
Participant Observation dan NonPpaticipant
Observtion ?
TERIMA KASIH

SAMPAI JUMPA

Anda mungkin juga menyukai