Anda di halaman 1dari 21

Neonatus dan Bayi

dengan Masalah Serta


Pelaksanaannya
KELOMPOK 1 :

• DIVA ZIKRI DILLA


• TIARA SAPUTRI
• NOPRIKA YANTI
BERCAK MONGOL
● Pengertian Bercak Mongol
Bercak mongol atau disebut juga congenital dermal
melanocytosis adalah suatu kondisi kongenital atau bawaan dari lahir
berupa bercak kebiruan pada kulit. Bercak mongol merupakan salah satu
jenis tanda lahir. Bercak mongol ini muncul pertama kali saat bayi
dilahirkan atau dalam minggu pertama setelah bayi lahir. Lokasi bercak
ini biasanya paling sering pada pantat atau punggung, dapat juga pada
bagian tubuh lain seperti tangan, kaki, wajah, dan bahu. Bercak ini
bersifat non-kanker dan tidak berbahaya bagi kesehatan bayi.
● Penyebab munculnya Bercak Mongol
1) Kemunculan tanda lahir disebabkan oleh adanya hal-hal tertentu
yang terjadi dalam proses jalan lahir, misalnya trauma lahir atau terjadipembuluh darah yang melebar.
2) Adanya melanosit yang mengandung melanin pada dermis yang terhambatselama proses migrasi dari
krista neuralis ke epidermis
3) Keturunan genetik 
4) Banyak terjadi pada ibu yang memiliki kulit gelap (memiliki pigmentasikulit)

● Tanda dan Gejala


1) Bercak kebiru-biruan, kehitaman atau kecoklatan yang lebar,
2) Bentuknya tidak beraturan dengan garis tepi yang tidak jelas
3) Biasanya timbul didaerah bokong, tempat timbul lainnya yaitu pada daerah pipi dan mata.
4) Bercak ini timbul pada kehamilan 38 minggu.

● Asuhan kebidanan
Tidak perlu dilakukan pengobatan secara khusus terhadap bercak Mongol. Bercak mongol pada dasarnya tidak
memberikan gejala nyeri atau menyebabkan masalah pada kulit. Bercak mongol juga biasanya terdapat pada bokong
atau punggung bawah, sehingga tidak menimbulkan masalah estetika. Bercak ini biasanya hilang seiring dengan
bertambahnya usia.
Meskipun demikian, segera konsultasikan dengan dokter jika bercak mengalami perubahan warna, bentuk, atau tekstur.
Jika keberadaan bercak tersebut terlihat mengganggu, misalnya di wajah, dokter dapat menyarankan terapi laser.
Hemangioma
• Pengertian
Hemangioma adalah benjolan kemerahan yang
tumbuh pada kulit bayi. Benjolan ini terbentuk dari
sekumpulan pembuluh darah yang tumbuh tidak normal
dan menjadi satu. Hemangiomatergolong sebagai tanda
lahir yang sering muncul di wajah, leher, kulit kepala, dada,
dan punggung anak usia 18 bulan ke bawah.

• Penyebab
Penyebab hemangioma yaitu adanya pertumbuhan yang
tidak normal dari pembuluh darah tambahan. Selain itu
ada beberapa faktor yang bisa membuat seseorang terkena
penyakit itu, diantaranya yaitu kelahiran prematur, berjenis
kelamin perempuan dan faktor keturunan.
• Tanda dan Gejala
Hemangioma dapat ditemukan saat bayi lahir, namun lebih sering baru diketahui setelah bayi berusia
beberapa bulan. Kelainan ini ditandai dengan bercak atau benjolan berwarna merah yang dapat terjadi di kulit
mana saja, namun yang tersering adalah di wajah, kulit kepala, dada, dan punggung.Umumnya hemangioma
tidak menimbulkan keluhan apapun, namun pada beberapa kasus dapat pula hemangioma mudah berdarah
atau terasa nyeri.Hemangioma biasanya terlihat membesar pada tahun pertama kehidupan bayi, namun
perlahan ukurannya menetap, bahkan dapat mengecil dan menghilang. Pada sebagian besar kasus
hemangioma, kelainan tersebut hilang pada saat anak berusia 10 tahun.Hemangioma yang terjadi pada organ
dalam seperti lambung, hati, usus, otak, umumnya tidak menyebabkan keluhan apapun.

• Penanganan atau Asuhan


Penatalaksanaan yang dapat dilakukan oleh bidan dalam hal ini adalah dengan memberikan konseling pada
orang tua bayi. Bidan menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan Hemangioma, menjelaskan macam-
macam hemangioma, dan penangannya.Untuk hemangioma kapiler atau superfisial tidak perlu penanganan
khusus, oleh karena akan menghilang dan kulit terlihat normal. Namun, untuk hemangioma yang tumbuh pada
organ vital, seperti pada mata, telinga, dan tenggorokan; hemangioma yang mengalami perdarahan;
hemangioma yang mengalami ulserasi; hemangioma yang mengalami infeksi;hemangioma yang mengalami
pertumbuhan cepat dan menimbulkan deformitas (kelainan) jaringan, harus segera dilakukan penanganan.
Bantu ibu untuk dilakukan rujukan untuk pemeriksaan lanjutan.
Ikterus
• Pengertian
Ikterik adalah menguningnya sklera, kulit, atau jaringan lain akibat
penimbunan bilirubin dalam tubuh. Ikterik atau ikterus pada bayi baru
lahir terdapat pada 25-50% neonatus cukup bulan dan lebih tinggi lagi
pada neonatus kurang bulan

• Penyebab
Penyebab bayi kuning adalah kadar bilirubin yang tinggi dalam
darah. Bilirubin ini adalah pigmen kuning dalam sel darah
merah.Kelebihan bilirubin terjadi karena organ hati bayi belum cukup
matang untuk menyingkirkan bilirubin dalam aliran darah. Seiring dengan
berkembangnya fungsi organ hati bayi dan mulai meningkatnya asupan
bayi, penyakit kuning akan berangsur hilang dengan sendirinya.Pada
kebanyakan bayi, penyakit kuning ini tidak memerlukan perawatan
khusus dan akan hilang dengan sendirinya sekitar 2-3 minggu setelah
lahir.Penyebab lain adalah berat bayi lahir rendah (kurang dari 2500
gram), bayi lahir premature (usia kehamilan <37 minggu), kurangnya
pemberian ASI, infeksi, gangguan fungsi hati dan ketidakcocokan
golongan darah ibu dan bayi.
• Tanda dan Gejala
Gejala pada bayi yang mengalami ikterik neonatorum yaitu warna kulit pada bayi menjadi
warna kuning atau yang sering disebut dengan bayi kuning.Warna kadang-kadang dimulai
pada wajah dan kemudian menyebar ke dada, perut, kaki, dan telapak kaki. Terkadang, bayi
dengan ikterus parah bertubuh lemah dan tidak mau menyusu.

• Penanganan atau Asuhan


Asuhan kebidanan yang dapat diberikan pada bayi baru lahir dengan ikterus  yaitu dengan
memberikan ASI sedini mungkin dan sesering mungkin serta melakukan penjemuran dibawah
sinar matahari pagi dengan memperhatikan lama penjemuran dan kondisi cuaca agar bilirubin
bisa dikeluarkan melalui urin dan feses.
GUMOH DAN MUNTAH
● PENGERTIAN GUMOH DAN MUNTAH
Gumoh adalah keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan ketika beberapa
saat setelah minum susu botol/ menyusui dan dalam jumlah sedikit. Muntah merupakan
keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah agak lama
makanan masuk ke dalam lambung. Gumoh dan muntah sering kali terjadi hampir setiap
pada bayi. Gumoh berbeda dengan muntah. Keduanya merupakan hal biasa (normal) dan
tidak menandakan suatu hal yang serius yang terjadi pada bayi Anda. Hanya sebagian kecil
kasus muntah bayi (muntah patologis) yang menjadi indikasi gangguan serius .Baik gumoh
dan muntah pada bayi merupakan pengeluaran isi lambung. Bedanya gumoh terjadi seperti
illustrasi air yang mengalir ke bawah , bisa sedikit (seperti meludah) atau cukup banyak.
Bersifat pasif dan spontan. Sedangkan muntah lebih cenderung dalam jumlah banyak dan
dengan kekuatan dan atau tanpa kontraksi lambung. Sekitar 70 % bayi berumur di bawah 4
bulan mengalami gumoh minimal 1 kali setiap harinya, dan kejadian tersebut menurun
sesuai dengan bertambahnya usia hingga 8-10 persen pada umur 9-12 bulan dan 5 persen
pada umur 18 bulan. Meskipun normal, Gumoh yang berlebihan dapat menyebabkan
berbagai komplikasi yang akan mengganggu pertumbuhan bayi.
• PATOFISIOLOGI
Biasanya bayi mengalami gumoh setelah diberi makan. Selain karena pemakaian gurita dan posisi saat
menyusui, juga karena ia ditidurkan telentang setelah diberi makan. Cairan yang masuk di tubuh bayi akan mencari
posisi yang paling rendah. Bila ada makanan yang masuk ke Esofagus atau saluran sebelum ke lambung, maka ada
refleks yang bisa menyebabkan bayi gumoh. Lambung yang penuh juga bisa membuat bayi gumoh. Ini terjadi
karena makanan yang terdahulu belum sampai ke usus, sudah diisi makanan lagi. Akibatnya bayi tidak hanya
mengalami gumoh tapi juga bisa muntah. Lambung bayi punya kapasitasnya sendiri. Misalnya bayi umur sebulan,
ada yang sehari bisa minum 100 cc, tapi ada juga yang 120 cc. sedangkan Muntah merupakan respon refleks
simpatis terhadap berbagai rangsangan yang melibatkan berbagai aktifitas otot perut dan pernafasan.

• TANDA DAN GEJALA


a. Mengeluarkan kembali susu saat diberikan minum.
b. Gumoh yang normal terjadi kurang dari empat kali sehari.
c. Tidak sampai mengganggu pertumbuhan berat badan bayi.
d. Bayi tidak menolak minum.
• Penanganan atau asuhan
1. Hindari memberikan ASI/susu saat bayi berbaring. Jaga agar bayi tetap dalam posisi tegak sekitar 30 menit
setelah menyusu.
2. Hindari meletakkan bayi di kursi bayi karena akan meningkatkan tekanan pada perut.
3. Hindari merangsang aktivitas yang berlebihan setelah bayi menyusu.
4. Kontrol jumlah ASI/susu yang diberikan.misal Berikan ASI /susu dengan jumlah sedikit tapi sering.
5. sendawakan bayi segera setelah menyusu. Bahkan bayi terkadang masih membutuhkan bersendawa di
antara 2 waktu menysusu.
6. Check lubang dot yang Anda gunakan untuk memberikan ASI/susu. Jika lubang terlalu kecil akan
meningkatkan udara yang masuk. Jika terlalu besar ,susu akan mengalir dengan cepat yang bisa memungkinkan
bayi Anda gumoh.
7. Hindari memberikan ASI/susu ketika bayi sanagt lapar, karena bayi akan tergesa-gesa saat minum sehingga
akan menimbulkan udara masuk.
8. jika menyusui, posisi bayi dimiringkan. Kepalanya lebih tinggi dari kaki sehingga membentuk sudut 45 derajat.
Jadi cairan yang masuk bisa turun ke bawah.
9. Jangan mengangkat bayi saat gumoh atau muntah.
10. Biarkan saja jika bayi mengeluarkan gumoh dari hidungnya.
11. Hindari bayi tersedak.
Oral trush
Oral thrush adalah adanya bercak putih pada lidah, langit – langit, pipi
bagian dalam (Wong, 1995). Bercak tersebut sulit untuk dihilangkan dan bila
dipaksa untuk diambil maka akan mengakibatkan perdarahan. Oral thrush ini
sering disebut juga dengan oral candidiasis atau moniliasis, dan sering terjadi
pada masa bayi. Oral trush (stomatitis) adalah radang mulut (pada bibir atau
lidah). Hal ini biasanya dijumpai pada bayi dan anak-anak kecil yang minum
susu dengan botol atau dot atau anak kecil yang menghisap dot keripung
(fopspean) yang tidak diperhatikan kebersihannya. Misalnya: dot tersebut tidak
pernah direbus sehingga bakteri berkembang biak.. Seiring dengan
bertambahnya usia, angka kejadian makin jarang, kecuali pada bayi yang
mendapatkan pengobatan antibiotik atau imunosupresif. Jadi, oral trush adalah
kandidiasis membrane mukosa mulut bayi yang ditandai dengan munculnya
bercak-bercak keputihan yang membentuk plak-plak berkeping dimulut, ulkus
dangkal, demam dan adanya iritasi gastro intestinal.
● Penyebab
Pada umumnya oral thrush disebabkan oleh jamur candida albicans yang ditularkan melalui
vagina ibu yang terinfeksi selama persalinan (saat bayi baru lahir) atau transmisi melalui botol susu
dan puting susu yang tidak bersih, atau cuci tangan yang tidak benar. Oral trush pada bayi terjadi 7-10
hari setelah persalinan. Jamur ini adalah jamur yang normalnya hidup pada mulut dan saluran cerna
manusia. Apabila jamur ini berkembang lebih banyak dari biasanya maka menimbulkan infeksi jamur.
● Patofisiologi
Patofisiologi kandidiasis oral adalah infeksi Candida sp, paling sering adalah Candida albicans. C.
albicans adalah jamur dimorfik yang merupakan flora normal kavitas oral. Flora normal ini dapat
menjadi patogen ketika terdapat faktor predisposisi, misalnya kebersihan oral yang buruk, merokok,
xerostomia, dan gangguan imunologi. Candida sp mengeluarkan protein berupa Secreted Aspartyl
Proteinases (SAPs) yang memicu invasi ke mukosa dan peradangan. Sekresi ekstraseluler SAP
memerlukan gen protein prevakuola atau vacuolar protein sorting 4-A (VPS4A) yang merupakan kunci
dari kandidiasis.
● Tanda dan gejala
Secara umum tanda dan gejala oral thrush antara lain terjadi pada bayi, gejala sariawan berapa
suhu badan meninggi hingga 400C, mengeluarkan air liur lebih dari biasa, rewel, tidak mau makan
atau makanan dimuntahkan, tidak mau susu botol, bahkan ASI, dan gelisah secara terus-menerus, bau
mulut yang kurang sedap akibat kuman dan jamur. Sedangkan, pada balita, suhu yang naik terlalu
tinggi, dan nafsu makannya berkurang.
• Penanganan atau asuhan
Oral trush pada umumnya bisa sembuh dengan sendirinya. Tetapi lebih baik jika diberikan pengobatan dengan cara :
1. Bedakan dengan endapan susu pada mulut bayi.
2. Apabila sumber infeksi berasal dari ibu harus segera diobati dengan pemberian antibiotika berspektrum luas.
3. Menjaga kebersihan mulut bayi dan puting susu ibu.
4. Membersihkan daerah mulut bayi setelah makan ataupun minum susu dengan air matang dan bersih. Apabila oral thrush sudah terjadi
pada anak dan sudah diberikan obat, selain menjaga kebersihan mulut berikanlah makanan yang lunak atau cair sedikit-sedikit tetapi
frekuensinya sering dan setiap habis makan berikan air putih dan usahakan agar sering minum.
5. Pada bayi yang minum susu dengan mengunakan botol, harus mengunakan teknik steril, dalam membersihkan botolnya sebelum
digunakan, yaitu bisa dengan mencuci bersih botol dan dot susu, setelah itu diseduh dengan air mendidih atau direbus hingga mendidih
(jika botol tahan rebus) sebelum dipakai.
6. Pemberian obat, memberikan obat antijamur, di antaranya adalah sebagai berikut :
a. Miconazol. Obat ini mengandung miconazole 25 mg/ml dalam gel bebas gula. Gel miconazole dapat diberikan ke lesi setelah
makan.
b. Mystatin. Tiap pastille mengandung 100.000 unit nistatin. Satu pastille harus diisap sehari selama 7-14 hari. Pastille lebih enak
daripada sediaan nistatin lain. Sebab, nistatin ini mengadung gula.
7. Pemberian terapi pada bayi yaitu :
a. 1 ml larutan nystatin (100.000) unit 4x/hari dengan interval 6 jam. Larutan diberikan dengan lembut dan hati-hati agar tidak
meyebar luas ke rongga mulut.
b. Gentian violet 3x/hari
DIAPER RASH
Diaper Rash (Ruam Popok) adalah sebuah ruam atau iritasi di aera
popok. Diaper rash merupakan bentuk ruam kontak iritan primer yang
paling umum ditemukan, disebabkan oleh kontak kulit dengan urin dan
feses yang berkepanjangan, karena urin dan feses mengandung bahan
kimia yang bersifat iritan seperti urea dan enzim-enzim usus.
PenularanDermatitis yang mengering atau ruam yang sederhana biasanya
tidak menular. Ruam popok yang disebabkan oleh mikroorganisme kadang
dapat menjalar ke bagian tubuh lainnya, jika kondisinya memungkinkan
(misalnya infeksi jamur yang akan tumbuh dengan baik di tempat yang
lembab dan hangat, dapat timbul pada kulit yang sudah teriritasi).
● Penyebab
Ruam popok pada bayi dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut ini:
1. Kontak terlalu lama dengan urine dan tinja di popok, sehingga memicu iritasi pada kulit bayi yang
sensitif.
2. Gesekan, misalnya karena popok yang terlalu ketat.
3. Iritasi terhadap produk yang baru digunakan, seperti sabun, bedak tabur bayi, detergen, atau bahan
pelembut pakaian.
4. Pengaruh jenis makanan baru, yang mengakibatkan perubahan komposisi tinja serta frekuensi buang
air besar.
5. Memiliki tipe kulit sensitif.
6. Infeksi bakteri atau jamur, yang terjadi karena kulit tertutup popok terlalu lama, sehingga menjadi
lembap dan hangat.

● Patofisiologi
Patofisiologi ruam popok (diaper rash) hingga saat ini belum diketahui pasti. Namun diduga
berhubungan dengan adanya kondisi yang lembap, peningkatan pH, enzim dari feses, dan kolonisasi
mikroorganisme.
● Tanda dan gejala
Gejala utama ruam popok atau diaper rash adalah kulit bayi di area pemakaian popok, yaitu
bokong, lipatan paha, dan sekitar alat kelamin, tampak memerah. Kulit yang mengalami ruam
kemerahan ini juga akan terasa hangat dan tampak bengkak. Selain timbul ruam kemerahan, kulit di
area pemakaian popok juga bisa ditumbuhi luka lepuh atau menggelembung. Bayi yang mengalami
ruam popok biasanya akan menjadi rewel, terutama saat area yang mengalami ruam dibersihkan atau
ketika popoknya diganti.

● Penanganan atau asuhan


Ruam popok umumnya bisa sembuh tanpa penanganan dari dokter. Penanganan ruam popok yang
paling utama adalah menjaga kulit bayi tetap bersih dan kering, serta menjaga sirkulasi udara tetap
baik di area pemakaian popok.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah:


1. Sesuaikan ukuran popok dengan ukuran tubuh bayi, jangan menggunakan popok yang terlalu
ketat.
2. Segera ganti popok yang kotor, dan ganti popok sesering mungkin.
3. Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti popok.
4. Bersihkan dengan baik bagian kulit yang sering tertutup popok, terutama saat mengganti popok.
5. Setelah dibasuh, seka kulit bayi perlahan-lahan sampai kering sebelum memakaikan popok baru.
Hindari penggunaan bedak bayi, karena dapat memicu iritasi kulit, sekaligus iritasi pada paru-paru
bayi.
6. Hindari penggunaan bedak bayi, karena dapat memicu iritasi kulit, sekaligus iritasi pada paru-paru
bayi.
7. Hindari penggunaan sabun atau tisu basah yang mengandung alkohol serta pewangi, karena bahan
kimia di dalamnya dapat memicu iritasi dan memperparah ruam.
8. Jika menggunakan popok kain, cucilah popok sampai bersih dan hindari penggunaan pewangi
pakaian.
9. Jangan selalu memakaikan popok pada bayi, karena kulit bayi juga perlu ‘bernapas’. Makin sering
kulit bayi terbebas dari popok dan terkena udara, risiko terjadinya ruam popok akan makin rendah,
dan penyembuhan ruam popok akan makin cepat.

Jika ruam popok pada bayi tidak kunjung membaik dalam waktu 2 hari atau justru bertambah parah
meskipun sudah ditangani dengan langkah-langkah di atas, sebaiknya periksakan bayi ke dokter anak.
Dalam mengobati ruam popok, dokter anak dapat memberikan obat:

a) Krim hydrocortisone, untuk mengurangi peradangan akibat ruam.


b) Krim antibiotik, bila muncul infeksi bakteri pada ruam.
c) Krim antijamur, seperti nystatin, clotrimazole, dan miconazole, untuk mengobati infeksi jamur yang
menyebabkan ruam popok.
SEBORRHEA
Adalah suatu peradangan pada kulit bagian atas, yang
menyebabkan timbulnya sisik pada kulit kepala, wajah dan
kadang pada bagian tubuh lainnya. Biasanya, proses pergantian
sel-sel pada kulit kepala terjadi secara perlahan-lahan dan tidak
terlihat oleh mata. Proses pergantian tersebut terjadi setiap
bulan. Jika proses ini menjadi lebih cepat, maka akan timbul
gangguan pada kulit kepala yang kita sebut ketombe. Gangguan
yang lebih parah yaitu dermatitis seboroik, berupa serpihan
berwarna kuning berminyak yang melekat pada kulit kepala.
• penyebab
kelenjar sebum yang terlalu aktif akibat pengaruh hormon ibu selama bayi dalam kandungan.
Kelenjar sebum ini memproduksi minyak yang menyebabkan sel-sel kulit mati yang seharusnya
rontok, malah tetap menempel pada kulit kepala bayi.

• Tanda dan Gejala


Gejalanya berupa bercak kemerahan dengan sisik/kerak berwarna kekuningan di daerah kepala,
wajah (Alis dan lipatan hidung, bibir), belakang telinga, dada, punggung, dan daerah lipatan.
Kelainan kulit ini biasanya tidak gatal atau gatal ringan, timbul ketombe akibat kulit yang
terkelupas
• Penanganannya
Hal yang diperlukan pada kondisi ini adalah perawatan kulit yang baik. Biasanya akan dilakukan
beberapa pilihan berikut:
1. Keratolitik (penggunaan obat jenis asam salisitat, asam laktat, urea dan propilen glikol), yang
dapat digunakan untuk menghilangkan kulit yang bersisik
2. Antijamur topikal (seperti ketokonazol, selenium suflida) yang dapat mengurangi jamur
Malassezia
3. Kortikosteroid topikal ringan untuk mengurangi peradangan akut dan mengurangi rasa gatal
4. Inhibitor kalsineurin topikal (seperti krim pimekrolimus dan salep tacrolimus) dapat
digunakan sebagai pengganti kortikosteroid topikal jika sering dibutuhkan karena lebih sedikit
memiliki efek samping
5. Obat oral yang dibutuhkan untuk kasus yang lebih sulit sembuh

Pengobatan ketombe meliputi:


1. Mencuci rambut lebih sering dan lebih lama
2. Hentikan penggunaan produk penata rambut seperti hair spray
3. Gunakan sampo yang mengandung asam salisilat tar, selenium, sulfur atau seng, selenium
sulfida 2,5%, ketokonazol
THANKS!
Do you have any questions?
youremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik.
Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai