Anda di halaman 1dari 35

IMPLIKASI JKN TERHADAP

PEMENUHAN HAK BIDAN


SEBAGAI TENAGA KESEHATAN.

Istri Yuliani
KEBIJAKAN YANG MELANDASI
PELAYANAN KEBIDANAN
• Undang-Undang No 36/2009 tentang Kesehatn
• Undang-Undang No 36/2014 tentang Tenaga
Kesehatan
• Undang-Undang No 4 tahun 2019 tentang Kebidanan
• Kepmenkes No 369/2007 tentang Standar Profesi
Bidan
• Permenkes No 97/ 2014 tentang pelayanan masa sbl
hamil, hamil, persalinan, ssdah melahirkan,
kontrasepsi dan kesehatan seksual.
• Peraturan Pemerintah No 47 tahun 2016 tentang
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
• Permenkes No 28/2017 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan
PROFIL BIDAN
INDONESIA
o Memiliki KTA: 304.732 (Sept 2018)
o Terdaftar di MTKI : 658.510 (Agust.
2018)
o Praktik Mandiri Bidan : 36.996 di 34
Provinsi

DIY
Jumlah Bidan : 3093
Jumlah menjadi Anggota IBI: 3024
Jumlah yang memiliki KTA: 2748
Jumlah Bidan Delima : 355.
Jumlah Praktik Mandiri Bidan 788
Siapakah Definisi BIDAN
Bidan ? Seorang perempuan yang
telah menyelesaikan
program pendidikan
kebidanan baik di dalam
negeri maupun di luar
negeri yang diakui secara
sah oleh pemerintah pusat
dan telah memenuhi
persyaratan untuk
melakukan praktik
kebidanan (Undang-
Undang No 4/2019)
4
Mengapa Peran Bidan Penting ?

Bidan sebagai pemberi Bidan sebagai penolong


layanan ANC tertinggi (85 %) persalinan 62,7%.
(Riskesdas 2018) (Riskesda 2018)

Praktik Bidan sebagai Bidan/Bidan Desa


sumber pelayanan alat/ cara terbanyak melakukan
KB modern terbanyak (38,5%) pemeriksaan BBL (51,4%)
(SDKI, 2017) (SDKI 2017)

Praktik Bidan Mandiri sebagai


tempat persalinan tertinggi (29%)
(Riskesdas, 2018)
Pengertian Praktik Kebidanan

• Praktik Kebidanan adl kegiatan


pemberian pelayanan yang
dilakukan oleh bidan dalam bentuk
Asuhan Kebidanan
• Asuhan Kebidanan adl rangkaian
kegiatan yg didasarkan pada proses
pengambilan keputusan dan
tindakan yg dilakukan oleh bidan
sesuai dengan wewenang dan ruang
lingkup praktiknya berdasarkan
ilmu dan kiat kebidanan
PRAKTIK KEBIDANAN

Praktik Mandiri Fasilitas Pelayanan


Bidan Kesehatan Lainnya

7
PRAKTIK MANDIRI BIDAN

Praktik Mandiri Bidan Tempat Praktik Mandiri


adalah tempat Bidan
pelaksanaan rangkaian
adalah Fasilitas Pelayanan
kegiatan pelayanan
Kesehatan yang diselenggarakan
kebidanan yang
oleh Bidan lulusan pendidikan
dilakukan oleh Bidan
profesi untuk memberikan
secara perorangan.
pelayanan langsung kepada klien.
(Permenkes No 28/2017)
(Undang-Undang No 4/2019)
TUGAS DAN WEWENANG
PELAYANAN KESEHATAN IBU
PELAYANAN KESEHATAN ANAK
PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DAN
KELUARGA BERENCANA
Hak Bidan Dalam Praktik Kebidanan
(UU No 4/2019)
• memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas
sesuai dengan kompetensi, kewenangan, dan mematuhi kode etik,
standar profesi, standar pelayanan profesi, dan standar prosedur
operasional
• memperoleh informasi yang benar, jelas, jujur, dan lengkap dari
klien dan/atau keluarganya
• menolak keinginan klien atau pihak lain yang bertentangan dengan
kode etik, standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur
operasional, dan ketentuan peraturan perundang-undangan
• menerima imbalan jasa atas pelayanan kebidanan yang telah
diberikan;
• memperoleh fasilitas kerja sesuai dengan standar; dan
• mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan profesi.
Tantangan Pelayanan Kebidanan
• Upaya menurunkan angka kematian ibu &
Neonatal.
• Tantangan dalam implementasi JKN.
Permenkes No 71 tahun 2013 tentang
Pelayanan Kesehatan pada JKN

Pasal 2
(1) Penyelenggara pelayanan kesehatan meliputi
semua fasilitas kesehatan yang bekerja sama
dengan BPJS Kesehatan berupa Fasilitas
KesehatanTingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas
Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL)
(2) Fasilitas kesehatan tingkat pertama
sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dapat
berupa:
•puskesmas atau yang setara
•praktik dokter
•praktik dokter gigi
•klinik pratama atau yang setara; dan
•Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara.
PMK No 99/2015 (Perubahan atas PMK 71/2013 tentang
Pelayanan Kesehatan pada JKN) yang terkait dengan pelayanan
kebidanan

• Pasal 4, ayat (4) berbunyi "dalam hal perjanjian


kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilakukan antara BPJS Kesehatan dengan Fasilitas
Kesehatan yang membentuk jejaring harus ditanda
tangani oleh unsur Fasilitas Kesehatan dan semua
jejaringnya.
• Pasal 8, ayat (3) berbunyi : selain memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
harus mendapatkan rekomendasi dari Kepala Dinas
Kesehatan Kab/Kota dan Organisasi Profesi.
• Pasal 32a, berbunyi : Terhadap pelayanan
Non Kapitasi yang diberikan oleh jejaring
Fasilitas Kesehatan, BPJS Kesehatan
membayarkan langsung klaim pembiayaan
pelayanan tersebut kepada jejaring Fasilitas
Kesehatan.
PP 47 tahun 2016 tentang Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud
dengan:
•Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat
dan/atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan,
baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah
pusat, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
•Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan
untuk melakukan upaya kesehatan.
Pasal 3

Fasilitas Pelayanan Kesehatan


menyelenggarakan pelayanan kesehatan
berupa:
a. pelayanan kesehatan perseorangan; dan/ atau
b. pelayanan kesehatan masyarakat.
Pasal 4
(1)Jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 terdiri atas:
 tempat praktik mandiri Tenaga Kesehatan
 pusat kesehatan masyarakat
 klinik
 rumah sakit
 apotek
 unit transfusi darah
 laboratorium kesehatan
 optikal
 fasilitas pelayanan kedokteran untuk kepentingan hukum; dan
 Fasilitas Pelayanan Kesehatan tradisional.
Pasal 4 (penjelasan)

•Yang dimaksud dengan "tempat praktik


mandiri tenaga kesehatan" adalah Fasilitas
Pelayanan Kesehatan yang diselenggarakan oleh
Tenaga Kesehatan yang memiliki kewenangan
untuk memberikan pelayanan langsung kepada
pasien/klien.
Perpres No 82 tahun 2018
• Fasilitas Kesehatan adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan
perorangan, baik promotif, preventif, kuratif,
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan/ atau
masyarakat.
• Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang
selanjutnya disingkat FKTP adalah Fasilitas
Kesehatan yang melakukan pelayanan
kesehatan perorangan yang bersifat
nonspesialistik untuk keperluan observasi,
promotif, preventif, diagnosis, perawatan,
pengobatan, dan/ atau pelayanan kesehatan
lainnya.
Permenkes No 52 tahun 2016 tentang Standar Tarif
Pelayanan Kesehatan dalam Program JKN.

Tarif pelayanan kesehatan pada FKTP meliputi:


a. Tarif Kapitasi; dan
b. Tarif Non Kapitasi.
Pelayanan Non Kapitasi
a. pelayanan ambulan
b. pelayanan obat program rujuk balik
c. pemeriksaan penunjang pelayanan rujuk balik
d. pelayanan penapisan (screening) kesehatan tertentu
termasuk pelayanan terapi krio untuk kanker leher rahim
e. rawat inap tingkat pertama sesuai indikasi medis
f. jasa pelayanan kebidanan dan neonatal yang dilakukan
oleh bidan atau dokter, sesuai kompetensi dan
kewenangannya; dan
g. pelayanan Keluarga Berencana di FKTP.
Tarif Pelayanan Non Kapitasi
Pelayanan Penapisan (Screening) Kesehatan Tertentu
Dalam hal pelayanan penapisan (screening) kesehatan
tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memerlukan pemeriksaan penunjang IVA, Pap Smear,
diberlakukan Tarif Non Kapitasi sebagai berikut:
a. pemeriksaan IVA maksimal Rp25.000,00 (dua puluh
lima ribu rupiah);
b. pemeriksaan Pap Smear maksimal Rp125.000,00
(seratus dua puluh lima ribu rupiah)
TARIF PELAYANAN KEBIDANAN DAN NEONATUS
NON KAPITASI (Permenkes 52/2016)
NO PELAYANAN TARIF (Rp.)
1 Pemeriksaan ANC (Paket minimal 4 kali) 200.000
2 Persalinan Normal 700.000
4 Pemeriksaan PNC/Neonatal 25.000
5 Pelayanan Pra Rujukan pada komplikasi 125.000
kebidanan/neonatal
6 Pelayanan KB: Pemasangan /pencabutan IUD atau 100.000
Implant
Suntik 15.000
7 Penanganan komplikasi KB 125.000
JEJARING PRAKTIK MANDIRI BIDAN DENGAN
BPJS KESEHATAN

• Fasilitas Kesehatan wajib menjamin Peserta


mendapatkan obat, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai yang dibutuhkan sesuai dengan indikasi
medis.
• Fasilitas Kesehatan yang tidak memiliki sarana
penunjang, wajib membangun JeJaring dengan Fasilitas
Kesehatan penunjang untuk menjamin ketersediaan
obat, bahan medis habis pakai, dan pemeriksaan
penunjang yang dibutuhkan (Perpres No 82/2018)
Ketentuan Jejaring

• Bagi Praktik Mandiri Bidan boleh menjadi jejaring Faskes tingkat


Pertama lebih dari 1 Faskes.
• Pelayanan Praktik Mandiri Bidan MoU dengan Faskes tingakat
Pertama meliputi:
o ANC
o PERSALINAN
o PNC
o NEONATUS
o KB
Tantangan Bidan dalam berjejaring
dengan BPJS
• Beberapa FKTP tidak mau berjejaring dengan bidan
atau bidan tidak mau berjejaring dengan BPJS
Kesehatan
• Besaran tarif belum sesuai dengan biaya operasional
(pemerintah dan swasta sama)
• Kadang kala terdapat kartu BPJS tidak aktif, padahal
sudah mendapat pelayanan.
• Adanya pemotongan jasa yang diterima bidan oleh
FKTP (issu)
• Klaim /dana cair lama
• Satu waktu hanya boleh klaim 1 jenis
pelayanan.
Kesimpulan
• Saat ini bidan praktik mandiri belum memiliki
pendidikan profesi.
• Pemenuhan hak bidan sebagai salah satu tenaga
kesehatan pada era JKN, bidan praktik mandiri
dapat memberikan pelayanan kebidanan sesuai
dengan kewenangan, sebagai jejaring dari FKTP.
• Sementara dalam hak mendapatkan imbalan
jasa, bidan pratik mandiri dapat meng klaim
biaya pelayanan sesuai dengan besaran yang
telah ditentukan oleh pihak BPJS Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai