Anda di halaman 1dari 24

GIZI, AKTIVITAS FISIK, DAN

PRODUKTIVITAS

Mirza Hapsari Sakti TP., MPH., RD.


GIZI KERJA
 Pengertian : zat gizi yang dibutuhkan
oleh tenaga kerja untuk memenuhi
kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan
sehingga tercapai kesehatan dan daya
kerja yang optimal.

 Kebutuhan gizi pekerja mempertimbangkan


beban kerja, lama kerja dan situasi kerja
GIZI KERJA
 Perhitungan kebutuhan gizi perlu diperhatikan tingkat
aktivitas fisik yang akan digunakan oleh tenaga kerja.
Komposisi Gizi yang Dianjurkan
10%

Karbohidrat
30% Lemak
60% Protein

 Vitamin, mineral dan air


Karbohidrat

 Karbohidrat dipecah menjadi energi melalui proses


glikolisis dan siklus Krebs dibantu Vit B1, B2, Biotin
sebagai kofaktor
 Asam lemak dipecah menjadi energi melalui proses
beta oksidasi dibantu Vit B2, Niasin, Biotin Asetil Ko
A Siklus Krebs dibantu Vit. B1, B2, Niasin sebagai
Koenzim
Zat Besi

 Besi di dalam mitokondria


untuk membentuk energi perlu
sitokrom oksidase; besi
sebagai kofaktor, bila kurang
besi pembentukan energi
kurang optimal
 Besi sebagai komponen Hb,
bila kurang akan terjadi anemia
sehingga produktivitas rendah
Kondisi Hidrasi dan Performa Kerja
 Keadaan stress mempengaruhi kondisi homeostatis
seseorang.
 Stress fisik juga akan mempengaruhi lingkungan internal
yang tidak seimbang dengan munculnya stressor psikogenik.
 Stressor tersebut akan menciptakan sinyal ke otak dan
ditafsirkan sebagai ancaman. Kondisi ini akan mempengaruhi
peningkatan tonisitas plasma (hipernatremia).
 Kondisi ketidakseimbangan osmotik plasma akibat stressor
fisik akan merangsang osmoreseptor untuk memberikan
sinyal diotak akan terjadinya ketidak seimbangan
hydromineral.
 Selain itu stress juga akan meningkatkan kerja saraf simpatik
dan penurunan aktivitas parasimpatik (Sgoifo, dkk, 1999).
 Pada akhirnya stress fisik atau psikogenik membuat
perubahan prilaku, sebagai contoh hipernatremia akan
menyebabkan perilaku kecemasan (Chotiwat dan Harris,
2006; Krause, dkk, 2008).
Proporsi Suplai Gizi Bagi Tenaga Kerja

Makan bagi pekerja di


perusahaan diharapkan
menyumbang 1/3 kebutuhan
energi atau besar sumbangan
energi 800-1100 kkal
AKTIVITAS FISIK
 Aktivitas fisik menurut WHO adalah pergerakan anggota tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi
pemeliharaan kesehatan fisik dan mental serta mempertahankan
kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Dengan
melakukan aktivitas fisik secara teratur, tubuh akan menjadi bugar.
Aktivitas fisik secara teratur memiliki efek yang menguntungkan
terhadap kesehatan yaitu :

Stroke

Jantung koroner Terhindar dari : Osteoporosis

Kanker Hipertensi
Con’d..
Keuntungan aktivitas fisik

Berat badan Lebih percaya


terkendali diri

Otot lebih lentur Lebih bertenaga


dan tulang lebih dan bugar
kuat

Bentuk tubuh Secara keseluruhan


menjadi ideal & keadaan kesehatan
proporsional menjadi lebih baik

(Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI 2006 )


GIZI DAN PRODUKTIVITAS
Produktivitas kerja pada hakikatnya ditentukan
oleh banyak faktor;

Faktor di luar diri


manusia:
Faktor manusia : • Tekno-struktur yang
• Fisik dipakai dalam
• Non fisik bekerja
• Sistem manajemen
perusahaan, dll
Kesesuaian

Kemampuan Fitness to Pekerjaan yang


pekerja work dilakukan
(FTW)

Kesesuaian

 Untuk menentukan hal diatas perlu


mengetahui :
 Jenis tuntutan pekerjaan
 Kesehatan kerja 
 Kualitas fisik/ performa pekerja,
 Kapasitas mental,
 Tingkat keterampilan, dan
 Kondisi yang dapat menempatkan pekerja pada
risiko yang tidak biasa di lingkungan kerja
 Bidang kesehatan kerja tidak diminta
untuk menilai tingkat pendidikan, tingkat
keterampilan, atau kemampuan bahasa para
pekerja, 

 Tetapi ini juga penting dalam mencapai performa


kerja dan perlindungi kesehatan pekerja.
Fitness to Tujuan
Penilaian FTW work
evaluation 1. Menentukan
apakah pekerja dapat
melakukan pekerjaan
dan 
2. Untuk melindungi
kesehatan pekerja, 
3. Untuk proses seleksi
 pekerjaan.
Masalah Gizi Kerja

INDONESIA :
Masalah gizi utama Prevalensi anemia
di Indonesia yang gizi pada pekerja
umum dijumpai sebanyak 40%
adalah ANEMIA (dijumpai pada
(kurang zat besi) pekerja berat)

Prevalensi tertinggi
di antara negara-
negara ASEAN
 Prevalensi yang tinggi membawa akibat yang
tidak baik terhadap individu maupun
masyarakat, karena menurunkan kualitas
manusia dan sosial ekonomi, serta
menghambat pembangunan bangsa. Hal
ini erat hubungannya dengan konsekuensi
fungsional anemia gizi tersebut, yaitu
menurunkan produktifitas kerja (Husaini,
1997 dan Sri Handajani, 1996)
Masalah Gizi Kerja pada Shift Worker

 15-20% pekerja di Eropa dan US adalah shift worker


(International Agency for Research on Cancer, WHO,
2011)
 Masalah gizi kerja pada shift worker : Body Mass
Index (BMI), obesitas dan masalah kesehatan
lainnya (insomnia, lelah, letih, gangguan jantung,
gangguan saluran pencernaan, hingga gangguan
fungsi alat reproduksi pada wanita.
Con’d
 Penyebab dari masalah tersebut adalah kebiasaan
dan adanya gangguan biologis, seperti :

Gangguan
Turunnya keinginan
metabolisme terhadap
untuk makan besar dan
Turunnya aktivitas fisik makanan yang juga
beralih pada snacking
dan olahraga dipengaruhi oleh
(terutama pekerja shift
gangguan tidur dan
malam)
circardian rhytm
Gangguan Energy Intake

 Gangguan nafsu makan


 Sistem pencernaan yang tidak teratur
 Konstipasi
 Sakit perut
 Mulas
 Kembung
 Dispepsia
Contoh Kasus : Impact of Occupational Health and
Safety on Worker Productivity: A Case of Zimbabwe
Food Industry
Meningkatnya angka infeksi dan luka yang menyebabkan
turunnya produktivitas pada pekerja di industri makanan,
Zimbabwe adalah:
Faktor utamanya :
•Komunikasi antar pekerja tidak efektif
Suara yang •Menyebabkan sakit kepala dan Tempat kerja yang gelap,
berisik gangguan pendengaran berdebu, panas, becek/licin
dan bising
•Heat stroke

Panas •Kejang
•(Aliran darah labil)
Standard Occupational Health
Safety (OHS)
Kurangnya
•Kurangnya fasilitas alat pelindung kerja
fasilitas pakaian
seperti : masker, penutup telinga,
dan alat pelindung
sepatu dan kacamata google
kerja
>5 pekerja izin/sakit
setiap minggunya
Upaya Promosi Kesehatan
 Strategi untuk meningkatkan aktivitas fisik
-Adanya dorongan untuk menggunakan anak tangga
-Menyediakan fasilitas olahraga di tempat kerja
-Adanya edukasi/dukungan sesama

 Strategi untuk mengubah food environment


-Food labeling
-Point of purchase promotion
-Mendorong adanya tempat yang menyediakan aneka pilihan
makanan sehat (kantin, cafetaria, atau vending machine)

 Pendekatan lain untuk aktivitas fisik + gizi


-Konseling/training individu
-Melibatkan pekerja dalam program pengembangan dan
implementasi
 Hidayat Syarief (1997) menyebutkan bahwa pada usia
dewasa, faktor gizi berperan untuk meningkatkan
ketahanan fisik dan produktivitas kerja. Dan selanjutnya
disebutkan bahwa tanpa mengabaikan arti penting dari
faktor lain, gizi merupakan faktor kualitas SDM yang pokok,
karena unsur gizi tidak hanya sekedar mempengaruhi derajat
kesehatan dan ketahanan fisik, tetapi juga menentukan
kualitas daya pikir atau kecerdasan intelektual yang sangat
esensial bagi kehidupan manusia.
 Peningkatan kualitas sumber daya manusia sangat
dibutuhkan guna peningkatan kreatifitas dan produktifitas
kerja. Hal ini dapat dicapai dengan mengadakan perbaikan
gizi pekerja.

 Upaya perbaikan gizi pekerja berarti meningkatkan kualitas


fisik dalam artian peningkatan daya tahan tubuh,
peningkatan kesanggupan kerja juga peningkatan kualitas
non fisik seperti kecerdasan, aspirasi yang tinggi dan
peningkatan ketrampilan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai