Anda di halaman 1dari 11

Cinta Menurut Pandangan Agama Buddha

Oleh
Sumiati
Budiman Rakasidih Soetanto, S.T. 20111001
APAKAH CINTA?

CINTA KASIH?

CINTA SAUDARA

CINTA ORANG TUA/KELUARGA

CINTA BIRAHI/LAWAN JENIS


Pengertian Cinta
 Menurut KBBI, Kata “cinta” berarti: suka sekali, sayang sekali, kasih sekali,
terpikat (antara laki-laki dan perempuan), ingin sekali, berharap sekali,
rindu, susah hati dan risau.
 Didalam KBBI juga  terdapat kata “Cintamani” yang berarti intan yang
bertuah atau ular yang mendatangkan kebahagiaan (dalam percintaan).
 Dalam Agama Buddha sendiri, istilah cinta telah diuraikan secara jelas di
Karaniya Metta Sutta. Dimana inti ajaran tersebut adalah upaya dalam
memancarkan dan mengembangkan cinta kasih.
 Cinta di dalam ajaran Buddha bukanlah bersifat pasif tetapi bersifat proaktif,
yaitu memberikan kebahagiaan kepada yang dicintai.
Bagaimana Cinta menurut Buddha dharma ?
 Dalam massa pembabaran Dhamma, kata Cinta sering kali dibahas oleh Sang Buddha.

 Seperti di dalam Kitab Dhammapada, ada bab yang berjudul Piyavagga (kecintaan-
kelompok Kasih ).
 Di dalam Majjhima Nikaya juga ada disebutkan yaitu sutta yang berjudul Piyajatika
Sutta, khotbah mengenai orang-orang bercinta. Seorang Resi Vyatsyayana, yaitu
seorang pujangga India yang sangat terkenal sampai hari ini karena karyanya yang
masih banyak dipelajari sebagian orang di muka bumi ini, yaitu mengenai Kama Sutra
bahkan karyanya tersebut di angkat ke layar lebar, dan Kitab Kama Sutra tersebut
menghebohkan dan menjadi penutan bagi pasangan yang lagi falling in Love.
 Buddha juga pernah membabarkan Kitab yang sama yang terdapat di dalam Sutta
Nipata, Kama Sutta. Isi kedua kitab tersebut sangat bertolak belakang.
 Kama Sutra mengajarkan mengenai teknik
dalam bercinta, namun di dalam Kama
Sutta Buddha mengajarkan mengenai
kenikmatan nafsu indera yang harus
dihindari. Beliau menuturkan: “Jika
manusia yang hanya menginginkan
kenikmatan-kenikmatan indera itu tidak
memperolehnya, maka ia akan menderita
bagaikan tertusuk anak panah” (Samyutta
Nikaya-767).
 Dan juga didalam Sutta Nipata 769 beliau
menuturkan: “Manusia yang menginginkan
berbagai objek indera, seperti misalnya:
rumah, kebun, emas, uang, binatang,
pelayan, dan lain-lain, maka emosi yang
kuat akan menguasainya, bahaya akan
menghimpitnya, dan penderitaan akan
mengikutinya bagaikan air yang masuk
kedalam kapal yang karam.”
Pengertian Cinta dalam Agama Buddha
• Piyadassi dalam bukunya “The Buddha’s Ancient Path” menyatakan cinta adalah
suatu kekuatan aktif, setiap tindakan mencintai dilakukan dengan pikiran tak
bernoda untuk menolong, membantu, menyenangkan, membuat jalan lebih mudah,
lebih halus, menakhlukkan kesedihan dan merupakan kebahagiaan tertinggi.
• Dalam agama Buddha banyak istilah mengenai kata Cinta,  seperti: Piya, Pema, Rati,
Kama, Tanha, Ruci, dan Sneha yang memiliki arti: rasa sayang, kesenangan, cinta
kasih, kasih sayang, kesukaan, nafsu indera, kemelekatan, dan sebagainya, yang
terjalin antara laki-laki dan perempuan yang hidup dalam sebuah keluarga.
• Didalam Karanîya metta sutta: “Mâ tâ yathâ niyam puttam, Â yusâ
ekaputtamanurakkhe, Evampi sabbabhû tesu, Mâ nasambhâvaye aparimâ nam ; “Sama
seperti seorang ibu yang melindungi anak satu-satunya, bahkan dengan resiko
hidupnya sendiri, orang mengembangkan hati kepada semua makluk dengan pikiran
cinta tanpa batas keseluruh penjuru dunia tanpa ada halangan, kebencian dan
permusuhan.
Pengembangan Cinta dalam Pandangan agama Buddha
• Dalam pengembangan cinta melalui pelaksanaan sila dilakukan dengan ucapan,
tperbuatan dan mata pencaharian benar. Mengembangkan cinta dapat dilakukan
dengan cara mengendalikan, membudayakan dan menggunakan ucapan secara
positif.
• Pikiran, ucapan dan tindakan benar melibatkan rasa hormat pada kehidupan,
kepemilikkan dan hubungan personal
• Buddha memberikan nasihat “Hendaknya seseorang menjauhi pembunuhan,
menahan diri dari pembunuhan makhluk, membuang alat pemukul dan pedang, malu
dengan perbuatan kasar, hidup dengan cinta kasih, kasih sayang dan bijaksana
terhadap semua makhluk yang hidup, ini sila yang harus dilaksanakan” (D.i.227).
• Pikiran, ucapan dan tindakan benar dengan mengembangkan cinta kepada semua
makhluk dilakukan melalui kebajikan-kebajikan seperti jujur, rendah hati, lemah
lembut, tidak sombong, merasa puas dengan yang dimiliki, mudah dilayani, mudah
disokong, hidup sederhana, tenang inderanya, tahu malu, tidak melekat pada keluarga,
selalu berpikir semoga semua makhluk berbahagia dan tentram (Khp.8; Sn.143-145).
• Melakukan kebajikan tidak mengharap balasan dari orang yang diberikan kebajikan
tersebut. Pengembangan cinta kasih melalui kebajikan ini membuat semua makhluk
hidup rukun, damai, tentram dan bahagia.
• Semua makhluk saling percaya, menghormati, menghargai, tidak menyakiti serta
memberikan kebebasan kepada setiap makhluk untuk hidup. Memiliki sila yang baik
membawa kebahagiaan di kehidupan sekarang dan kehidupan yang akan datang.
Kesimpulan
• Dengan mengembangkan cinta akan membawa pada pembebasan atau nissarana
dhatu.
• Kebebasan pikiran melalui cinta kasih atau metta cetovimutti dilakukan dengan cara
mengembangkan cinta kasih.
• Kebebasan pikiran melalui cinta kasih yang dikembangkan, diperbanyak, dijadikan
sarana, landasan, diperlancar, diperluas dan dilaksanakan dengan niat baik.
• Membuat itikad jahat atau byapada tidak akan menguasai pikiran, karena kebebasan
pikiran melalui cinta kasih merupakan kebebasan dari itikad jahat (D.iii.279).
• Buddha mengatakan: “Loko Patambhika Metta” artinya dengan cinta dapat
menyelamatkan dunia.
TERIMA KASIH
DANKE
XIE-XIE

Anda mungkin juga menyukai