Anda di halaman 1dari 15

Pembelajaran Berbasis Proyek

( Project Based Learning)


Ahmad Arief Ma’ruf
Biodata
• Ahmad Arief Ma’ruf, yang biasa dipanggil Arief adalah guru kelahiran Sleman pada 19 Agustus
1967.
• Profesi sebagai guru Bahasa Indonesia telah dijalani sejak 1993.Sejak masih kuliah dia
gemarmenekuni penulisan kreatif dan telah membuahkan beberapa buku antologi cerpen dan
puisi.
• Dua novelnya juga telah diterbitkan Kemdikbud dengan tiras 80 ribu dan 40 ribu eksemplar.
Aref juga merupakan penulis Modul PKB Kepala Sekolah Kemdikbud dan Modul PKB Guru
Madrasah Kemenag. Beberapa penghargaan pernah diperolehnya terutama di bidang
penulisan.Tahun 2020, Arief meraih medali emas dalam kompetisi karya ilmiah internasional
yang diikuti 30 negara. Bahkan karyanya dinyatakan sebagai penemuan terbaik oleh tim penilai.
• Lulusan S2 Psikologi Universitas Indonesia ini merupakan satu-satunya guru yang menjadi
anggota Badan Akreditasi Nasional (BAN) di Jogja. Ia pernah beberapa kali diundang sebagai
narasumber seminar di dalam maupun di luar negeri.
• Guru MAN2 Sleman ini juga memiliki pengalaman sebagai Konsultan Tes Kecerdasan Kemenkes
Pusat, Konsultan Tes CPNS pada PPSML Pascasarjana Universitas Indonesia, Konsultan SMP
Terbuka Kemdikbud, serta National Trainer pada program Kemitraan Australia-Indonesia.
Pembelajaran Berbasis Proyek
(Project Based Learning)
• Model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan
sebagai media.
• Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi,
sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai
bentuk hasil belajar.
• Berpusat pada siswa untuk melakukan suatu investigasi
yang mendalam terhadap suatu topik.
• Siswa secara konstruktif melakukan pendalaman
pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap
permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata, dan
relevan.
Karakteristik 
1.Centrality
• Pada project based learning proyek menjadi pusat dalam pembelajaran.
2.Driving question
• Project based learning difokuskan pada pertanyaan atau masalah yang mengarahkan
siswa untuk mencari solusi dengan konsep atau prinsip ilmu pengetahuan yang sesuai.
3.Constructive Investigation
• Siswa membangun pengetahuannya dengan melakukan investigasi secara mandiri (guru
sebagai fasilitator).
4.Autonomy
• Menuntut student centered, siswa sebagai problem solver dari masalah yang dibahas.
5.Realisme
• Kegiatan siswa difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi yang sebenarnya.
Aktifitas ini mengintegrasikan tugas otetik dan menghasilkan sikap professional.
Tujuan
• Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan
masalah proyek.
• Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam
pembelajaran.
• Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan
masalah proyek yang kompleks dengan hasil produk nyata.
• Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta
didik dalam mengelola bahan atau alat untuk menyelesaikan
tugas atau proyek.
• Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada PBL
yang bersifat kelompok.
Langkah-1

Membuka pelajaran dengan suatu pertanyaan


menantang (start with the big question/essential
question)
• Pembelajaran dimulai dengan sebuah
pertanyaan driving question yang dapat memberi
penugasan pada peserta didik untuk melakukan
suatu aktivitas. Topik yang diambil hendaknya
sesuai dengan realita dunia nyata dan dimulai
dengan sebuah investigasi mendalam.
Langkah-2
• Merencanakan proyek (design a plan for the project)
• Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru
dengan peserta didik. Dengan demikian peserta didik
diharapkan akan merasa memiliki atas proyek tersebut.
• Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan
aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab
pertanyaan esensial dengan mengintegrasikan
berbagai subjek yang mendukung, serta
menginformasikan alat dan bahan yang dapat
dimanfaatkan untuk menyelesaikan proyek .
Langkah-3
• Menyusun jadwal aktivitas (create a schedule)
• Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas
dalam menyelesaikan proyek. Waktu penyelesaian proyek harus jelas,
dan peserta didik diberi arahan untuk mengelola waktu yang ada.
• Biarkan peserta didik mencoba menggali sesuatu yang baru, akan tetapi
guru juga harus tetap mengingatkan apabila aktivitas peserta didik
melenceng dari tujuan proyek.
• Proyek yang dilakukan oleh peserta didik adalah proyek yang
membutuhkan waktu yang lama dalam pengerjaannya, sehingga guru
meminta peserta didik untuk menyelesaikan proyeknya secara
berkelompok di luar jam sekolah. Ketika pembelajaran dilakukan saat
jam sekolah, peserta didik tinggal mempresentasikan hasil proyeknya di
kelas.
Langkah-4
• Mengawasi jalannya proyek (monitor the students and the
progress of the project)
• Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap
aktivitas  peserta didik selama menyelesaikan proyek.
• Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta
didik pada setiap proses. Dengan kata lain, guru berperan
sebagai mentor bagi aktivitas peserta didik.
• Guru mengajarkan kepada peserta didik bagaimana bekerja
dalam sebuah kelompok. Setiap peserta didik dapat memilih
perannya masing-masing dengan tidak mengesampingkan
kepentingan kelompok.
Langkah-5
• Penilaian terhadap produk yang dihasilkan (assess the
outcome)
• Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur
ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi
kemajuan masing-masing peserta didik, memberi umpan
balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai oleh
peserta didik, serta membantu guru dalam menyusun
strategi pembelajaran berikutnya. Penilaian produk
dilakukan saat masing-masing kelompok mempresentasikan
produknya di depan kelompok lain secara bergantian.
•  
•  
Langkah-6
• Evaluasi (evaluate the experience)
• Pada akhir proses pembelajaran, guru dan
peserta didik melakukan refleksi terhadap
aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan.
Proses refleksi dilakukan baik secara individu
maupun kelompok. Pada tahap ini, peserta didik
diminta untuk mengungkapkan perasaan dan
pengalamannya selama menyelesaikan proyek.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai