Anda di halaman 1dari 32

Obat Sistem

Ekskresi
Kelompok 9
31120004 Reza Pratidina
31120020 Wafiq Nr’azizah
31120045 Dini Malinda
31120047 Rulli Alfiani
31120057 Irma Sonia
Apa itu sistem
ekskresi ?
Organ-organ Ekskresi
Ekskresi sendiri adalah proses
penghilangan atau pengeluaran Dalam Tubuh Kita Apa
produk limbah metabolisme dan
bahan- Saja Sih?
bahan tidak berguna lainnya dari
tubuh suatu organisme.

Sistem ekskresi adalah sistem


pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan oleh tubuh hasil dari
metabolism tubuh. Sama seperti organ tubuh pada umumnya, organ pada sistem ekskresi juga
dapat mengalami gangguan. Penyebabnya bisa berupa infeksi oleh bakteri dan
virus, kerja berlebih, atau kekurangan zat tertentu.
Ekskresi yang dilakukan Ginjal
Tubuh kita secara alami melakukan
serangkaian kegiatan untuk mencapai
keseimbangan. Salah satu contoh dari usaha Ekskresi urin atau air seni diperlukan
tubuh untuk mencapai keseimbangan adalah untuk membuang molekul-molekul sisa
pembuangan urin dalam darah yang disaring oleh ginjal
atau air seni melalui ginjal (diuretik). dan untuk menjaga homeostasis cairan
tubuh.
Diuretik
01
Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan
pembentukan urin atau disebut juga obat pelancar air seni.

Istilah diuresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan


adanya penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua
menunjukkan jumlah pengeluaran (kehilangan) zat-zat terlarut dan
air.

Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan edema,


yang berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa
sehingga volume cairan ekstrasel kembali menjadi normal.
Mekanisme Kerja Diuretik
Kebanyakan diuretik bekerja mengurangi reabsorbsi natrium,
sehingga pengerluarannya lewat kemih. Obat-obat ini bekerja
khusus pada tubuli, tetapi juga ditempat lain :

1. Tubuli proksimal
ltrafiltrat mengandung sejumlah besar garam yang direabsorbsi
secara aktif untuk ± 70% antara lain ion Na dan air, begitu pula
glukosa dan ureum. Karena reabsorbsi berlangsung secara
proporsional, maka susunan filtrat tidak berubah dan tetap
isotonis terhadap plasma. Diuretik osmotis (manitol dan
sorbitol) bekerja disini dengan merintangi reabsorbsi air dan
natrium.
2. Lengkungan henle
Dibagian menaik darri henle’s loop ini kurang lebih 25% dari semua ion Cl yang telah di filtrasi
di reabsorbsi secara aktif disusun dengan reabsorbsi pasif dari Na dan K tetapi tanpa air,
hingga filtrate menjadi hipotonis, diuretika lengkungan seperti furosemida, bumetanida, dan
etakrina. Bekerja terutama disini dengan merintangi transfor Cl dan demikian reabsorbsi Na
pengeluaran k dan air juga diperbanyak.

3. Tubuli distal
Dibagian pertama, Na di reabsorbsi secara aktid tanpa air hingga fiktrate menjadi lebih cair dan
lebih hipotonis. Senyawa thiazida dan klortalidon bekerja di tempat ini dengan memperbanyak
ekskresi Na dan Cl sebanyak 5-10%. Di bagian kedua ion Na ditukarkan dengan ion K atau
NH, proses ini dikendalikan oleh hormone anak ginjal aldosteron. Antagonis aldosteron
(spironolakton) dan zat-zat penghemat kalium (amilorida triamteren) bertitik kerja disini dengan
mengakibatkan ekskresi Na (kurang dari 5%) dan retensi K.

4. Saluran pengumpul
Hormon antidiuretik ADH (vasopressin) dan hopofisis bekerja disini dengan jalan
mempengaruhi permeabilitas bagi air dari sel-sel saluran pengumpul.
Obat Golongan
Diuretik
1. Diuretik Osmotik
Diuretik osmotik adalah senyawa yang dapat meningkatkan eksresi urin dengan mekanisme kerja berdasarkan perbedaan
tekanan osmosa. Diuretik osmotik mempunyai berat molekul rendah, dalam tubuh tidak mengalami metabolisme, secara
pasif disaring melalui kapsula Bowman ginjal, dan tidak diabsorpsi kembali oleh tubulus renalis. Diuretik osmotik
adalah natriuretik, dapat meningkatkan eksresi natrium dan air. Diuretik osmotik digunakan untuk meningkatkan jumlah
cairan tubuh yang disaring keluar oleh ginjal, sekaligus menghambat penyerapan cairan kembali oleh ginjal.
Syarat-syarat Osmotik adalah sebagai berikut :
1. Bebas oleh glomerulus
2. Tidak/sedikit direabsorpsi oleh sel tubulis ginjal.
3. Merupakan zat inert
Efek samping diuretika osmotik antara lain adalah gangguan keseimbangan elektrolit, dehidrasi, mata kabur, nyeri
kepala dan takikardia. Contoh: manitol, glukosa, sukrosa dan urea.
Diuretik Osmotik : Manitol
Mekanisme Kerja Bekerja dengan cara meningkatkan jumlah cairan yang akan dikeluarkan oleh ginjal,
sekaligus menghambat penyerapan cairan kembali oleh ginjal. Cairan infus ini juga
digunakan untuk meningkatkan jumlah urine pada pasien oliguria yang belum
mengalami gagal ginjal permanen.
Indikasi Menurunkan tekanan intrakranial, intraokular, mengurangi cerebral edema, dan
mengobati oliguria.

Efek Samping Demam, mengggil, sakit kepala, pilek, Buang air kecil jadi lebih sering, Pusing atau
penglihatan kabur, Mual atau muntah.

Kontra Indikasi Pasien anuria, edema paru yang berat, gagal ginjal, dehidrasi berat, edema
metabolik, penyakit ginjal progresif, dan perdarahan intrakranial aktif.

Interaksi Obat Peningkatan risiko terjadinya gangguan fungsi ginjal jika digunakan dengan
ciclosporin, obat antibiotik aminoglikosida, atau nonsteroidal anti-inflammatory drugs
(NSAIDs), seperti aspirin atau naproxen, Penurunan efektivitas dari obat
antikoagulan.
2. Penghambat Karbonik Anhidrase
Penghambat enzim karbonik anhidrase (asetazolamid) merupakan diuretika yang lemah dan jarang digunakan untuk efek
diuretikanya. Senyawa penghambat karbonik anhidrase adalah saluretik, digunakan secara luas untuk pengobatan
sembab yang ringan dan moderat, sebelum diketemukan diuretik turunan tiazida. Efek samping yang ditimbulkan
golongan ini antara lain adalah gangguan saluran cerna, menurunnya nafsu makan, parestisia, asidosis sistemik,
alkalinisasi urin dan hipokalemi. Adanya efek asidosis sistemik dan alkalinisasi urin dapat mengubah secara bermakna
perbandingan bentuk terionisasi dan yang tak terionisasi dari obat-obat lain dalam cairan tubuh, sehingga mempengaruhi
pengangkutan, penyimpanan, metabolisme, eksresi dan aktivitas obat-obat tersebut. Penggunaan diuretik penghambat
karbonik anhidrase terbatas. karena cepat menimbulkan toleransi. Sekarang diuretik penghambat karbonik anhidrase
lebih banyak digunakan sebagai obat penunjang pada pengobatan glaukoma, dikombinasi dengan miotik, seperti
pilokarpin, karena dapat menekan pembentukan aqueous humour dan menurunkan tekanan dalam mata. Contoh diuretik
penghambat karbonik anhidrase adalah asetazolamid, metazolamid, etokzolamid, diklorfenamid
Penghambat Karbonik : Asetazolamide
Mekanisme Kerja Menghambat kerja enzim carbonic anhydrase. Dalam pengobatan glakoma,
terhambatnya kerja enzim tersebut menyebabkan berkurangnya cairan di dalam
mata (aqueous humour), sehingga tekanan dalam bola mata (tekanan intraokular)
dapat menurun.
Indikasi Mengobati glaukoma, edema, epilepsi, dan altitude sickness.

Efek Samping Diare, Mual atau muntah,Kehilangan nafsu makan,Berat badan


berkurang,Frekuensi buang air kecil bertambah,Kebas atau kesemutan di tangan
atau kaki,Pusing atau kantuk.

Kontra Indikasi Hipokalemia, hiponatremia, hyperchloraemic acidosis; gangguan fungsi hati hati
berat; gangguan fungsi ginjal,hipersensitifitas terhadap sulfonamid.

Interaksi Obat Meningkatkan risiko terjadinya toksisitas pada sistem saraf pusat dan asidosis jika
digunakan dengan aspirin dosis tinggi, Meningkatkan kadar phenytoin atau
carbamazepine dalam darah, Menghambat efek methenamine.
3. Benzotiazide
Benzotiazide bekerja dengan mengurangi penyerapan natrium atau klorida pada distal tubulus ginjal, sehingga
meningkatkan produksi urine. Selain itu, benzotiazide dapat merelaksasi pembuluh darah, sehingga efektif dalam
menurunkan tekanan darah. Benzotiazide terbentuk dari inhibitor karbonat anhidrase. Tetapi aktivitasnya tidak
berhubungan dengan efeknya pada enzim tersebut. Diuretik turunan tiazida terutama digunakan untuk pengobatan
sembab pada keadaan dekompensasi jantung dan sebagai penunjang pada pengobatan hipertensi karena dapat
mengurangi volume darah dan secara langsung menyebabkan relaksasi otot polos arteriola. Turunan ini dalam sediaan
sering dikombinasi dengan obat-obat antihipertensi, seperti reserpin dan hidralazin, untuk pengobatan hipertensi karena
menimbulkan efek potensiasi. Diuretik turunan ini mengandung gugus sulfamil sehingga dapat menghambat enzim
karbonik anhidrase. Juga diketahui bahwa efek saluretiknya terjadi karena adanya pemblokan proses pengangkutan aktif
ion klorida dan absorpsi kembali ion yang menyertainya pada lengkungan henle, dengan mekanisme yang belum jelas,
kemungkinan karena peran dari prostaglandin.
Benzotiazide : Indapamide
Mekanisme Kerja Bekerja dengan cara meningkatkan pengeluaran cairan dan garam melalui urine,
sehingga tekanan darah dan penumpukan cairan (edema) bisa berkurang.

Indikasi Menurunkan tekanan darah pada hipertensi dan mengurangi edema.

Efek Samping Diare, Pusing, Sakit kepala, Nafsu makan menurun, Gangguan tidur, Sakit perut.

Kontra Indikasi Pasien anuria, gangguan hati atau ginjal parah, ensefalopati, hipokalemia, atau
stroke yang baru saja terjadi.

Interaksi Obat Meningkatkan risiko terjadinya gangguan elektrolit jika digunakan dengan digoxin,
Meningkatkan risiko terjadinya aritmia jika digunakan dengan amiodarone, arsenic
trioxide.
4. Diuretik Hemat Kalium
Diuretik hemat kalium ini bekerja pada hilir tubuli distal dan duktus koligentes daerah korteks dengan cara menghambat
reabsorpsi natrium dan sekresi kalium dengan jalan antagonisme kompetitif (spironolakton) atau secara langsung
(triamteren dan amilorida). Efek obat-obat ini lemah dan khusus digunakan terkominasi dengan diuretik lainnya untuk
menghemat kalium. Aldosteron enstiulasi reabsorpsi Na dan ekskresi K, proses ini dihambat secara kompetitif oleh
antagonis alosteron. Kerjanya mulai setelah 2-3 hari dan bertahan sampai beberapa hari setelah pengobatan dihentikan.
Daya diuretiknya agak lemah sehingga dikombinasikan dengan diuretik lainnya. Resorpsinya di usus tidak lengkap dan
diperbesar oleh makanan. Dalam hati, zat ini diubah menjadi metabolit aktifnya, yang diekskresikan melalui kemih dan
tinja, dalam metabolit aktif waktu paruhnya menjadi lebih panjang yaitu 20 jam. Efek sampingnya pada penggunaan
lama dan dosis tinggi akan mengakibatkan gangguan potensi dan libido pada pria dan gangguan haid pada wanita.
Contoh obatnya: Spironolacton.
Diuretik Hemat Kalium : Spironolacton
Mekanisme Kerja Spinorolacton bekerja dengan cara menghambat penyerapan garam (natrium)
berlebih ke dalam tubuh dan menjaga kadar kalium dalam darah agar tidak terlalu
rendah, sehingga tekanan darah dapat diturunkan.

Indikasi Edema dan asitas pada sirosis hati, asites malignan, sindroma nefrotik, gagal
jantung kongestif; hiperaldosteronism primer.

Efek Samping Pusing, Sakit kepala, Mual, Muntah, Diare, Disfungsi ereksi, Pembengkakan di
payudara.

Kontra Indikasi Penderita anuria, gangguan ginjal, dan hiperkalemia.

Interaksi Obat Meningkatkan risiko terjadinya gangguan fungsi ginjal jika dikonsumsi dengan
ciclosporin atau OAINS. Meningkatkan efek racun dari obat lithium. Meningkatkan
risiko asidosis metabolik dan hiperkalemia jika dikonsumsi dengan colestyramine.
5. Diuretik Kuat
Diuretik kuat ini bekerja pada Ansa Henle bagian asenden pada bagian dengan epitel tebal dengan cara menghambat
transport elektrolit natrium, kalium, dan klorida. Obat-obat ini berkhasiat kuat dan pesat tetapi agak singkat 4-6 jam.
Banyak digunakan dalam keadaan akut, misalnya pada udema otak dan paru-paru. Memiliki kurva dosis-efek curam,
yaitu bila dosis dinaikkan efeknya senantiasa bertambah. Contoh obat paten: frusemide, lasix, impugan. Yang termasuk
diuretik kuat adalah; asam etakrinat, furosemide dan bumetamid.
Diuretik kuat : Furosemid
Mekanisme Kerja Mekanisme kerjanya dengan menghambat reabsorpsi Na dan Cl di bagian
ascending dari loop Henle (lengkungan Henle) dan tubulus distal, mempengaruhi
sistem kontrasport Cl- binding, yang menyebabkan naiknya eksresi air, Na, Mg, dan
Ca.
Indikasi Merupakan turunan sulfonamid dan dapat digunakan untuk obat hipertensi.

Efek Samping Efek samping yang umum berupa gelisah, kejang otot, haus, letargi (selalu
mengantuk) dan kolaps.

Kontra Indikasi Pada pasien penderita gagal ginjal dengan anuria, prekoma dan koma hepatik,
defisiensi elektrolit, hipovolemia, hipersensitivitas.

Interaksi Obat Peningkatan risiko terjadinya hiperkalemia, jika digunakan bersama


dengan obat diuretik hemat kalium. Peningkatan risiko terjadinya kerusakan jantung,
jika digunakan bersama dengan obat glikosida jantung, seperti digoxin atau
antihistamin.
6. Xantin
Xantin ternyata juga mempunyai efek diuresis. Efek stimulansianya pada fungsi jantung, menimbulkan dugaan bahwa
diuresis sebagian disebabkan oleh meningkatnya aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerolus. Namun semua derivat
xantin ini rupanya juga berefek langsung pada tubuli ginjal, yaitu menyebabkan peningkatan ekskresi Na+ dan Cl- tanpa
disertai perubahan yang nyata pada perubahan urin. Efek diuresis ini hanya sedikit dipengaruhi oleh keseimbangan
asam-basa, tetapi mengalami potensiasi bila diberikan bersama penghambat karbonik anhidrase. Diantara kelompok
xantin, theofilin memperlihatkan efek diuresis yang paling kuat.
Xantin : Theophylline
Mekanisme Kerja Bekerja dengan cara mengendurkan otot di saluran pernapasan sehingga udara
dapat mengalir dengan lebioh lancar dan proses bernapas juga bisa lebih mudah.

Indikasi Theophylline adalah obat dengan fungsi untuk mengobati dan mencegah napas
pendek dan kesulitan bernapas yang disebabkan oleh penyakit paru-paru, misalnya,
asma, emfisema, bronkitis kronis.
Efek Samping Efek samping yang tidak begitu serius mungkin termasuk sakit perut, diare, sakit
kepala, berkeringat, insomnia, merasa gelisah, gugup, atau mudah marah.
Kontra Indikasi Jangan menggunakan obat ini jika mempunyai kondisi, seperti penyakit jantung dan
pembuluh darah (kardiovaskular), penyakit paru-paru, gangguan ginjal atau hati,
sedang dalam masa kehamilan, anak-anak dan lanjut usia.
Interaksi Obat Mengonsumsi obat theophylline dengan obat lain bersamaan dapat menyebabkan
beberapa interaksi, seperti: Penggunaan theophylline bersama salmeterol dapat
meningkatkan efek samping kardiovaskular, seperti peningkatan denyut jantung,
denyut nadi, dan tekanan darah. Penggunaan theophylline bersama budesonide
dapat menyebabkan penurunan kadar kalium dalam darah (hipokalemia) dan
peningkatan kadar theophylline.
Anti diuretik
02
Antidiuretik adalah istilah yang digunakan
untuk merujuk pada suatu kondisi, sifat atau
penyebab turunnya laju urinasi. Hormon
antidiuretik juga disebut dengan vasopresin,
yaitu merupakan hormon yang dilepaskan dari
hipofisis posterior. Hormon yang
meningkatkan penyerapan kembali air pada
ginjal.

Fungsi antidiuretik
• Memelihara Kadar Darah Agar Selalu Dalam Batas Normal
• Memelihara Kesehatan Ginjal
• Memelihara Kesehatan Jantung
• Memelihara Kesehatan Kelenjar Getah Bening
• Memelihara Kesehatan Otak
• Memelihara Kesehatan Paru-Paru
Mekanisme Kerja
Antidiuretik
1. Melalui obat desmopressin bekerja dengan meningkatkan siklik adenosin
 monofosfst (cAMP) pada sel tubulus di ginjal dengan permeabilitas air
yang di tingkatkan dan akan mengakibatkan volume urin menurun juga
osmolalitas urin meningkat. Juga dengan menstimulasi faktor VII dan
aktivitas aktivator plasminogen dalam darah secara pressor minimal.
2. Antidiuretic Hormone(ADH) atau vasopressin disimpan di posterior
pituitary lobe dan dihasilkan di hipotalamus. Air yang diserap oleh
hati diatur oleh Antidiuretic Hormone(ADH). Semakin banyak air yang
diserap pada ginjal maka semakin banyak pula ADH yang diproduksi.
3. Stimulasi produksi ADH terjadi karena penurunan volume darah
intravascular atau tekanan osmosis pada high serum. Selain itu
operasi, stres, atau beban pikiran dapat pula menstimulasi ADH.
komponen darah akan menyerap banyak air dan kemudian urin akan
mengental. Apabila ADH mengalami penurunan maka tubuh akan melepaskan
air sehingga mengakibatkan konsentrasi pada urin dan urin akan
mengencer.
Obat Golongan
Anti diuretik
ADH : Vasopressin
Mekanisme Kerja Efek selular ADH terjadi melalui interaksi antara ADH dengan reseptor V1 dan V2.
ADH mempunyai bel)erapa tempat kerja di ginjal, dan kedua reseptor V1 dan V2
berpartisipasi dalam terjadinya respons renal.

Indikasi Diabetes insipidus, meningkatkan tekanan darah pada orang dewasa dengan
vasodilatory shock

Efek Samping Pucat, mual, cegukan, kejat perut, serangan angina, reaksi alergi

Kontra Indikasi Penyakit vaskular.

Interaksi Obat Dengan amytriptilin dapat meningkatkan penahanan cairan dan aktivitas vasopressor
dari vasopressin, dengan karbamazepin dapat meningkatkan keparahan dari
keracunan air, dengan karbidopa dapat meningkatkan efek hipertensi dari carbidopa.
ADH : Desmopressin
Mekanisme Kerja Setelah desmopressin mengikat pada V2 reseptor pada membrane basolateral dari sel
tubulus distal dan tubulus kolektifus dari nefron, kemudian enzim adenilat siklase
distimulasi menghasilkan cascade atau reaksi berantai pada tubulus kolektifus yang
menyebabkan peningkatan laju pemasukan dari kanal air (aquaporin) pada membrane
luminal dan meningkatkan permeabilitas dari membrane terhadap air.
Indikasi Diabetes insipidus sentral, enuresis nokturnal primer pada anak usia 5 tahun atau lebih,
nocturia pada dewasa polyuria nokturnal (produksi urin pada malam hari melebihi kapasitas
kandung kemih).
Efek Samping jika tidak dilakukan bersama dengan pengurangan cairan, dapat terjadi retensi cairan dan
hiponatremia, dengan atau tanpa gejala awal seperti sakit kepala, mual, muntah,
penurunan kadar natrium serum, penambahan berat badan, konvulsi (pada kasus yang
parah). Terapi diabetes insipidus dan enuresis nokturnal primer: Umum terjadi (> 1/100):
sakit kepala, nyeri abdomen, mual Terapi nokturia: Umum terjadi (> 1/100): hiponatremia,
pusing, edema perifer, urinasi lebih sering, nyeri perut, mulut kering, penambahan berat
badan.
Kontra Indikasi polidipsia psikogenik dan polidipsia karena kebiasaan (sehingga menyebabkan produksi
urin lebih dari 40 ml/kg/24 jam; riwayat penyakit jantung atau kondisi lain yang memerlukan
terapi diuretik; gangguan fungsi ginjal sedang hingga berat (bersihan kreatinin dibawah 50
ml/min); gangguan sekresi ADH; hiponatremia; hipersensitif
Interaksi Obat Dengan acebutolol dapat menurunkan efek antihipertensi dari acebutolol, dengan
acetaminophen dapat menurunkan laju ekskresi dari acetaminophen, dengan asam salisilat
dapat meningkatkan keparahan dari hipertensi, hyponatremia dan keracunan air.
Benzotiazid : Indapamide
Mekanisme Kerja Indapamid bekerja pada nefron khususnya pada segmen proksimal dari tubulus ginjal,
dimana terjadi penghambatan dari ko transporter Na+/Cl- yang menyebabkan penurunan
reabsorpsi natrium.

Indikasi Hipertensi esensial

Efek Samping hipokalemia, sakit kepala, pusing, konstipasi, dispepsia, ruam kulit (eritema multiforme,
nekrolisis epidermal dilaporkan); jarang terjadi hipotensi ortostatik, palpitasi, enzim hati
meningkat, gangguan darah (termasuk trombositopenia), hiponatremia, alkalosis metabolik,
hiperglikemia, kadar urat plasma meningkat, parestesia meningkat, fotosensitivitas,
impotensi, gangguan ginjal, miopia akut yang reversibel; diuresis dengan dosis di atas 2,5
mg sehari.
Kontra Indikasi stroke yang baru saja terjadi, gangguan hati yang berat.

Interaksi Obat Dengan acarbose dapat menurunkan efek terapetik dari acarbose, dengan acetaminophen
dapat meningkatkan laju ekskresi dari asetaminofen, dengan acebutolol dapat terjadi
peningkatan efek terapetik dari dari indapamide.
Penghambat Sintesis PG : Indometasin
Mekanisme Kerja Bekerja dengan menginhibisi dari enzim COX atau Prostaglandin G/H sintase secara
nonspesifik dan reversible.

Indikasi nyeri dan peradangan sedang sampai berat pada kasus reumatik dan gangguan
muskuloskeletal akut lainnya; gout akut; dismenorea, penutupan duktus arteriosus.

Efek Samping sering terjadi gangguan cerna (termasuk diare), sakit kepala, pusing dan kepala terasa
ringan; tukak dan pendarahan pada lambung dan usus; mengantuk (jarang), bingung,
insomnia, kejang, goncangan kejiwaan, depresi, gangguan darah sinkop (terutama
trombositopenia), hipertensi, hiperglikemia, pandangan kabur, deposit kornea, neuropati
periferal, dan penyempitan usus; supositoria bisa menyebabkan iritasi rektum dan kadang
terjadi perdarahan.
Kontra Indikasi Pasien yang mengkonsumsi obat antikoagulan

Interaksi Obat Dengan acebutolol dapat menurunkan efek antihipertensi dari acebutolol, dengan acarbose
dapat meningkatkan keparahan efek hipoglikemi, dengan abacavir dapat menurunkan
metabolism dari abacavir.
Terima
Kasih
Alternative resources
Daftar Pustaka
Kurniawan. (N.D.). Gangguan Sistem Ekskresi Dan Upayab Menjaga Sistem Kesehatan Ekskresi.

Nurihardiyanti, Yuliet, & Ihwan. (2015). Aktivitas Diuretik Kombinasi Ekstrak Biji Pepaya (Carica Papaya L) Dan Biji Salak
(Salacca Zalacca Varietas Zalacca (Gaert.)Voss) Pada Tikus Jantan Galur Wistar (Rattus Norvegicus L). GALENIKA
Journal Of Pharmacy, 1(2), 105-112.

Rochmawati, D. (2019). Uji Efektivitas Diuretik Ekstrak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.) Terhadap Mencit Jantan
(Mus Musculus). Madiun : Prodi Diploma Iii Farmasi Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun.

Suheri, A., Khobir, M. R., & Widaningsih, S. (2021). Perancangan Aplikasi Peranti Bergerak Diagnosa Penyakit Sistem
Ekskresi. Journal Of Practical Computer Science, 2(2), 25-37.

Usman, S. (2017). Uji Efek Diuretik Ekstrak Etanol Herba Putri Malu (Mimosa Pudica L.) Pada Kelinci Jantan. The
National Journal of Pharmacy, 14(01), 59-64.

https://go.drugbank.com.Diakses pada 12 Maret 2022 pukul 10.17

https://pionas.pom.go.id. Diakses pada 12 Maret 2022 pukul 10.18

Anda mungkin juga menyukai