Tatalaksana Pajanan 2 :
1. Orang terpajan membilas daerah terpapar :
- Luka tusuk bilas dengan air mengalir dan sabun/antiseptik.
- Pajanan mukosa mulut ludahkan dan berkumur.
- Pajanan mukosa mata irigasi dengan air yang mengalir
selama 10 menit/dengan cairan NaCl 0,9%.
- Pajanan mukosa hidung hembuskan keluar dan bersihkan
dengan air.
2. Jangan dihisap dengan mulut, jangan ditekan.
3. Orang terpajan memberikan desinfeksi luka dan daerah sekitar
kulit dengan salah satu :
- Betadin ( Povidone Iodine 2,5%) selama 5 menit.
- Alkohol 70% selama 3 menit
Tatalaksana Pajanan 3 :
1. Orang terpajan segera melaporkan peristiwa pajanan kepada
atasan langsung atau penanggung jawab ruangan.
2. Orang terpajan mengisi formulir Laporan Kecelakaan Kerja.
3. Orang terpajan didamping oleh penanggung jawab ruangan
menjelaskan kepada sumber pajanan tentang:
- Peristiwa pajanan yang telah terjadi.
- Permintaan izin secara tertulis dalam lembar Surat Izin
Pemeriksaan Darah Pasca Pajanan kepada sumber pajanan
untuk dilakukan pemeriksaan darah di laboratorium
(penjelasan yang diberikan hendaknya tidak menjelaskan
secara rinci tentang jenis-jenis penyakit yang akan diperiksa
karena berisiko mengalami penolakan dari sumber pajanan).
- Semua biaya pemeriksaan tambahan terkait pajanan
ditanggung pihak RS.
Tatalaksana Pajanan 4 :
1. Orang terpajan memeriksakan diri ke dokter jaga Instalasi Gawat
Darurat.
2. Dokter jaga IGD melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang terhadap orang terpajan sesuai dengan
alur pada Formulir Laporan Pajanan.
3. Orang terpajan mendapat perawatan oleh perawat IGD sesuai
jenis pajanan yang dialami.
4. Dokter jaga IGD menyiapkan blanko laboratorium untuk
pemeriksaan darah bagi orang terpajan dan sumber pajanan,
sbb: HBs Ag Rapid, Anti HCV Rapid, Anti HIV Rapid. Bila orang
terpajan pernah mendapat vaksinasi Hepatitis B maka
pemeriksaan baginya ditambah Anti- HBs Ag kuantitatif (ELISA).
Halaman 2/2
5. Blanko laboratorium dibubuhi cap “Kecelakaan Kerja” dan tulisan
CITO
6. Petugas Laboratorium mengambil sampel darah orang terpajan
dan sumber pajanan (semua pemeriksaan darah harus CITO)
7. Bagian Laboratorium secara langsung mengirimkan hasil
pemeriksaan darah orang terpajan dan sumber pajanan dalam
amplop tertutup kepada Dokter jaga IGD dalam waktu < 4 jam.
8. Petugas IGD melaporkan peristiwa pajanan kepada Komite
K3RS secepatnya (sesuai jam kerja bagian ybs) atau paling
lambat 1 x 24 jam setelah peristiwa pajanan terjadi.
Halaman 2/3
Pasien (TPP) Rawat Jalan sesuai poliklinik yang ditetapkan,
membawa Buku Berobat Karyawan, dan menyebutkan bahwa
karyawan tersebut berobat lanjutan karena mengalami
kecelakaan kerja.
Poliklinik yang dituju sesuai hasil pemeriksaan awal di IGD,
yaitu:
- Klinik KIA : Vaksinasi Hepatitis B ke-2 dan 3.
Klinik CST Violeta : Terapi dan monitoring toksisitas
ARV.
- Poliklinik Umum : Monitoring dan pemeriksaan
laboratorium untuk kasus sumber pajanan Hepatitis C
(+).
8. Resep PPP selanjutnya harus diberi cap “Kecelakaan Kerja” di
Poli Umum.
9. Orang terpajan menyimpan formulir Tatalaksana Pasca Pajanan
(Hepatitis B, Hepatitis C, dan HIV) selama prosedur PPP masih
berlangsung.
10. Setelah prosedur PPP berakhir maka orang terpapar melapor
dan mengumpulkan dokumen Tatalaksana Pasca Pajanan ke
Komite K3RS untuk pendokumentasiaan dan penyimpanan.
Halaman 2/4
dan 6 bulan) kemudian dilakukan di Poliklinik KIA).
4. Sumber pajanan dengan HBs Ag positif - orang terpajan pernah
mendapatkan vaksinasi, pemberian profilaksis pasca pajanan
tergantung dengan kadar titer Anti HBs orang terpajan :
- Jika titer Anti HBs orang terpajan > 10 mU/ml, maka tidak
perlu diberikan profilaksis.
- Jika titer Anti HBs orang terpajan < 10 mU/ml, maka Dokter
jaga IGD segera memberikan Imunogobulin Hepatitis B
(HBIg) 0,06 ml/kgBB dan Booster vaksin Hepatitis B.
5. Sumber pajanan dengan HBs Ag negatif - orang terpajan pernah
mendapatkan vaksinasi, tidak perlu diberikan profilaksis pasca
Halaman 2/5
kemudian oleh Dokter Poliklinik Umum.
8. Sumber pajanan dengan HBs Ag negatif - orang terpajan non
responder, tidak perlu diberikan profilaksis pasca pajanan.
9. Sumber pajanan Hepatitis B tidak diketahui (darah sumber
pajanan tidak dapat diperiksa) – orang terpajan non responder,
lakukan telaah sumber pajanan :
a. Jika Sumber pajanan resiko tinggi :
- Dokter jaga IGD segera memberikan Imunogobulin
Hepatitis B (HBIg) 0,06 ml/kgBB dan satu vaksin
Hepatitis B.
- PPP selanjutnya yaitu lanjutan vaksinasi Hepatitis B (1
bulan dan 6 bulan kemudian) dilakukan di Poliklinik KIA.
b. Jika sumber pajanan resiko rendah :
- Dokter jaga IGD segera memberikan satu vaksin Hepatitis
B.
- PPP selanjutnya yaitu lanjutan vaksinasi Hepatitis B (1
bulan dan 6 bulan kemudian) dilakukan di Poliklinik KIA.
Pencegahan Pasca Pajanan (PPP) Hepatitis C
Halaman 2/7
Halaman 2/8