Anda di halaman 1dari 3

PROSEDUR

MENGHENTIKAN PERDARAHAN DI
UGD
No. : /SOP/UKP/
Dokumen PKM DRM/2020
SOP No. Revisi : 0
TanggalTe : 25 Februari 2020
rbit
Halaman :1/2
UPTD SAEPUDIN
PUSKESMAS NIP. 19680528198031006
DTP DARMA
1.Pengertian Suatutindakanuntukmenghentikanperdarahanbaikpadakasusbedah
maupun non bedah.
2.Tujuan Sebagai acuan langkah untuk mencegahterjadinyasyok.
3.Kebijakan SuratKeputusanKepalaPuskesmasNomor440//PKM DRM/2020
tentangKebijakanPelayananKlinisDi UPTD Puskesmas DTP
DarmaTahun 2020.
4.Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter Di Fasilitas PelayananKesehatan Tingkat Pertama.
5. Persiapan Alat :
AlatdanBahan Alat yang dipersiapkan sesuai dengan teknik yang akan
dilaksanakan untuk kasus bedah :
1. Alat pelindung diri (masker, sarung tangan, scort)
2. Balut tekan
3. Kain kasa steril
4. Sarung tangan
5. Tourniquet
6. Plester
7. Set untuk menjahit luka
8. Obat desinfektan
9. Spuit 20-50 cc
10. Waskom berisi air/NaCl 0,9 % dingin
11. Jelly
6.Langkah - Pelaksanaan tindakan
Langkah 1.      Memakai  masker, sarung tangan, scort
1. Perawat I
a. Menekan pembuluh darah proximal dari luka, yang dekat
dengan permukaan kulit dengan menggunakan jari tangan.
b. Mengatur posisi dengan cara meninggikan daerah yang luka
2. Perawat II
a. Mengatur posisi pasien
b. Memakai sarung tangan kecil
1) Meletakkan kain kasa steril di atas luka, kemudian ditekan
dengan ujung-ujung jari
2) Meletakkkan lagi kain kasa steril di atas kain kasa yang
pertama, kemudian tekan dengan ujung jari bila perdarah
masih berlangsung. Tindakan ini dapat dilakukan secara
berulang sesuai kebutuhan tanpa mengangkat kain kasa
yang ada.
3)  Menekan balutan
4) Meletakkan kain kasa steril di atas luka
5) Memasang verband balut tekan, kemudian letakkan
bendakeras (verband atau kayu balut) di atas luka
6) Membalut luka dengan menggunakan verband balut tekan.
7) Memasang tourniquet untuk luka dengan perdarahan hebat
dan trumatik amputasi
8) Menutup luka ujung tungkai yang putus (amputasi) dengan
menggunakan kain kasa steril
9) Memasang tourniquet lebih kurang 10 cm sebelah proximal
luka, kemudian ikatlah dengan kuat.
10)Tourniquet harus dilonggarkan setiap 15 menit sekali secara
periodik
6.  Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemasangan tourniquete :
1. Pemasangan tourniquet merupakan tindakan terakhir jika
tindakan lainnya tidak berhasil. Hanya dilakukan pada keadaan
amputasi atau sebagai “live saving”
2. Selama melakukan tindakan, perhatikan :Kondisi pasien dan
tanda-tanda vitalEkspresi wajahPerkembangan pasien.
7.Unit terkait UGD
8.Dokumen Rekam medik
terkait
9. Rekaman / NO YANG DIRUBAH ISI TANGGAL
Histori PERUBAHAN DIBERLAKUKAN
Perubahan

Halaman 2/2
Halaman 3/2

Anda mungkin juga menyukai