Standar Prosedur
Operasional
B. Pelaksanaan Tindakan :
1. Memakai masker, sarung tangan, scort
2. Perawat 1
a. Menekan pembuluh darah proximal dari luka,
yang dekat dengan permukaan kulit dengan
menggunakan jari tangan
b. Mengatur posisi dengan cara meninggikan daerah
yang luka
3. Perawat 2
a. Mengatur posisi pasien
b. Memakai sarung tangan kecil
c. Meletakkan kain kassa steril di atas luka,
kemudian ditekan dengan ujung-ujung jari
d. Meletakkan lagi kain kassa steril di atas kain
kassa yang pertama, kemudian tekan dengan
ujung jari bila perdarahan masih berlangsung.
Tindakan ini dapat dilakukan secara berulang
sesuai kebutuhan tanpa mengangkat kain kassa
yang ada
4. Menekan balutan
a. Meletakkan kain kassa steril di atas luka
b. Memasang perban balut tekan, kemudian letakkan
benda keras (verban atau kayu balut) di atas luka
c. Membalut luka dengan menggunakan verban
balut tekan.
5. Memasang tourniquet untuk luka dengan perdarahan
hebat dan traumatik amputasi
a. Menutup luka ujung tungkai yang putus (amputasi)
dengan menggunakan kain kassa steril
b. Memasang tourniquet lebih kurang 10 cm sebelah
proximal luka, kemudian ikatlah dengan kuat
c. Tourniquet harus dilonggarkan setiap 15 menit
sekali secara periodik
6. Hal – hal yang perlu diperhatikan pada pemasangan
tourniquet
a. Pemasangan tourniquet merupakan tindakan
terakhir jika tindakan lainnya tidak berhasil. Hanya
dilakukan pada keadaan amputasi atau sebagai
“live saving”
b. Selama melakukan tindakan, perhatikan : kondisi
pasien dan tanda-tanda vital, ekspresi wajah
perkembangan pasien
Unit Terkait Instalasi Gawat Darurat
PELAYANAN TRIAGE IGD
RSUD GANDUS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
…… …... 1 dari 1
Ditetapkan,
STANDAR Direktur RSUD Gandus
Tanggal Terbit
OPERASIONAL
…..
PROSEDUR
…… …... 1 dari 1
Ditetapkan,
…… …... 1 dari 1
Ditetapkan,
Pasien rawat inap adalah pasien yang dinyatakan oleh dokter yang
memeriksa, baik yang masuk melalui rawat jalan maupun rawat
PENGERTIAN
darurat, untuk diobservasi dan atau mendapatkan tindakan medis
lebih lanjut sehingga perlu dirawat inap.
Tujuan Untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada ibu dan janin
selama kehamilan melalui peningkatan derajat kesehatan baik fisik
maupun mental ibu dan janin.
Kebijakan Sebagai salah satu upaya promotif dan preventif untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian bagi ibu hamil dan janinnya.
Prosedur Dokter SpOG, Dokter residen, bidan, dokter muda secara umum pada
setiap kunjungan akan dilakukan anamnesis keluhan yang dirasakan,
pemeriksaan tanda vital, fisik dan pemeriksaan obstetri. Selain itu
dilakukan pemeriksaan -pemeriksaan untuk :
I. Trimester 1
Pemastian kehamilan
Pemastian kehamilan intra ulterin-hidup
Pemastian usia kehamilan
Persiapan dan pemeliharaan payudara
Skreening Hepatitis B, Rhesus
Pemeriksaan TORCH bila mungkin
II. Trimester II
Skreening defek bumbum saraf
Skreening defek jantung
Evaluasi pertumbuhan janin
Evaluasi toleransi maternal
Skreening servikovaginitis
Skreening infeksi jalan kencing
Skreening diabetes mellitus
III. Trimester III
Evaluasi pertumbuhan janin
Evaluasi toleransi maternal
Evaluasi rute persalinan
Evaluasi fasilitas kelahiran/perawatan neonatal
Unit terkait 1. SMF Penyakit Dalam
2. SMF Ilmu Kesehatan Anak
3. Instalasi Laboratorium
4. PKMRS
5. Instalasi Gizi
RSUD GANDUS EKSTRAKSI VAKUM
OBSTETRI
GINEKOLOGI
10. Pada his puncak, mintak pasien meneran, dan secara simultan
lakukan penarikan dengan pengait mangkuk dengan arah
sejajar lantai (tangan luar menarik pengait, ibu jari tangan
yang di dalam pada mangkok, telunjuk dan jari tengah pada
kulit kepala bayi)
11. Bila belum berhasil pada tarikan pertama, ulangi lagi pada
tarikan ke dua. Episiotomi (pada pasien dengan perineum
yang kaku) dilakukan saat kepala mendorong perineum dan
tidak masuk lagi
12. Saat suboksiput berada dibawah simfisis, arahkan tarikan
keatas hingga lahirlah berturut-turut, dahi, muka dan dagu
13. Segera lepaskan mangkok vakum dengan membuka tekanan
negatifnya
14. Kepalak bayi dipegang bipariental, gerakkan kebawah, untuk
melahirkan bahu depan dan gerakkan keatas untuk melahirkan
bahu belakang, kemudian lahirkan seluruh tubuh bayi
15. Ekstraksi vakum dianggap gagal bila pada tarikan saat his
puncak terasa berat atau 2 kali mangkok terlepas
Unit terkait SMF Anak
RSUD GANDUS KURETASE PADA ABORTUS INKOMPLIT
Pengertian Suatu keadaan dimana hasil konsepsi yang berimplantasi dan tumbuh
di tuba fallopii, mengalami abortus atau rupture
Tujuan Agar operasi darurat yang dilakukan berhasil baik dengan morbiditas
seminimal mungkin pada ibu dan bayi
Kebijakan AKDR merupakan pilihan utama untuk menjaga jarak kelahiran pada
ibu yang telah melahirkan karena efisiensi dan efektifitasnya
Tujuan Agar pasien segera dapat pulih dan terhindar dari morbiditas atau
komplikasi pasca operasi
Kebijakan Menurunkan mortalitas dan morbiditas bayi baru lahir dan ibu
Kebijakan Menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu akibat HPP karena resensi
plasenta
Unit terkait -
RSUD GANDUS SEKSIO SESAREA
Prosedur 1. Pastikan kepala sudah masuk, tidak teraba bagian kecil janin
atau tali pusat
2. Fiksasikan kepala bayi pada PAP dengan satu tangan
3. Masukkan ½ koher atau spatula bergigi di atas telunjuk dan
jari tengah tangan yang lain hingga menyentuh selaput
ketuban
4. Saat selaput ketuban menegang (kontraksi) gerakkan kedua
ujung jari tangan dalam untuk menorehkan gigi koher atau
spatula hingga merobekkan selaput amnion.
1. Tekankan ujung jari pada tempat robekan. Sehingga
cairan amnion keluar perlahan-lahan (perhatikan warna,
kejernihan, pewarnaan meconium, jumlah dan verniks
kaseosa pada cairan amnion).
2. Setelah cairan mengalir, keluarkan ½ koher atau spatula
dari vagina, masukkan ke dalam ember berisi larutan
klorin 0,5 %.
3. Pertahankan jari tangan dalam pada vagina sehingga yakin
bahwa terjadi penurunan kepala serta pastikan tidak teraba
bagian kecil janin atau tali pusat yang menumbung.
4. Keluarkan jari tangan dalam dari vaginam.
5. Monitor denyut jatung janin setelah ketuban pecah
Unit terkait -