Anda di halaman 1dari 37

RSUD Gandus

MENGHENTIKAN PERDARAHAN DI IGD


No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1

Jl. TP. Sofyan Kenawas


Gandus Palembang
30149 Sumatera Selatan
Tanggal terbit Ditetapkan oleh,
Direktur RSUD Gandus

Standar Prosedur
Operasional

drg. Hj. Irma Novianty, M. Kes


NIP. 19681115 199903 2003
Suatu tindakan untuk menghentikan perdarahan baik pada
Pengertian
kasus bedah maupun non bedah.
Tujuan Mencegah terjadinya syok
Kebijakan
Prosedur A. Persiapan Alat :
Alat yang dipersiapkan sesuai dengan teknik yang akan
dilaksanakan untuk kasus bedah :
1. Alat pelindung diri (masker, sarung tangan, scort)
2. Balut tekan
3. Kain kassa steril
4. Sarung tangan
5. Tourniquet
6. Plester
7. Set untuk menjahit luka
8. Obat desinfektan
9. Spuit 20 – 50 cc
10. Waskom berisi air / NaCl 0,9% dingin
11. Jelly

B. Pelaksanaan Tindakan :
1. Memakai masker, sarung tangan, scort
2. Perawat 1
a. Menekan pembuluh darah proximal dari luka,
yang dekat dengan permukaan kulit dengan
menggunakan jari tangan
b. Mengatur posisi dengan cara meninggikan daerah
yang luka
3. Perawat 2
a. Mengatur posisi pasien
b. Memakai sarung tangan kecil
c. Meletakkan kain kassa steril di atas luka,
kemudian ditekan dengan ujung-ujung jari
d. Meletakkan lagi kain kassa steril di atas kain
kassa yang pertama, kemudian tekan dengan
ujung jari bila perdarahan masih berlangsung.
Tindakan ini dapat dilakukan secara berulang
sesuai kebutuhan tanpa mengangkat kain kassa
yang ada
4. Menekan balutan
a. Meletakkan kain kassa steril di atas luka
b. Memasang perban balut tekan, kemudian letakkan
benda keras (verban atau kayu balut) di atas luka
c. Membalut luka dengan menggunakan verban
balut tekan.
5. Memasang tourniquet untuk luka dengan perdarahan
hebat dan traumatik amputasi
a. Menutup luka ujung tungkai yang putus (amputasi)
dengan menggunakan kain kassa steril
b. Memasang tourniquet lebih kurang 10 cm sebelah
proximal luka, kemudian ikatlah dengan kuat
c. Tourniquet harus dilonggarkan setiap 15 menit
sekali secara periodik
6. Hal – hal yang perlu diperhatikan pada pemasangan
tourniquet
a. Pemasangan tourniquet merupakan tindakan
terakhir jika tindakan lainnya tidak berhasil. Hanya
dilakukan pada keadaan amputasi atau sebagai
“live saving”
b. Selama melakukan tindakan, perhatikan : kondisi
pasien dan tanda-tanda vital, ekspresi wajah
perkembangan pasien
Unit Terkait Instalasi Gawat Darurat
PELAYANAN TRIAGE IGD
RSUD GANDUS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
…… …... 1 dari 1
Ditetapkan,
STANDAR Direktur RSUD Gandus
Tanggal Terbit
OPERASIONAL
…..
PROSEDUR

TRIAGE adalah proses pemilahan pasien berdasarkan kegawatannya


atau pengelompokan korban atau pasien berdasarkan berat ringannya
PENGERTIAN
trauma atau penyakit serta kecepatan penanganan atau pemindahan
pasien
Sebagai acuan dalam melakukan TRIAGE di IGD RSUD GANDUS
TUJUAN
1. Kebijakan direktur RSUD GANDUS tentang pelayanan TRIAGE
KEBIJAKAN 2. Triage di IGD RSUD GANDUS dilakukan oleh dokter jaga atau
perawat terlatih
1. Klien datang, petugas memberi salam
2. Petugas IGD menanyakan identitas pada pasien/ keluarga/
pengantar, siapa namanya: berapa umurnya: diaman alamatnya:
3. Petugas IGD Menanyakan keluhan utama, apa yang di rasa/
dikeluhkan
4. TRIAGE di Instalasi Gawat Darurat di RSUD GANDUS
dilakukan oleh dokter jaga IGD
5. Dokter jaga IGD melakukan pemeriksaan singkat untuk
menentukan derajat kegawatannya
6. Dari hasil pemeriksaan tentukan kategori pasien mana yang harus
diprioritaskan penanganan
7. Tingkat Prioritas:
Prioritas I (Prioritas Tertinggi) warna merah :
a. Mengancam jiwa atau fungsi Vital, perlu resusitasi dan
tindakan bedah segera.
b. Mempunyai kesempatan hidup yang besar
c. Penanganan dan pemindahan bersifat segera yaitu gangguan
PROSEDUR pada jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi.
d. Contohnya sumbatan jalan nafas, tention pneumothorak, syok
hemoragik, luka terpotong pada tangan dan kaki, combutio
(luka bakar) tingkat II dan III > 25 %
Prioritas II (Medium) warna kuning:
a. Potensial mengancam nyawaatau fungsi vital bila tidak segera
ditangani dalam jangka waktu singkat.
b. Penanganan dan pemindahan bersifat jangan terlambat
c. Penderita dengan keadaan akut tapi tidak gawat
d. Contoh : patah tulang besar, combutio (luka bakar) tingkat II
dan III < 25%, Trauma Thorak/ Abdomen, laserasi luas,
Trauma bola mata.
Prioritas III (Rendah) Warna Hijau
a. Perlu Penanganan seperti pelayanan biasa, tidak perlu segera.
b. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir
c. Untuk penderitaan yang tidak akut dan tidak gawat
d. Contoh luka superficial, luka-luka ringan
Prioritas O warna Hitam. Pasien Meninggal Dunia
UNIT TERKAIT Dokter jaga IGD, Perawat jaga IGD, Petugas pendaftaran IGD
PELAYANAN PENERIMAAN

RSUD GANDUS PASIEN RAWAT JALAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

…… …... 1 dari 1

Ditetapkan,

STANDAR Direktur RSUD Gandus


PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL …..
(SOP)

Pelayanan rekam medis terhadap semua pasien yang datang berobat


PENGERTIAN ke instalasi rawat jalan

Agar semua pasien memiliki dokumen rekam medis untuk


TUJUAN
menyimpan catatan riwayat penyakit
Semua pasien yang datang berobat ke instalasi rawat jalan baik yang
KEBIJAKAN baru maupun yang lama wajib di buatkan dokumen rekam medisnya

1. Tata cara penerimaan pasien baru


 Pasien atau keluarga melapor ke loket pendaftaran pasien baru
 Petugas rekam medis memberikan blanko biodata social
kepada pasien atau keluarganya untuk diisi.
 Petugas menyiapkan dokumen yang di butuhkan untuk
pelayanan di instalasi rawat jalan dengan melengkapi data-data
social yang telah diisi pasien dan di beri nomor registrasi
pasien
 Petugas memindahkan data pasien kedalam buku registrasi
kunjungan pasien baru
 Petugas memberikan kartu kunjungan kepada pasien atau
keluarganya sambil menjelaskan kegunaan kartu tersebut
PROSEDUR
 Kemudian pasien disuruh menunggu di ruang atau poli klinik
yang dituju
 Petugas mengantar dokumen rekam medis sesuai dengan
tujuannya
2. Tata cara penerimaan pasien lama
 Pasien mendaftar ke loker pendaftaran pasien lama dan
menyerahkan kartu berobat serta peryaratan berobat lainnya
 Petugas mencatat identitas berdasarkan kartu kunjungan pada
buku registrasi sambil dilakukan konfirmasi
 Petugas mengembalikan kartu kunjungan pasien dan
menginstruksikan agar menunggu di poli klinik yang dituju
 Petugas mengantarkan dokumen rekam medis pasien kepoli
klinik yang dituju
1. Pasien
UNIT TERKAIT 2. Petugas rekam medis
3. perawat
PELAYANAN PENERIMAAN
RSUD GANDUS PASIEN RAWAT INAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman

…… …... 1 dari 1

Ditetapkan,

STANDAR Direktur RSUD Gandus


PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL …..
(SOP)

Pasien rawat inap adalah pasien yang dinyatakan oleh dokter yang
memeriksa, baik yang masuk melalui rawat jalan maupun rawat
PENGERTIAN
darurat, untuk diobservasi dan atau mendapatkan tindakan medis
lebih lanjut sehingga perlu dirawat inap.

1. Memberikan pelayanan pendaftaran bagi pasien yang akan masuk


TUJUAN ruang perawatan
2. Mengetahui jumlah pasien yang masuk ruang perawatan
KEBIJAKAN SK Direktur Rumah Sakit tentang prosedur pendaftaran pasien rawat
jalan, rawat inap dan IGD
1. Dokter menganjurkan pasien untuk rawat inap
2. Atas persetujuan pasien atau keluarga atau penanggung jawab
pasien, perawat IGD atau poli memberitahu receptionist bahwa
pasien akan dirawat inap
3. Perawat mengarahkan keluarga atau penanggung jawab pasien
untuk mendaftarkan pasien rawat inap ke receptionist
4. Untuk pasien yang masuk melalui IGD, Receptionist
menanyakan kartu berobat pasien (untuk pasien lama) atau
mencatat data atau identitas pasien dengan lengkap (untuk pasien
baru)
PROSEDUR Untuk pasien umum
4.1.Receptionist menawarkan tarif jasa rawat inap secara jelas
kepada pasien
4.2.Apabila sudah ada kesepakatan dari keluarga atau penanggung
jawab pasien, maka receptionist memberikan form “surat
pernyataan pembayaran” kepada keluarga atau penanggung
jawab pasien untuk diisi dan ditandatangani
4.3.Receptionist meminta jaminan rawat inap kepada kelurga atau
penanggungjawab pasien berupa KTP/SIM/Tanda pengenal
lainnya
4.4.Setelah Form “surat pernyataan pembayaran” diisi dan
ditandatangani oleh pasien, berikan form tersebut kebagian rekam
medis untuk di carikan berkas status pasien rawat inap sesuai
dengan nomor rekam medic dan selanjutnya status pasien rawat
inap diantarkan oleh petugas rekam medis ke IGD atau poli yang
dituju

PELAYANAN DI POLI UMUM


No. Dokumen : Ditetapkan Oleh
STANDAR Kepala RSUD
RSUD GANDUS
PROSEDUR No. Revisi : GANDUS
OPERASIONAL Tanggal Terbit :
Halaman : 1/1
1. Pengertian 1. Pasien adalah seseorang yang membutuhkan surat keterangan sehat
untuk keperluan tertentu, atau membutuhkan pemeriksaan,
pengobatan dan tindakan medis, atau membutuhkan konsultasi medis
2. Anamnesa adalah Tanya jawab baik langsung (Auto) maupun tidak
langsung (hetero) tentang keluhan dan riwayat penyakit dari pasien
pasien maupun keluarga pasien
3. Petugas poli KIA adalah bidan yang bertugas di poli KIA
4. Buku rawat jalan adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, Anamnesa, Hasil pemeriksaan, Pengobatan,
Tindakan dan pelayanan penunjang kepada pasien pada sarana
pelayanan kesehatan
5. Pasien poli Umum adalah pasien yang berobat di RS melalui poli
umum
2. Tujuan Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan di poli Umum
3. Kebujakan SK Rumah sakit Gandus tentang pelayanan medis
4. Prosedur/Lang 1) Petugas loket pendaftaran mengantar buku rawat jalan ke poli
kah-langkah umum
2) Pasien menunggu di ruang tunggu untuk menunggu panggilan dari
petugas poli Umum
3) Petugas poli Umum memanggil pasien, untuk di lakukan anamnesa
yang di catat di Familia Folder dan identitas pasien di catat pada
buku Register rawat jalan.
4) Pasien membubuhi tanda tangan di buku register
5) Selanjutnya pasien dilakukan pemeriksaan bert badan, tinggi badan,
tekanan darah, suhu, nadi, dan pernafasan dan di catat di buku
Familia Folder
6) Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, dokter pemeriksaan
melakukan pemeriksaan lanjutan
7) Jika diperlukan tindakan medis, sebelum dilakukan pasien harus
menandatangani lembar persetujuan
8) Jika dibutuhkan pemeriksaan penunjang di buatkan pengantar ke
laboratorium atau unit yang terkait
9) Jika di perlukan konsul ke unit lain, atau ke rumah sakit, maka
petugas poli umum memberikan rujukan internal atau eksternal
kepada pasien dan pasien selanjutnya menuju ke unit lain yang
diperlukan
10) Dokter memberikan resep kepada pasien untuk diambil di apotek
11) Tindakan yang dilakukan di catat di dalam register rawat jalan
12) Pasien pulang
5. Unit Terkait  Loket kartu
 Poli umum
 Poli gigi
 KIA
 UGD
 Laboratorium
 Apotek
PELAYANAN ANTENATAL
RSUD GANDUS No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/1
A
PROSEDUR Ditetapkan direktur
TETAP OBSTETRI Tanggal Terbit
GINEKOLOGI
Pengertian Pelayanan berkesinambungan yang terdiri atas edukasi, deteksi dini,
pencegahan, pengobatan, rehabilitas yang dilaksananakan pada ibu
hamil
Tujuan Untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada ibu dan janin
selama kehamilan melalui peningkatan derajat kesehatan baik fisik
maupun mental ibu dan janin
Kebijakan Sebagai salah satu upaya promotif dan preventif untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian bagi ibu hamil dan janinnya
Prosedur Secara umum pada setiap kunjungan akan dilakukan Anamnesis
keluhan yang dirasakan, pemeriksaan tanda vital, fisik dan
pemeriksaan obsterti. Selain itu dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan
untuk :
I. Trimester I
 Pemastian kehamilan
 Pemastian kehamilan intra uterin hidup
 Pemastian usia kehamilan
 Persiapan dan pemeliharaan payudara
 Skreening hepatitis B, Rhesus
 Pemeriksaan TORCH bila mungkin
II. Trimester II
 Skreening defek bumbung saraf
 Skreening defek jantung
 Evaluasi pertumbuhan janin
 Evaluasi toleransi maternal
 Screening Servikovaginitis
 Skreening infeksi jalan kencing
 Screening diabetes mellitus
III. Trimester III
 Evaluasi pertumbuhan janin
 Evaluasi toleransi maternal
 Evaluasi Rute persalinan
Evaluasi Fasilitas kelahiran/perawatan neonatal
Unit terkait SMF Penyakit dalam, SMF Ilmu kesehatan anak, Instalasi
laboratorium, PKMRS, Instalasi Gizi

PEMERIKSAAN RADIOLOGI PASIEN


INSTALASI GAWAT DARURAT
RSUD GANDUS
No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/1
A
PROSEDUR Ditetapkan direktur
TETAP Tanggal Terbit
RADIOLOGI
Pengertian Pasien instalasi gawat darurat yang membutuhkan pemeriksaan
radiologi
Tujuan Sebagai acuan bagi dokter dan perawat instalasi gawat darurat,
apabila pasien IGD membutuhkan pemeriksaan radiologi
Kebijakan 1. Pelayanan radiologi RSUD Gandus buka 24 jam
2. Sebagai pedoman atau acuan bagi dokter, perawat dan pasien
melakukan permintaan pemeriksaan radiologi yang benar.
Prosedur 1. Pasien datang ke instalasi gawat darurat dan melakukan
pendaftaran di bagian pendaftaran
2. Dokter IGD melakukan pemeriksaan kepada pasien, apabila
pasien memerlukan pemeriksaan radiologi, kemudian dokter
menjelaskan kepada pasien bahwa diperlukan pemeriksaan
radiologi
3. Bila pasien telah setuju dilakukan pemeriksaan radiologi, maka
perawat IGD menelpon ke instalasi radiologi untuk
pemberitahuan bahwa ada pasien IGD membutuhkan
pemeriksaan radiologi
4. Dokter IGD membuat surat pengantar untuk pasien yang
memerlukan pemeriksaan radiologi
5. Petugas IGD membawa pasien ke ruang pemeriksaan radiologi
sambil membawa surat pengantar, kemudian petugas radiologi
melakukan pemeriksaan
6. Pada jam kerja hasil pemeriksaan langsung dibaca oleh dokter
spesialis radiologi, sedangkan diluar jam kerja akan dibaca oleh
dokter spesialis radiologi keesokan harinya
7. Semua pasien IGD yang dirujuk ke ruang rawat inap dan
memerlukan pemeriksaan cyto radiologi maka sebelum dikirim
harus dilakukan terlebih dahulu pemeriksaan radiologi meskipun
di luar jam kerja
8. Jika pasien rawat jalan maka pembayaran langsung dilakukan di
kasir dan untuk pasien rawat inap pembayaran dilakukan setelah
pasien pulang dari rawat inap (pasca bayar)
Unit terkait 1. Instalasi Radiologi
2. Bagian Rekam Medik
3. Kasir
PELAYANAN RADIOLOGI PASIEN RAWAT JALAN
RSUD GANDUS No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/1
A
PROSEDUR Ditetapkan direktur
TETAP Tanggal Terbit
RADIOLOGI
Pengertian Suatu kasus kegiatan pemeriksaan rendah diagnostic dari pasien
rawat jalan
Tujuan 1. Sebagai acuan langkah-langkah pemeriksaan radiologi untuk
pasien rawat jalan
2. Tertib administrasi kebijakan
Kebijakan Biaya pemeriksaan radiologi bagi pasien disesuaikan dengan jenis
pemeriksaan yang dilakukan
Prosedur 1. Pasien membawa permintaan rontgen dari dokter perawat jalan
disertai bukti pembayaran dari kasir ke loket radiologi
2. Petugas administrai radiologi mencatat di buku register dan
memberi nomor pemeriksaan rontgen
3. Formulir rontgen diserahkan kepada radiografer oleh petugas
administrasi
4. Radiografer memanggil pasien dan melakukan pemeriksaan
rontgen yang diminta
5. Pengambilan hasil rontgen oleh pasien atau keluarga yang telah
diminta dengan menunjukkan bukti pembayaran
Unit terkait 1. Kasir
2. Instalasi Radiologi
3. Instalasi Rawat Jalan

PEMERIKSAAN LABORATORIUM PASIEN INSTALASI


GAWAT DARURAT
RSUD GANDUS
No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/1
A
PROSEDUR Ditetapkan direktur
TETAP Tanggal Terbit
LABORATORIUM
Pengertian Pasien instalasi gawat darurat yang membutuhkan pemeriksaan
laboratorium
Tujuan Sebagai acuan bagi dokter dan perawat instalasi gawat darurat ,
apabila pasien IGD membutuhkan pemeriksaan laboratorium
Kebijakan 1. Pelayanan laboratorium RSUD Gandus buka 24 jam
2. Sebagai pedoman/acuan pemeriksaan laboratorium yang benar
Prosedur 1. Pasien datang di Instalasi Gawat Darurat, kemudian keluarga
pasien melakukan pendaftaran di bagian pendaftaran
2. Dokter IGD melakukan pemeriksaan kepada pasien, apabila
pasien memerlukan pemeriksaan laboratorium, kemudian dokter
menjelaskan kepada pasien bahwa diperlukan pemeriksaan
laboratorium
3. Bila pasien telah setuju dilakukan pemeriksaan laboratorium,
maka perawat IGD menelpon ke instalasi radiologi untuk
pemberitahuan bahwa ada pasien IGD membutuhkan
pemeriksaan laboratorium
4. Dokter IGD membuat surat pengantar untuk pasien yang
memerlukan pemeriksaan laboratorium
5. Petugas laboratorium datang ke IGD melihat surat pengantar
pemereiksaan laboratorium dari dokter IGD dan melakukan
specimen untuk pasien IGD yang memerlukan pemeriksaan
6. Apabila hasil pemeriksaan laboratorium sudah selesai, petugas
laboratorium mengantar hasil pemeriksaan laboratorium ke IGD
7. Setelah seluruh pelayanan selesai keluarga pasien atau pasien
beorbat jalan. Untuk rawat inap pembayaran akan dilakukan
setelah pasien mau pulang dari rawat inap (pasca bayar)
Unit terkait 1. Instalasai Laboratorium
2. Bagian Pendaftaran
3. Kasir

PELAYANAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM PASIEN


RAWAT INAP
RSUD GANDUS
No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/1

STANDAR Ditetapkan direktur


OPERASIONAL Tanggal Terbit
PROSEDUR
Pengertian Pelayanan pemeriksaan laboratorium pasien rawat inap adalah
pelayanan pemeriksaan laboratorium terhadap pasien rawat inap yang
dirawat di bangsal RSUD Gandus
Tujuan Memberikan penjelasan pada petugas yang terkait tentang arah yang
harus ditempuh / dilalui untuk mendapatkan pelayanan pemeriksaan
laboratorium untuk pasien rawat inap
Kebijakan 1. Pelayanan laboratorium RSUD Gandus buka 24 jam
2. Sebagai pedoman/acuan pemeriksaan laboratorium yang benar
Prosedur 1. Petugas / perawat IRNA menuliskan jenis pemeriksaan pada
formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dan menghubungi
bagian laboratorium melalui telepon / memberikan langsung ke
bagian laboratorium
2. Petugas laboratorium menerima permintaan pemeriksaan
laboratorium dari IRNA kemudian segera menyiapkan alat-alat
yang akan digunakan untuk sampling pasien sesuai dengan jenis
pemeriksaan yang dikehendaki
3. Sampai di IRNA, petugas kemudian menuju kamar pasien sesuai
dengan identitas yang tertulis diformulir permintaan pemeriksaan
laboratorium
4. Petugas melakukan pengambilan specimen sesuai dengan
permintaan pemeriksaan
5. Petugas melakukan pemeriksaan sesuai dengan jenis permintaan
pemeriksaan
6. Petugas melakukan pencatatan daftar pasien dan jenis pemeriksaan
pada buku register dan melakukan pembebanan biaya pemeriksaan
7. Petugas mengisi hasil pemeriksaan pada blanko hasil pemeriksaan
laboratorium
8. Petugas menghubungi petugas IRNA jika hasil laboratorium sudah
selesai dan menyiapka hasil pemeriksaan di loket laboratorium
untuk selanjutnya akan diambil oleh perawat IRNA
Unit terkait 1. IRNA (Instalasi Rawat Inap)
2. Kasir

PELAYANAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM PASIEN


RAWAT JALAN
RSUD GANDUS
No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/1

STANDAR Ditetapkan direktur


OPERASIONAL Tanggal Terbit
PROSEDUR
Pengertian Pelayanan pemeriksaan laboratorium pasien rawat jalan adalah suatu
prosedur untuk menerima permintaan pemeriksaan pasien rawat jalan
dengan memperhatikan kenyamanan dan keamanan pasien
Tujuan 1. Memudahkan diagnosis pasien agar dapat diberikan pengobatan
sesuai dengan penyakitnya / keluhannya
2. Pelayanan penunjang berjalan secara sistematik
Kebijakan Rumah Sakit Umum Daerah Gandus mengatur alur permintaan
pemeriksaan laboratorium pada pasien rawat jalan
Prosedur 1. Bagian keperawatan (Poli / FO / IGD) memasukkan data pasien di
computer
a. Jika pasien berada diruang IGD, maka petugas laboratorium /
perawat untuk mengambil sample / bahan, sesuai dengan form
permintaan pemeriksaan laboratorium (DP…), kemudian
dikirim ke laboratorium melalui alat yang disediakan
b. Jika pasien tersebut di poli / FO, maka perawat poli/ petugas
FO mengantarkan pasien tersebut ke bagian laboratorium
dengan membawa form permintaan pemeriksaan laboratorium
(DP…) yang berisikan data pasien dengan identitas lengkap
2. Petugas laboratorium memastikan persyaratan pemeriksaan
laboratorium sudah dilaksanakan dengan baik dan benar oleh
pasien
3. Petugas laboratorium mengambil sample / bahan pada pasien
sesuai dengan Prosedur Pengambilan Sample (PT…) untuk
pemeriksaan yang tercantum pada formulir permintaan
pemeriksaan laboratorium (DP…)
4. Petugas laboratorium harus memberikan SALAM terlebih dahulu
kepada pasien, sambil menanyakan identitas pasien dengan yan
tercantum pada formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
(DP…), sambil menjelaskan pemeriksaan apa yang akan
dilakukan
5. Petugas laboratorium menginformasikan lamanya waktu yang
diperlukan dalam pemeriksaan tersebut mengacu pada protap
waktu pemeriksaan (DP…) dan dipastikan bahwa bahan / sample
tersebut memenuhi syarat untuk diperiksa
6. Petugas laboratorium harus menyampaikan SALAM kembali
kepada pasien dan mengucapkan TERIMA KASIH.
7. Data pasien pada form permintaan pemeriksaan laboratorium
(DP…) dicatat pada buku register laboratorium (DP…) kemudian
bahan / sample tersebut dapat segera dianalisa oleh petugas
laboratorium
Unit terkait 1. Poli
2. IGD
3. FO (Front Office)
PELAYANAN RADIOLOGI PASIEN RAWAT INAP
RSUD GANDUS No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/1

STANDAR Ditetapkan direktur


OPERASIONAL Tanggal Terbit
PROSEDUR
Pengertian Suatu proses kegiatan pemeriksaan radio diagnostic dari pasien rawat
inap
Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah pemeriksaan radiologi untuk pasien
rawat inap
Kebijakan 1. Dilakukan oleh radiographer sesuai jenis pemeriksaan
2. Pemeriksaan sesuai permintaan dokter ruangan
3. Pemeriksaan khusus akan dijadwalkan (akan dijelaskan persiapan
kecuali Cito)
Prosedur 1. Pasien dibawa oleh perawat keruangan radiologi dengan
membawa formulir rontgen disertai status atau list pasien
2. Petugas administrasi radiologi mencatat dibuku register dan
mencatat biaya dilist pasien
3. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan rontgen oleh radiographer
sesuai permintaan rontgen
4. Setelah selesai dilakukan pemeriksaan pasien kembali ke ruangan
5. Hasil rontgen diambil setelah expertise oleh radiolog
Unit terkait 1. Instalasi Radiologi
2. Instalasi Rawat Inap
RUJUKAN DAN PINDAH RAWAT
RSUD GANDUS No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/1

STANDAR Ditetapkan direktur


OPERASIONAL Tanggal Terbit
PROSEDUR
Pengertian Pasien dirujuk adalah pasien yang memerlukan pemeriksaan,
pengobatan atau fasilitas khusus yang tidak tersedia di Rumah Sakit
Umum Daerah Gandus.
Pasien pindah rawat adalah pasien yang dikirim ke Rumah Sakit lain
karena permintaan pasien atau keluarganya, atau karena tempat rawat
inap di Rumah Sakit Umum Daerah Gandus.
Indikasi :
1. Pengobatan dan atau tindakan tertentu yang diperlukan tidak bisa
dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Gandus.
2. Fasilitas, baik peralatan maupun tenaga professional (ahli) yang
tidak dimiliki atau peralatan yang dimiliki sedang dalam keadaan
rusak
3. Ruang rawat inap penuh
4. Atas permintaan pasien dan atau keluarga untuk pindah rawat di
Rumah Sakit yang dituju.
Tujuan 1. Mengirim pasien yang dirujuk atau pindah rawat ke Rumah
Sakit lain secara cepat, cermat dan aman bagi pasien
2. Menjalin kerjasama yang baik dan efisien dengan Rumah
Sakit yang dituju
Kebijakan Pelayanan pasien rujukan keluar Rumah Sakit dilakukan dalam
kerjasama tim sesuai standar dan menjaga citra Rumah Sakit
Prosedur 1. Pasien yang akan dirujuk atau pindah rawat harus dalam
keadaan stabil
2. Atas salah satu atau lebih indikasi tersebut diatas, dokter IGD
yang memeriksa mengintruksikan untuk merujuk pasien ke
Rumah Sakit lain
3. Dokter menulis pada Rekam Medik pasien bahwa pasien
dirujuk ke Rumah Sakit (nama Rumah Sakit rujukan) disertai
dengan alas an rujukan
4. Dokter dan atau perawat memberitahu dan menjelaskan ke
Rumah Sakit lain beserta alasan pasien dirujuk
5. Dokter membuat surat rujukan
6. Lengkapi persiapan pasien untuk dipindahkan, bila perlu
ambulance lengkap dengan peralatan penunjang hidup dan
peralatan lainnya, obat dan bahanyang diperlukan sesuai
kebutuhan kondisi dan kasus pasien
7. Kalau memungkinkan, dokter atau perawat dapat
menghubungi dokter atau perawat di Rumah Sakit rujukan
melalui telepon untuk penyampaian informasi dan untuk
mempersiapkan pasien
8. Pasien gawat (dalam keadaan stabil) harus ditemani oleh
dokter atau perawat yang telah menguasai dan mampu
melakukan teknik-teknik life saving serta bertanggung jawab
dan melakukan observasi dan pemantauan kegawatan pasien
sampai ke Rumah Sakit rujukan
9. Petugas yang mengantar melakukan serah terima pasien
kepada petugas pada Rumah Sakit rujukan
Unit terkait 1. Dokter jaga IGD
2. Perawat IGD
3. Sopir Ambulance

Pelayanan poli anak


Disahkan oleh:
RSUD GANDUS
Penanganan pasien baru Direktur RSUD GANDUS

Standar Operasional No.SOP: Tanggal Terbit:


Revisi:
Prosedur
Pengertian Menangani pasien baru yang masuk di poli anak
Tujuan Pasien baru dapat melayani dengan baik
Kebijakan Dilakukan oleh dokter dan perawat poli anak
Prosedur 1. Registrasi pasien kebuku kunjungan poli anak
2. Melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik ang di perlukan pada
pasien
3. Melakukan rujukan untuk pemeriksaan penunjang diagnosis yang
di perlukan
4. Menegakkan diagnosis
5. Memberikan terapi
6. Melakukan pencatatan informasi tentang pasien pada status pasien
7. Memberikan rujukan internal atapun eksternal
8. Memberikan penyuluhan/ KIE
Unit terkait Instalasi rekam medik

Pelayanan poli anak


Disahkan oleh:
RSUD GANDUS
Penanganan pasien kontrol Direktur RSUD GANDUS

Standar Operasional No.SOP: Tanggal Terbit:


Revisi:
Prosedur
Pengertian Menangani pasien yang sudah pernah berobat/control
Tujuan Pasien yang control dapat terlayani dengan baik
Kebijakan Dilakukan oleh dokter dan perwat di poli anak
Prosedur 1. 1. Registrasi pasien pada buku kunjungan poli anak
2. Melihat perjalanan pengobatan pada status pasien
3. Menanyakan keluhan pasien saat ini dan melakukan pemeriksaan
fisik yang diperlukan
4. Melakukan pemeriksaan penunjang untuk Follow up terpi atau
pemeriksaan tambahan lain bila diperlukan
5. Memberikan terapi dan penyuluhan/KIE
6. Pencatatan dan pelaporan pada status pasien
Unit terkait Instalasi rekam medic
RSUD GANDUS PARASENTESIS
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


PROSEDUR
Direktur UPT RSUD GANDUS
TETAP
POLI THT
Pengertian Mengeluarkan cairan (Sekret) dari kavum timpani dengan cara
membuat insisi pada membrane timpani
Tujuan 1. Umum:
Mempercepat proses penyembuhan pada otitis media akut
(stadium I/II) atau surosa
2. Khusus :
a. Mencegah Perforasi spontan bulat yang sukar menutup
kembali
b. Mengurangi keluhan penderita
c. Dengan membuat insisis yang sedikit melengkung seperti
klep pintu supaya push mudah mengalir sehingga insisi cepat
menutup kembali
d. Mencegah timbulnya komplikasi
Kebijakan 1. UU Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan
2. SK Menkes RI Nomor 133/ menkes/ SK/ XII/1999 Tentang
standar Pelayanan rumah sakit
3. Standar pelayanan medis direktorat pelayanan medis kesehatan
tahun 1996
Prosedur 1. Persiapan penderita:
1.1 Penderita diberikan penjelasan tentang prosedur dan
tujuannya
1.2 Persetujuan tindakan medis (imformed Consent)
2. Persiapan alat:
2.1 Alat steril
2.1.1 Pisau Parasentesis
2.1.2 Pinset Telinga
2.1.3 Spekulum telinga
2.2 Tampon pita kecil
3. Persiapan obat:
3.1 Xilocain Spray 10%
3.2 Betadine 10%/Alkohol 70%
4. Pelaksanaan tindakan:
4.1 membersihkan meatus akustikus ekstemus dengan waten
dragger mulai dari lateral sampai ke membrane timpani
4.2 melakukan anastetis dengan xilocain spray 10% selama 15
menit
4.3 melakukan desinfeksi daerah MAE dan membrane timpani
dengan alcohol 70% dengan cara diteteskan
4.4 dengan bantuan speculum telinga dilakukan orientasi tempat
insisi. Kemudian dilakukan insisi pada membrane timpani di
daerah postero-inferior, dengan pisau parasintesis,
melengkung dari atas kebawah atau sebaliknya
4.5 memperhatikan cairan yang keluar dan keadaan membrane
timpani
4.6 memasang tampon pita kecil
melakukan control keesokan hari
Unit terkait Poli THT
RSUD GANDUS PELAYANAN ANTE NATAL

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


PROSEDUR Direktur RSUD GANDUS
TETAP OBSTETRI
GINEKOLOGI

Pengertian Pelayanan berkesinambungan yang terdiri atas edukasi, deteksi dini,


pencegahan, pengobatan, rehabilitasi yang di laksanakan pada ibu hamil.

Tujuan Untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada ibu dan janin
selama kehamilan melalui peningkatan derajat kesehatan baik fisik
maupun mental ibu dan janin.

Kebijakan Sebagai salah satu upaya promotif dan preventif untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian bagi ibu hamil dan janinnya.

Prosedur Dokter SpOG, Dokter residen, bidan, dokter muda secara umum pada
setiap kunjungan akan dilakukan anamnesis keluhan yang dirasakan,
pemeriksaan tanda vital, fisik dan pemeriksaan obstetri. Selain itu
dilakukan pemeriksaan -pemeriksaan untuk :

I. Trimester 1
 Pemastian kehamilan
 Pemastian kehamilan intra ulterin-hidup
 Pemastian usia kehamilan
 Persiapan dan pemeliharaan payudara
 Skreening Hepatitis B, Rhesus
 Pemeriksaan TORCH bila mungkin
II. Trimester II
 Skreening defek bumbum saraf
 Skreening defek jantung
 Evaluasi pertumbuhan janin
 Evaluasi toleransi maternal
 Skreening servikovaginitis
 Skreening infeksi jalan kencing
 Skreening diabetes mellitus
III. Trimester III
 Evaluasi pertumbuhan janin
 Evaluasi toleransi maternal
 Evaluasi rute persalinan
Evaluasi fasilitas kelahiran/perawatan neonatal
Unit terkait 1. SMF Penyakit Dalam
2. SMF Ilmu Kesehatan Anak
3. Instalasi Laboratorium
4. PKMRS
5. Instalasi Gizi
RSUD GANDUS EKSTRAKSI VAKUM

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan


PROSEDUR
TETAP Direktur RSUD GANDUS

OBSTETRI
GINEKOLOGI

Pengertian Tindakan melahirkan janin pervaginam dengan menarik kepala janin


dengan menggunakan alat vakum atas suatu indikasi obstetric

Tujuan Untuk melahirkan janin dengan segera.

Kebijakan Prosedur tindakan pilihan untuk melahirkan janin pada persalinan


pervaginam yang patologis sesuai indikasi obstetri.

Prosedur Dokter SpOG, Dokter residen, bidan, dokter muda


1. Minta persetujuan tindakan medis
2. Instruksikan asisten untuk menyiapkan ekstraktor vakum dan
pastikan petugas dan persiapan alat untuk resusitasi bayi telah
tersedia
3. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan terpenuhinya
syarat ekstraksi vakum
4. Masukkan sarung tangan kedalam wadah yang mengandung
larutan klorin 0,5 %, bersihan darah dan cairan darah yang
melekat, lepaskan secara terbalik dan rendam dalam larutan
tersebut
5. Pakai sarung tangan DTT/steril yang baru
6. Masukkan mangkok vakum melalui introitus vagina secara
miring dan pasangkan pada kepala bayi dengan titik tengah
mangkok pada sutura sagitalis kurang lebih 1 cm anterior dari
ubun-ubun kecil
7. Dengan jari tengah dan telunjuk, tahan mangkok pada
posisinya dengan jari tengah dan telunjuk tanggan yang lain
pastikan tidak adanya dinding vagina atau porsio yang terjepit
8. Instruksikan pada asisten untuk memompa hingga tekanan
skala 10 (silastik) atau -0,2 kg/cm2 (malamstrom)
9. Setelah 2 menit naikan hingga skala 60 (silastik) atau -0,6
kg/cm2, periksa aplikasi mangkok dan tunggu 2 menit lagi
sambil menunggu his jelaskan pada pasien bahwa pada his
puncak harus meneran sekuat dan selama mungkin

10. Pada his puncak, mintak pasien meneran, dan secara simultan
lakukan penarikan dengan pengait mangkuk dengan arah
sejajar lantai (tangan luar menarik pengait, ibu jari tangan
yang di dalam pada mangkok, telunjuk dan jari tengah pada
kulit kepala bayi)
11. Bila belum berhasil pada tarikan pertama, ulangi lagi pada
tarikan ke dua. Episiotomi (pada pasien dengan perineum
yang kaku) dilakukan saat kepala mendorong perineum dan
tidak masuk lagi
12. Saat suboksiput berada dibawah simfisis, arahkan tarikan
keatas hingga lahirlah berturut-turut, dahi, muka dan dagu
13. Segera lepaskan mangkok vakum dengan membuka tekanan
negatifnya
14. Kepalak bayi dipegang bipariental, gerakkan kebawah, untuk
melahirkan bahu depan dan gerakkan keatas untuk melahirkan
bahu belakang, kemudian lahirkan seluruh tubuh bayi
15. Ekstraksi vakum dianggap gagal bila pada tarikan saat his
puncak terasa berat atau 2 kali mangkok terlepas
Unit terkait SMF Anak
RSUD GANDUS KURETASE PADA ABORTUS INKOMPLIT

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan


OPERASIONAL
PROSEDUR Direktur RSUD GANDUS
OBSTETRI
GINEKOLOGI

Pengertian Untuk evakuasi sisa konsepsi melalui pengerokan kavum uteri


dengan sendok kuret secara sistematik

Tujuan Untuk menghindarkan komplikasi akibat abortus inkomplit

Kebijakan Merupakan prosedur tindakan pilihan untuk abortus inkomplit > 13


minggu

Prosedur 1. Meminta persetujuan tindakan medis


2. Instruksikan asisten untuk memberikan sedatif dan analgetik
3. Dengan satu tangan masukkan SPEKULUM SIMS secara
vertikal ke dalam vagina, setelah itu putar ke bawah sehingga
posisi bilah menjadi transversal
4. Minta asisten menahan spekulum bawah pada posisi
5. Dengan sedikit menarik spekulum bawah, masukkan bilah
spekulum atas hingga jelas terlihat serviks
6. Minta asisten memegang speculum atas pada posisinya
7. Bersihkan jaringan konsepsi dan darah di vagina
8. Jepit serviks denga tenakulum pada daerah jam 11 atau 13
9. Setelah penjepitan telah terpasang baik, keluarkan speculum lalu
sondase untuk menentukan kedalaman dan arah uterus. Pegang
gagang tenakulum, masukkan klem ovum yang sesuai dengan
bukaan serviks hingga menyentuh fundus, lakukan pengambilan
jaringan dengan klem ovum
10. Keluarkan klem ovum jika dirasakan sudah tidak ada lagi
jaringan yang terjepit
11. Pegang gagang sendok kuret dengan ibu jari dan telunjuk,
masukkan ujung sendok kuret melalui kanalis serviks ke dalam
uterus hingga menyentuh fundus uteri
12. Lakukan pengerokan dinding uterus secara sistematis dan searah
jarum jam hingga bersih (terasa kasar)
13. Keluarkan semua jaringan dan bersihkan darah yang
menggenangi lumen vagina bagian belakang
14. Lepaskan jepitan tenakulum pada serviks, lepaskan speculum
bawah
15. Lakukan pengawasan pasca tindakan
Unit terkait 1. SMF anastesi
2. PA
3. Instalasi laboratorium

RSUD GANDUS LAPAROTOMI KEHAMILAN PADA TUBA TERGANGGU

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman


STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan
OPERASIONAL
PROSEDUR Direktur RSUD GANDUS
OBSTETRI
GINEKOLOGI

Pengertian Suatu keadaan dimana hasil konsepsi yang berimplantasi dan tumbuh
di tuba fallopii, mengalami abortus atau rupture

Tujuan Untuk menghentikan perdarahn (hemostasis) serta evakuasi hasil


konsepsi dan darah / bekuan

Kebijakan Operasi harus dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan


morbiditas atas mortalitas ibu

Prosedur 1. Minta persetujuan tindakan medis


2. Dokter spesialis anastesi memberikan anastesi umum/regional
tergantung kondisi pasien
3. Lakukan antisepsis daerah operasi
4. Lakukan insisi mediana atau planenstiel 8 cm
5. Perdalam insisi sehingga mencapai rongga peritoneum
6. Hisap darah dalam rongga abdomen sehingga menampakkan
lokasi kehamilan ektopika dan sumber perdarahan. Bila
identifikasi sulit dilakukan angkat korpus uteri sehingga
menampakkan kedua belah tuba dan adneksa
7. Klem bagian yang mengalami perdarahan/mengandung massa
kehamilan pada bagian medial dan lateral
8. Perhatikan bagian yang telah di klem dan pastikan bahwa
perdarahan telah dapat dihentikan serta tidak terdapat bagian-
bagian lain yang ikut terjepit
9. Angkat dinding perut dengan retractor,kemudian selipkan
kassa besar dan basah yang membatasi organ genitalia interna
terhadap usus disebelah proksimalnya.
10. Reaksi bagian yang mengandung hasil kehamilan dan simpan
dalam larutan pengawet untuk pemeriksaan PA.
11. Sisa potongan tuba kemudian diikat dengan kromik catgut
no.2
12. Yakinkan tidak ada perdarahan dengan memeriksa luka
jahitan beberapa saat.
13. Kavum abdomen dicuci dengan NaCl 0,9%, keluarkan kassa
besar dan bersihkan sisa cairan/darah.
14. Kavum douglasi dibersihkan, periksa tuba dan ovarium sisi
kontra lateral untuk memprediksi vertilitasnya.
15. Penjahitan dinding perut dilakukan secara lapis demi lapis
dengan benang polyglicolic atau kromik no.0
16. Aposisi kulit dilakukan dengan jahitan subcuticular atau
jahitan satu satu.
17. Luka operasi ditutup dengan kassa yang diberi betadin 10%
18. Lakukan pengawasan tanda vital pasca operasi
Unit terkait 1. SMF anastesi
2. IBS
3. Laboratorium
4. Bank darah
5. PA
RSUD GANDUS PERAWATAN PRA BEDAH DARURAT SEKSIO SESAREA

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan


OPERASIONAL
PROSEDUR Direktur RSUD GANDUS
OBSTETRI
GINEKOLOGI

Pengertian Serangkaian kegiatan yang diperlukan untuk mempersiapkan pasien


yang akan menjalani seksio sesarea darurat

Tujuan Agar operasi darurat yang dilakukan berhasil baik dengan morbiditas
seminimal mungkin pada ibu dan bayi

Kebijakan Mampu melakukan tindakan seksio sesarea darurat sesegera mungkin


sejak diagnosis dibuat

Prosedur 1. dokter jaga menjelaskan kondisi pasien pada pasien dan


keluarganya serta perlunya segera dilakukan seksio sesarea
2. dokter jaga meminta persetujuan tindakan medis pada pasien
dan keluarga
3. usahakan pasien dan keluarganya siap secara mental
4. lakukan pemeriksaan laboratorium darah rutin, HbS Ag dan
BT/CT. jika diperlukan minta darah terlebih dahulu
5. paramedis memasang infus . bila diperlukan terlebih dahulu
perbaiki keadaan umum pasien
6. bidan jaga menghubungi petugas di IRD mengenai rencana
seksio sesarea. Selanjutnya petugas IRD akan menghubungi
paramedis
7. pada pasien yang tidak terinfeksi diberikan injeksi ampicillin
2gr IV. Pada kasus partus kasep diberikan injeksi septriaksone
1gr IV
8. Bidan jaga mencuci dan membersihkan lapangan operasi
dengan sabun dan air. Bila diperlukan bulu pubis dipotong
atau dipendekkan (jangan dicukur). Pasang kateter dan
monitor pengeluaran urin. Pasien dipakaikan pakaian operasi
9. Dokter operator memeriksa kembali kelengkapan rekam
medis dan persetujuan tindakan.
10. Pada kasus inpartu dokter operator memeriksa kembali oasien
sebelum dikirim ke kamar operasi
11. Pasien diantar ke kamar operasi oleh paramedic
Unit terkait Laboratorium

RSUD GANDUS INSERSI AKDR

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan


OPERASIONAL
PROSEDUR Direktur RSUD GANDUS
OBSTETRI
GINEKOLOGI

Pengertian Alat yang dimasukan kedalaman rahim dalam masa reproduksi


dengan tujuan untuk mencegah kehamilan

Tujuan Menjaga kesehatan reproduksi wanita dengan menjarangkan jarak


kelahiran

Kebijakan AKDR merupakan pilihan utama untuk menjaga jarak kelahiran pada
ibu yang telah melahirkan karena efisiensi dan efektifitasnya

Prosedur 1. Menyapa klien dengan ramah dan hangat


2. Menanyakan tujuan pemakaian kontrasepsis
3. Lakukan konseling sebelum dilakukan pemasangan
4. Memastikan bahwa klien memang memilih AKDR
5. Memeriksa kembali rekam medis untuk menentukan bahwa
klien memang cocok untuk memakai AKDR
6. Menilai pengetahuan klien tentang efek samping yang umum
ada pada AKDR
7. Menjelaskan kebutuhan pemasangan AKDR dan apa yang
akan klien rasakan pada saat proses pemasangan dan setelah
pemasangan
8. Membaca kembali catatan riwayat kesehatan reproduksinya
9. Menanyakan apakah klien sudah mengosongkan kandung
kemihnya
10. Menjelaskan apa yang akan dilakukan dan mempersilahkan
klien untuk bertanya
11. Memeriksa tensi dan berat badan klien
12. Mencuci tangan dengan air sabun dan mengeringkannya
13. Palpasi daerah perut dan memeriksa apakah ada nyeri,tumor
atau kelainan didaerah supra pubik
14. Memakai sarung tangan baru atau sarung tangan yang telah
disteril atau DTT
15. Mengatur peralatan dan bahan yang akan dipakai dalam
tempat steril atau DTT
16. Melakukan pemeriksaaan speculum
17. Mengambil bahan dari vagina atau serviks bila ada indikasi
18. Memasukan lengan AKDR di dalam kemasan sterilnya
19. Memakai kembali sarung tangan baru
20. Memasang speculum vagina unutk melihat serviks
21. Mengusap vagina dan serviks dengan larutan antiseptic 2-3
kali
22. Menjepit serviks dengan tehnik tidak menyentuh
23. Memasang AKDR dengan tehnik withdrawl tanpa menyentuh
dinding vagina dan speculum
24. Menggunting benang AKDR, mengeluarkan tenakulum dan
speculum dengan hati-hati
25. Merendam seluruh alat yang sudah tidak dipakai dalam
larutan klorin selama 10 menit untuk dekontaminasi
26. Membuang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai dalam
larutan klorin
27. Merendam sarung tangan dalam larutan klorin
28. Mencuci tangan dengan air dan sabun
29. Membuat rekam medic
30. Mengajarkan klien cara memeriksa sendiri benang AKDR
31. Mendiskusikan apa yang harus dilakukan klien bila
mengalami efek samping
32. Meyakinkan klien bahwa dapat mencabut kembali AKDR
setiap saat
33. Melakukan observasi selama 15 menit sebelum
mempersilahkan klien pulang
Unit terkait -
RSUD GANDUS PERAWATAN PASCA BEDAH SEKSIO SESAREA
DARURAT

No. Dokumen: No. Revisi:


Halaman

STANDAR Tanggal Terbit


OPERASIONAL Ditetapkan
PROSEDUR
OBSTETRI Direktur RSUD GANDUS
GINEKOLOGI

Pengertian Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk merawat pasien yang


telah menjalani seksio sesarea darurat

Tujuan Agar pasien segera dapat pulih dan terhindar dari morbiditas atau
komplikasi pasca operasi

Kebijakan Perawatan pasca operasi harus dapat segera memulihkan kondisi


pasien dalam waktu segera

Prosedur 1. Para medis melakukan pengawasan tanda vital, kontraksi,


perdarahan pervaginam setiap 15 menit dalam 2 jam pertama dan
setiap jam dalam 4 jam berikutnya.
Selanjutnya setiap 6 jam sampai pasien dipulangkan
2. Pasien yang mendapat anastesi regional dapat segera makan
minum bertahap bila pasien menginginkannya
3. Pasien yang mendapatkan anastesi umum, mulai makan minum
bertahap setelah dipastikan peristaltik usus baik
4. Pasien dengan anastesi regional belum boleh duduk sampai 24
jam pasca operasi
5. Infus dapat dilepaskan setelah pemberian terakhir antibiotik
intravena. Kateter di lepas setelah 24 jam
6. Injeksi ampicillin 1gr IV diberikan setiap 6 jam sebanyak 3 dosis
7. Pada pasien dengan partus kasep diberikan injeksi ceftriaxone 1gr
IV perhari sampai 1 hari bebas demam. Diberikan juga
metronidazole 2x 500 mg per oral atau intravena tergantung
derajat beratnya partus kasep
8. Diberikan asam mefenamat 3x 500 mg
9. Bayi dapat segera rawat gabung bila sudah di izinkan oleh SMF
anak
10. Dilakukan perawatan luka operasi setiap hari. Pasien tidak
diperkenankan mandi sampai luka benar-benar telah kering
11. Dokter atau paramedis memberikan konseling mengenai
kontrasepsi
12. Pada hari ke dua pasien mulai mobilisasi duduk ± jalan
13. Pasien dapat dipulangkan pada hari ke 3-4 pasca operasi
tergantung kondisi pasien
Unit terkait SMF anak
RSUD GANDUS DISTOSIA BAHU

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan


OPERASIONAL
PROSEDUR Direktur RSUD GANDUS
OBSTETRI
GINEKOLOGI

Pengertian Kegagalan kelahiran bahu setelah kepala janin lahir

Tujuan Melahirkan bayi

Kebijakan Menurunkan mortalitas dan morbiditas bayi baru lahir dan ibu

Prosedur 1. Lakukan manuver Mc Robert’s :


a. Dengan posisi ibu berbaring pada punggungnya,
Minta ibu untuk menarik kedua lututnya sejauh mungkin
kearah dadanya. Minta dua asisten baik suami atau
keluarganya untuk ikut membantu ibu
b. Tekan kepala bayi secara mantap dan terus menerus kearah
bawah (kearah perut ibu) untuk menggerakkan bahu anterior
di bawah simpisis pubis
c. Secara bersamaan minta salah satu asisten untuk memberikan
sedikit tekanan lembut
2. Jika bahu tetap tidak lahir :
a. Masukkan 1 tangan kedalam vagina dan lakukan penekanan
pada bahu anterior ke arah sternum bayi, untuk memutar bahu
bayi dan mengurangi diameter bahu
b. Jika perlu lakukan penekanan pada bahu posterior kea rah
sternum
3. Jika bahu masih tetap tidak lahir :
a. Masukkan 1 tangan kedalam vagina dan pegang tulang
lengan atas yang berada pada posisi posterior
b. Fleksikan lengan bayi di bagian siku dan letakkan lengan
tersebut melintang di dada bayi.

Jika bahu masih tetap tidak lahir, setelah melakukan manuver-


manuver diatas , minta ibu untuk berganti keposisi merangkak. Coba
bantu kelahiran bayi tersebut dalam posisi ini dengan cara melakukan
tarikan perlahan pada bahu anterior ke arah atas dengan hati-hati.
Segera setelah bahu anterior lahir, lahirkan bahu posterior dengan
tarikan perlahan ke arah bawah dengan hati-hati
Unit terkait 1. SMF anak
2. NICU

RSUD GANDUS MANUAL PLASENTA PADA RETENSIO PLASENTA

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan


OPERASIONAL
PROSEDUR Direktur RSUD GANDUS
OBSTETRI
GINEKOLOGI

Pengertian Melahirkan plasenta dengan bantuan manual pada kasus retensio


plasenta

Tujuan Mengurangi dan mencegah HPP akibat retensi plasenta

Kebijakan Menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu akibat HPP karena resensi
plasenta

Prosedur 1. Tindakan penetrasi ke kavum uteri.


a. Intruksikan asisten untuk memberikan sedative dan
analgesic melalui karet infuse
b. Lakukan kateterisasi kandung kemih apabila klien tidak
dapat berkemih sendiri.
- Pastikan kateter masuk ke dalam kandung kemih
dengan benar.
- Cabut kateter setelah kandung kemih dikosongkan.

c. Jepit tali pusat dengan kocher kemudian tegangkan tali


pusat sejajar lantai
d. Secara obstetric masukkan satu tangan ( punggung tangan
ke bawah) ke dalam vagina dengan menelusuri tali pusat
bagian bawah
e. Setelah tangan mencapai pembukaan serviks, minta
asisten untuk memegang kocher, kemudian tangan lain
penolong menahan fundus uteri.
f. Sambil menahan fundus uteri, masukkan tangan ke dalam
ke kavum uteri sehingga mencapai tempat implantasi
plasenta.
g. Buka tangan obstetric menjadi seperti memberi salam (ibu
jari merapat ke pangkal jari telunjuk)
2. Melepas plasenta dari dinding uterus
a. Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang
paling bawah
- Bila dibelakang,tali pusat tetap disebelah atas. Bila
dibagian depan, pindahkan tangan ke bagian depan tali
pusat dengan punggung tangan menghadap ke atas
- Bila plasenta di bagian belakang, lepaskan plasenta
dari tempat implantasinya dengan jalan menyelipkan
ujung jari diantara plasenta dan dinding uterus
- Dengan punggung tangan menghadap ke dinding
dalam uterus
- Bila plasenta di bagian depan,lakukan hal yang sama
(punggung tangan pada dinding kavum uteri) tetapi
tali pusat berada di bawah telapak tangan kanan
b. Kemudian gerakkan tangan kanan ke kiri dan kanan
sambil bergeser ke kranial sehingga semua permukaan
maternal plasenta dapat dilepas.
3. Mengeluarkan plasenta
a. Sementara satu tangan masih di dalam kavum uteri,
lakukan eksplorasi ulangan untuk memastikan tidak ada
bagian plasenta yang masih melekat pada dinding uterus.
b. Pindahkan tangan luar ke supra simfisis untuk menahan
uterus pada saat plasenta dikeluarkan.
c. Intruksikan asisten yang memegang kocher untuk menarik
tali pusat sambil tangan dalam menarik plasenta keluar
(hindari percikan darah)
d. Letakkan plasenta ke dalam tempat yang telah disediakan.
e. Lakukan sedikit pendorongan uterus (dengan tangan luar)
ke dorsokranial setelah plasenta lahir.
4. Perhatikan kontraksi uterus dan jumlah pendarahan yang
keluar.

Unit terkait -
RSUD GANDUS SEKSIO SESAREA

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan


OPERASIONAL
PROSEDUR Direktur RSUD GANDUS
OBSTETRI
GINEKOLOGI

Pengertian Melahirkan janin melalui sayatan dinding abdomen bagian bawah


dan dinding rahim

Tujuan Melahirkan janin perabdominal pada kasus-kasus yang kontraindikasi


lahir pervaginam

Kebijakan Menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan janin yang


kontraindikasi lahir pervaginam

Prosedur Membuka perut


1. Sayatan perut dapat secara mediana atau Pfanensteril, dari
kulit sampai fasia
2. Setelah fasia disayat 2-3 cm, insisi fasia diperluas dengan
gunting.
3. Pisahkan muskulum ruktus abdominis dengan jari atau
gunting.
4. Buka peritoneum dekat umbilikus dengan jari.
5. Rektraktor dipasang di atas tulang pubis
6. Pakailah pinset untuk memegang plika vesiko uterina dan
buatlah insisi dengan gunting ke lateral.
7. Pisahkan vesiko urineria dan dorong ke bawah secara tumpul
dengan jari-jari.
Membuka uterus
1. Sekmen bawah uterus disayat melintang kurang lebih 1 cm di
bawah plika vesiko uterina dengan skapel +/- 3 cm
2. Insisi diperlebar ke lateral secara tumpul dengan jari tangan.
3. Jika sekmen bawah uterus masih tebal, insisi diperlebar secara
tajam dengan gunting atau pisau
Melahirkan bayi dan plasenta
1. Selaput ketuban dipecahkan
2. Untuk melahirkan bayi, masukkan satu tangan ke dalam
kavum uterus dan kepala bayi.
3. Kemudian kepala bayi diluksir keluar secara hati-hati agar
sayatan tidak meluas.
4. Dengan tangan yang lain, sekaligus menekan hati-hati
abdomen ibu di atas uterus untuk membantu kelahiran kepala.
5. Sedot mulut dan hidung bayi, kemudian lahirkan badan dan
seluruh tubuh
6. Berikan oksitosin 10 unit dalam 500 ml cairan I.V (garam
fisiologik atau ringer laktat) tetesan cepat selama 1-2 jam.
7. Jepit dan potong tali pusat, selanjutnya bayi diserahkan
kepada asisten
8. Plasenta dan selaput dilahirkan dengan tarikan hati-hati pada
tali pusat. Bila perlu eksplorasi ke dalam kavum uteri untuk
memastikan tidak ada bagian plasenta tertinggal.
Menutup Insisi Uterus
1. Jepit tepi luka insisi pada segmen bawah uterus dengan klem
Fenster, terutama pada kedua ujung luka. Perhatikan adanya
robekan pada vesika urineria.
2. Dilakukan jahitan homostasis secara jelujur dengan catgut
kromik no 0 atau poliglikolik.
3. Jika masih ada pendarahan dari tempat insisi, lakukan jahitan
simpul 8. Tidak diperlukan jahitan lapis kedua.
4. Menutup plika vesiko uterine.
Menutup Perut
1. Yakinkan tidak ada pendarahan lagi dari insisi uterus dan
kontraksi uterus baik.
2. Fasia abdominalis dijahit jelujur dengan catgut kromik no 0
atau poliglikolik.
3. Apabila tidak ada tanda-tanda infeksi, kulit dijahit dengan
catgut kromik secara subkutikuler.
4. Bila ada infeksi maka kulit dijahit dengan silk 11

Unit terkait 1. SMF anastesi

RSUD GANDUS AMNIOTOMI

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan


OPERASIONAL
PROSEDUR Direktur RSUD GANDUS
OBSTETRI
GINEKOLOGI

Pengertian Tindakan untuk merobek selaput amnion

Tujuan Memperbaiki proses persalinan karena power

Kebijakan Dilakukan pada pasien yang direncanakan dapat lahir pervaginam

Prosedur 1. Pastikan kepala sudah masuk, tidak teraba bagian kecil janin
atau tali pusat
2. Fiksasikan kepala bayi pada PAP dengan satu tangan
3. Masukkan ½ koher atau spatula bergigi di atas telunjuk dan
jari tengah tangan yang lain hingga menyentuh selaput
ketuban
4. Saat selaput ketuban menegang (kontraksi) gerakkan kedua
ujung jari tangan dalam untuk menorehkan gigi koher atau
spatula hingga merobekkan selaput amnion.
1. Tekankan ujung jari pada tempat robekan. Sehingga
cairan amnion keluar perlahan-lahan (perhatikan warna,
kejernihan, pewarnaan meconium, jumlah dan verniks
kaseosa pada cairan amnion).
2. Setelah cairan mengalir, keluarkan ½ koher atau spatula
dari vagina, masukkan ke dalam ember berisi larutan
klorin 0,5 %.
3. Pertahankan jari tangan dalam pada vagina sehingga yakin
bahwa terjadi penurunan kepala serta pastikan tidak teraba
bagian kecil janin atau tali pusat yang menumbung.
4. Keluarkan jari tangan dalam dari vaginam.
5. Monitor denyut jatung janin setelah ketuban pecah

Unit terkait -

RSUD GANDUS PERSALINAN GEMELI PERVAGINAM

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan


OPERASIONAL
PROSEDUR Direktur RSUD GANDUS
OBSTETRI
GINEKOLOGI

Pengertian Pertolongan persalinan pada kehamilan gemeli pervaginam

Tujuan Melahirkan kedua janin pervaginam dengan baik

Kebijakan Dilakukan bila memenuhi syarat pervaginam dan tidak ada


kontraindikasi

Prosedur 1. Kala pembukaan ( kala I )


a) Lakukan palpasi leopold untuk memastikan kembali
letak dan persentasi janin. Pakai sarung tangan,
lakukan periksa dalam untuk kesesuaian dengan hasil
palpasi.
 Perhatikan:
 Jika janin pertama ( JP ) persentasi kepala
dan tidak ditemui penyulit lainnya,
upayakan persalinan pervaginam.
 Jika janin pertama bukan persentasi
kepala tetapi tanpa penyulit lainnya,
observasi dan pantau secara ketat apabila
akan diselesaikan pervaginam.
 Jika janin pertama bukan persentasi
kepala dan disertai dengan penyulit
lainnya, pertimbangkan untuk terminasi
perabdominam.
b) Nilai kondisi HIS dan penilaian dengan baik dan
cermat untuk menentukan adanya inersia dan
melakukan pemberian tetes oksitosin.
2. Kala pengeluaran ( kala II )
a) Melahirkan Janin Pertama
 Jika pembukaan sudah lengkap, beritahukan pada ibu
bahwa proses pengeluaran akan segera berlangsung
dan minta ibu untuk mengikuti instruksi penolong.
 Pada saat puncak HIS, minta ibu untuk mengedan
sambil menarik lipat lutut. Bila HIS menghilang,
minta ibu beristirahat dan bersiap untuk mengedan
pada HIS berikutnya. Pimpin berulang kali hingga
kepala turun ke dasar panggul.
 Pada saat ibu mengedan dan kepala membuka vulva
serta mendorong perineum, lakukan episiotomi
mediolateralis ( bila diperlukan ).
 Lahirkan kepala, bersihkan mukahidung dan mulut
bayi, kemudian lahirkan seluruh tubuh bayi
sebagaimana pada persalinan spontan.
 Serahkan bayi kepada dokter anak / perawat anak
yang bertugas.
 Istirahatkan ibu, nilai kembali HIS dan lakukan
pemeriksa dalam ulangan untuk menilai presentasi
dan posisi janin kedua (JK).
 Perhatikan:
Bila persalinan terhenti, macet atau tak maju,
pertimbangkan untuk menyesuaikan persalinan
dengan tindakan obstretic operatif disesuaikan
dengan indikasi, kondisi ibu-janin dan sumber
daya tersedia.
b) Melahirkan Janin Kedua ( JK )
 Setelah bayi pertama lahir segera lakukan
pemeriksaan dalam untuk menilai :
i. Letak, presentasi dan penurunan A K..
ii. Keutuhan selaput ketuban.
iii. Adanya penyulit dari faktor janin ( misalnya:
prolapsus tali pusat gawat janin atau retensi
anak kedua ), faktor ibu ( misalnya:
inersia,kelelahan atau hysteria ), faktor teknis
( misalnya: tidak cukup panggul, kesenjangan
ukuran instrument dan bagian terbawah janin
dan sebagainya ).
 Janin kedua presentasi kepala
Tunggu HIS kuat, tahan fundus uteri kemudian
fiksasikan kepala janin agar masuk ke dalam pintu
atas panggul, kemudian lakukan amniotomi
dilakukan.
 Janin kedua bukan presentasi kepala
Jika syarat memenuhi lakukan versi luar,
i. Jika berhasil lanjutkan persalinan pervaginam
ii. Kalau gagal lanjutkan dengan persalinan
sungsang jika tidaka ada indikasi kontra
 Perhatikan :
Jika terjadi prolapsus tali pusat dan syarat
tindakan terpenuhi, lakukan terminasi per
abdonimam.
c. Kala Uri ( Kala III )
 Segera setelah bayi kedua lahir berikan oksitosis
drips 10 IU dan lakukan penosongan kandung
kemih.
 Upayakan uterus berkontraksi dengan baik
 Lahirkan plasenta dengan traksi terkontrol pada
tali pusat. Bila belum berhasil, tunggu hingga
tampak tanda pelepasan plasenta.
 Jika setelah 30 menit plasenta belum lepas,
lahirkan plasenta secara manual.
 Setelah plasenta lahir, periksa kelengkapannnya.
Perhatikan kontraksi uterus dan bila diperlukan,
beri uterotonika.
 Perhatikan pendarahan yang terjadi dan eksplorasi
kemungkinan laserasi pada jalan lahir.
 Lakukan penjahitan episiotomy ( Bila dilakukan ).
Setelah nilai jalan lahir dan pasang kassa yang
dibasahi dengan larutan antiseptik pada tempat
jahitan episiotomi.
 Kumpulkan instrument dan bahan pakai ke dalam
tempat yang telah disediakan ( larutan klorin 0,5
% ). Bersihkan dan lepaskan sarung tangan ke
dalam wadah dekontaminasi. Cuci tangtan hingga
lengan dengan sabun dan air. Keringkan dengan
handuk bersih dan kering.
 Periksa dan catat tanda vital ibu kemudian
cantumkan ke dalam status. Catat dan tuliskan
instruksi untuk kala IV dan pemantauan lanjutkan.
d. Kala IV
 Pantau kontraksi uterus dan jumlah perdarahan
selama 2 am pasca persalinan
 Jika tanda vital dan hasil pemantauan
menunjukkan nilai yang normal, kenakan kassa
pembalut dan pakaian, kemudian bawa pasien ke
ruang rawat gabung.
e. Dekontaminasi dan Pencegahan Infeksi Paska Persalinan
Perwatan Paska Persalinan
 Temui ibu dan bayi ( atau lihat bayi di ruang
perawatan ), jelaskan proses dan hasil pertolongan
serta minta ibu untuk mengikuti instruksi
perawatan.
 Buat laporan persalinan, tuliskan instruksi
pemantauan dan perawatan lanjutan serta jelaskan
pada petugas yang akan dirawat.
Unit terkait 1. SMF anak
2. SMF anestesiologi

Anda mungkin juga menyukai