Anda di halaman 1dari 32

SKRINING

OLEH:
ELLY NAILA FAUZIAH, S.Tr.Keb., M.Keb.
MK KESEHATAN MASYARAKAT (TM 3, P1)
RABU, 23/04/2022, 11.00 WIB
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

 Mahasiswa menguraikan metode skrining dalam pengukuran


 Penyaringan adalah suatu usaha mendeteksi/ menemukan penderita penyakit tertentu yang tanpa gejala (tidak
tampak) dalam suatu masyarakat atau kelompok penduduk tertentu melalui suatu tes/ pemeriksaan secara singkat
dan sederhana untuk dapat memisahkan mereka yang betul-betul sehat terhadap mereka yang kemungkinan besar
menderita, yang selanjutnya diproses melalui diagnosis pasti dan pengobatan • Sasaran : mereka yang mungkin
menderita suatu penyakit tertentu, tetapi tidak memberikan gejala yang nyata/ jelas
PENYARINGAN VS DIAGNOSIS

 Test skrining bukanlah test diagnostik tetapi seringkali dapat dipergunakan sebagai test diagnostik/ diagnosa •
Diagnosa: menyangkut konfirmasi mengenai ada atau tidaknya suatu penyakit pada individu yang dicurigai atau ͚at
risk͛ menderita suatu penyakit • Contoh: pemeriksaan gula darahskrining utk org sehat, tetapi diagnostik utk
penderita DMmenetapkan menderita DM atau tidak • Penyaringan hanya pemeriksaan awal, responden yang
positif memerlukan pemeriksaan diagnostik kedua
TUJUAN DAN SASARAN

 Untuk mendeteksi penderita sedini mungkin sebelum timbul gejala klinis yang jelas sehingga dapat diberikan
segera pengobatan kepada penderita • Untuk penyakit menular dapat diberikan pengobatan dengan cepat dan
dapat mencegah meluasnya penyakit dalam masyarakat sehingga dapat mencegah terjadinya wabah • Dapat
diperoleh keterangan epidemiologis yang berguna bagi tenaga kesehatan terutama bagi dokter/ klinisi dan bagi
peneliti gambaran tentang sifat-sifat penyakit tertentu • Untuk kepentingan masyarakatberfungsi mendidik dan
membiasakan masyarakat untuk memeriksakan diri secara teratur dan sedini mungkin
JENIS SKRINING

 MASS SCREENING (penyaringan massal) • MULTIPLE OR MULTIPHASIC SCREENING (penyaringan


multipel) • TARGETED SCREENING • CASE FINDING OR OPPORTUNISTIC SCREENING
BEBERAPA KEUNTUNGAN PELAKSANAN TES PENYARINGAN

 Dapat dilakukan dengan biaya yang relatif murah serta dapat dilaksanakan secara selektif • Dapat dengan cepat
memperoleh keterangan tentang sifat dan situasi penyakit dalam masyarakat untuk usaha penanggulangan •
Pelaksanaan tes cukup sederhana dan relatif mudah serta mempunyai sifat fleksibilitas yang cukup dalam
penerapannya • Hasil tes cukup baik dan dapat dipercaya selama pelaksanaannya tetap memperhatikan beberapa
nilai berikut : 1. Reliabilitas 2. Validitas 3. Kekuatan test berdasarkan nilai sensitivitas dan spesifisitas
KRITERIA DALAM MENYUSUN PROGRAM PENYARINGAN

 Penyakit yang dituju harus merupakan masalah kesehatan yang berarti dalam masyarakat dan dapat mengancam
derajat kesehatan masyarakat tsb 2. Tersedianya obat yang potensial dan memungkinkan pengobatan bagi mereka
yang ddinyatakan menderita penyakit yang dites 3. Tersedianya fasilitas dan biaya diagnosis pasti bagi mereka
yang dinyatakan positif serta tersedianya biaya pengobatan bagi mereka yang dinyatakan positif melalui diganosis
klinis 4. Tes penyaringan terutama ditujukan pada penyakit yang masa latennya cukup lama dan dapat diketahui
melalui pemeriksaan/ tes khusus 5. Tes penyaringan hanya dilakukan bila memenuhi syarat untuk tingkat
sensitivitas dan spesifisitas Semua bentuk/ teknis dan cara pemeriksaan dalam tes penyaringan harus dapat
diterima oleh masyarakat secara umum 7. Sifat perjalanan penyakit yang akan dilakukan tes harus diketahui
dengan pasti 8. Adanya suatu nilai standar yang telah disepakati bersama tentang mereka yang dinyatakan
menderita penyakit tersebut 9. Biaya yang digunakan dalam melaksanakan tes penyaringan sampai pada titik akhir
pemeriksaan harus seimbang dengan risiko biaya bila tanpa melakukan tes tersebut 10 Harus dimungkinkan untuk
diadakan pemantau (follow up) terhadap penyakit tersebut serta penemuan penderita secara berkesinambungan
dapat dilaksanakan
UJI SKRINING

 1) Test skrining harus murah, mudah diaplikasikan, diterima oleh masyarakat, reliabel dan valid 2) Tiga kriteria
yang digunakan di dalam menilai uji skrining yaitu :  Validitas  Reliabilitas  Yield
VALIDITAS

 Validitas adalah kemampuan daripada tes penyaringan untuk memisahkan mereka yang betul-betul sakit dan
mereka yang betulbetul sehat. Validitas memiliki dua komponen yaitu sensitivitas dan spesifisitas
 Nilai sensitivitas yaitu kemampuan dari suatu tes penyaringan yang secara benar menempatkan mereka yang
betul-betul sakit pada kelompok yang sakit
 Nilai spesifisitas yaitu kemampuan daripada tes tersebut yang secara benar menempatkan mereka yang betul-betul
sehat pada kelompok sehat/ tidak sakit
RELIABILITAS

 • Reliabilitas adalah kemampuan tes memberikan hasil yang sama/ konsisten bila tes diterapkan lebih dari satu
kali pada sasaran (objek) yang sama dan pada kondisi yang sama pula • Ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan : 1. Stabilitas alat tes atau regensia yang digunakan, serta fluktuasi dari nilai yang akan diukur
(Variasi biologis) 2. Intra observer variablityperbedaan nilai pengukuran dengan pengamat yang sama 3. Inter
observer variabilityketidakonsistenan nilai pengukuran pada pengamat yang berbeda
NILAI RAMAL (PREDICTIVE VALUE)

 • Nilai ramal adalah besarnya kemungkinan dengan menggunakan nilai sensitivitas dan spesifisitas serta
prevalensi terhadap proporsi penduduk yang menderita • Nilai ramal ada dua : 1. Nilai ramal positif (positive
predictive value)besarnya proporsi mereka dengan tes positif juga menderita penyakit (dengan diagnosa positif)
2. Nilai ramal negatif (negative predictive value )besarnya proporsi mereka yang dinyatakan negatif dan ternyata
tidak menderita penyakit
YIELD (DERAJAT PENYARINGAN)

 • Derajat penyaringan adalah besarnya kemungkinan untuk menjaring (menemukan) melalui tes penyaringan
mereka yang sebenarnya menderita, tetapi tanpa gejala sehingga bagi mereka dapat dilakukan diagnosis pasti serta
pengobatan dini • Ditentukan oleh : a. Tingkat sensitivitas tes penyaringan b. Besarnya prevalensi penyakit (yang
mengalami penyaringan) dalam masyarakat c. Frekuensi penyaringan dalam masyarakat d. Konsep sehat serta
kehidupan kesmas sehari-hari
PENYARINGAN BERTINGKAT

 • Adalah bentuk penyaringan yang dilakukan dengan menggunakan dua jenis tes terhadap satu penyakit tertentu •
Dapat dilakukan dengan dua bentuk : 1. Bentuk seri 2. Bentuk parare
DAFTAR PUSTAKA

 Beaglehole, R; Bonita, R; dan Kjellstrom. 1997. Dasar-Dasar Epidemiologi. Gadjah Mada University Press CDC.
2012. Principles of Epidemiology in Public Noor, Nur Nasri. 2014. Epidemiologi. Jakarta : Rineka Cipta
Timrmreck, Thomas C, 2005, Epidemiologi, Suatu Pengantar, Jakarta: EGC
KONSEP PENCEGAHAN
PENYAKIT(PREVENTIVE)

OLEH:
ELLY NAILA FAUZIAH, S.Tr.Keb., M.Keb.
MK KESEHATAN MASYARAKAT (TM 1, P1)
RABU, 23/03/2022, 11.00 WIB
 Pencegahan  mengambil tindakan terlebih dahulu sebelum kejadian
 Peran epidemiologi dalam pencegahan:

 identifikasi faktor risiko yang dapat dimodifikasi  konsep dasar penyakit


 upaya pencegahan sesuai dengan riwayat alamiah penyakit
 Pencegahan penyakit adalah Tindakan yang ditujukan untuk mencegah, menunda,
mengurangi, membasmi, mengeliminasi penyakit dan kecacatanm dgn menerapkan
sebuah atau sejumlah intervensi yg telah dibuktikan efektif. (Kleinbaum, et al.,
1982; Last, 2001).

KONSEP PENCEGAHAN PENYAKIT 19


TAHAP PENCEGAHAN

 Tingkat pencegahan disesuaikan dengan riwayat alamiah penyakit:

1. Pencegahan primordial
2. Pencegahan primer
3. Pencegahan sekunder
4. Pencegahan tersier

KONSEP PENCEGAHAN PENYAKIT 20


TAHAP PENCEGAHAN DAN RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT

KONSEP PENCEGAHAN PENYAKIT 21


1. PENCEGAHAN PRIMORDIAL

 Tujuan: menghindari terbentuknya pola hidup sosial ekonomi dan kultural yang diketahui mempunyai kontribusi
untuk meningkatkan risiko penyakit
 Pencegahan primordial yang efektif memerlukan adanya peraturan yang ketat dari pemerintah
 Contoh:
 Fase penyakit
 Misal: Kondisi yang mengarah penyebab penyakit jantung koroner

 Target
 Populasi

 kelompok terseleksi

KONSEP PENCEGAHAN PENYAKIT 22


2. PENCEGAHAN PRIMER

 Adl Upaya pencegahan yg dilakukan saat proses penyakit belum mulai (pd periode
pre-patogenesis) dengan tujuan agar tidak terjadi proses penyakit
 Tujuan: mengurangi insiden penyakit dengan cara mengendalikan penyebab
penyakit dan faktor risikonya
 Upaya yang dilakukan adalah untuk memutus mata rantai infeksi “agent – host -
environment”
 Terdiri dari:
1. Health promotion
2. Specific protection
 Dilakukan melalui 2 strategi: populasi dan individu

KONSEP PENCEGAHAN PENYAKIT 23


PENCEGAHAN PRIMER

 Fase penyakit
 Faktor-faktor penyebab khusus

 Target
 Total populasi
 kelompok terseleksi
 Individu sehat

KONSEP PENCEGAHAN PENYAKIT 24


TINGKAT PENCEGAHAN PRIMER

 Promosi kesehatan
 Pendidikan kesehatan, penyuluhan
 Gizi yang cukup sesuai dengan perkembangan
 Penyediaan perumahan yg sehat
 Rekreasi yg cukup
 Pekerjaan yg sesuai
 Konseling perkawinan
 Genetika
 Pemeriksaan kesehatan berkala

KONSEP PENCEGAHAN PENYAKIT 25


TINGKAT PENCEGAHAN PRIMER

 Perlindungan khusus
 Imunisasi
 Kebersihan perorangan
 Sanitasi lingkungan
 Perlindungan thdp kecelakaan akibat kerja

KONSEP PENCEGAHAN PENYAKIT 26


TINGKAT PENCEGAHAN PRIMER

 Perlindungan khusus
 Penggunaan gizi tertentu
 Perlindungan terhadap zat yang dapat menimbulkan kanker
 Menghindari zat-zat alergenik

KONSEP PENCEGAHAN PENYAKIT 27


3. PENCEGAHAN SEKUNDER

 Adl Upaya pencegahan yg dilakukan saat proses penyakit sudah berlangsung


namun belum timbul tanda/gejala sakit (patogenesis awal) dengan tujuan proses
penyakit tidak berlanjut
 Tujuan: menghentikan proses penyakit lebih lanjut dan mencegah komplikasi
 Bentuknya berupa deteksi dini dan pemberian pengobatan (yang tepat)
 Contoh:
 Fase penyakit
 tahap dini penyakit

 Target
 pasien

KONSEP PENCEGAHAN PENYAKIT 28


TINGKAT PENCEGAHAN SEKUNDER

 Diagnosis dini dan pengobatan segera


 Penemuan kasus (individu atau masal)
 Contoh:
 Skrining
 PMS  kultur rutin bakteriologis utk infeksi asimtomatis pd
 Pemeriksaan khusus dengan tujuan kelompok risti
 Menyembuhkan dan mencegah penyakit berlanjut  Sifilis  tes serologis utk infeksi preklinis pd kelompok risti
 Mencegah penyebaran penyakit menular
 Kanker leher rahim  hapusan pap
 Mencegah komplikasi dan akibat lanjutan
 Kanker payudara  skrining dgn mammografi
 Memperpendek masa ketidakmampuan
 Pengobatan yang cukup untuk menghentikan proses penyakit
 mencegah komplikasi dan sekuele yg lebih parah
 Penyediaan fasilitas khusus untuk membatasi ketidakmampuan dan
mencegah kematian

KONSEP PENCEGAHAN PENYAKIT 29


4. PENCEGAHAN TERSIER
 Adl Pencegahan yg dilakukan saat proses penyakit sudah lanjut (akhir periode
patogenesis) dengan tujuan untuk mencegah cacad dan mengembalikan penderita ke
status sehat
 Tujuan: menurunkan kelemahan dan kecacatan, memperkecil penderitaan dan
membantu penderita-penderita untuk melakukan penyesuaian terhadap kondisi yang
tidak dapat diobati lagi
 Terdiri dari:
1. Disability limitation
2. Rehabilitation
 Fase penyakit
 penyakit tahap lanjut (pengobatan dan rehabilitasi)

 Target
 pasien

KONSEP PENCEGAHAN PENYAKIT 30


TINGKAT PENCEGAHAN TERSIER

 Dissability Limitation
 Melakukan terapi ekstremitas pada penderita kusta untuk cegah kecacatan

 Rehabilitasi
 Penempatan secara selektif
 Mempekerjakan sepenuh mungkin
 Terapi kerja di Rumah Sakit
 Menyediakan tempat perlindungan khusus
 Contoh:
 Peny vaskuler diabetik pd kaki  perawatan kaki (podiatric cure) rutin pasien diabetes
 Fraktura & cedera  memasang rel pegangan tangan (handrails) di rumah orang yg mudah jatuh
 Ulserasi kulit kronis  penyediaan matras khusus utk penyandang cacat berat

KONSEP PENCEGAHAN PENYAKIT 31


LATIHAN 2

 Seorang ibu membawa bayinya untuk diimunisasi Polio.


 Tindakan imunisasi Polio tersebut termasuk pencegahan apa?

 Tahap yang mana dari riwayat alamiah penyakit yang akan dicegah dengan tindakan
imunisasi tersebut?

 Walikota kota Surabaya mengeluarkan aturan terkait Kawasan Tanpa


Rokok untuk mencegah penyakit Tidak menular.
 Tindakan tersebut termasuk pencegahan apa?
 Tahap yang mana dari riwayat alamiah penyakit yang akan dicegah dengan
tindakan tersebut?

KONSEP PENCEGAHAN PENYAKIT 32

Anda mungkin juga menyukai