Anda di halaman 1dari 30

MATERI 3

Pajak Negara dan Pajak


Daerah

MUDA MENDUNIA
Pengertian Pajak Negara
Pajak Negara adalah pajak yang dikelola oleh pemerintah pusat
(Direktorat Jenderal Pajak) dan hasilnya dipergunakan untuk
membiayai pengeluaran rutin Negara dan pembangunan (APBN).
Pajak Negara yang berlaku sampai saat ini adalah:

Pajak
Pertambahan
Pajak Nilai dan Pajak Bea
Penghasilan Penjualan atas
(PPh) Barang Mewah Materai
(PPN & PPn
BM)
Pajak Penghasilan
Pajak Penghasilan atau PPh adalah pajak yang dibebankan atas
suatu penghasilan yang diperoleh wajib pajak, baik yang berasal
dari Indonesia maupun dari luar negeri. Dasar hukum pengenaan
pajak penghasilan adalah undang-undang no.7 tahun 1984
sebagaimana telah diubah terakhir dengan undang-undang no.17
tahun 2000.
Objek PPh
• Penggantian atau imbalan


Hadiah
Laba Usaha
Subjek PPh
• Keuntungan karena penjualan atau karena • Orang Pribadi Dalam Negeri
pengalihan harta Subjek PPh OP Dalam Negeri ini
• Penerimaan Kembali
berlaku bagi yang telah menerima
• Bunga
• Dividen atau memperoleh penghasilan
• Royalti yang besarnya melebihi
• Sewa Penghasilan Tidak Kena Pajak
• Penerimaan atau perolehan pembayaran (PTKP).
berkala • Orang Pribadi Luar Negeri
• Keuntungan karena pembebasan utang

Subjek PPh OP Luar Negeri ini
Keuntungan selisih kurs mata uang asing
• Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva berlaku bagi yang menerima atau
• Premi asuransi memperoleh penghasilan yang
• Iuran bersumber dari Indonesia maupun
• penghasilan yang belum dikenakan pajak melalui bentuk usaha tetap di
• Penghasilan dari usaha berbasis industry Indonesia.
• Imbalan bunga
• Surplus Bank Indonesia
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah (PPN & PPn
BM)

Pajak Pertambahan Nilai atau PPN adalah pungutan yang dibebankan atas
transaksi jual-beli barang dan jasa yang dilakukan oleh wajib pajak
pribadi atau wajib pajak badan yang telah menjadi Pengusaha Kena Pajak
(PKP).

Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) merupakan pungutan resmi


tambahan selain PPN ataspenyerahan BKP yang Tergolong Mewah yang
dilakukan oleh PKP yang menghasilkan BKP tersebut di dalam Daerah
Pabean atau atas impor Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah.
Objek PPN Subjek PPh
• Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) • Pengusaha Kena Pajak (PKP)
dan Jasa Kena Pajak (JKP) di dalam • Non PKP
Daerah Pabean yang dilakukan oleh • impor BKP
pengusaha • pemanfaatan Barang Kena
• Impor Barang Kena Pajak Pajak Tidak Berwujud dari
• Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak luar Daerah Pabean di dalam
berwujud dari luar Daerah Pabean di Daerah Pabean
dalam Daerah Pabean • pemanfaatan Jasa Kena Pajak
• Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar dari luar Daerah Pabean di
Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean dalam Daerah Pabean
• Ekspor Barang Kena Pajak berwujud atau • Melakukan kegiatan
tidak berwujud dan Ekspor Jasa Kena membangun sendiri (Pasal
Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) 16C UU PPN)
Subjek PPh
• Pengusaha Kena Pajak (PKP)
• Pengusaha Kena Pajak yang
Objek PPN meliputi pabrikan/ produsen.
• Barang yang bukan merupakan kebutuhan • Pengusaha real
pokok. estate,importir, indentor.
• Barang yang dikonsumsi oleh masyarakat • Pengusaha bidang pertanian,
tertentu. peternakan, perikanan,
• Barang yang dikonsumsi untuk kehutanan dan perkebunan.
menunjukan status atau barang umumnya • Pemegang hak paten dan
digunakan oleh masyarakat merk dagang.
berpenghasilkan tinggi. • Kontraktor/ sub kontraktor
bangunan.
• Pengusaha yang memilih menjadi
PKP
Bea Materai

Bea Meterai adalah pajak atas dokumen yang terutang sejak saat
dokumen tersebut ditanda tangani oleh pihak-pihak yang
berkepentingan, atau dokumen tersebut selesai dibuat atau
diserahkan kepada pihak lain bila dokumen tersebut hanya dibuat
oleh satu pihak.

Pihak Yang Terutang Bea Materai


Bea Meterai terhutang oleh pihak yang menerima atau pihak yang
mendapat manfaat dari dokumen, kecuali pihak atau pihak-pihak
yang bersangkutan menentukan lain.
Pajak Daerah

Pajak Daerah adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada


pada Pemerintah Daerah yang pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas
Pendapatan Daerah. Pajak daerah diatur dalam undang-undang dan hasilnya.
Pajak Daerah, Dasar hukum pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah
adalah undang-undang No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.
Beberapa pengertian atau istilah yang terkait dengan Pajak
Daerah antara lain:

• Daerah Otonom, selanjutnya disebut Daerah, adalah kesatuan masyarakat


hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingab masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam
sistemNegara Kesatuan Republik Indonesia.

• Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah kontribusi wajib


kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi
sebesar besarnya kemakmuran rakyat.
• Badan, adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan,
baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi
perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik
Negara (BUMN), atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan
dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,
perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau
organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak
investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.

• Subjek Pajak, adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan pajak.

• Wajib Pajak, adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
daerah.
Jenis Pajak dan Objek Pajak

Jenis Pajak Jenis Pajak


g. Pajak Parkir;
Provinsi Kabupaten h. Pajak Air
a) Pajak Kendaraan a. Pajak Hotel Tanah;
Bermotor b. Pajak Restoran i. Pajak Sarang
b) Bea Balik Nama c. Pajak Hiburan Burung Walet;
Kendaraan Bermotor d. Pajak Reklame j. Pajak Bumi dan
c) Pajak Bahan Bakar e. Pajak Bangunan
Kendaraan Bermotor Penerangan Jalan Perdesaan dan
d) Pajak Air Permukaan f. Pajak Mineral Perkotaan; dan
e) Pajak Rokok. Bukan Logam dan k. Bea Perolehan
Batuan Hak atas Tanah
dan Bangunan.
Tata Cara Pemungutan Pajak
Tata cara pemungutan pajak yang terdapat pada Undang-undang No. 28 tahun
2009 Pasal adalah:

01. Pemungutan Pajak dilarang diborongkan.


Setiap Wajib Pajak wajib membayar Pajak yang terutang berdasarkan surat
02. ketetapan pajak atau dibayar sendirioleh Wajib Pajak berdasarkan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan berdasarkan penetapan
03. Kepala Daerah dibayar dengan menggunakan SKPD atau dokumen lain
yangdipersamakan.
Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan sendiri dibayar dengan
04. menggunakan SPTPD, SKPDKB, dan/atau SKPDKBT.
Daluarsa Penagihan Pajak

Hak untuk melakukan penagihan pajak menjadi kedaluarsa


apabila telah melebihi waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak saat
terutangnya pajak, kecuali apabila Wajib Pajak melakukan
tindak pidana dibidang perpajakan daerah.
Retribusi Daerah

Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah


pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin
tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah
Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan.
Objek Retribusi Daerah
Retribusi Jasa Umum
Objek Retribusi Jasa Umum adalah pelayanan yang disediakan atau
diberikan Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum
serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan. Jenis Retribusi Jasa Umum
adalah:
a. Retribusi Pelayanan Kesehatan
b. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan
c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil.
d. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat.
e. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum.
f. Retribusi Pelayanan Pasar.
g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor.
Retribusi Jasa Umum

h. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran.


i. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta.
j. Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus
k. Retribusi Pengolahan Limbah Cair.
l. Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang
m. Retribusi Pelayanan Pendidikan
n. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.
Retribusi Jasa Usaha

Objek Retribusi Jasa Usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh


Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial yang meliputi a)
Pelayanan dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan Daerah yang
belum dimanfaatkan secara optimal; b) Pelayanan oleh Pemerintah
Daerah sepanjang belum disediakan secara memadai oleh pihak swasta
dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan.
Jenis Retribusi Jasa Usaha adalah:

a. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah


b. Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan.
c. Retribusi Tempat Pelelangan
d. Retribusi Terminal.
e. Retribusi Tempat Khusus Parkir.

f. Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa


g. Retribusi Rumah Potong Hewan.
h. Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan.
i. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga.
j. Retribusi Penyeberangan di Air.
k. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.
Retribusi Perizinan Tertentu

Objek Retribusi Perizinan Tertentu adalah pelayanan perizinan tertentu


oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau Badan yang
dimaksudkan untuk pengaturan dan pengawasan atas kegiatan
pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana,
sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan
menjaga kelestarian lingkungan.
jenis Retribusi Perizinan Tertentu

a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.


b. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol.
c. Retribusi Izin Gangguan.
d. Retribusi Izin Trayek.
e. Retribusi Izin Usaha Perikanan.
Subjek Retribusi Daerah

Subjek Retribusi Jasa Umum adalah orang pribadi atau Badan


01. yang menggunakan/menikmati pelayanan jasa umum yang
bersangkutan.
Subjek Retribusi Jasa Usaha adalah orang pribadi atau Badan
02. yang menggunakan/ menikmati pelayanan jasa usaha yang
bersangkutan.
Subjek Retribusi Perizinan Tertentu adalah orang pribadi atau
03. Badan yang memperoleh izin tertentu dari Pemerintah Daerah.
Prinsip dan Sasaran Pemungutan Penetapan
Tarif Retribusi
Retribusi Jasa Umum, ditetapkan dengan memperhatikan biaya
01. penyediaan jasa yang bersangkutan, kemampuan masyarakat, aspek
keadilan, dan efektivitas pengendalian atas pelayanan tersebut.

Retribusi Jasa Usaha, didasarkan pada tujuan untuk


memperoleh keuntungan yang layak, yaitu keuntungan yang
02. diperoleh apabila pelayanan jasa usaha tersebut dilakukan
secara efisien dan berorientasi pada harga pasar.

Subjek Retribusi Perizinan Tertentu adalah orang pribadi atau


03. Badan yang memperoleh izin tertentu dari Pemerintah Daerah.
Tata Cara Pemungutan Retribusi

• Retribusi dipungut dengan menggunakan Surat Ketetapan Retribusi Daerah


(SKRD) atau dokumen lain yang dipersamakan berupa karcis, kupon, dan
kartu langganan.
• Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau
kurang membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2%
(dua persen) setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang
dibayar dan ditagih dengan menggunakan Surat Tagihan Retribusi Daerah
(STRD).
• Penagihan Retribusi terutang sebagaimana didahului dengan Surat Teguran.
Tata cara pelaksanaan pemungutan Retribusi ditetapkan dengan Peraturan
Kepala Daerah.
Pemanfaatan Retribusi
mendanai kegiatan yang berkaitan langsung dengan
penyelenggaraan pelayanan yang bersangkutan. Ketentuan
mengenai alokasi pemanfaatan penerimaan Retribusi
ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Daluwarsa Penagihan Retribusi


Hak untuk melakukan penagihan Retribusi menjadi kedaluwarsa
setelah melampaui waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat
terutangnya Retribusi, kecuali jika Wajib Retribusi melakukan
tindak pidana di bidang Retribusi.
Bea perolehan hak atas tanah dan
bangunan (BPHTB)

Dasar hukum pengenaan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan
adalah undang-undang no.21 tahun 1997 sebagaimana telah diubah
terakhir dengan undang-undang no.20 tahun 2000. undang-undang
BPHTB berlaku sejak tanggal 1 januari 1998 menggantikan
Ordonansi bea balik nama staasblad 1924 No.291.
Pajak Bumi dan Bangunan

Pajak bumi dan bangunan atau biasa disingkat PBB, adalah

“pajak yang dipungut atas tanah dan bangunan karena adanya keuntungan
dan/atau kedudukan sosial ekonomi yang lebih baik bagi orang pribadi atau
badan yang memiliki suatu hak atasnya atau memperoleh manfaat padanya,
melansir dari Wikipedia. Jadi jika memiliki rumah, bahkan bangunan dan
lahan yang menjadi tempat usaha berjalan, Anda wajib membayar pajak
atas properti tersebut.”
Objek PBB
• Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh
bumi yang ada di bawahnya.
Subjek PBB
• Bangunan adalah konstruksi teknik yang
ditanam atau dilekatkan secara tetap pada • Mempunyai hak atas bumi/tanah
tanah dan/atau perairan • Memperoleh manfaat atas
• Jalan lingkungan yang terletak dalam bumi/tanah
suatu kompleks bangunan seperti • Memiliki, menguasai atas
hotel, pabrik, dan emplasemennya bangunan
dan lain-lain yang merupakan satu • Memperoleh manfaat atas
kesatuan dengan kompleks bangunan bangunan.
tersebut;
• jalan TOL;
• kolam renang;
• pagar mewah;
• tempat olah raga;
• galangan kapal, dermaga;
• taman mewah
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai