Anda di halaman 1dari 22

Asuhan keperawatan asma pada anak

Kelompok 1
1. Israel yuan umbu wanda
2. Faustino inocentus tome hayon
3. Gresiana bido rokitson
4. Megi boimau
• Asma pada anak mempunyai berbagai aspek khusus
yang umumnya berkaitan denganproses tumbuh
dan kembang seorang anak, baik pada masa bayi,
balita, maupun anak besar. Peran atopi pada asma
anak sangat besar dan merupakan faktor terpenting
yang harus dipertimbangkan dengan baik untuk
diagnosis dan upaya penatalaksanaan.Mekanisme
sensitisasi terhadap alergen serta perkembangan
perjalanan alamiah penyakit alergi dapat memberi
peluang untuk mengubah dan mencegah terjadinya
asma melalui kontrol lingkungan dan pengobatan
pada seorang anak.
• .Pendidikan pada pasien dan keluarga merupakan
unsur penting penatalaksanaan asma pada anak yang
bertujuan untuk meminimalkan morbiditas fisis dan
psikis serta mencegah disabilitas.Upaya pengobatan
asma anak tidak dapat dipisahkan dari pemberian
kortikosteroid yang merupakan anti-inflamasi terpilih
untuk semua jenis dan tingkatan asma. Pemberian
kortikosteroid topikal melalui inhalasi memberikan
hasil sangat baik untuk mengontrol asma tanpa
pengaruh buruk, walaupun pada anak kecil tidak begitu
mudah untukdilakukan sehingga masih memerlukan
alat bantu inhalasi.
• Etiologi
•   Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan
presipitasi timbulnya serangan asma
• 1. Faktor Presipitasi
• a.Alergen
• Alergenasma dibedakan menjadi 3 yaitu:
• 1). Inhalan merupakan alergen yang masuk melalui inhalasi atau
saluran pernafasan.Contohnya: debu rumah, kapuk, udara dingin,
asap rokok dan serbuk sari bunga.
• 2) Ingestan merupakan alergen yang masuk melalui oral atau mulut.
• Contohnya:makanan seperti udang, kepiting, susu dan telur.
• 3) Kontaktan alergen yang masuk melalui kulit.
Contohnya:perhiasan atau jam tangan
• b. perubahan cuaca
• c. FaktorPsikis
• Faktorpsikis merupakanfaktor pencetusyang
tidak boleh diabaikandan sangatkompleks.Tidak
adanyaperhatianatau tidak mau mengakuiadanya
persoalantentangasma pada anak
sendiri/keluargnya,akanmenggagalkan usaha
pencegahan.Sebaliknyaterlalutakut
terhadapadanyaseranganatauharidepan
anakjugadapat mempereratseranganasma
• d. olahraga yang berat
• e. Virus yang menyebabkan adalah respiratory
syncytial virus (RSV) dan virus para influenza
• Patofisiologi
• Asma pada anak terjadi adanya penyempitan pada jalan nafas dan
hiperaktif dengan respon terhadap bahan iritasi dan stimulus
lain.Dengan adanya bahan iritasi atau allergen otot-otot bronkus
menjadi spasme dan zat antibodi tubuh muncul ( immunoglobulin
E atau IgE ) dengan adanya alergi. IgE di muculkan pada reseptor
sel mast dan akibat ikatan IgE dan antigen menyebabkan
pengeluaran histamin dan zat mediator lainnya. Mediator tersebut
akan memberikan gejala asthma.Respon astma terjadi dalam tiga
tahap : pertama tahap immediate yang ditandai dengan
bronkokontriksi ( 1-2 jam ); tahap delayed dimana brokokontriksi
dapat berulang dalam 4-6 jam dan terus-menerus 2-5 jam lebih
lama ;tahap late yang ditandai dengan peradangan dan
hiperresponsif jalan nafas beberapa minggu atau bulan selain itu
juga faktor pencetus asma lainya yaitu kecemasan dan udara
dingin
• . Pemeriksaan Diagnostik pada Anak
• 1. Pemeriksaan Laboratorium
• a.PemeriksaanSputum
• Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya:
• 1) Kristal-kristal charcotleyden yang merupakan degranulasidari
• Kristaleosinophil
• 2) Spiral curshmann yang merupakan castcell(selcetakan) dari cabang bronkus
• 3) Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus
• 4) Netrofil dan eosinophil yang terdapat pada sputum umumnya bersifat mukoid
dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucusplug
• b. Pemeriksaan Darah
• 1) Analisa gas darah pada umumnya normalakan tetapi dapat pula terjadi
hipoksemia,hiperkapnia,atauasidosis
• 2) Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH
• 3) Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang diatas 15.000/mm3 dimana
menandakan terdapat nya suatu infeksi
• 4) Pada pemeriksaanfaktor-faktoralergi terjadipeningkatandari IgE
• Pada waktu serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan
• 2. Pemeriksaan Penunjang
• a. Pemeriksaan Radiologi
• Gambaran radiologi pada asma pada umum
nya normal.Pada waktu serangan menunjukan
gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni
radiolusen yang bertambah dan peleburan
rongga intercostalis, serta diafragma yang
menurun.Akan tetapi bila terdapat komplikasi,
maka kelainan yang didapat adalah
sebagai berikut
• 1) Bila disertai dengan bronkitis,maka bercak-bercakdi
hilusakan bertambah
• 2) Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka
gambaran radiolusen akan semakin bertambah
• 3) Bila terdapat komplikasi,maka terdapat gambaran
infiltratepada paru
• 4) Dapat pula menimbulkan gambarana telektasislocal
• 5) Bila terjadi pneumonia mediastinum,
pneumotoraks,dan pneumoperikardium, maka dapat
dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru
• Selain itu juga ada pemeriksaan kulit, elektrokardiografi,
scanning paru dan spiometri
• F. pentalaksanaan asma pada anak
• 1. Edukasi
• 2. menilai atau memonitor asma secara berkala
• 3. identifikasi faktor pengendalian pencetus asma
• 4. merencanakan dan memberikan pengobatan
jangka panjang penatalaksanaan asma bertujuan
untuk mengontrol penyakit, disebut asma terkontrol
• 5. mengajarkan keluarga bagaimana cara melakukan
suction
• 6. menghentikan suction dan memberikan oksigen
apabila pasien menunjukan brakikardia ,
peningkatan saturasi O2 dll.
• Asuhan Keperawatan
• pengkajian
• Identitas
•  Pada asma episodik yang jarang,
•  biasanya terdapat pada anak umur 3-8 tahun.Biasanya oleh infeksi
virus saluran pernapasan bagian atas.
• Pada asma episodikyang sering terjadi,
• biasanya pada umur sebelum 3 tahun, dan berhubungan dengan infeksi
saluran napas akut. Pada umur 5-6 tahun dapat terjadi serangan tanpa
infeksi yang jelas.Biasanya orang tua menghubungkan dengan
perubahan cuaca, adanya alergen, aktivitas fisik dan stres.Pada asma
tipe ini frekwensi serangan paling sering pada umur 8-13 tahun.
•  Asma kronik atau persisten
• terjadi 75% pada umur sebeluim 3 tahun.Pada umur 5-6 tahun akan
lebih jelas terjadi obstruksi saluran pernapasan yang persisten dan
hampir terdapat mengi setiap hari.Untuk jenis kelamin tidak ada
perbedaan yang jelas antara anak perempuan dan laki-laki.
• Keluhan utama
• Batuk-batuk dan sesak napas
• Riwayat penyakit sekarang
• Batuk, bersin, pilek, suara mengi dan sesak napas.
• Riwayat penyakit terdahulu
• Anak pernah menderita penyakit yang sama pada usia sebelumnya.
• Riwayat penyakit keluarga
• Penyakit ini ada hubungan dengan faktor genetik dari ayah atau ibu,
disamping faktor yang lain.
• Riwayat kesehatan lingkungan
• Bayi dan anak kecil sering berhubungan dengan isi dari debu rumah,
misalnya tungau, serpih atau buluh binatang, spora jamur yang terdapat
di rumah, bahan iritan: minyak wangi, obat semprot nyamuk dan asap
rokok dari orang dewasa.Perubahan suhu udara, angin dan kelembaban
udara dapat dihubungkan dengan percepatan terjadinya serangan asma
• Riwayat tumbuh kembang
• Riwayat imunisasi
• Anak usia pre sekolah sudah harus mendapat imunisasi lengkap
antara lain : BCG, POLIO I,II, III; DPT I, II, III; dan campak.
• Riwayat nutrisi
• Kebutuhan kalori 4-6 tahun yaitu 90 kalori/kg/hari.Pembatasan
kalori untuk umur 1-6 tahun 900-1300 kalori/hari.Untuk
pertambahan berat badan ideal menggunakan rumus 8 + 2n.
• c.Status Gizi
• Klasifikasinya sebagai berikut :
• Gizi buruk kurang dari 60%
• Gizi kurang 60 % - <80 %
• Gizi baik 80 % - 110 %
• Obesitas lebih dari 120 %
• Dampak Hospitalisasi
• Sumber stressor :
• Perpisahan
• Protes : pergi, menendang, menangis
• Putus asa : tidak aktif, menarik diri, depresi, regresi
• Menerima : tertarik dengan lingkungan, interaksi
• Kehilangan kontrol : ketergantungan fisik, perubahan
rutinitas, ketergantungan, ini akan menyebabkan anak
malu, bersalah dan takut.
• Perlukaan tubuh : konkrit tentang penyebab sakit.
• Lingkungan baru, memulai sosialisasi lingkungan.
• nafas Pemeriksaan Fisik / Pengkajian Persistem
• Sistem Pernapasan / Respirasi; Sesak, batuk kering (tidak produktif),
tachypnea, orthopnea, barrel chest, penggunaan otot aksesori
pernapasan, Peningkatan PCO dan penurunan Osianosis, perkusi
hipersonor, pada auskultasi terdengar wheezing, ronchi basah
sedang, ronchi kering musikal.
• Sistem Cardiovaskuler; Diaporesis, tachicardia, dan kelelahan.
• Sistem Persyarafan / neurologi; Pada serangan yang berat dapat
terjadi gangguan kesadaran : gelisah, rewel, cengeng? apatis?
sopor? coma.
• Sistem perkemihan; Produksi urin dapat menurun jika intake minum
yang kurang akibat sesak nafas
• Sistem Pencernaan / Gastrointestinal; Terdapat nyeri tekan pada
abdomen, tidak toleransi terhadap makan dan minum, mukosa
mulut kering.
• Sistem integument; Berkeringat akibat usaha pernapasan klien
terhadap sesak.
diagnosa Tujuan dan kriteria hasil intervensi
1 Bersihan jalan napas tidak efektif b/d spasma jalan Setelah di lakukan Observasi:
napas tindakan keperawatan  Monitor bunyi napas tambahan
selama 1x24 jam di (mis.gurgling,mengi, wheezing,
harapkan klien jalan nafas ronkhi kering)
klien tetap paten
 Monitor sputum ( jumlah,
Dengan kriteria hasil:
warna, aroma)
1. Batuk efektif cukup
meningkat Terapeutik
2. Produksi sputum cukup  Pertahankan kepatenan jalan
menurun napas dengan head-tilt (jaw-
3. Mengi cukup menurun thurst jika curiga trauma
4. Wheezing cukup servikal)
menurun  Posisikan semi –fowler atau
5. Gelisa cukup menurun fowler
6. Frekuensi nafas cukup
 Lakukan penghisapan lendir
membaik
7. Pola nafas cukup kurang dari 15 detik
membaik  Berikan oksigen jika perlu
Edukasi:
 Anjarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi:
 Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik,jika perlu
2 Pola nafas tidak setelah di lakukan tindakan keperawatan Observasi:
efektif b/d selama 1x24 jam di harapkan klien jalan  Monitor pola
pola nafas kembali normal
hambatan upaya napas
Dengan kriteria hasil:
napas Terapeutik:
1. Ventilasi semenit cukup meningkat
 Posisikan semi-
2. Tekanan ekspirasi cukup meningkat
3. Tekanan inspirsi cukup meningkat fowler atau

4. Penggunaan otot bantu napas cukup fowler


menurSun  Berikan oksigen
5. Frekuensi napas cukup membaik jika perlu
6. Kedalaman napas cukup membaik Edukasi:
 Ajarkan teknik
batuk efektif
3 Gangguan Setelah di lakukan tindakan Observasi:
pertukaran gas b/d keperawatan selama 1x24 jam di Monitor
ketidakseimbangan harapkan klien pernafasan klien frekuensi,irama,
ventilasi-perfusi membaik kedalaman dan upaya
Dengan kriteria hasil: napas
Gelisah cukup menurun Monitor pola napas
Napas cuping hidung cukup (seperti bradipnea,
menurun takipnea,
Pola napas cukup membaik hiperventilasi,
kussmaul, cheyne-
stokes, biot, ataksik)
Monitor kemampuan
batuk efektif
Monitor adanya
produksi sputum
Monitor adanya
sumbatan jalan napas
Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
Auskultasi bunyi
napas
Monitor saturasi
oksigen
Terapeutik:
•Atur interval
pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
•Dokumentasikan
hasil pemantauan
Edukasi:
•Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan, jika
perlu
4 Risiko aspirasi b/d Setelah di lakukan Observasi
ketidakmatangan tindakan 1. Identifikasi aktivitas yang sulit
koordinasi keperawatan dilakukan dengan keterbatasan yang
dimiliki
menghisap, selama 1x24 jam di 2. Identifikasi kemampuan pergerakan
menelan, dan/atau harapkan klien (mis, keterbatasan gerak, kekuatan
wajah Risiko otot, dan kesadaran)
aspirasimembaik Edukasi
Dengan kriteria •Ajarkan mengidentifikasi lingkungan
hasil: rumah dan menyingkirkan penyebab
•Tingkat kesadaran jatuh pada klien (mis, lantai licin,
meningkat penerangan yang kurang baik)
•Jelaskan manfaat penggunaan alat
•Kebersihan mulut bantu
meningkat •jelaskan pilihan alat bantu yang
•Dispenea menurun memungkinkan
•Akumulasi secret •ajarkan cara penggunaan alat bantu
menurun •Anjurkan memeriksa alat yang
•Wheezing digunakan secara rutin
menurun •Anjurkan mendekatkan barang-barang
yang penting disamping klien
•Frekuensi napas •Anjurkan keluarga mendukung pasien
membaik menggunakan alat bantu
• . Implementasi
• Pelaksanaan keperawatan adalah pemberian
asuhan keperawatan yang di lakukan secara
langsung kepa pasien. Kemampuan yang harus
di miliki perawat pada tahap implementasi
adalah kemampuan komunikasi yang efektif,
kemampuan untuk menciptakan hubungan
saling percaya dan saling membantu,
kemampuan teknik psikomotor, kemampuan
melakukan obsevasi sistematis, kemampuan
memberikan pendidikan kesehatan,
kemampuan advokasi dan evaluasi. Tahap
pelaksanaan keperawatan meliputi: fase
Persiapan(preparation), tindakan dan
dokumentasi
• .Evaluasi
• Keluarga klien atau pasien diharapkan dapat
memberikan perawatan
dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
anaknya yang menderita penyakit asma dan
mampu menjaga kebersihan lingkungan
sehingga setiap anggota keluarga yang lain
dapat terhindar dari penyakit asma.

Anda mungkin juga menyukai