Anda di halaman 1dari 33

Cek Dan Bilyet Giro

Alzena Rahma Pavitha


Pengertian
Cek
Cek adalah perintah tidak bersyarat
dari nasabah kepada bank
penyimpan dana untuk membayar
suatu jumlah tertentu pada saat
diunjukkan.
Prinsip Umum
Cek
Dalam penggunaan Cek berlaku
prinsip umum sebagai berikut:
1. Sebagai sarana perintah
pembayaran tunai atau
pemindahbukuan.
2. Dapat dipindahtangankan.
3. Diterbitkan dalam mata uang
Rupiah
Jenis - Jenis Cek
Berdasarkan jenisnya, Cek terdiri atas:

1) Cek Atas Nama (Aan Order), yaitu Cek yang mencantumkan nama
penerima dana. Bank Tertarik akan melakukan pembayaran hanya kepada
nama yang tertera pada Cek tersebut. Namun pada praktiknya, Cek yang
telah mencantumkan nama penerima Cek tetapi tidak mencoret kata “atau
pembawa” maka Cek tersebut berlaku sebagai Cek atas Unjuk/Pembawa.
2) Cek Atas Unjuk/Pembawa (Aan Tonder), yaitu Cek yang tidak
mencantumkan nama penerima dana. Bank Tertarik akan melakukan
pembayaran kepada siapa saja yang membawa Cek tersebut dan
mengunjukan kepada Bank Tertarik. Namun pada praktiknya, Cek yang
telah mencantumkan nama penerima Cek tetapi tidak mencoret kata “atau
pembawa” maka Cek tersebut berlaku sebagai Cek atas Unjuk/Pembawa.
Cek Atas Nama
Cek Atas Unjuk
Jenis - Jenis Cek
Untuk pengamanan Cek, Penarik atau Pemegang dapat membatasi pihak yang dapat menerima
pembayaran atas Cek, yaitu melalui:

 Cek Silang (Cek Bersilang), yaitu membatasi orang-orang dan/atau bank tertentu yang dapat
menerima pembayaran atas Cek tersebut dengan menyilang Cek. Cek Silang terdiri dari 2 (dua) jenis
yaitu:
 Cek Silang Umum, yaitu Cek yang di antara garis silangnya tidak dimuat suatu petunjuk atau
dicantumkan tulisan apapun. Konsekuensi dari Cek Silang Umum adalah Bank Tertarik hanya dapat
membayarkan Cek tersebut dengan cara:
• Pemindahbukuan kepada nasabah di bank selain Bank Tertarik; atau
• Tunai maupun pemindahbukuan kepada nasabah di Bank Tertarik
 Cek Silang Khusus, yaitu Cek yang diantara garis silangnya dimuat atau dicantumkan nama suatu
bank. Konsekuensi dari Cek Silang Khusus adalah Bank Tertarik hanya dapat melakukan pembayaran
kepada bank yang namanya dicantumkan dalam Cek Silang Khusus. Dalam hal nama bank yang
dicantumkan dalam Cek Silang Khusus adalah nama Bank Tertarik sendiri, maka Cek Silang Khusus
tersebut dapat dibayarkan kepada nasabah Bank Tertarik.

 Cek Perhitungan, yaitu membatasi pembayaran Cek hanya secara pemindahbukuan. Pembatasan
pembayaran Cek dilakukan dengan menulis pada halaman depan Cek dengan arah miring, “untuk
dimasukkan ke dalam rekening” atau pernyataan sejenis.
Cek Silang Umum
Cek Silang Khusus
Unsur Atau Syarat Formal Cek
a) Unsur Cek atau dikenal juga sebagai syarat formal Cek adalah sebagai berikut:
 Nama “Cek” harus termuat dalam warkat.
 Perintah tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu.
 Nama pihak yang harus membayar (Bank Tertarik).
 Penunjukan tempat di mana pembayaran harus dilakukan.
 Pernyataan tanggal beserta tempat Cek ditarik.
 Tanda tangan orang yang mengeluarkan Cek (Penarik).
b) Cek yang tidak memenuhi unsur/syarat formal Cek tidak berlaku sebagai Cek.
c) Jika Cek tidak mencantumkan tempat pembayaran maka berlaku ketentuan sebagai
berikut:
 Jika tidak terdapat tempat di mana pembayaran harus dilakukan, maka tempat yang
ditulis di samping nama penarik dianggap sebagai tempat pembayaran.
 Jika pada Cek tidak mencantumkan sama sekali tempat pembayaran, maka Cek harus
dibayarkan di tempat kedudukan kantor pusat Bank Tertarik.
d) Namun dalam prakteknya, dengan memperhatikan perkembangan teknologi yang
sudah memungkinkan Bank Tertarik dapat melakukan verifikasi data Penarik secara
nasional maka Cek tidak harus dibayarkan di tempat kedudukan kantor pusat Bank
Tertarik.
Ilustrasi Pemenuhan Unsur Cek
Penarik : Orang atau badan pemilik Rekening Giro atau fasilitas Rekening
Khusus yang menerbitkan Cek.
Bank Tertarik : Bank yang diperintahkan oleh Penarik untuk melakukan
pembayaran atau pemindahbukuan sejumlah dana dengan menggunakan Cek.
Pemegang : Orang atau badan yang berhak memperoleh pembayaran atau
pemindahbukuan dana dari Bank Tertarik.
Tanggal Penarikan : Tanggal yang tercantum pada Cek dan merupakan
tanggal diterbitkannya Cek.
Tenggang Waktu Pengunjukan dan Daluwarsa Cek
a) Tenggang waktu pengunjukan Cek adalah jangka waktu yang disediakan
bagi Pemegang untuk melakukan pengunjukkan, yaitu selama 70 hari sejak
Tanggal Penarikan Cek.
b) Masa kedaluwarsa Cek dihitung setelah 6 bulan sejak berakhirnya Tenggang
Waktu Pengunjukan.
Pengalihan Cek
a) Cek sebagai surat berharga atau negotiable instrument dapat dialihkan kepada pihak
lain.
b) Pengalihan Cek Atas Unjuk/Pembawa dialihkan dengan cara penyerahan Cek secara
fisik dari tangan ke tangan.
c) Pengalihan Cek Atas Nama dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu:
 Cek Atas Nama dengan atau tanpa klausula yang tegas “kepada tertunjuk” dialihkan
dengan cara endosemen.
 Cek Atas Nama dengan klausula “tidak kepada tertunjuk” (Cek Rekta), hanya dapat
dialihkan dengan cara menerbitkan akta cessie . (Cessie adalah pengalihan hak
berdasarkan Pasal 613 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata)
d) Endosemen dilakukan dengan:
 Membubuhkan tanda tangan dengan mencantumkan nama pihak yang
diendosemenkan (endosemen biasa).
 Membubuhkan tanda tangan tanpa mencantumkan nama pihak yang
diendosemenkan (endosemen blangko).
e) Dengan dialihkannya Cek, maka seluruh hak atas pembayaran Cek tersebut dialihkan
kepada Pemegang baru.
Perubahan Cek
Jika terdapat perubahan penulisan pada Cek, Penarik harus mencoret tulisan sebelumnya,
menuliskan perubahannya, dan membubuhkan tanda tangannya pada tempat terdekat
dari perubahan tersebut.
Pembatalan dan Pemblokiran Cek
a) Penarik tidak dapat membatalkan Cek selama Tenggang Waktu Pengunjukan.
b) Pembatalan Cek hanya dapat dilakukan setelah Tenggang Waktu Pengunjukan Cek
berakhir.
c) Pembatalan Cek hanya dapat dilakukan oleh Penarik dengan cara menyampaikan surat
permohonan pembatalan Cek kepada Bank Tertarik secara tertulis, yang paling sedikit
memuat informasi nomor Cek, Tanggal Penarikan Cek, nilai nominal Cek, dan tanggal
mulai berlakunya pembatalan. Pada surat tersebut juga dilampirkan fotokopi identitas diri
Pemilik Rekening.
d) Penarik dapat mengajukan permintaan pemblokiran pembayaran Cek dengan alasan
hilang atau dicuri.
 Untuk pemblokiran Cek hilang, Bank Tertarik melakukan pemblokiran Cek
berdasarkan surat permintaan pemblokiran Cek dari Penarik, yang disertai dengan
surat asli keterangan dari Kepolisian.
 Untuk pemblokiran Cek karena Penarik diduga terkait dengan tindak pidana, Bank
Tertarik melakukan pemblokiran Cek berdasarkan surat dari instansi yang berwenang.
Pengertian
Bilyet Giro
Bilyet Giro adalah surat perintah dari
Penarik kepada Bank Tertarik untuk
melakukan pemindahbukuan
sejumlah dana kepada rekening
Penerima.
Prinsip Umum Bilyet
Giro
Dalam penggunaan Bilyet Giro berlaku
prinsip umum sebagai berikut:
1.Sebagai sarana perintah
pemindahbukuan.
2.Tidak dapat dipindahtangankan.
3.Diterbitkan dalam mata uang Rupiah.
4.Ditulis dalam Bahasa Indonesia.
Contoh Warkat Bilyet Giro
Syarat Formal Bilyet Giro
a) Bilyet Giro harus memenuhi syarat formal sebagai berikut:
 Nama “Bilyet Giro” dan nomor Bilyet Giro.
 Nama Bank Tertarik.
 Perintah yang jelas dan tanpa syarat untuk memindahbukukan sejumlah
dana atas beban Rekening Giro Penarik.
 Nama dan nomor rekening Penerima.
 Nama Bank Penerima.
 Jumlah dana yang dipindahbukukan baik dalam angka maupun dalam
huruf secara lengkap. Jumlah dana yang dipindahbukukan dilakukan dalam
valuta/mata uang Rupiah.
 Tanggal Penarikan.
 Tanggal Efektif
Pengisian Tanggal Efektif harus berada dalam Tenggang Waktu Pengunjukan
Syarat Formal Bilyet Giro
 Nama jelas Penarik
Pengisian nama jelas Penarik dapat dilakukan melalui personalisasi oleh Bank
Tertarik, paling sedikit memuat nama Penarik sesuai dengan yang tercatat di
Bank Tertarik. Nama jelas Penarik tidak wajib dicantumkan saat penerbitan
Bilyet Giro apabila telah dilakukan personalisasi oleh Bank Tertarik. Dalam hal
Penarik adalah badan hukum/badan usaha, nama jelas Penarik adalah nama
badan hukum/badan usaha.
 Tanda tangan Penarik
Tanda tangan Penarik dilakukan dengan menggunakan tanda tangan basah
sesuai dengan spesimen tanda tangan yang ditatausahakan oleh Bank Tertarik.
Dalam hal Penarik berupa badan hukum, tanda tangan dilakukan oleh pihak
yang berwenang mewakili badan hukum atau yang menerima kuasa, yang
spesimennya ada di Bank Tertarik. Tanda tangan Penarik juga dapat dilengkapi
dengan cap/stempel apabila telah diperjanjikan dalam perjanjian pembukaan
rekening.
Syarat Formal Bilyet Giro
b) Pemenuhan syarat formal harus menggunakan Bahasa Indonesia
dan dapat ditambahkan padanan katanya dalam Bahasa Inggris.

c) Pemenuhan syarat formal angka (1) sampai dengan angka (3)


dilakukan oleh Bank Tertarik pada saat pencetakan Bilyet Giro, angka
(4) sampai dengan angka (10) dilakukan oleh Penarik pada saat
penerbitan Bilyet Giro.

d) Bilyet Giro yang tidak memenuhi syarat formal tidak berlaku


sebagai Bilyet Giro.
Ilustrasi Pemenuhan Syarat Formal Bilyet Giro
Penarik : Pemilik Rekening Giro yang menerbitkan Bilyet Giro.
Bank Tertarik : Bank yang diperintahkan oleh Penarik untuk
melakukan pemindahbukuan sejumlah dana dengan menggunakan
Bilyet Giro.
Penerima : Pemilik rekening yang disebutkan namanya dalam Bilyet
Giro untuk menerima sejumlah dana.
Bank Penerima : Bank yang menatausahakan rekening Penerima.
Tanggal Penarikan : Tanggal yang tercantum pada Bilyet Giro dan
merupakan tanggal diterbitkannya Bilyet Giro.
Tanggal Efektif : Tanggal yang tercantum pada Bilyet Giro dan
merupakan tanggal mulai berlakunya perintah pemindahbukuan.
Kewajiban Para Pihak dalam Menggunakan
a) Kewajiban Bank Tertarik adalah: Bilyet Giro
 Mencantumkan syarat formal Bilyet Giro berupa nama dan nomor Bilyet Giro, nama
Bank Tertarik, serta perintah yang jelas dan tidak bersyarat pada saat pencetakan Bilyet
Giro.
 Menatausahakan Rekening Giro Penarik.
 Menatausahakan Bilyet Giro yang diberikan kepada Penarik.
 Melakukan verifikasi Bilyet Giro yang ditarik oleh Penarik.
 Melaksanakan perintah pemindahbukuan sejumlah dana sesuai dengan perintah
dalam Bilyet Giro.
 Menindaklanjuti pemblokiran pembayaran Bilyet Giro berdasarkan surat permohonan
dari Penarik dan/atau pihak yang berwenang.
 Melakukan penolakan Bilyet Giro disertai alasan penolakan.
 Menatausahakan penggunaan Bilyet Giro.

b) Kewajiban Penarik adalah:


 Memenuhi syarat formal Bilyet Giro secara lengkap pada saat penerbitan Bilyet Giro.
 Menyediakan dana yang cukup selama Tenggang Waktu Efektif.
 Menginformasikan kepada Bank Tertarik mengenai Bilyet Giro yang diblokir
pembayarannya.
Kewajiban Para Pihak dalam Menggunakan
c) Kewajiban Bank Penerima : Bilyet Giro
 Memastikan pemenuhan syarat formal Bilyet Giro yang diterima dari
Penerima.
 Melakukan verifikasi terhadap Bilyet Giro yang diterima dari Penerima
meliputi:
- Pengecekan jumlah koreksi yang tercantum dalam Bilyet Giro.
- Pengecekan masa berlaku Bilyet Giro.
- Memastikan pihak yang mengunjukkan Bilyet Giro merupakan Penerima
atau pihak yang memperoleh Kuasa dari Penerima.
 Meneruskan Bilyet Giro kepada Bank Tertarik.
 Melakukan penolakan Bilyet Giro yang tidak memenuhi ketentuan.
 Memindahbukukan sejumlah dana yang diterima dari Bank Tertarik ke
rekening Penerima.
 Menyampaikan informasi kepada Penerima dalam hal Bilyet Giro ditolak
oleh Bank Tertarik disertai dengan alasan penolakan.
Kewajiban Para Pihak dalam Menggunakan
Bilyet Giro
d) Kewajiban Penerima adalah:
- Memastikan pemenuhan ketentuan syarat formal Bilyet Giro.
- Menolak Bilyet Giro yang tidak memenuhi syarat formal Bilyet Giro.
- Meminta Penarik untuk melakukan pemblokiran atas Bilyet Giro
yang diterima, dalam hal diperlukan.

e) Bank Tertarik bertanggung jawab atas kerugian yang timbul akibat


tidak dipenuhinya syarat formal Bilyet Giro yang wajib diisi oleh Bank
Tertarik secara lengkap.

f) Penarik bertanggung jawab atas kerugian yang timbul akibat tidak


dipenuhinya syarat formal Bilyet Giro yang wajib diisi oleh Penarik
secara lengkap.
Tenggang Waktu Pengunjukan dan Efektif Bilyet
Giro
a) Tenggang Waktu Pengunjukan Bilyet Giro yaitu 70 hari terhitung sejak
Tanggal Penarikan.
b) Tanggal Efektif harus berada dalam Tenggang Waktu Pengunjukan, yaitu
rentang waktu selama 70 hari sejak Tanggal Penarikan.
c) Tenggang Waktu Efektif Bilyet Giro terhitung sejak Tanggal Efektif sampai
dengan berakhirnya Tenggang Waktu Pengunjukan.
d) Setelah berakhirnya Tenggang Waktu Pengunjukan maka Bilyet Giro menjadi
tidak berlaku dan kewajiban Penarik untuk menyediakan dana atas Bilyet
Giro dihapuskan.
e) Tanggal Penarikan dapat dicantumkan sama dengan Tanggal Efektif. Yang
perlu diperhatikan, pencantuman Tanggal Efektif harus berada dalam
Tenggang Waktu Pengunjukan.
Ilustrasi Tenggang Waktu Pengunjukan dan
Tenggang Waktu Efektif Bilyet Giro
a) Tenggang Waktu Pengunjukan : Jangka waktu berlakunya Bilyet Giro
b) Tenggang Waktu Efektif : Jangka waktu yang disediakan oleh Penarik kepada Penerima untuk
meminta pelaksanaan perintah dalam Bilyet Giro kepada Bank Tertarik.
c) Tanggal Penarikan : Tanggal yang tercantum pada Bilyet Giro dan merupakan tanggal diterbitkannya
Bilyet Giro.
d) Tanggal Efektif : Tanggal yang tercantum pada Bilyet Giro dan merupakan tanggal mulai berlakunya
perintah pemindahbukuan.
Koreksi Bilyet Giro
a) Dalam hal terdapat kesalahan penulisan dalam Bilyet Giro, Penarik harus melakukan
koreksi.
b) Setiap koreksi harus ditandatangani oleh Penarik di tempat kosong yang terdekat
dengan tulisan yang dikoreksi.
c) Koreksi kesalahan penulisan dalam Bilyet Giro oleh Penarik dilakukan paling banyak 3
kali. Koreksi hanya dapat dilakukan pada:
- Nama Penerima.
- Nomor rekening Penerima.
- Nama Bank Penerima.
- Jumlah dana yang dipindahbukukan dalam angka.
- Jumlah dana yang dipindahbukukan dalam huruf.
- Tanggal Penarikan.
- Tanggal Efektif.
- Nama jelas Penarik.
d) Tanda tangan dan stempel perusahaan tidak dapat dikoreksi.
Contoh Koreksi Pada Bilyet Giro yang Dapat
Dibayarkan
Contoh Koreksi Pada Bilyet Giro yang Sehingga
Tidak Dapat Dibayarkan
Pembatalan dan Pemblokiran Bilyet Giro

a) Penarik tidak dapat membatalkan Bilyet Giro selama Tenggang


Waktu Pengunjukan.
b)Penarik dapat mengajukan permohonan pemblokiran pembayaran
Bilyet Giro dengan alasan tertentu selama Tenggang Waktu
Pengunjukan.
- Jika Bilyet Giro hilang atau dicuri, surat permohonan pemblokiran
wajib disertai dengan surat keterangan dari Kepolisian.
- Jika Bilyet Giro rusak, surat permohonan pemblokiran disertai
dengan Bilyet Giro yang rusak.
Perbedaan Cek dan Bilyet Giro

Anda mungkin juga menyukai