Anda di halaman 1dari 16

BENTUK – BENTUK

MODEL KEBIJAKAN
PUBLIK

Dosen Pengampu : Wawan Patriansyah, S.Sos., M.Si


Konsep Model Kebijakan Publik
Model digunakan karena adanya eksistensi
masalah publik yang kompleks. Model = pengganti
kenyataan.
Model adalah representasi sederhana mengenai
aspek – aspek yang terpilih dari suatu kondisi
masalah yang disusun untuk tujuan tertentu.
Model kebijakan dinyatakan dalam bentuk
konsep/teori, diagram, grafik atau persamaan
matematis.
Karakteristik Model Kebijakan
Publik
• Sederhana dan jelas.
• Ketepatan identifikasi aspek penting problem
kebijakan (precise).
• Menolong untuk pengkomunikasian
(communicable)
• Usaha langsung untuk memahami kebijakan publik
secara lebih baik (manageble)
• Memberika penjelasan dan memprediksi
konsekuensi
Bentuk-Bentuk Model Kebijakan
Publik
1. Model kelembagaan
2. Model kelompok
3. Model elit
4. Model rasional
5. Model incremental
6. Model sistem
1. Model Kelembagaan
Dalam proses pembuatan kebijakan model ini masih
merupajan model tradisional, dimana fokus model ini terletak
pada struktur organisasi pemerintahan. Jadi yang sangat
berpengaruh di dalam model ini hanyalah lembaga-lembaga
pemerintah dari tingkat pusat atau daerah, sedang.
Adapun aktor eksternal pada model ini seperti media
massa, kelompok think-thank (LSM, Kelompok budayawan,
kelompok mahasiswa, cendikiawan, tokoh masyarakat, tokoh
agama, dan lain-lain,) serta masyarakat hanya berfungsi
memberikan pengaruh dalam batas kewenangannya. Jadi
kebijakan yang telah dibuat akan dijalankan dahulu oleh aktor
internal, yaitu lembaga-lembaga pemerintahan tersebut.
Lanjutan...
Contoh kasus :
Di kota salatiga, belasan pedagang ayam yang biasa mangkal di jalan taman
pahlawan sekitar eks pertokoan hasil, mendatangi komisi II DPRD kota salatiga,
pertemuan tersebut dalam rangka audiensi dan dihadiri Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi, dan UMKM yang mana dinas tersebutlah yang
mengurusi aktivitas pedagang di pasar. Para pedagang mengungkapkan keluh
kesahnya kegiatan berjualan di tempat mereka mangkal dengan menangantongi
perizinan usaha, sementara aktivitas mereka tidak diakui secara sah oleh dinas
terkait. Para pedagang tersebut meminta agar tetap dapat berjualan di pinggir
jalan Taman Pahlawan dekat eks pertokoan hasil, karena memiliki izin usaha.
Namun permintaan pedagang tersebut tidak disetujui oleh Disperindagkop,
sebab pasar sudah ditata berdasarkan lokasi jenis dagangan, yang mana
kebijakan pemerintah setempat telah membangun pasar – pasar tersebut
untuk pedagang ayam, daging, dan lain sebagainya, di daerah pasar raya.
2. Model Kelompok
Pada model ini pemerintah membuat kebijakan
karena adanya tekanan dari berbagai kelompok.
Kebijakan publik merupakan hasil perimbangan
(equilibrium) dari berbagai tekanan kepada
pemerintah, dari berbagai kelompok kepentngan.
Besar kecil tingkat pengaruh dari suatu kelompok
kepentingan ditentukan oleh jumla anggotanya, harta
kekayaannya, kekuatan, dan kebaikan organisasi,
kepemimpinan, hubungannya yang erat dengan
pembuat keputusan, kohesi intern para anggotanya.
Lanjutan...
Contoh kasus :
Pemerintah kabupaten kebumen, melalui bupati KH. M.Nashirudin
Al Mansyur menyatakan status “qou”, yakni kembali pada keadaan
semula atas permasalahan tanah dinas penelitian pengembangan
(Dislitbang) TNI AD dengan Masyarakat wilayah Urut Sewu
Kebumen. Artinya penggunaan lahan untuk kegiatan dilaksanakan
seperti sebelum ada permasalahan.”TNI dapat melaksanakan
latihan seperti sedia kala. Sedangkan para petani melaksanakan
kegiatan bercocok tanam,” selanjutnya penyelesaian permasalahan
tanah selanjutnya akan diadakan peninjauan dilapangan oleh TNI,
Pemerintah Daerah, serta masyarakat. Hal itu dalam rangka
penentuan batas kepemilikan tanah (suara merdeka).
3. Model Elit
Model ini menggambarkan pembuatan kebijakan publik
dalam bentuk piramida, dimana masyarakat berada pada tingkat
paling bawah, elit pada ujung piramida dan aktor internal
birokrasi pembuat kebijakan publik (dalam hal ini pemerintah)
berada ditengah – tengah antara masyarakat dan elit.
Masyarakat tidak memiliki kekuatan untuk mempengaruhi
dan menciptakan opini tentang isu kebijakan yang seharusnya
menjadi agenda politik di tingkat atas. Sementara
birokrat/administrator hanya menjadi mediator bagi jalannya
informasi yang mengalir dari atas ke bawah. Elit politik selalu
ingin mempertahankan status quo, maka kebijakannya menjadi
konservatif. Perubahan kebijakan bersifat trial and error yang
hanya mengubah atau memperbaiki kebijakan sebelumnya
Lanjutan...
Contoh kasus :
Salah satu kasus dari model elit yaitu kebijakan yang di
buat oleh pemerintah untuk mengetas atau mengurangi
kemiskinan, yang di sebut Bantuan Langsung Tunai atau
BLT. Kebijakan ini bisa dikatakan kebijakan yang trial & eror,
karena dalam kenyataan penerapannya kebijakan ini tidak
mempengaruhi apa – apa. Uang yang harusnya diterima
oleh masyarakat yang kurang mampu justru dipotong di
sana – sini oleh berbagai oknum dan berbagai alasan. Oleh
karena itu kelanjutan kebijakan ini tidak diteruskan.
4. Model Rasional

Model rasional adalah model yang mana di dalam


pengambilan keputusan melalui prosedurnya akan
mengajak pada pilihan alternatif yang paling efisien
dari pencapaian tujuan kebijakan, yang ditekankan
pada penerapan rasionalisme dan positifisme.
Lanjutan...
Contoh kasus :
Pada saat bulan puasa tahun 2009 kemarin harga gula pasir
di pasar jawa tengah, khususnya di semarang melambung
tinggi, dengan melihat kondisi tersebut maka pemerintah
provinsi jawa tengah melakukan kebijakan untuk melakukan
“operasi pasar”, sehingga memberikan alternatif kepada
masyarakat yang merasa dirugikan atas kenaikan harga
tersebut untuk membeli gula pasir di pasar yang disediakan
pemprov tersebut, tentu saja masyarakat sangat merasakan
dampak dari kebijakan tersebut,karena perbedaan yang
signifikan antara harga gula pasir di pasar milik pemprov
dan di pasar – pasar.
5. Model Incremental
Model incremental adalah pembuatan kebijakan yang melalui
proses politisi dimana didalamnya ada tawar menawar dan
kompromi untuk kepentingan para pembuat keputusan sendiri.

Incrementalism :
Menilai alternatif secara tidak komprehensif tapi memusatkan
perhatian hanya pada kebijakan yang berbeda secara
inkremental.
Hanya sejumlah kecil alternatif kebijakan yang dipertimbangkan.
Setiap alternatif kebijakan, hanya sejumlah kecil konsekuensi
akibat – akibat kebijakan yang terbatas saja yang dinilai.
Setiap masalah yang menantang pembuat kebijakan secara terus
menerus diredenifisikan.
Lanjutan...
Contoh kasus :
Pemerintah berencana menaikkan gaji presiden, menteri, dan para
pejabat negara pada tahun 2001. Kebijakan ini diberlakukan untuk
menyesuaikan kebutuhan dan kinerja para pejabat negara. Melalui
Kementrian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara instrumen yang
akan dijadikan dasar untuk mengatur kenaikan gaji tersebut telah
disiapkan. Namun penentuan besarnya nominal gaji akan ditentukan
oleh Departemen Keuangan, adapun beberapa pertimbangan yang
dijadikan dasar kenaikan gaji presiden, menteri, dan para pejabat
negara yakni, kenaikan gaji berkala yang sudah sejak lama tidak
diberikan kepada presiden dan pejabat negara. Sejak lima tahun lalu,
gaji presiden dan pejabat negara tidak pernah mengalami kenaikan
padahal kebutuhan semakin meningkat, selain itu kenaikan juga
dipertimbangkan dari kinerja masing – msing pejabat negara. Karena
itu kemneg telah menyusun pedoman berdasarkan kinerja.
6. Model Sistem
Pendekatan sistem diperkenalkan oleh David Easton yang
melakukan analogi dengan sistem biologi. Pada dasarnya sistem
biologi merupakan proses interaksi antara organisme dengan
lingkungannya, yang akhirnya menciptakan kelangsungan dan
perubahan hidup yang relatif stabil. Ini kemudian dianalogikan
dengan kehidupan sistem politik.
Model ini didasarkan pada konsep – konsep kekuatan – kekuatan
lingkungan, sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, geografis, dan
sebagainya yang ada disekitarnya. Kebijakan publik merupakan hasil
(output) dari sistem politik. Kebijakan model ini juga melihat dari
tuntutan – tuntutan, dukungan, masukan yang selanjutnya diubah
menjadi kebijakan punlik yang otoritatif bagi seluruh anggota
masyarakat. Intinya sistem politik berfungsi mengubah inputs
menjadi outputs.
Lanjutan...
Contoh kasus :
Setelah batik mendapat sertifikat dari UNESCO sebagai warisan budaya
Indonesia, kini pemerintah membuat kebijakan untuk mendaftarkan
angklung ke UNESCO agar alat musik khas daerah tersebut tidak diklaim oleh
pihak lain. Melalui tahap verifikasi akan terbukti bahwa angklung sangat
berperan dalam kelangsungan suku bangsa khususnya di Indonesia, jika lolos
verifikasi, UNESCO akan mengeluarkan sertifikat dan angklung akan diakui
sebagai warisan asli budaya asli Indonesia. Kesenian dan kebudayaan jawa
barat yang berbahan dasar bambu tengah dihadapkan pada percepatan
dunia industri yang membutuhkan inovasi dan kreativitas. Sepanjang
2008, angklung juga berfungsi sebagai alat promosi budaya dengan berbagai
inovasi dalam seni pertunjukkan. Angklung telah menjadi salah satu kekuatan
diplomasi budaya serta komunikasi nonverbal lintas sektoral yang cukup
efektif. Bermain musik bambu juga bermain dengan menggunakan rasa, yang
menimbulkan kepekaan dan solidaritas yang menciptakan harmoni sehingga
perlu ditanamkan di kalangan generasi pelajar Indonesia. Dengan begitu
sangat pantaslah pemerintah mengambil kebijakan untuk mendaftarkan
angklung sebagai salah satu warisan budaya asli Indonesia, yang mana
bangsa ini memiliki solidaritas dan kepekaan yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai