Anda di halaman 1dari 24

OTITIS MEDIA KRONIK

Disusun Oleh :

1. Angelianus Kurniawan (2015.01.003)


2. Anggraini Dwita Sari (2015.01.004)
3. Ayu Azzari (2015.01.005)
4. Dika Ardinta (2015.01.010)
5. Elenmiana Ladeng (2015.01.012)
6. Irna Kudmasa (2015.01.016)
7. Maria Rosana Ango (2015.01.019)
8. Putri Afrianti Ramadani (2015.01.022)
9. Tri Laksanawati (2015.01.026)
OTITIS MEDIA

Otitis adalah radang telinga, yang ditandai dengan


nyeri, demam, hilangnya pendengaran, tinitus dan
vertigo.
Otitis berarti peradangan dari telinga, dan media berarti
tengah. Jadi otitis media berarti peradangan dari telinga
tengah.
Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh
mukosa telinga tengah, tuba eustacheus, antrum
mastoid, dan sel-sel mastoid
Definisi Otitis Media Kronis
o Otitis media kronis adalah infeksi menahun pada telinga
tengah. Kondisi yang berhubungan dengan patologi
jaringan irreversible dan biasanya disebabkan oleh
episode berulang otitis media akut yang tak tertangani.

o Otitis media kronis adalah peradangan teliga tengah


yang gigih, secara khas untuk sedikitnya satu
bulan.Orang awam biasanya menyebut congek.
o Otitis media kronik adalah perforasi pada gendang
telinga .
Klasifikasi OMK
1. Tipe tubotimpani (tipe benigna/ tipe aman/ tipe mukosa)
Tipe ini ditandai adanya perforasi sentral atau pars tensa dan
gejala klinik yang bervariasi dari luas dan keparahan penyakit.
Beberapa faktor lain yang mempengaruhi keadaan ini
terutama patensi tuba eustachius, infeksi saluran nafas atas,
kegagalan pertahanan mukosa terhadap infeksi pada penderita
dengan daya tahan tubuh yang rendah, campuran bakteri aerob
dan anaerob, luas dan derajat perubahan mukosa serta migrasi
sekunder dari epitel squamosa. Sekret mukoid berhubungan
dengan hiperplasi sel goblet, metaplasi dari mukosa telinga
tengah.
OMK tipe benigna berdasarkan aktivitas sekret yang keluar dikenal 2
jenis,yaitu
OMK aktif ialah OMK dengan sekret yang keluar dari kavum

timpani secara aktif .


OMK tenang apabila keadaan kavum timpani terlihat basah atau

kering.

2. Tipe Atikoantral (tipe malignan/ tipe bahaya)


Tipe ini ditandai dengan perforasi tipe marginal atau tipe atik,
disertai dengan kolesteatom dan sebagian besar komplikasi yang
berbahaya dan fatal timbul pada OMK tipe ini .
Kolesteatom adalah suatu kista epitelial yang berisi deskuamasi
epitel (keratin).
Etiologi OMK
Otitis media kronis terjadi akibat adanya
lubang pada gendang telinga (perforasi)
(Mediastore,2009). Perforasi gendang telinga bisa
disebabkan oleh: otitis media akut penyumbatan
tuba eustakius cedera akibat masuknya suatu benda
ke dalam telinga atau akibat perubahan tekanan
udara yang terjadi secara tiba-tiba luka bakar
karena panas atau zat kimia. Bisa juga disebabkan
karena bakteri, antara lain: Streptococcus,
Diplococcus pneumonie, Hemopilus influens.
Penyebab lain dari OMK, yaitu :
1.Genetik

2.Lingkungan

3.Riwayat otitis media sebelumnya

4.Infeksi

5.Auto imun

6.Alergi
Patofisiologi OMK
OMK disebabkan oleh multifaktor antara lain infeksi virus atau
bakteri, gangguan fungsi tuba, alergi, kekebalan tubuh, lingkungan, dan
social ekonomi.
Fokus infeksi biasanya terjadi pada nasofaring (adenoiditis,
tonsillitis, rhinitis, sinusitis), mencapai telinga tengah melalui tuba
Eustachius. Kadang-kadang infeksi berasal dari telinga luar masuk ke
telinga tengah melalui perforasi membran timpani, maka terjadi inflamasi.

Bila terbentuk pus akan terperangkap di dalam kantung mukosa di


telinga tengah. Walaupun kadang-kadang terbentuk jaringan granulasi atau
polip ataupun terbentuk kantong abses di dalam lipatan mukosa yang
masing-masing harus dibuang, tetapi dengan penatalaksanaan yang baik
perubahan menetap pada mukosa telinga tengah jarang terjadi. Bila terjadi
perforasi membrane timpani yang permanen, mukosa telinga tengah akan
terpapar ke telinga luar sehingga memungkinkan terjadinya infeksi
berulang. Hanya pada beberapa kasus keadaan telinga tengah tetap kering
dan pasien tidak sadar akan penyakitnya.
Manifestasi Klinis
1. OMK tipe benigna:

Gejalanya berupa discharge mukoid yang tidak terlalu berbau busuk  , ketika
pertama kali ditemukan bau busuk mungkin ada tetapi dengan pembersihan
dan penggunaan antibiotiklokal biasanya cepat menghilang, discharge
mukoid dapat konstan atau intermitten.
Gangguan pendengaran konduktif selalu didapat pada pasien dengan derajat
ketulian tergantung beratnya kerusakan tulang-tulang pendengaran dan
koklea selama infeksi nekrotik akut pada awal penyakit.
Perforasi membrane timpani sentral sering berbentuk seperti ginjal tapi selalu
meninggalkan sisa pada bagian tepinya .
Proses peradangan pada daerah timpani terbatas pada mukosa sehingga
membrane mukosa menjadi berbentuk garis dan tergantung derajat infeksi
membrane mukosa dapt tipis dan pucat atau merah dan tebal, kadang suatu
polip didapat tapi mukoperiosteum yang tebal dan mengarah pada meatus
menghalangi pandangan membrane timpani dan telinga tengah sampai polip
tersebut diangkat .
 OMK tipe maligna dengan kolesteatoma:

Sekret pada infeksi dengan kolesteatom beraroma khas,


sekret yang sangat bau dan berwarna kuning abu-abu,
kotor purulen dapat juga terlihat keeping-keping kecil,
berwarna putih mengkilat.
Gangguan pendengaran tipe konduktif timbul akibat
terbentuknya kolesteatom bersamaan juga karena
hilangnya alat penghantar udara pada otitis media
nekrotikans akut. Selain tipe konduktif dapat pula tipe
campuran karena kerusakan pada koklea yaitu karena
erosi pada tulang-tulang kanal semisirkularis akibat
osteolitik kolesteatom.
Gejalanya bervariasi, berdasarkan pada lokasi perforasi gendang
telinga:
1.  Perforasi sentral
(lubang terdapat di tengah-tengah gendang telinga). Otitis media
kronis bisa kambuh setelah infeksi tenggorokan dan hidung
(misalnya pilek) atau karena telinga kemasukan air ketika mandi
atau berenang. Penyebabnya biasanya adalah bakteri. Dari telinga
keluar nanah berbau busuk tanpa disertai rasa nyeri. Bila terus
menerus kambuh, akan terbentuk pertumbuhan menonjol yang
disebut polip, yang berasal dari telinga tengah dan melalui lubang
pada gendang telinga akan menonjol ke dalam saluran telinga luar.
Infeksi yang menetap juga bisa menyebabkan kerusakan pada
tulang-tulang pendengaran (tulang-tulang kecil di telinga tengah
yang mengantarkan suara dari telinga luar ke telinga dalam)
sehingga terjadi tuli konduktif.

2.  Perforasi marginal


(lubang terdapat di pinggiran gendang telinga). Bisa terjadi tuli
konduktif dan keluarnya nanah dari telinga.
Pemeriksaan Diagnostik
          Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan
hasil pemeriksaan telinga dengan otoskop. Untuk
mengetahui organisme penyebabnya, dilakukan
pembiakan terhadap cairan yang keluar dari telinga.
Rontgen mastoid atau CT scan kepala dilakukan
untuk mengetahui adanya penyebaran infeksi ke
struktur di sekeliling telinga. Tes Audiometri
dilakukan untuk mengetahui pendengaran menurun.
X ray terhadap kolesteatoma dan kekaburan mastoid.
Komplikasi
 OMK tipe benigna :
Omk tipe benigna tidak menyerang tulang sehingga
jarang menimbulkan komplikasi, tetapi jika tidak
mencegah invasi (peristiwa masuknya bakteri ke
dalam tubuh) organisme baru dari nasofaring dapat
menjadi superimpose otitis media supuratif akut
eksaserbsi akut dapat menimbulkan komplikasi
dengan terjadinya tromboplebitis vaskuler.
LANJUTAN.........
 OMK tipe maligna :
Komplikasi dimana terbentuknya kolesteatom
berupa :
1.  erosi canalis semisirkularis
2.   erosi canalis tulang
3.  erosi tegmen timpani dan abses ekstradural
4. erosi pada permukaan lateral mastoid dengan
timbulnya abses subperiosteal
5. erosi pada sinus sigmoid
Contoh Kasus Semu
Tn.T berusia 28 tahun datang ke UGD RSUD Dr Soetomo dengan keluhan nyeri pada
telinga kanan. Sebelumnya Tn.T merasakan telinganya berdenging, dan telinga terasa
penuh, badan lemah, pendengaran mulai menurun. Sebelumnya Tn.T pernah mengalami
gangguan pada telinga yang sama, hanya kali ini yang lebih parah dirasakannya. Selama
telinga Tn.T mengalami gangguan, Tn.T tidak melakukan upaya pengobatan hanya
dibiarkan saja. Tidak ada riwayat keturunan dalam keluarga . Tn.T mengatakan keadaan
lingkungan rumahnya sederhana tetapi bersih, mandi dikamar mandi dengan air sumur dan
didepan rumah terdapat selokan kalau musim hujan air selokan sering meluap. Selama
mengalami gangguan pada telinganya Tn. T tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
Tn.T mengatakan bahwa dia jarang membersihkan telinganya. Keadaan umum Tn.T pada
saat datang ke UGD tampak kelelahan karena nyeri telinga . Lalu perawat menyuru klien
tidur ditempat tidur dengan posisi tidur  terlentang mengarah kesisi yang tidak sakit klien
sambil memegang telinganya yang sakit. Pada saat di periksa Tanda – Tanda Vital
didapatkan Temperatur : 37,50C , Nadi : 110 X/menit, Tekanan darah 135/80 mmHg, RR :
22 Kali / menit. Pemeriksaan fisik lainnya didapatkan Tn.T mengalami penurunan
pendengaran pada telinga kanan, Klien mengeluh terasa nyeri pada telinga kanan dan kalau
nyeri terasa pusing dan kadang mual. Telinga tampak bengkak dan kemerahan, klien
mengatakan sulit mendengar bila telinga kirinya ditutup. Maka Tn.T didiagnosa mengalami
Otitis Media Kronik oleh dokter dan akan diberikan penanganan medis lebih lanjut.

 
Asuhan Keperawatan
OMK (Otitis Media Kronik)
Pengkajian Identitas
Nama   : Tn. T
Umur : 28 Tahun
JenisKelamin : Laki - Laki
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Pekerjaan  : Buruh
Agama  : Kristen
Pendidikan : SD
Alamat : Surabaya
KeluhanUtama : Nyeri telinga kanan, telinga berdenging, terasa
penuh  ditelinga, pendengaran  mulai menurun
Upaya yang dilakukan : Pergi ke RSUD Dr. Soetomo Surabaya
 Riwayat penyakit dahulu
Tn.T pernah mengalami sakit telinga yang sama, hanya saja tidak lebih
parah dari yang dia rasakan saat ini.
 Riwayat Penyakit Sekarang
Telinga Kanan Terasa berdenging dan pendengaran mulai berkurang.
Semakin lama terasa nyeri Karena terus menerus terasa nyeri  serta
kehilangan pendengaran maka klien ke RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
 Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada riwayat penyakit keturunan dalam keluarga. Keluarga dalam
keadaan sehat – sehat saja.
 Keadaan Kesehatan Lingkungan
Klien mengatakan rumahnya sederhana tetapi bersih. Mandi dikamar
mandi menggunakan air sumur. Jarak rumah berdekatan. Ada selokan
didepan rumah. Kalau hujan sering meluap.
 
 Pemeriksaan Fisik
KeadaanUmum :
Tampak kelelahan karena nyeri telinga, kesadaran
compos mentis. Klien tidur ditempat tidur dengan
posisi tidur  terlentang mengarah kesisi yang tidak
sakit sambil memegang telinganya yang sakit

Tanda – Tanda Vital :


Temperatur 37,50C,Nadi : 110 X/menit, Tekanan
darah 135/80 mmHg, RR 22 Kali / menit.
Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan proses peradangan


ditandai dengan edema.
2. Hambatan komunikasi verbal berhubungan
dengan efek kehilangan pendengaran ditandai
dengan sulit mendengar
3. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan
obstruksi, infeksi di telinga tengah atau kerusakan
di saraf pendengaran
4. Ansietas berhubungan dengan penurunan
pendengaran
No. Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi dan Rasional
keperawatan

1. Nyeri akut NOC NIC


berhubugan dengan •Pain level 1.Lakukan pengkajian nyeri secara
proses peradagan •Pain control komprehensif termasuk lokasi, karakteristiok,
ditandai dengan •Comfort level durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.
edema. R: Membantu membedakan penyebab nyeri dan
Kriteria hasil memberikan informasi tentang status nyeri klien
1.Mampu mengontrol nyeri dan kemajuan terhadap tindakkan yang telah
(tahu penyebab nyeri, dilakukan.
mampu menggunakan 2..Bantu klien untuk mengurangi nyeri dengan
tehnik nonfarmakologi tekhnik relaksasi.
untuk mengurangi nyeri, R: MengurangiNyeri
mencari bantuan). 3.Monitor dan catat respon terhadap pengobatan
2.Melaporkan bahwa nyeri dan kolaborasi dengan dokter bila nyeri tidak
berkurang dengan hilang
menggunakan manajemen R: Nyeri yang bertambah merupakan indikasi
nyeri. adanya komplikasi dan membutuhkan intervensi
3.Mampu mengenali nyeri yang lebih lanjut
(skala, intensitas, frekuensi 3.Kolaborasi untuk pemberian analgesik
dan tanda nyeri). R: Pengobatan dapat membantu mengatasi nyeri
4.Menyetakan rasa nyaman yang terjadi.
setelah nyeri berkurang. 4.Observasi terhadap tanda – tanda radang
R: Indikator adanya infeksi yang akan
meningkatkan ambang nyeri klien.
`
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi dan Rasional
Keperawatan hasil
2. Hambatan NOC : 1. Gunakan alat bantu seperti alat tulis
komunikasi • sensory function : jika pasien tidak bisa mendengar
verbal hearing R: untuk mempermudah komunikasi
berhubugan • coping jika pasien tidak memakai alat
dengan efek • anciety self control bantu dengar
kehilagan •Fear self control 2. Menyarankan klien untuk
pendengaran Kriteria hasi : menggunakan alat bantu dengar
ditandai dengan • komuniasi reseptif R: untuk memudahkan klien dalam
sulit mendengar. (kesulitan mendengar) : berkomunikasi
penerimaan komunikasi 3. Sarankan keluarga untuk Berbicara
dan interpretasi pesan kearah salah satu sisi telinga yang
verbal dan atau non tidak mengalami gangguan
verbal R: agar saat berkomunikasi klien dapat
•Mampu memanajemen mendengar
kemampuan fisik yang
dimiliki
No. Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi dan Rasional
Keperawatan
3. Perubahan persepsi NOC : 1. Ajarkan klien untuk
sensori berhubungan •Menunjukan tanda dan menggunakan dan merawat alat
dengan obstruksi, gejala persepsi dan pendengaran secara tepat
infeksi telinga atau sensori baik : R: Keefektifan alat pendengaran
kerusakan disyaraf penglihatan, tergantung pada tipe gangguan /
pendengaran. pendengaran, makan, ketulian , pemakaian serta
dan minum baik. perawatannya yang tepat.
•Mampu 2. Observasi tanda –tanda awal
mengungkapkan fungsi kehilangan pendengaran yang lanjut
persepsi dan sensori R: Diagnosa dini terhadap keadaan
dengan tepat telinga atau terhadap masalah-
Kriteria Hasil : masalah pendengaran rusak secara
•Fungsi sensori : permanen
pendengaran 3. Instruksikan klien untuk
menghabiskan seluruh dosis
antibiotik yang diresepkan (baik itu
antibiotiksistemik maupun lokal )
R:Penghentian terapi antibiotika
sebelum waktunya dapat
menyebabkan organisme sisa
resisten sehingga infeksi akan
berlanjut.
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi dan Rasional
Keperawatan
4. Ansietas NOC : 1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
berhubungan •Anxiety self-control R: agar klien merasa nyaman dan mengurangi
dengan penurunan •Anxiety level kecemasan yg dirasakan
2. jelaskan tentang proses penyakit
pendengaran. •Coping
R: agar klien tahu tentang keadaan penyakit
Kriteria Hasil : yang dialaminya
•Klien mampu 3. Temani pasien untuk memberikan
menunjukkan keamanan dan mengurangi rasa takut saat
berkurangnya kecemasan proses pengobatan
R: Dukungan dari beberapa orang yg memiliki
pengalaman yg sma akan sangat
membantu klien.
4. Bantu pasien mengenal situasi yang
menimbulkan kecemasan
R: memungkinkan klin u/memilih metode
komunikasi yg plng tepe u/kehidupan
sehari-hari disesuaikan dgntngkt
ktrampilan shngga dpt mgurangi rsa
cemas&frustasi
5. Instruksikan pasien untuk menggunakan
tehnik relaksasi
R: untuk mengurangi rasa kecemasan
 Penyaji : Putri Afrianti R
 Moderator : Dimas Satria

Anda mungkin juga menyukai