JOURNAL READING
2. Probable
Probable (at primary health care level):
Kasus suspek dengan dua dari:
- Nyeri gastrocnemius (betis lunak)
- Batuk dengan/tanpa hemoptisis
- Ikterik
- Manifestasi perdarahan
- Meningeal iritation
- Anuria/oligouria dan/atau proteinuria
- Sesak nafas
- Cardiac aritimia
- Skin rashes
3. Probable (at secondary and teritary health care levels)
Tergantung ketersediaan fasilitas lab, kasus suspek dengan IgM (+) dan/atau penemuan serologi
supprtif (ex: MAT titel equal to 200 in a singe sample) dan /atau 3 dari:
- Urinary findings : proteinuria, pus cells, blood
- Relative neutophilia (>80%) with lymphopenia
- Platelets <100.000/cu mm
- Eleveted serum bilirubin >2mg% : liver enzymes moderately raised
Kesimpulan
1. Utilitas Kombinasi kriteria klinis (part A), epidemiologi (part B), dan lab (part C) lebih tinggi daripada
kriteria klinis dan epidemiologi saja.
2. Ketika tes imunokromatografi cepas (leptocheck WB, Zephyr Biomedicals, India) dikombinasikan
dengan kriteria klinis dan epid akan membantu dalam diagnosis lepto karena memiliki sensitivitas
yang baik (89,39%), meskipu spesifitasnya sedikit lebih rendah (58,82%) dibandingkan dengan MAT
dan/atau PCR.
3. Temuan ini menjadikan alat yang berguna untuk mendiagnosis lepto di fasilitas yang kurang
sumber daya.
Terima
kasih