Anda di halaman 1dari 18

PENUGASAN ARTIKEL INSPIRATIF

Diajukan untuk Memenuhi Penugasan Blok 4.1 Keluarga SAMARA

Oleh :

Yanasta Yudo Pratama (14711101)

Tutor :
dr. Ety Sari Handayani, M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2017
LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari-hari, kemiskinan adalah sesuatu yang nyata


adanya dalam masyarakat. Orang-orang miskin tidak hanya ada di negara
berkembang saja, namun juga ada di negara- negara maju. Dengan demikian
masaIah kemiskinan ada di dunia ini, baik di negara-negara maju, maupun negara-
negara berkembang seperti Indonesia.

Masalah kemiskinan dianggap sebagai bagian dari masalah penting yang


memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan individu dan sosial. Kemiskinan
menjadi problematika hidup yang sejak dahulu dihadapi manusia. Berbagai aturan
dan sistem sosial, tidak mampu memberikan jalan keluar dari permasalahan
tersebut dan inilah penyebab maraknya berbagai kejahatan dan pertikaian antara
sesama manusia di tengah tengah kehidupan kita

Keadaan miskin tidak dikehendaki oleh manusia sebab dalam kondisi


seperti itu mereka dalam keadaan serba kekurangan, tidak mampu mewujudkan
berbagai kebutuhan utamanya di dalam kehidupannya, terutama dari segi material.
Akibat dari ketidakmampuan di bidang material, orang miskin mengalami
kesulitan untuk memenuhi kebutuhan gizinya, memperoleh pendidikan, modal
kerja, dan sejumlah kebutuhan utama lainnya.

Maraknya kasus ini terjadi menjadikan penulis ingin mengulas sebuah


artikel kisah nyata seperti kasus ini.

2
Kisah Keluarga Miskin
Oleh: Joy Johari

Dipublikasikan pada: 29 Agustus 2013, 16.10

Ini adalah sesuatu yang tidak bisa dibeli dengan uang. Kisah ini adalah
kisah nyata sebuah keluarga yang sangat miskin, yang memiliki seorang anak
laki-laki. Ayahnya sudah meninggal dunia, tinggallah ibu dan anak laki-lakinya
untuk saling menopang.

Ibunya bersusah payah seorang diri membesarkan anaknya, saat itu


kampung tersebut belum memiliki listrik. Saat membaca buku, sang anak tersebut
diterangi sinar lampu minyak, sedangkan ibunya dengan penuh kasih menjahitkan
baju untuk sang anak.

Saat memasuki musim kemarau, sang anak memasuki sekolah menengah


atas. Tetapi justru saat itulah ibunya menderita penyakit rematik yang parah
sehingga tidak bisa lagi bekerja di sawah.

Saat itu setiap bulannya murid-murid diharuskan membawa tiga puluh kg


beras untuk dibawa ke kantin sekolah. Sang anak mengerti bahwa ibunya tidak
mungkin bisa memberikan tiga puluh kg beras tersebut. Dan kemudian berkata
kepada ibunya:”Ma, saya mau berhenti sekolah dan membantu mama bekerja di
sawah”. Ibunya mengelus kepala anaknya dan berkata: “Kamu memiliki niat
seperti itu mama sudah senang sekali tetapi kamu harus tetap sekolah. Jangan
khawatir, kalau Mama sudah melahirkan kamu, pasti bisa merawat dan menjaga
kamu. Cepatlah pergi daftarkan ke sekolah nanti berasnya Mama yang akan bawa
kesana”.

Karena sang anak tetap bersikeras tidak mau mendaftarkan ke sekolah,


Mamanya menampar sang anak tersebut. Dan ini adalah pertama kalinya sang
anak ini dipukul oleh Mamanya.

3
Sang anak akhirnya pergi juga ke sekolah. Sang ibunya terus berpikir dan
merenung dalam hati sambil melihat bayangan anaknya yang pergi menjauh.

Tak berapa lama, dengan terpincang-pincang dan napas tergesa-gesa


Ibunya datang ke kantin sekolah dan menurunkan sekantong beras dari bahunya.
Pengawas yang bertanggung jawab menimbang beras, membuka kantongnya dan
mengambil segenggam beras lalu menimbangnya dan berkata : ” Kalian para wali
murid selalu suka mengambil keuntungan kecil, kalian lihat, di sini isinya
campuran beras dan gabah. Jadi kalian kira kantin saya ini tempat penampungan
beras campuran”. Sang ibu ini pun malu dan berkali-kali meminta maaf kepada
ibu pengawas tersebut.

Awal Bulan berikutnya ibu memikul sekantong beras dan masuk ke dalam
kantin. Ibu pengawas seperti biasanya mengambil segenggam beras dari kantong
tersebut dan melihat. Masih dengan alis yang mengerut dan berkata: “Masih
dengan beras yang sama”. Pengawas itupun berpikir, apakah kemarin itu dia
belum berpesan dengan Ibu ini dan kemudian berkata : “Tak perduli beras apapun
yang Ibu berikan kami akan terima tapi jenisnya harus dipisah jangan dicampur
bersama, kalau tidak maka beras yang dimasak tidak bisa matang sempurna.

Selanjutnya kalau begini lagi, maka saya tidak bisa menerimanya” .

Sang ibu sedikit takut dan berkata : “Ibu pengawas, beras di rumah kami
semuanya seperti ini jadi bagaimana? Pengawas itu pun tidak mau tahu dan
berkata : “Ibu punya berapa hektar tanah sehingga bisa menanam bermacam-
macam jenis beras?” Menerima pertanyaan seperti itu sang ibu tersebut akhirnya
tidak berani berkata apa-apa lagi.

Awal bulan ketiga, sang ibu datang kembali ke sekolah. Sang pengawas
kembali marah besar dengan kata-kata kasar : “Kamu sebagai Mama kenapa
begitu keras kepala, kenapa masih tetap membawa beras yang sama. Bawa pulang
saja berasmu itu !”.

4
Dengan berlinang air mata sang ibu pun berlutut di depan pengawas
tersebut dan berkata: “Maafkan saya Bu, sebenarnya beras ini saya dapat dari
mengemis”. Setelah mendengar kata sang ibu, pengawas itu kaget dan tidak bisa
berkata apa-apa lagi. Sang ibu tersebut akhirnya duduk di atas lantai, menggulung
celananya dan memperlihatkan kakinya yang sudah mengeras dan membengkak.

Sang ibu tersebut menghapus air mata dan berkata: “Saya menderita
rematik stadium terakhir, bahkan untuk berjalan pun susah, apalagi untuk
bercocok tanam. Anakku sangat mengerti kondisiku dan mau berhenti sekolah
untuk membantuku bekerja di sawah. Tapi saya melarang dan menyuruhnya
bersekolah lagi.”

Selama ini dia tidak memberi tahu sanak saudaranya yang ada di kampung
sebelah. Lebih-lebih takut melukai harga diri anaknya.

Setiap hari pagi-pagi buta dengan kantong kosong dan bantuan tongkat
pergi ke kampung sebelah untuk mengemis. Sampai hari sudah gelap pelan-pelan
kembali ke kampung sendiri. Sampai pada awal bulan semua beras yang
terkumpul diserahkan ke sekolah.

Pada saat sang ibu bercerita, secara tidak sadar air mata Pengawas itupun
mulai mengalir, kemudian mengangkat ibu tersebut dari lantai dan berkata: “Bu
sekarang saya akan melapor kepada kepala sekolah, supaya bisa diberikan
sumbangan untuk keluarga ibu.” Sang ibu buru- buru menolak dan berkata:
“Jangan, kalau anakku tahu ibunya pergi mengemis untuk sekolah anaknya, maka
itu akan menghancurkan harga dirinya. Dan itu akan mengganggu sekolahnya.
Saya sangat terharu dengan kebaikan hati ibu pengawas, tetapi tolong ibu bisa
menjaga rahasia ini.”

Akhirnya masalah ini diketahui juga oleh kepala sekolah. Secara diam-
diam kepala sekolah membebaskan biaya sekolah dan biaya hidup anak tersebut
selama tiga tahun. Setelah Tiga tahun kemudian, sang anak tersebut lulus masuk
ke perguruan tinggi Qing Hua dengan nilai 627 point.

5
Di hari perpisahan sekolah, kepala sekolah sengaja mengundang ibu dari
anak ini duduk di atas tempat duduk utama. Ibu ini merasa aneh, begitu banyak
murid yang mendapat nilai tinggi, tetapi mengapa hanya ibu ini yang diundang.
Yang lebih aneh lagi di sana masih terdapat tiga kantong beras.

Pengawas sekolah tersebut akhirnya maju ke depan dan menceritakan


kisah sang ibu ini yang mengemis beras demi anaknya bersekolah. Kepala sekolah
pun menunjukkan tiga kantong beras itu dengan penuh haru dan berkata : “Inilah
sang ibu dalam cerita tadi.” Dan mempersilakan sang ibu tersebut yang sangat luar
biasa untuk naik ke atas mimbar.

Anak dari sang ibu tersebut dengan ragu-ragu melihat ke belakang dan
melihat gurunya menuntun mamanya berjalan ke atas mimbar. Sang ibu dan sang
anak pun saling bertatapan. Pandangan mama yang hangat dan lembut kepada
anaknya. Akhirnya sang anak pun memeluk dan merangkul erat mamanya dan
berkata: “Oh Mamaku……

Inti dari Cerita ini adalah:

Pepatah mengatakan: “Kasih ibu sepanjang masa, sepanjang jaman dan


sepanjang kenangan” Inilah kasih seorang Ibu yang terus dan terus memberi
kepada anaknya tak mengharapkan kembali dari sang anak. Hati mulia seorang
Ibu demi menghidupi sang anak berkerja tak kenal lelah dengan satu harapan sang
anak mendapatkan kebahagian serta sukses di masa depannya. Mulai sekarang,
katakanlah kepada Ibu di mana pun Ibu kita berada dengan satu kalimat: ”
Terimakasih Ibu… Terima kasih Mama…

Sumber:http://petir-fenomenal.blogspot.co.id/2013/08/kisah-keluarga-miskin.html

6
7
TINJAUAN PUSTAKA DAN DISKUSI

1. Kemiskinan dalam Perspektif Islam

a. Definisi Miskin dalam Al Quran dan Hadist


Kata Miskin asal katanya adalah as-sakan, artinya yaitu lawan kata dari
hal yang selalu bergolak dan bergerak. Ibnu Faris berkata; “Huruf sin, kaf
dan nun adalah huruf asli dan umum menandakan pada suatu makna
kebalikan dari hal yang bergerak dan bergejolak, seperti dikatakan, ‘Sakana
asy-syai’u yaskunu sukunan sakinan”.
Sehingga bisa diartikan orang miskin adalah orang yang sama sekali tidak
memiliki apa-apa, atau orang yang memiliki sesuatu yang tidak mencukupi
kebutuhannya. Seorang dikatakan miskin, dikarenakan kondisi dan
situasinya benar-benar telah membuat geraknya menjadi sedikit lalu
mencegahnya untuk bergerak, atau bisa juga berarti orang yang berdiam diri
di rumah saja dan enggan pergi meminta-minta kepada manusia.
Dalam al-Quran sendiri terdapat 33 ayat yang mengandung kata miskin
(baik dalam bentuk tunggal maupun jamak), dimana sebagian besar berasal
dari kata dasar as-sakan (sebanyak 27 ayat), yaitu sebagai berikut;

8
Terkait dengan definisi miskin, dalam riwayat Abu Hurairah ra., Nabi saw,
bersabda yang artinya; “Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu
Maryam, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far, ia
berkata; Telah menceritakan kepadaku Syarik bin Abu Namir bahwa Atha
bin Yasar dan Abdurrahman bin Abu ‘Amrah Al-Anshari keduanya berkata;
Kami mendengar Abu Hurairah r. a berkata; Nabi saw. bersabda: “Orang
yang miskin bukanlah orang yang merasa telah cukup dengan satu atau dua
buah kurma, atau sesuap atau dua suap makanan. Tetapi orang miskin
adalah orang yang tidak meminta-minta dan menunjukan kemiskinannya
kepada orang lain. Jika kalian mau, bacalah firman Allah: “Mereka tidak
meminta-minta kepada orang lain.” (H. R. Al-Bukhari).
Masih melalui jalur riwayat yang sama seperti hadis sebelumnya; dari Abu
Hurairah; Dan Rasulullah saw. bersabda: “Bukanlah orang yang miskin itu
orang yang selalu keliling kepada manusia, ia tertolak untuk mendapat satu
atau dua suap, satu kurma atau dua kurma, tetapi yang disebut orang

9
miskin adalah orang yang tidak mendapat sesuatu yang mencukupinya, ia
malu untuk meminta-minta kepada manusia, dan tidak ada orang yang tahu
sehingga bisa bersedekah kepadanya”.3
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, miskin diartikan
sebagai tidak berharta benda; serba kekurangan (berpenghasilan sangat
rendah).
Diskusi: Sesuai dengan artikel diatas, ibu dari anak tersebut dikatakan
miskin apabila dikaitkan dengan tinjauan pustaka yang telah dituliskan
diatas. Hal ini dikarenakan ibu ini serba kekurangan harta
b. Miskin itu tidak ada ?

Artinya: (Dan bahwasanya Dia yang memberi kekayaan) kepada manusia


berupa harta benda (dan yang memberikan kecukupan) Dia
memberikan harta untuk mencukupi kebutuhan orang itu (QS 53:
48).

10
Diskusi: Setelah menemukan referensi yang semakin banyak, maka Ibu
tersebut merupakan ibu yang tergolong orang-orang yang cukup. Karena di
dalam Al Quran dan berbagai referensi selain Al Quran, semuanya
menyebutkan sama, yakni arti miskin itu berarti kekurangan. Dan ibu tersebut
kekurangan namun masih merasa cukup dengan apa yang ia miliki.

2. Pendidikan adalah Hak Setiap Warga Negara Tanpa Terkecuali !

Sebenarnya Indonesia sudah mencanangkan pendidikan menjadi hak dari


setiap warga negaranya. Hal ini terlihat jelas dalam bunyi Pasal 31 ayat (1)
UUD 1945 menyatakan bahwa “Setiap warga negara berhak mendapat
pendidikan.” Akan tetapi faktanya seperti yang dijelaskan di atas tadi titik berat
pembangunan hanya pada pembangunan fisik semata. Berbagai pinjaman dari
Iuar negeri selalu dimananfaatkan atau bahkan dihabiskan untuk membangun
sarana dan prasarana fisik saja.

Saat ini setelah Undang Undang Dasar 1945 telah diamandemen maka
pada amandemen keempat yang disahkan di Jakarta tanggal 10 Agustus 2002,
maka Bab XIII-nya diubah berjudul Pendidikan dan Kebudayaan dan terdiri
dari 2 (dua) pasal yaitu Pasal 31 tentang pendidikan dan pasal 32 tentang
kebudayaan, sebelum diamandemen pengaturan pendidikan juga terdapat di
Bab XIII dengan judul Pendidikan yang juga memuat 2 (dua) pasal antara lain
Pasal 31 tentang pendidikan dan pasal 32 tentang kebudayaan.

(1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan)


(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah
wajib rnembiayainya)

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


Pasal 1 ayat (18): “Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang
harus diikuti oleh warga Negara Indonesia atas tanggung jawab pemerintah
dan pemerintah daerah”. Pasal 12 ayat (1) huruf d: “Setiap peserta didik pada
setiap satuan pendidikan berhak: Mendapatkan biaya pendidikan”

11
Diskusi: Pendidikan merupakan salah satu hak asasi manusia di Indonesia
maupun di kancah internasional. Di Indonesia, hak mengenyam pendidikan
sudah diatur di dalam Undang Undang Dasar maupun Peraturan Perundang-
undangan. Sehingga, tidak boleh ada lagi yang menghambat setiap warga
negara Indonesia untuk merasakan bangku pendidikan. Selain itu, pemerintah
di dalam peraturan perundang-undangan telah disebutkan akan menjamin
pembiayaan setiap warga negara yang ingin merasakan bangku pendidikan.
Sehingga, tidak semestinya, setiap warga itu takut akan mahalnya biaya
dikarenakan sudah dijamin oleh pemerintah pusat dan daerah.

3. Kedudukan Ibu dalam Islam


Menjadi seorang ibu (predikat ibu) adalah sebuah kehormatan, oleh karena
itu, Islam memandang posisi keibuan sebagai posisi paling penting, kedudukan
yang mulia, sumber kejayaan dan kebahagiaan umat manusia, jalur yang
menentukan suatu perjalanan ke surga atau neraka, serta tiang negara yang
akan menentukan baik buruknya negara. Bila ia baik maka negara akan
menjadi baik, dan bila ia rusak maka negara pun akan hancur. Kemuliaan
kedudukan ibu dalam Al-Qur`an dapat dilihat dengan banyaknya ayat-ayat al-
Qur`an yang memerintahkan kepada setiap anak berbuat baik dan menghormati
orang tua :
(QS. 2 : 83, 4 : 36, 6 : 152, 17 : 17 : 23-24)

dan berbakti kepada ibu dikhususkan dalam dua ayat :

(QS. 31 : 14, 46 : 15).

Di samping itu, tidak sedikit hadis-hadis Nabi yang menunjukkan kemuliaan


para ibu, antara lain:

12
“Dari Abu Hurairah r.a. katanya: Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah
SAW kemudian ia bertanya kepada beliau, Siapakah yang berhak aku pergauli
dengan baik? Rasulullah SAW menjawab: Ibumu. Dia bertanya lagi, kemudian
siapakah? Rasulullah menjawab: Ibumu. Kemudian dia bertanya, kemudian
siapa lagi? Rasulullah menjawab: Ibumu. Kemudian dia bertanya, siapa lagi?
Rasulullah menjawab: ”Ayahmu.” (HR Bukhari)

Selain itu, terdapat hadist Rasulullah S.A.W yang menunjukkan dosa besar dan
mengharamkan atas perbuatan Durhaka Kepada Ibu, dll.

“Dari Mugirah ibn Syu`bah dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah
mengharamkan kalian durhaka kepada ibu, terlalu kikir, mengubur anak
wanita hidup-hidup, membenci banyak bicara (menyebarkan gosip), banyak
bertanya, menghambur-hamburkan uang”. (HR. Bukhari)
Diskusi: Ibu adalah manusia yang diistimewakan di dalam Al Quran
karena perjuangannya untuk mendidik dan membesarkan putra putrinya. Allah
juga melarang untuk kita durhaka kepadanya dan di dalam HR Bukhari
disebutkan golongan orang tersebut akan mendapatkan dosa yang besar.
Sehingga, bukan seharusnya anak itu membangkang atau tidak menuruti apa
yang diperintahkan oleh kedua orang tuanya terutama Ibu.
4. Kewajiban Birul Walidain
Al Birr yaitu kebaikan, berdasarkan sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi
Wassallam (artinya) : "Al Birr adalah baiknya akhlaq".
"Al Birr adalah mentaati kedua orang tua didalam semua apa yang
mereka perintahkan kepada engkau, selama tidak bermaksiat kepada Allah,
dan Al ‘Uquuq dan menjauhi mereka dan tidak berbuat baik kepadanya."
Berkata Imam Al Qurtubi mudah-mudahan Allah merahmatinya:
"Termasuk ‘Uquuq (durhaka) kepada orang tua adalah menyelisihi/
menentang keinginan-keinginan mereka dari (perkara-perkara) yang
mubah, sebagaimana Al Birr (berbakti) kepada keduanya adalah memenuhi
apa yang menjadi keinginan mereka. Oleh karena itu, apabila salah satu atau
keduanya memerintahkan sesuatu, wajib engkau mentaatinya selama hal itu
bukan perkara maksiat, walaupun apa yang mereka perintahkan bukan

13
perkara wajib tapi mubah pada asalnya, demikian pula apabila apa yang
mereka perintahkan adalah perkara yang mandub (disukai/ disunnahkan)”.
Para Ulama’ Islam sepakat bahwa hukum berbuat baik (berbakti) pada
kedua orang tua hukumnya adalah wajib, hanya saja mereka berselisih tentang
ibarat-ibarat (contoh pengamalan) nya.
Berkata Ibnu Hazm, mudah-mudahan Allah merahmatinya: "Birul
Walidain adalah fardhu (wajib bagi masing-masing individu). Berkat beliau
dalam kitab Al Adabul Kubra: Berkata Al Qodli Iyyad: "Birrul walidain
adalah wajib pada selain perkara yang haram."
Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala (artinya): "Sembahlah Allah dan
jangan kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah
kepada kedua orang tua Ibu Bapak". (An Nisa’ : 36). Dalam ayat ini (berbuat
baik kepada Ibu Bapak) merupakan perintah, dan perintah disini menunjukkan
kewajiban, khususnya, karena terletak setelah perintah untuk beribadah dan
meng-Esa-kan (tidak mempersekutukan) Allah, serta tidak didapatinya
perubahan (kalimat dalam ayat tersebut) dari perintah ini.
Diskusi: Kedua orang tua sudah seharusnya di hormati. Cara menghormati
kedua orang tua adalah dengan cara melakukan apa yang diperintahkan (selagi
tidak melanggar syariat islam) dan tidak melakukan apa yang dilarang atau
yang sering disebut dengan istilah Birul Walidain. Hukum birul walidain
adalah Wajib bagi setiap ummat Rasulullah yang masih maupun yang sudah
tidak memiliki kedua orangtua.
5. Teruslah bersyukur walau kekurangan !
Syukur dan nikmat berasal dari bahasa Arab. Kata syukur berterima kasih,
sedangkan kata nikmat artinya Pemberian, Anugrah, Enak, Lezat. Mensyukuri
nikmat Allah SWT, maksudnya berterima kasih kepada-Nya dengan cara
mengingat atau menyebut nikmat dan mengagungkan-Nya.

14
Artinya: Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhan-Mu memaklumkan :
”Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu ingkar maka sesungguhnya azab-
Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim: 7)

Diskusi: Syukur menjadikan kita lebih kaya. Mengapa demikian ? dengan


bersyukur Allah S.W.T akan menambahkan rezeki, anugerah maupun karunia
berlipat ganda. Dengan berlipat ganda nya rezeki akibat dari rasa Syukur maka,
Allah akan menjadikan kita kaya. Tidak berhenti disitu, Ibu di artikel diatas
selalu bersyukur kepada Allah S.W.T. Hal ini dibuktikan dengan ungkapan
syukur dari Ibu sang Anak yang tidak henti-hentinya ibu ini berjuang
mencarikan sesuatu hal agar anaknya dapat tetap bersekolah.

15
REFLEKSI DIRI

Dalam Al Quran dan Hadist sudah jelas bahwasanya Birul Walidain


adalah suatu kewajiban kita. Segala perkataan atau perintah dari Ibu atau Ayah
sudah seharusnya dijalankan dengan catatan tidak menyimpang dari ajaran
Agama. Dalam kehidupan di masyarakat, banyak anak yang masih asyik dengan
gadget dan berbagai jenis pemuas diri lainnya sedangkan ia enggan berbakti
kepada orang tua. Sedangkan, dalam kehidupan saya saat ini, saya sebagai penulis
masih belum dapat birul walidain namun penulis akan berusaha untuk menjadi
orang yang berbakti kepada orangtua.
Mengapa orang tua harus dihormati ? Karena Allah S.W.T memuliakan
keduanya yang telah bekerja keras, membanting tulang demi mencukupi
kebutuhan keluarga. Ada pepatah “Surga di bawah telapak kaki Ibu”, hal ini
memiliki maksud, bahwasanya jasa-jasa Ibu paling besar apabila dibandingkan
oleh jasa Ayah. Ibu mengandung selama 9 bulan 10 hari lalu melahirkannya,
dilanjutkan dengan menyusui dan membesarkan anaknya. Untuk itu, Al Quran
telah memerintahkan kepada kita untuk senantiasa menghormati Ibu dan melarang
untuk berbuat tidak baik atau durhaka terhadap Ibu dan Ayahnya. Dengan kita
menjalankan apa yang diperintahkan Ibu, dan menjauhi apa yang dilarang ibu,
maka kita sudah termasuk orang-orang yang berbakti kepada orang tua (birul
walidain). Dalam kehidupan saat ini, maraknya kasus anak membunuh orang
tuanya, maupun anak berlaku kasar kepada kedua orang tuanya. Hal ini ditambah
dengan, tidak adanya pengakuan anak terhadap orang tuanya. Ada pula di anak
yang mengikhlaskan kepergian orang tua nya yang sudah renta. Padahal dahulu
anak sering diperjuangkan mati-matian untuk tetap bertahan hidup. Anak selalu
diperjuangkan oleh orangtuanya agar tetap bisa bahagia bersamanya. Dalam
kehidupan penulis, saya masih belum dapat maksimal dalam berbakti kepada
orang tua. Hal ini dibuktikan, banyak nya waktu saya yang digunakan untuk
mengerjakan sesuatu hal yang berkaitan dengan akademik dibandingkan dengan
waktu saya kepada orangtua. Tetapi, cara penulis agar tetap berbakti kepada orang
tua yakni selalu meluangkan satu hari penuh untuk kedua orang tua.

16
Suatu kemiskinan sudah menjadi problematika dikehidupan kita pada
umumnya. Mayoritas masyarakat di sekitar kita masih berada dibawah garis
kehidupan yang layak. Tetapi, di dalam Islam telah disebutkan, Islam tidak
mengakui adanya kemiskinan, namun orang-orang yang cukup. Dengan kita
cukup, kita tidak merasa miskin (kekurangan). Tapi, kita tidak boleh merasa puas
saja dengan kata cukup. Apabila kita puas dengan kata cukup, maka usaha yang
kita lakukan setiap harinya tidak akan maksimal. Untuk itu, teruslah bekerja keras
walaupun sudah merasa cukup. Di kehidupan ini, mayoritas masyarakat kita
berada dibawah garis standar kehidupan (miskin). Banyaknya kasus anak putus
sekolah di Indonesia. Selain garis kemiskinan, orang tua yang selalu merasa takut
semakin miskin karena menyekolahkan anaknya menjadi faktor penyebab banyak
anak yang enggan bersekolah dan memilih membantu orang tua nya bekerja.
Mengeluh itu boleh, asalkan di tempat yang benar. Kita sebaiknya
mengeluh dihadapan Allah terlebih dahulu. Kita ceritakan kepada Allah apa yang
sedang terjadi dan apa saja yang menjadi kekurangan kita. Tidak pantas seorang
muslim mengeluhkan diri kepada sesama manusia. Karena, Dzat yang dapat
menolong hanyalah Allah S.W.T. Manusia hanyalah perantara dari Allah S.W.T
ketika kita kesusahan. Lalu, sudahkah kita mengeluh di tempat yang benar ? Di
kehidupan saat ini, banyaknya orang yang tidak puas akan jawaban atas curhat
dengan manusia mengakibatkan tingginya angka kematian disebabkan karena
keputus-asaan. Padahal sudah jelas di Al Quran, Allah S.W.T adalah tempat
bernaung hamba-Nya ketika sedih dan senang, maka Allah S.W.T akan
memberikan ketenangan. Jika masyarakat mengaplikasikan ayat tersebut di
kehidupannya. Maka, angka keputus-asaan atau depresi juga akan menurun.
Sehingga timbullah rasa syukur kepada Allah S.W.T
Bersyukur, haruslah mengiringi kita tiap harinya dalam beraktivitas.
Bersyukur merupakan dzikrullah atau cara mengingat Allah S.W.T atas segala
karunia, rezeki, dan anugerah yang telah diberikan-Nya kepada kita. Apakah
dengan bersyukur kita dapat menjadi kaya ? Tentu Ya, karena dengan bersyukur,
Allah S.W.T akan terus dan terus menerus menambahkan rezeki kita.

17
DAFTAR PUSTAKA

Al-`Asqalāni., Ahmad ibn `Ali ibn Hajar. 2002. Fath al-Bāri. Kairo: al-Maktabah
as-Salafiah. Juz X, No. 5971

Bukhari, Abu Abdullah Muhammad ibn Ismail. 2007. Al-Jami’ Ash-Shahih.


Kairo: Maktabah salafiah.
Ibnu Faris. 2009. Mu’jam Maqayis al- Lughah. Juz 4. Beirut: Dar al-Jail.
Ibnu Hanbal, Imam Ahmad ibn Muhammad. 2003. Al-Musnad. Juz 8, Kairo: Dar
Al-Hadits.
Ibnu Katsir., Imam Jalil al-Hafizh ‘Imad ad-Din Abi Fida`. 2006. Tafsir Al-Quran
al-Karim. Libanon: Maktabah Aulad li as-Syaikh li at-Turats.
Munawwir, Ahmad. 2004. Kamus Arab Indonesia, Yogyakarta: Pondok Pesantren
aI-Munawwir
Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor Undang-Undang Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, LN No. 78, TLN 4301.

Republik Indonesia. Undang-Undang Dasar 1945. Perubahan I, Perubahan II,


Perubahan III, Perubahan IV.

Tim Penyusun. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional.

Zakariya., Ahmad bin Faris. 2003. Mu'jam Maqayis al-Lughah. Juz I, III, IV, V,
T.p: Beirut: Dar al-Fikr

18

Anda mungkin juga menyukai