Anda di halaman 1dari 8

MIS 05 DARUSSALAM

By : Saka 02

Sekolah adalah lembaga untuk para siswa/murid dibawah pengawasan guru.


Sekolah merupakan suatu hal yang sangat penting untuk kehidupan manusia, karena
sekolah tidak hanya sebagai wahana belajar mengajar saja akan tetapi didalmnya juga
banyak hal yang dilakukan disekolah, pembentukan karakter siswa salah satunya.
Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal yang umumnya Wajib
(Wikipedia). Sekolah yang dalam Bahasa Arabnya disebut Madrasah pada saat ini
sangatlah nampak perannya bagi tumbuh kembang anak. Kondisi pandemic Covid 19
yang saat ini melanda hampir diseluruh dunia memberikan dampak yang sangat besar,
memberikan wawasan nyata terhadap pendapat masyarakat yang menganggap remeh
peran sebuah sekolah atau madrasah dalam pendidikan anak. Banyak orang tua
mengeluh terhadap apa yang mereka alami saat membimbing, menjadi guru bagi anak-
anak mereka. Banyak sekali kita jumpai dari berbagai media seperti Televisi, Surat
Kabar, Sosial media, dan lain-lain. Disana kita jumpai tanggapan masyarakat luas
terhaadap efek dari Covid 19 terhadap pendidikan anak-anak mereka. Banyak orang tua
yang tidak mampu dan menyerah dalam mendidik dan mengajari putra dan putri
mereka. Pendidikan itu sangat penting, Semoga Covid segera berlalu dari Negeri
tercinta ini, dan Pendidikan dapat berjalan seperti biasa dan dapat mencapai Tujuan
Nasioan Pendidikan yang tertuang dalam Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia ini, Aamiin yaa robbal alaamiin.

Darussalam merupakan salah satu yayasan yang bergerak dalam dunia


Pendidikan di kabupaten Kepahiang ini. Yayasan ini menurut sejarahnya hingga tahun
2020 ini berkembang sangat pesat. Pendidikan yang diselenggarakan dan dimiliki
yayasan ini pun sudah cukup kompleks, mulai dari jenjang Madrasah Ibtida’yah/setara
dengan Sekolah Dasar, Madrasah Tsnawiyah (MTS)/ setara SMP, dan Madrasah Aliyah
(MA)/ setara SMA. Berkembangnya sekolah ini tidak hanya dapat kita rasakan dari
bangunan fisik belaka. Akan tetapi dapat kita lihat dari berbagai prestasi yang sudah
diraih oleh yayasan ini.

Madrasah Ibtida’yah Darussalam (MIS 05 Darussalam Kepahiang), merupakan


salah satu jenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh yayasan ini. MIS 05
Darussalam yang sejak 2017 dipimpin oleh Neni Putri,S.Ip merupakan salah satu
sekolah Sawasta Unggulan yang ada di Kepahiang, Sekolah dengan Akreditasi A ini
juga merupakan sekolah Favorit yang ada di kabupaten Kepahiang. Bukan hanya
prestasi dibidang Akademik saja , sekolah ini juga memiliki berbagai prestasi non
akademik di tingkat Nasional. Pada tulisan kali ini penulis akan berbicara tentang MI
Darussalam (MIS 05 Kepahiang) dalam sudut pandang bebrbeda, mengapa berbeda?
karena bagi Penulis ini merupakan isi hati kami masyarakat Kepahiang yang betul-betul
merasakan betapa pentingnya MIS Darussalam dimata saya dan keluarga. Kami ingin
berbagi cerita kepada semua masyarakat yang mampu membaca tulisan kami ini
semoga bermanfaat.
“Narasi Hangat Untuk MIS 05 Darussalam”

Dia terlahir sebagai anak ke empat dari empat bersaudara, yang sudah tentu
Bungsu kami menyebutnya. Terlahir dari Rahim seorang ibu yang sangat Luar biasa,
dan merupakan putra kesayangan ayahanda kami (Alm) tercinta. Lahir Pada Bulan Mei
hari ketujuh 2007, diberi nama Fahri Ardian Ilham. Terlahir sebagai putra bungsu
membuat adik kami ini istimewa. Tidak hanya perlakuan tetapi juga banyak hal yang
special dari perlakuan orang tua kami terhadapnya. Kasih sayang yang banyak dari ke
tiga saudaranya, perhatian dan juga pengawasan yang penuh dari ke dua orang tuanya.
Di sekolah Dasar tempat ia menimba ilmu saat itu bungsu kami sering sekali
mendapatkan ejekan dari teman-teman nya karena selain memiliki tubuh gempal dan
besar dibanding anak-anak seusianya adik kami ini memiliki sifat tidak mau dipaksa,
dan cendrung diam untuk hal-hal yang tidak ia senangi. Dirumah sering kali aku
bertanya kepada bungsu perihal sekolahnya. Hal yang sering kali aku tanyakan saat
bersamanya adalah "apa cerita disekolah hari ini?" Dia dengan semangat bercerita
tentang teman sebangkunya, teman-teman sekelasnya. Aku mendapat info dari ibu
bahwa tadi di sekolah bungsu kami di hukum oleh gurunya karena tidak membuat tugas.

“Mengapa tadi disekoah tidak membuat tugas? kan kena marah dan dapat
hukuman jadinya kalau tidak membuat tugas dari guru". Tanya ku sembari mendekati si
bungsu.

Ku lihat mata si bungsu yang hanya menatapku tanpa sedikitpun menjawab


tanyaku. Aku tahu ada yang dia simpan dibalik tatapan itu.

"Ambil lah bukumu, mari kita belajar" Tambah ku seraya memegang tangan si
bungsu.

Diambilnya buku dalam tasnya kemudian kami belajar. Saat itu bungsu duduk
dikelas empat Sekolah Dasar. Setiap kali mendapatkan laporan dari ibu tentang bungsu
kami disekolah saya sebagai seorag pendidik dan bapak kami pun seorang pendidik
tidak pernah membiarkan atau membela si bungsu, kami tahu bahwa proses belajar itu
memang sulit dan butuh perjuangan serta pengorbanan. Bahkan saat kudengar berita tak
baik tentang bungsu disekolah yang kata nya berbuat tidak baik disekolah. Kembali
kami menanyai si bungsu mengapa sampai seperti itu.
“Mengapa merusak tanaman yang ada dibelakang sekolah, mengapa
mengganggu teman perempuan sampai menangis?” sekolah itu tempat belajar, hal
seperti itu tidak baik, itu tidak boleh. Haram hukumnya merusak hak orang lain, tidak
boleh mengganggu teman apalagi sampai menangis bias-bisa nanti tidak ada yang mau
berteman denganmu” Kata ibu pada si bungsu kami yang hanya menunduk.

Sementara ibu masih berceramah kepada bungsu yang hanya diam. Aku
meminta bungsu untuk segera mandi dan pergi mengaji. Kuhampiri ibu, jangan
menerima setiap berita dari sekolah itu bulat-bulat. Tanya dulu bagus-bagus ke yang
bersangkutan, kasihan membiru di kaki bungsu akibat ulah ibu yang sejak bungsu
pulang memukulinya dengan tangkai sapu ringan.

Senin yang tak cerah.

Saat aku pulang rupanya ibu sudah lama menuggu ku. Tak sempat memberikan
waktu untuk ku istirahat makan siang itu ibu langsung menghampiriku. Dengan suara
yang sangat jelas kudengar ibu berkata pada ku “Kata Ibu X (Wali Kelas bungsu kami)
bungsu harus dipindahkan dari Sekolah, tidak boleh lagi bersekolah, bungsu tidak bisa
mngikuti pelajaran dengan baik disekolah, bungsu itu Idiot"

"(Astagfirullah Hal Aziim)" gumamku. Dalam waktu 10 detik naik darahku, tapi
Alhamdulillah aku masih bisa menguasai diri. Tanpa menjawab aku pergi mandi sambal
menurunkan tensi efek 10 detik tadi. Aku dapati bungsu kami berbaring dikamarnya, ku
hampiri dan aku bertanya, “Ada apa tadi di sekolah dek? mengapa ibu X Marah?
Bungsu berbuat apa?” Kulihat matanya yang sendu sehabis menangis sepertinya,
mungkin karena marahnya ibuku atau karena tadi disekolah. Bungsu tak langsung
menjawab tanyaku. Dia masih diam seperti ada rasa takut untuk menjawb tanyaku. Ayo
Fahri jawab lah tidak perlu takut, tenang saja jawab dengan jujur. Dia masih tak
menjawab. Aku tak ingin memaksa bungsu saat seperti ini. Karena aku tahu ada nanti
saat yang tepat untuk dia mau bercerita .

Pagi setelah Sholat subuh ada ketukkan pintu di depan pintu kamarku. Segera
kubuka, kudapati bungsu kami ada didepan pintu.

"Ada apa bungsu?" Tanyaku

"Aku tidak mau sekolah" Jawab bungsu dengan sedikit takut


"Mengapa tidak mau sekolah?" Tanyaku kembali.

"Bu guru X tidak mengizinkan ku sekolah, bu guru X marah-marah padaku, bu


guru membenciku" Jawab bungsu dengan suara yang begitu halus.

"Jangan begitu.. Bungsu harus tetap sekolah demi masa depan bungsu sendiri"
Kata ku seraya melihat raut wajahnya.

"Aku malas sekolah" Jawab bungsu sambil berlalu dari pintu kamarku.

Dan saat pulang dari sekolah pun aku tanya ibu bungsu tak sekolah hari itu.
Malamnya aku menemui bungsu dikamarnya. Aku mencoba bicara dari hati kehati
kepada bungsu, memberikan pemahaman kepada bungsu betapa pentingnya pendidikan
dan sekolah itu. Bungsu tetap diam, sampai saat aku ingin keluar kamarnya, bungsu
mengeluarkan kata-kata yang membuatku lama berpikir sampai akhirnya aku
memutuskan Bungsu Harus Pindah Sekolah. Kalimat bungsu saat sebelum aku
meninggalkan kamarnya malam itu adalah

“Bukan Aku saja yang bermain dibelakang kelas itu, bukan hanya aku yang
mengganggu anak-anak perempuan itu, tidak hanya aku yang malas belajar. Tapi ibu X
hanya marah padaku, ibu X mengatakan aku bodoh, bukan hanya aku yang menjawab
tidak benar dari setiap pertanyaan yang ibu X berikan”. Dan yang membuat aku sangat
luka dan tidak pernah ku lupa adalah saat bungsu mengatakan “Ibu guru X mengatakan
kalau bungsu tidak cocok sekolah disekolah normal, cocoknya sekolah di SLB, SLB
(Sekolah Luar Biasa)" Aku tersenyum kepada bungsu. "Sudah besok kita cari sekolah
lain ya. Sekarang Istirahat , tidurlah hari sudah malam".

Keesokan harinya aku mendatangi sekolah yang hanya berjarak kurang dari 100
Meter dari rumah kami. Ada seorang guru yang aku jumpai.

"Bu jam berapa biasanya ibu Guru X hadir disekolahdisekolah" Tanyaku pada
guru tersebut.

"Biasanya jam 8 pak" Jawabnya

"Oh jam 8" Tambahku.


Aku mengambil ponselku, dan aku megetik pesan kepada rekan kerjaku
disekolah tempat aku bekerja “ Tolong dokontrol KBM pagi ini, saya datang sedikit
terlambat karena ada urusan penting”. Dan Sent pesan tersebut. Aku amati jam tangan
ku hampir 07.30 yang pastinya sebagaimana kebanyakan sekolah sebentar lagi bel
masuk tanda Pembelajaran dimulai akan dibunyikan. Bel berbunyi, guru-guru lain
sudah berdatangan, tapi ibu X belum. Hampir pukul 08.00 barulah Ibu X hadir, ku sapa
beliau sebagai mana mestinya. Saya sampaikan tujuan menemui beliau, saya ingin
menanyakan perihal Bungsu. Berkisahlah ibu X dengan lantangnya, dan tak sedikitpun
memberi ruang untuk ku menjelaskan perihal tujuanku tadi. Intinya Pindah sekolah
SLB, baik bu kalau memang begitu. Sebelum meninggalkan sekolah itu aku meminta
izin kepada ibu X, bu bsok saya kesini lagi minta raport sama Surat Pindah, terima kasih
sebelumnya, tanpa menunggu jawab ibu X Akupun berlalu dari ruang itu.

"Fahri mau sekolah di Pesantren kah? Nanti ke sekolah diantar. Mau ? nanti
kalau sudah dapat raport dan dan Surat Pindah kita ke Darussalam ya" Sembari
mengeluarkan motor ku ajak bungsuku ngobrol seputar sekolah pesantren seperti yang
aku tahu.

Akupun mampir ke sekolah seperti janjiku kepada ibu X kemarin. Ibu X belum
juga tiba sama seperti kemarin. Bagaimana lah ibu X ini batinku, datang terlambat, terus
apa tidak malu datang terlambat, guru itukan digugu dan ditiru. Sudahlah aku tak mau
aku terlambat hadir disekolah hari ini. Aku juga guru. Ku tancap gas motorku melaju
menuju ladang pengabdianku. Pulang sekolah aku minta no handphone ibu X kepada
salah seoarng guru disekolah itu. Dan dapatlah aku nomornya. Aku menelpon nomor
tersebut namun tak kunjung diangkat, akhirnya aku SMS (Short message),

"Ibu saya wali dari Fahri berkenaan dengan raport dan Surat Pindah yang saya
minta kemarin apakah bisa saya ambil besok? Tadi pagi saya ke sekolah ibu belum
hadir”.

Hingga saat aku menuliskan kisah inipun Pesan ku itu tak terbalaskan. Sudahlah
pikirku, semua pasti ada jalan keluarnya. Ibu X itu hanya manusia biasa bukan Tuhan,
yang menentukan segalanya. Jum’at pagi aku kembali ke sekolah untuk menemui ibu X,
namun bukan raport dan surat pindah yang aku terima. Ibu X mengatakan raport sama
surat pindah tidak bisa dikeluarkan tanpa memberikan alasan, ibu X berlalu. Akupun
meninggalkan sekolah itu sambal berpikir solusi terbaik untuk adik bungsu kami.

Sepulang sekolah aku mampir ke MI Darussalam, sebelumnya aku


menghubungi Saudariku yang juga tenaga pengajar disana, namun tak berjumpa. Aku
berjumpa dengan Kepala Sekolah MI Darussalam yang ternyata adalah Orang yang aku
kenal “Neni Putri”. Sedikit bercerita tentang adik bungsuku, dan Alhamdulillah besok
sudah bias masuk ke sekolah. Bagaimana dengan Surat Pindah dan Raportnya, silahkan
menyusul saja. Alhamdulillah segala kemudahan Allah berikan. Aku pamit untuk
memberikan kabar kepada keluarga kami dirumah.

Ku lihat Fahri sedang duduk di depan tv sembari menonton kartun


kesayangannya. Seketika senyumku terukir lalu aku berjalan menghampiri si bungsu
dan mengajaknya berbincang ringan.

“Dek, besok fahri mulai sekolah di MI Dausalam ya.. mau kan?” kata ku

Fahri tidak langsung mejawab, ia menoleh dan tersenyum. Matanya berbinar dan
pada matanya pula jawaban “Iya” aku temukan.

Hari pertama untuk Fahri bersekolah di MI Darussalam Kepahiang, terbesit


senyum dibibir bungsu kami itu. Semoga sekolah baru ini bisa membuat adik kami
menjadi lebih baik lagi. Kepulangan si bungsu dari sekolah ke rumah sangat kami
tunggu sekali. Terlebih pada hari pertamanya sekolah. Rasanya aku punya banyak sekali
pertanyaan tentang bagaimana perasaan dia belajar di sekolah barunya. Kebetulan sekali
hari ini aku pulang cepat, karena urusan di sekolah ku sudah selesai dan aku
memutuskan untuk pulang sesuai jadwal sekolah. Tak lama aku tiba di rumah, sebuah
mobil putih bertuliskan MI Darussalam tiba di depan teras rumah. Si bungu keluar dari
mobil tersebut dan ia melompat pda daun pintunya. Tak usah ku tanya, rsanya dari
gerak gerik yang ia tunjukan pun sudah menggambarkan bahwa semua baik-baik saja.

“Assalamuallaikum…” teriak si bungsu seraya menyalami tangan ku dan berlari


kedalam rumah.

“Wallaykumusslam..” Jawab ku dengan nada pelan nyaris tak terdengar oleh


siapa pun.
Alhamdulillah Sekolah ini mampu membawa perubahan bagi bungsu kami,
tidak hanya ilmu agama saja yang didapat akan tetapi MI Darussalam mampu membuat
kelurga kami yakin bahwa guru X di sekolah lama tempat bungsu kami bersekolah
salah. Bungsu kami yang dianggap idiot dan disebut oleh guru X lebih layak untuk
sekolah di SLB adalah salah. Masuk di Mi Darussalam sejak duduk dikelas IV, selama
tiga tahun di MI Darussalam bungsu kami memulai pembelajarannya. Peran Guru
terutama wali kelasnya (Ustadzah Tika) amat sangat kami rasakan, semangat dan minat
belajar bungsu kami pun dari hari kehari dapat kami rasakan. Mulai lancar membaca,
mulai percaya diri dan mau bersosialisasi dengan teman-teman, dan yang tak kalah
penting bungsu kami mulai terbiasa sholat lima waktu tanpa harus kami kasih tahu.
Ketika azan berkumandang maka akan kami dapati bungsu kami yang menuju kamar
mandi dan berwuhu untuk melaksanakan sholat.

Duduk dikelas VI bungsu kami berganti wali kelas (Ustadzah Indah),


Alhamdulillah bimbingan wali kelas terhadap bungsu kami tetap sama. Yang artinya
Tenaga pendidik di MI Darussalam sangan Luar biasa hebat. Alhamdulillah MI
Darussalam mampu merubah semua pendapat Bu Guru X yang menurutku sedikit
angkuh, Mi Darussalam mampu mencetak generasi hebat. Lulus tahun 2020 bungsu
kami mendapat ijazah dari MI Darussalam. Terimakasih Mi Darussalam, terimakasih
Ustad dan Ustadzah yang sudah membimbing bungsu kami.

Untuk Guru X dan semua guru “Jangan Menilai dan memponis siswa/I mu
seperti sesuai maumu, jangan hanya karena siswa/I mu lamban menghitung, tak
mengerti penejelasanmu kau anggap bodoh siswa/I mu, Koreksi dirimu bisa jadi Metode
mengajarmu yang harus dirubah “.

Special Thanks : Ustadzah Neni Putri, S.Ip, Wo hertini,M.Pd, Ustadzah Tika, Ustadzah
Indah, Semua Ustad & Ustadzah MIS 05 Darussalam

Anda mungkin juga menyukai