Anda di halaman 1dari 2

NAMA : ANISA ELVIRA

KELAS : IX C

Mengejar Mimpi

Namaku Rini. Aku sekarang duduk dibangku SMA. Aku adalah seorang anak yatim. Ayahku
meninggal disaat aku berada dimasa-masa Ketika seorang anak membutuhkan kasih dan
sayang dari seorang ayah. Aku berasal dari keluarga yang sangat sederhana tanpa adanya
gelimangan harta. Ibuku adalah sosok wanita yang sangat hebat bukan hanya menjadi
wanita tetapi ibuku dapat menjadi seorang ayah yang membanting tulang untuk memenuhi
kebutuhan hidup.
Hari demi hari telah berlalu, aku meminta kepada ibu supaya setelah lulus SMA agar
bekerja membantu ibuku sebagai penjahit. Aku tidak ingin membebani ibuku lagi, walau aku
memiliki impian untuk menjadi seorang sarjana.
“ Rin, kamu tidak usah khawatir nak, kamu harus melanjutkan pendidikanmu, ibu tidak ingin
kamu menjadi seperti ibu.” Kata ibu
“ Ibu, aku tidak ingin membebani ibu terus menerus, aku kasihan kepada ibu yang siang dan
malam tiada henti bekerja.” Kataku
Ibuku langsung menghampiriku dan langsung duduk disampingku sambil mengelus rambut
panjangku yang terurai.
“ Tidak nak, itu sudah menjadi kewajiban ibu, kamu harus menjadi orang yang sukses,
jangan karena ibu Pendidikanmu menjadi terhenti.” Kata ibuku
“ Tapi bu, biaya kuliah sangatlah mahal dan aku hanya punya tabungan segini” (sambil
menyodorkan uang tabunganku)
“ Simpan uangmu nak, ibu sudah siapkan uang untuk kuliahmu dari hasil menjahit yang ibu
simpan sejak lama”. Jawab ibu
Mendengar hal itu aku langsung memeluk ibuku sambil meneteskan air mata. Ibuku pun
berbisik.
“ Rajin-rajin belajar ya sayang, agar kamu bisa menjadi seorang sarjana yang sangat kamu
impikan”
Pagi yang cerah disambut oleh kicauan burung yang sedang bersenandung membuat
suasana disekolah semakin menyenangkan. Namun, suasana ditengah lapangan sangat
hening Ketika melihat ibu kepala sekolah berdiri diatas mimbar untuk memberikan
pengumuman kelulusan siswa SMA Angkasa kelas XII. Hatiku berdebar-debar bagaikan
gempa yang mengguncang karena menunggu hasil kelulusanku. Hati kecilku berdoa agar aku
bisa mendapatkan hasil yang baik.
Akhirnya saat yang ditunggu-tunggu telah tiba, awalnya raut wajahku menjadi pucat dan
tegang seketika berubah menjadi tersenyum lebar karena aku lulus dengan nilai yang sangat
memuaskan. Aku bahagia sekali rasanya seperti bunga tidur. Akupun segera memberi tahu
kabar gembira ini kepada ibuku. Sesampainya dirumah, aku mengetuk pintu rumahku.
“ Assalammualaikum, ibu oh ibu dimana?, Rini udah pulang bu”.
“ Waalaikumsalam, ibu didapur nak lagi siapin makan siang. Ada apa?.” Jawab ibuku dengan
suara khasnya yaitu suara melengkingnya yang bergema dari dapur.
Akupun segera menghampiri ibu didapur dan aku langsung duduk dikursi meja makan
yang telah disiapkan beragam macam lauk pauk. Akupun segera menyantap hidangan yang
telah disiapkan ibuku dan diselingi sambil berbincang-bincang dengan ibuku.
“ Ibu, aku ada kabar gembira.” Kataku
“ Apa itu nak?”
“ Alhamdulillah aku lulus bu, aku lulus dengan nilai yang memuaskan bu.”
“ Alhamdulillah Rin, ibu bangga dengan kamu.”
Beberapa bulan setelah itu, aku mencari informasi tentang universitas yang menyediakan
beasiswa. Aku mencari informasi tersebut di berbagai media. Aku melihat sebuah koran
bahwa ada universitas yang menyediakan beasiswa bagi siswa yang berprestasi. Akupun
langsung memberitahukan berita ini kepada ibu.
“ Ibu coba liat deh (sambil menunjuk berita tersebut dikoran). Aku mau mencoba test
tersebut. Siapa tahu aku lulus test ini bu”
“ Iya nak, ibu akan selalu mendoakan serta selalu mendukung kamu, kalau begitu kamu
harus terus berusaha dan berdoa”
“ Iya bu, terimakasih karena ibu selalu mendukung ku”
Keesokan harinya, matahari tersenyum kepadaku untuk mencoba membangunkanku.
Akupun bangun dari tidurku dan langsung bersiap-siap untuk mengikuti test tersebut.
Setelah mengikuti test tersebut, ternyata aku lulus test ini. Aku sangat bahagia karena aku
tidak membebankan ibuku untuk membayar uang kuliah sepeserpun. Akupun berkuliah di
Universitas tersebut.
Hari demi hari telah kulalui, segera proses telah ku jalani, berbagai rintangan juga ku
hadapi. Akhirnya hari yang ku tunggu-tunggu telah tiba. Aku memakai baju kebangganku
yaitu seragam wisuda, aku memakai topi bukan sembarang topi yang disebut dengan nama
toga. Aku menghadiri acara tersebut Bersama ibu tercinta. Aku sangat bahagia bisa
mencapai impianku. Usahaku tidak sia-sia. Mimpi sudahku wujudkan. Aku melihat raut
wajah ibu yang menunjukkan kegembiraan. Ibuku sangat bangga kepadaku. Aku memeluk
ibuku dan aku berkata “ Ibu, akhirnya anakmu ini menjadi seorang sarjana.”

Anda mungkin juga menyukai