MELVIN ALROY LUMBANTOBING PHILIP S.W. PASARIBU WILLY SATRIA SIAHAAN PENGERTIAN KEMISKINAN Menurut Kurniawan, kemiskinan adalah apabila pendapatan suatu komunitas berada di bawah satu garis kemiskinan tertentu. Kemiskinan juga berarti kekurangan kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat yang layak. Pengertian lainnya yang biasa digunakan adalah menurut European Union bahwa kemiskinan sebagai kondisi seseorang dengan sumberdaya (material, sosial dan budaya) yang sangat terbatas. mampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Friedman menjelaskan definisi kemiskinan sebagai suatu kesempatan yang tidak sama dalam mengakumulasikan basis kekuatan sosial.
kemiskinan secara umum adalah keadaan saat
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN
Kemiskinan dari sisi ekonomi penyebabnya dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Secara mikro, kemiskinan muncul karena adanya ketidak samaan pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang. Penduduk miskin hanya memiliki sumberdaya alam dengan jumlah yang terbatas dan kualitasnya rendah. 2. Kemiskinan muncul akibat perbedaan kualitas sumberdaya manusia. Kualitas sumberdaya manusia yang rendah menyebabkan produktivitasnya rendah. Yang pada gilirannya menyebabkan rendahnya tingkat upahnya. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia ini karena rendahnya pendidikan atau karena keturunan. 3. Kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam akses modal Beberapa faktor lain yang disebut juga sebagai penyebab kemiskinan
Rendahnya taraf pendidikan
Rendahnya taraf pendidikan akan mengakibatkan kemampuan dalam pengembangan diri terbatas dan menyebabkan sempitnya lapangan kerja yang dimasuki dan juga akan membatasi kemampuan mereka untuk mencari dan memanfaatkan peluang Rendahnya derajat kesehatan Taraf kesehatan dan gizi yang rendah akan mengakibatkan rendahnya daya tahan fisik, daya pikir dan prakarsa. Terbatasnya lapangan kerja Kondisi miskin karena kondisi pendidikan dan kesehatan dipersulit oleh terbatasnya lapangan pekerjaan. Selama adanya lapangan pekerjaan atau kegiatan usaha, maka selama itu pula ada harapan untuk memutuskan lingkaran kemiskinan tersebut. Kondisi keterisolasian Banyak penduduk secara ekonomi tidak bisa berbuat apa-apa karena berada di daerah terpencil dan terisolasi. Mereka hidup di tempat terpencil sehingga sulit atau tidak dapat menjangkau pelayanan pendidikan, kesehatan dan gerak kemajuan yang dinikmati masyarakat lainnya. Lingkaran Kemiskinan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi Lingkaran
kemiskinan yaitu: Pertumbuhan Ekonomi Pengangguran Teori Big Push
Teori ini pertama kali dicetuskan oleh Paul Narcyz Rosenstein-
Rodan karena keprihatinannya dengan kondisi di Eropa Timur dan Eropa Tenggara pada masa sesudah perang Teoru Big Push merupakan suatu teori untuk mendorong percepatan perekonomian disuatu daerah. Hal tersebut lebih efisien apabila dapat dikolaborisakn dengan pengembangan ekonomi lokal. Dimana pengembangan ekonomi lokal di gunakan untuk memaksimalkan pemanfaatan sumber daya lokal yang melibatkan masyarakat lokal, dunia usaha, pemerintah dan organisasi masyarakat untuk mengembangkan ekonomi suatu wilayah. DAMPAK DARI KEMISKINAN
Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembangunan ekonomi di indonesia bisa dikatakan sesuai dengan teori Big Push yang dikemukakan oleh Rosenstein-Rodan dalam artikel berjudul “Problems of Industrialisation of Eastern and South-Eastern Europe”. Cara yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk melakukan pembangunan ekonomi dan mencapai tujuan – tujuan pembangunan ekonomi adalah dengan melakukan investasi yaitu membuat dan melaksanakan pembangunan – pembangunan infrastruktur berskala nasional yang terkonsep dalam Proyek Strategis Nasional. Pemerintah Indonesia mengeluarkan biaya yang sangat besar yaitu estimasi total sebesar Rp 4.197 Triliun dengan sumber pendanaan dari APBN sebesar Rp525 Triliun, BUMN/D sebesar Rp 1.258 Triliun, dan Swasta sebesar Rp 2.414 Triliun untuk pelaksanaan 245 proyek dan 2 program yang termasuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). Biaya tersebut dikeluarkan agar masyarakat semakin sejahtera dan mewujudkan tujuan – tujuan pembangunan ekonomi