Nama Kelompok 1. Apri Tri Margono (12180214430) 2. Ferdinald Ariansyah (12180212051) 3. Luthvi Nabilla Safka (12180221880) 4. Nur Aulia Putri (12180223675) 5. Suci Sri Bintang (12180222303) Pengertian Demokrasi Menurut Beberapa Ahli Bagus Lorensn 2002: 154 Roberth Dahl (1956)
suatu interaksi sosial yang
Kata benda demos yang dikonstruksikan melalui berarti rakyat dan kata kerja sikap keterbukaan kratien yang berarti memerintah Samuel P. Huntington (1995) Lijphart (1984) demokrasi dapat didekati melalui tiga Demokrasi sebagai sebuah pendekatan umum, yakni: (1) sumber sistem pemerintahan yang kewenangan bagi pemerintah, (2) tujuan ditujukan untuk rakyat yang ingin dicapai oleh pemerintah, dan (3) prosedur untuk membentuk sebuah pemerintahan. Demokrasi Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Demokrasi adalah sistem sosial dan politik pemerintahan diri dengan kekuasaan-kekuasaan pemerintah yang dibatasi hukum dan kebiasaan untuk melindungi hak-hak perorangan warga negara. Dinamika Demokrasi Banyak sekali problematika demokrasi yang dihadapi oleh Indonesia sejak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, bahkan hingga kini. Pada masa orde lama (1945-1965), di bawah pemerintahan Presiden Soekarno, demokrasi sempat mengalami “penyelewengan” ketika Presiden Soekarno menerapkan demokrasi terpimpin dan mengangkat dirinya sendiri sebagai presiden seumur hidup tanpa limitasi periode kekuasaan sama sekali. Apa yang terjadi pada era Presiden Soekarno, yakni periodisasi kepemimpinan kepala negara yang tidak dibatasi, juga terjadi pada era orde baru sehingga menjadikan Soeharto sebagai presiden selama tiga dekade, yang terpilih melalui skema pemilihan umum yang jauh dari demokratis. Kedaulatan rakyat “dikebiri” karena partai politik sebagai wadah artikulasi dan agregasi aspirasi dan kepentingan rakyat “dibonsai” demi melanggengkan kekuasaan. ● terjadinya amandemen UUD NRI 1945 yang dimulai secara bertahap sejak 1999 hingga 2002.Dalam empat kali amandemenbanyak sekali perubahan atau reformasi terhadap sistem politik dan sistem pemerintahan. Perubahan ini sebagai bentuk koreksi dan langkah sadar pemerintah pasca reformasi untuk mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih bersih dan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat.Perubahan pertama adalah perubahan kedudukan MPR RI dari lembaga tertinggi negara menjadi lembaga tinggi negara yang setara dengan lembaga tinggi negara lainnya. Hal ini secara konstitusional telah memperkuat kembali sistem presidensial yang menjunjung tinggi sistem check and balances di antara eksekutif dan legislatif. Perubahan kedua adalah perubahan skema pemilihan presiden dari dipilih oleh MPR RI menjadi dipilih langsung oleh rakyat dalam pemilihan umum yang demokratis.Perubahan ketiga adalah pembatasan masa jabatan presiden selaku kepala negara dan kepala pemerintahan maksimum dua periode saja.Perubahan keempat adalah lahirnya Mahkamah Konstitusi (MK) RI sebagai lembaga tinggi negara yang bertanggung jawab dalam mengawal tegaknya konstitusi. Problematika Demokrasi Indonesia belum berada dalam situasi dan kondisi demokrasi yang ideal.Ada banyak realitas empiris yang mendukung pernyataan ini. Pertama, meskipun pemilihan umum (Pilpres dan Pilkada) sudah digelar secara langsung dengan menempatkan rakyat sebagai direct voters, akan tetapi proses dan resultansinya belum selaras dengan prinsip-prinsip demokrasi. Apa yang terjadi pada Pilpres langsung sejak digelar pada 2004, begitu juga dengan Pilkada, adalah maraknya praktik oligarki partai politik, politik uang (money politics) untuk mendulang suara rakyat, masifnya produksi hoaks, ujaran kebencian, dan kampanye hitam, serta penggunaan politik identitas sebagai strategi untuk memecah belah masyarakat. Belum lagi jika memperhitungkan adanya kecurangan dalam proses pemilihan umum yang berlangsung. Kedua, partai politik adalah pilar utama demokrasi. Fungsi partai politik pascareformasi semakin vital tatkala sirkulasi elite dalam pemilihan umum “mewajibkan” para kandidat disokong oleh partai politik. Artinya, siapa pun yang hendak menjadi bupati, wali kota, anggota parlemen, hingga presiden, harus dicalonkan melalui partai politik. Memang dalam skema Pilkada terdapat posibilitas pencalonan dari calon independen, tapi skalanya masih kecil dan belum dimandatkan secara konstitusional pada pemilihan presiden. Namun demikian, terdapat jurang yang lebar antara kondisi ideal (das sollen) dengan realitas (das sein). Ketiga, kunci utama agar demokrasi tidak terjerumus ke arah mobokrasi adalah penguatan pada sistem hukum dan peradilan. Artinya, segala bentuk proses politik dan pemerintahan, termasuk sistem ekonomi yang dijalankan, harus patuh pada kaidah hukum-hukum positif yang berlaku, utamanya UUD NRI 1945 sebagai sumber hukum tertinggi. Akan tetapi realitas yang terjadi masih jauh dari gambaran ideal. Masih banyak regulasi yang tumpang-tindih antara pusat dan daerah menunjukkan bahwa aspirasi rakyat yang diserap mengalami sumbatan.Pemerintah pusat dan daerah juga kerap tidak kompak dalam menyikapi permasalahan seperti yang tampak dalam penanganan pandemi COVID-19 akhir-akhir ini. Yang paling fatal yang terjadi saat ini adalah aparat hukum yang melanggar hukum itu sendiri. Kasus keterlibatan petinggi Polri dan Kejagung RI dalam kasus Djoko Tjandra merupakan “tamparan” keras terhadap demokrasi yang berjalan. Keempat, kehidupan yang berjalan lebih demokratis ternyata tak selalu berkorelasi lurus dengan kesejahteraan. Meskipun sudah diberikan otonomi khusus, bahkan diberikan keleluasaan untuk membentuk Majelis Rakyat Papua (MRP), daerah Timur Indonesia ini masih terus bergolak. Sebagian tuntutan pemisahan yang disuarakan dilatarbelakangi oleh faktor ekonomi dan kesejahteraan yang belum membaik. Kelima, eksistensi masyarakat sipil atau masyarakat madani yang mulai terdistraksi kepentingan elite dan politik. Masyarakat madani merupakan kunci penting purifikasi demokrasi yang sedang berjalan. Keberadaan masyarakat madani yang fokus pada isu-isu reformasi seperti peradilan yang bersih, pemilihan umum yang LUBER dan JURDIL, penghormatan terhadap HAM, serta tata kelola pemerintahan yang demokratis menjadi kunci penting dalam arah gerak reformasi. TERIMAKAS IH