Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN KORBAN
PEMERKOSAAN

SA’DAH.,S.Kep.,Ns

UNIVERSITAS SARI MULIA


BANJARMASIN
PENGERTIAN
 Pemerkosaan (rape) berasal dari bahasa latin
rapare yang berarti mencari, mamaksa, merampas
atau membawa pergi (Haryanto, 1997).
 Pemerkosaan adalah suatu usaha untuk
melampiaskan nafsu seksual yang dilakukan oleh
seorang laki-laki terhadap perempuan dengan cara
yang dinilai melanggar menurut moral dan hukum.
(Wigjosubroto dalam prasetyo, 1997)
PENGERTIAN
 PELAMPIASAN KEKUATAN & KEKUASAAN
MELALUI KEKERASAN SEKSUAL
(TOWNSEND,1996)
 MEMAKSAKAN PERLAKUAN KONTAK
SEKSUAL TANPA PERSETUJUAN (STUART &
SUNDEEN,1995).
PENYEBAB PERILAKU
KEKERASAN

 BIOLOGI : SISTEM LIMBIK OTAK


TUMOR/TRAUMA
 PSIKOLOGIS
 kegagalan/frustasi, korban kekerasan, kemarahan
 SOSIAL BUDAYA
 Kekerasan yang terjadi dianggap sebagai suatu
tindakan yang wajar untuk menanamkan disiplin
dan membentuk karakter anak di masyakarat
 Ekonomi
 Kemiskinan keluarga seringkali menyebabkan
terjadinya tekanan hidup menjadi berat sehingga
memaksakan seluruh anggota keluarga
berkontribusi dalam menopang ekonomi keluarga
 Lingkungan
 Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
 Gambar atau film porno
RESIKO PSIKIS DAN KESEHATAN
REPRODUKSI
 Korban perkosaan biasanya mengalami trauma
 Rasa takut yang berkepanjangan
 Tidak mampu kembali berinteraksi secara sosial
dengan masyarakat secara normal
 Tak jarang dikucilkan dan buang oleh lingkungannya
karena dianggap membawa aib
 Resiko tinggi menjadi tidak mampu melakukan
aktivitas seksual secara normal pada kehidupannya
dimasa datang
FASE REAKSI PSIKOLOG
TERHADAP PERKOSAAN
 Fase disorganisasi akut
 Fase yang di manifestasikan dalam 2 cara :
 Keadaan terekspresi yaitu syok, tidak percaya, takut, rasa
memalukan, marah dan bentuk emosi yang lainnya.
 Keadaan terkontrol, dimana perasaan tertutup atau
tersembunyi dan korban tampak tenang
 Fase menyangkal dan tanpa keinginan untuk bicara tentang
kejadian, diikuti tahap cemas yang meningkat, takut mengingat
kembali, gangguan tidur, terlalu waspada dan reaksi
psikosomatik.
 Fase Reorganisasi
 Dimana kejadian ditempatkan pada perspektif, beberapa korban
tidak benar-benar pulih dan mengembangkan gangguan stress
RESPONS KORBAN
PERKOSAAN
 AKUT:
TAKUT, SYOK, MARAH, TIDAK PERCAYA,
INGKAR, MALU, PUTUS ASA, ANSIETAS, BALAS
DENDAM.

 PENYESUAIAN KELUAR :
SUPRESI, MENAMBAH KEAMANAN, TIDAK
BUTUH BANTUAN, MENYEMBUNYIKAN.
RESPON KORBAN PERKOSAAN
1. RESPON EMOSI : GAWAT DARURAT

♣ RESPONS EKSPRESIF
KETAKUTAN TEGANG
KEMARAHAN ANSIETAS
KEGELISAHAN MENANGIS

♣ RESPON TERKONTROL
TENANG MENYEMBUNYIKAN
TUNDUK PERASAAN
LEMBUT TIDAK TERBUKA
2. RESPONS BEBERAPA MINGGU
SETELAH PEMERKOSAAN
 MEMAR,LECET
 SAKIT KEPALA, LELAH, GANGGUAN
TIDUR
 NYERI, MUAL, MUNTAH
 NYERI DAERAH PERINEAL
 GERAM, MARAH, MALU, TERHINA
 DENDAM, MENYALAHKAN DIRI SENDIRI
 TAKUT PENYIKSAAN DAN MATI
3. RESPON/DAMPAK JANGKA
PANJANG
 GELISAH, MIMPI BURUK, PHOBIA,
KONTROL DIRI HILANG
 DEPRESI, BUNUH DIRI, PENYALAHGUNA
OBAT, PSIKOTIK
 TERSEMBUNYI, SUPRESI
PENATALAKSANAAN
 Tujuanpenatalaksanaan adalah memberikan dukungan
simpatis, untuk menurunkan trauma, emosional pasien
dan mengumpulkan bukti yang ada untuk kemungkinan
tindakan legal.
 Hormati privacy dan sensitifitas pasien, bersikap baik
dan memberikan dukungan.
 Yakinkan pasien bahwa cemas adalah sesuatu yang
dialami.
 Terima reaksi emosi pasien, misalnya terlalu perasa.
 Jangan tinggalkan pasien sendiri
PENCEHAGAN
 Peningkatan keimanan dan ketakwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
 Peningkatan pemahaman tentang hak asasi
manusia, hak-hak anak, dan kesetaraan gender.
 Peningkatan kesadaran hukum dan dampak tindak
kekerasan terhadap anak.
 Pengintegrasian program pencegahan tindak
kekerasan dalam program pemberdayaan keluarga.
PENCEGAHAN PERKOSAAN
 PENINGKATAN KEMAMPUAN INDIVIDU &
KELOMPOK
- POLA ASUH ANAK
- KELUARGA SEJAHTERA
- KRISIS KELUARGA
- POLA ASUH REMAJA
- DISIPLIN ANAK
- MANAJEMEN STRESS
- PENDIDIKAN PERILAKU/MORAL/BUDI
- INFORMASI MEDIA
- HUKUM
 PEMERATAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
- KEMISKINAN
- PENGANGGURAN
- KEADILAN
- KEAMANAN
PROSES KEPERAWATAN
 PENGKAJIAN FISIK HEAD TO TOE
 ASPEK PERILAKU
 apakah klien respons secara verbal ?
 apakah dapat mengikuti petunjuk ?
 apakah yang telah dilakukan ?
ASPEK KOGNITIF/PSIKOLOGIS
 DAPATKAH KLIEN MENCERITAKAN
KEJADIANNYA ?
 APA KOPING KLIEN ?
 BAGAIMANA PERASAAN KLIEN ?
ASPEK SOSIAL BUDAYA
 SIAPA SISTEM PENDUKUNG ?
 APAKAH KLIEN BUTUH TEMPAT TINGGAL ?
 SIAPA YANG SUDAH DIHUBUNGI KLIEN ?
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan perkosaan (luka
bekas perkosaan).
 Cemas berhubungan dengan status sosial, krisis situasi.
 Harga diri rendah berubungan dengan krisis situasional, isolasi
sosial.
 sindroma trauma perkosaan
 ketidakberdayaan
 harga diri rendah
 keputusasaan
 ketakutan
 ansietas
 risiko : - isolasi sosial
- bunuh diri
TINDAKAN KEPERAWATAN
KORBAN PERKOSAAN
 FASE AKUT

 FASE PENYESUAIAN LUAR


 FASE ORGANISASI : KONSELING
- SELF-EXPLORASI
- SELF-UNDERSTANDING
- ACTION
HASIL EVALUASI

 UNGKAPAN KEJADIAN AKURAT


 EMOSI ADAPTIF

 KOPING ADAPTIF
SELAMAT BELAJAR
“Satu-satunya kebijaksanaan adalah mengetahui
bahwa anda tidak tahu apa-apa” (socrates)

Anda mungkin juga menyukai