PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Orang Dengan Gangguan Jiwa yang disingkat dengan ODGJ adalah
orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang
termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala atau perubahan perilaku
yang bermakna,serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam
menjalankan fungsi sebagai manusia (UU Kesehatan Jiwa No.36 tahun
2014). Hambatan yang dialami oleh klien gangguan jiwa akan
mempengaruhi kualitas hidupnya, sehingga menjadi perhatian khusus
karena dampak yang diakibatkan tidak hanya pada klientetapi juga
berdampak pada keluarga dan masyarakat. Hal tersebut di atas menunjukan
masalah gangguan jiwa di dunia memang sudah menjadi masalah yang
sangat serius dan menjadi masalah kesehatan global.
Prevalensi gangguan jiwa berat pada penduduk Indonesia 1,7 per
mil. Gangguan jiwa berat terbanyak di DI Yogyakarta, Aceh, Sulawesi
Selatan, Bali, dan Jawa Tengah. Proporsi RT yang pernah memasung ART
gangguan jiwa berat 14,3 persen dan terbanyak pada penduduk yang tinggal
di perdesaan 18,2%, serta pada kelompok penduduk dengan kuintil indeks
kepemilikan terbawah (19,5%). Prevalensi gangguan mental emosional pada
penduduk Indonesia 6%. Provinsi dengan prevalensi ganguan mental emosional
tertinggi adalah Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, DI Yogyakarta,
dan Nusa Tenggara Timur.
Indikator kesehatan jiwa yang dinilai pada Riskesdas 2013 antara
lain gangguan jiwa berat, gangguan mental emosional serta cakupan
pengobatannya. Gangguan jiwa berat adalah gangguan jiwa yang ditandai oleh
terganggunya kemampuan menilai realitas atau tilikan (insight) yang buruk.
Gejala yang menyertai gangguan ini antara lain berupa halusinasi, ilusi,
waham, gangguan proses pikir, kemampuan berpikir, serta tingkah laku
aneh, misalnya agresivitas atau katatonik. Gangguan jiwa berat dikenal dengan
sebutan psikosis dan salah satu contoh psikosis adalah skizofrenia.
1
kesehatan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang
signifikan di dunia, termasuk di Indonesia. Menurut data WHO (2016),
terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar,
21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia. Di Indonesia,
dengan berbagai faktor biologis, psikologis dan sosial dengan
keanekaragaman penduduk; maka jumlah kasus gangguan jiwa terus
bertambah yang berdampak pada penambahan beban negara dan penurunan
produktivitas manusia untuk jangka panjang. (Kemenkes 2016)
Prevalensi gangguan jiwa menurut WHO tahun 2013 mencapai 450
juta jiwa diseluruh dunia, dalam satu tahun sesuai jenis kelamin sebanyak
1,1 perseribu orang wanita, pada pria sebanyak 0,9 perseribu orang
sementara jumlah yang mengalami gangguan jiwa seumur hidup sebanyak
1,7 wanita perseribu dan 1,2 pria perseribu. Menurut National Institute of
Mental Health (NIMH) berdasarkan hasil sensus penduduk Amerika Serikat
tahun 2004, diperkirakan 26,2% penduduk yang berusia 18 tahun atau lebih
mengalami gangguan jiwa (NIMH, 2011 dalam Trigoboff, 2013). Prevalensi
gangguan jiwa cukup tinggi dan terjadi pada usia produktif.
Data Riskesdas tahun 2007 menunjukan Prevalensi Nasional
Gangguan Jiwa Berat yaitu Skizofrenia sebesar 0,46%, atau sekitar 1,1 juta
orang atau 5,2% dari jumlah penderita Skizofrenia di seluruh dunia
sedangkan data RiskesdasTahun 2013 Prevalensi gangguan jiwa berat
(psikosis/skizofrenia) pada penduduk Indonesia 1,7 per mil atau 1-2 orang
dari 1.000 warga di indonesia yang mengalami gangguan jiwa berat yang
berjumlah 1.728 orang.
Data statistik dari direktorat kesehatan jiwa, masalah kesehatan jiwa
dengan klien gangguan jiwa terbesar (70%) adalah skizofrenia. Skizofrenia
adalah sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi fungsi individu
antara lain fungsi berfikir dan berkomunikasi, menerima dan
menginterprestasikan realita, merasakan dan menunjukkan emosi serta
berperilaku (Stuart dan Laraia, 2013). Skizofrenia diakibatkan karena ada
gangguan pada struktur otak yang mengakibatkan perubahan kemampuan
berpikir, bahasa, emosi, perilaku sosial dan kemampuan berhadapan dengan
2
realita secara tepat (Varcarolis dan Halter, 2010). Berdasarkan hal tersebut
klien dengan skizofrenia akan mengalami kemunduran dalam kehidupan
sehari-hari, hal ini ditandai dengan hilangnya motivasi dan tanggung
jawab. Selain itu pasien cenderung apatis, menghindari kegiatan dan
mengalami gangguan dalam penampilan.
B. Tujuan
1. Untuk Mengetahui pengertian diagnosis resiko.
2. Untuk mengetahui beberapa diagnosis resiko gangguan jiwa berdasarkan
NANDA.
3. Untuk mengetahui diagnosis resiko gangguan jiwa berdasarkan NANDA
beserta NOC dan NIC.
3
BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA
4
4. RESIKO HARGA DIRI RENDAH KRONIK (00224)
5. RESIKO HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL (00153)
6. RESIKO KETEGANGAN PERAN PEMBERI ASUHAN (00062)
7. RESIKO KETIDAKMAMPUAN MENJADI ORANG TUA (00057)
8. RESIKO GANGGUAN PERLEKATAN (00058)
9. RESIKO KETIDAKEFEKTIFAN HUBUNGAN (00229)
10. RESIKO KETIDAKEFEKTIFAN PROSES KEHAMILAN –
MELAHIRKAN (00227)
11. RESIKO GANGGUAN HUBUNGAN IBU – JANIN (00209)
12. RESIKO SINDROM PASCA TRAUMA (00145)
13. RESIKO SINDROM STRES AKIBAT PERPINDAHAN (00149)
14. RESIKO KETIDAKEFEKTIFAN PERENCANAAN AKTIVITAS
(00266)
15. RESIKO DUKACITA TERGANGGU (00172)
16. RESIKO GANGGUAN PENYESUAIAN INDIVIDU (00211)
17. RESIKO HAMBATAN RELIGIOSITAS (00170)
18. RESIKO DISTRES SPIRITUAL (00067)
19. RESIKO SINDROM STRES AKIBAT PERPINDAHAN (00114)
20. RESIKO TRAUMA (00038)
21. RESIKO PERILAKU KEKERASAN TERHADAP ORANG LAIN
(00138)
22. RESIKO MUTILASI DIRI (00139)
23. RESIKO BUNUH DIRI (00150)
24. RESIKO KERACUNAN (00037)
25. RESIKO KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN (00112)
(Herdman, 2015)
5
RESIKO KONFUSI AKUT (00173)
Domain 5: Persepsi/Kognisi
Kelas 4: Kognisi
Definisi
Rentan mengalami gangguan kesadaran, perhatian, kognisi, dan persepsi yang
reversibel dan terjadi dalam periode waktu singkat, yang mengganggu kesehatan.
Faktor resiko
Agens farmaseutikal
Demensia
Fluktuasi siklus tidur-bangun
Gangguan kognitif
Gender pria
Ketidaktepatan penggunaan restrain
Penyalahgunaan zat
Penyeimbangan sensori
Riwayat stroke
Usia ≥ 60 tahun
Hasil NOC
Tingkat demensia: keparahan dari gangguan yang tidak bisa dikembalikan
(seperti semula) pada kesadaran dan kognisi yang mengarah pada kehilangan
fungsi mental, fisik, dan sosial selama jangka waktu yang lama.
Penuaan fisik: perubahan fisiologi normal yang terjadi dalam proses penuaan
yang alami.
Tidur: periode alami mengistirahatkan kesadaran dalam memulihkan tubuh
Keparahan ketagihan zat: keparahan tanda dan gejala putus dari kecanduan
obat, rokok, atau alkohol.
Intervensi NIC
Perawatan penggunaan zat terlarang: perawatan bagi klien dan anggota
keluarga yang menunjukkan disfungsi akibat penyalahgunaan maupun
ketergantungan zat terlarang.
Manajemen delirium: penyediaan lingkungan yang aman dan terapeutik bagi
pasien yang mengalami fase kebingungan akut.
6
Manajemen delusi: mendukung kenyamanan, keamanan, dan orientasi terhadap
realita dari pasien yang mengalami keyakinan dan kepercayaan yang salah dan
sudah mengakar, yang hanya sedikit dan tidak memiliki dasar realita.
Manajemen lingkungan keselamatan: memonitor dan memanipulasi lingkungan
fisik untuk meningkatkan keamanan.
Manajemen halusinani: meningkatkan keamanan, kenyamanan, dan orientasi
realita pada klien yang mengalami halussinasi.
7
RESIKO PELEMAHAN MARTABAT (00174)
Domain 6: Persepsi Diri
Kelas 1: Konsep Diri
Definisi
Rentan terhadap persepsi kehilangan respek, yang dapat mengganggu kesehatan.
Faktor resiko
Dipermalukan
Keganjilan budaya
Kehilangan kendali fungsi tubuh
Ketidakadekuatan partisipasi dalam pembuatan keputusan
Kurang memahami informasi kesehatan
Merasa terganggu oleh praktisi
Merasa tidak diperlakukan secara manusiawi
Merasakan invasi terhadap privasinya
Pengungkapan informasi rahasia
Stigmatisasi
Hasil NOC
Kepuasan klien: perlindungan hak asasi: tingkat persepsi positif terhadap
perlindungan hak hokum dan moral klien yang diberikan oleh staf perawat.
Akhir kehidupan yang bermartabat: tindakan personal untuk mempertahankan
kontrol (diri) ketika mencapai akhir kehidupan.
Intervensi NIC
Bimbingan antisipastif: persiapan pasien untuk mengantisipasi perkembangan
dan situasi krisis.
Dukungan pengambilan keputusan: menyediakan informasi dan dukungan bagi
pasien terkait dengan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan
perawatan kesehatan.
Perlindungan terhadap hak pasien: perlindungan terhadapa hak perlindungan
perawatan kesehatan pasien, terutama pada pasien yang memiliki kompetensi
sedikit untuk membuat keputusan, yang tidak memiliki kapasitas untuk membuat
keputusan dan tidak memiliki kompetensi untuk mengambil keputusan.
8
Menghadirkan diri: berada bersama seseorang baik secara fisik maupun
psikologi pada saat seseorang membutuhkan (kehadiran orang lain).
9
RESIKO GANGGUAN IDENTITAS PRIBADI (00225)
Domain 6: Persepsi Diri
Kelas 1: Konsep Diri
Definisi
Rentan terhadap ketidakmampuan persepsi diri yang utuh dan komplek, yang
dapat mengganggu kesehatan.
Faktor Resiko
Agens farmaseutikal
Disfungsi proses keluarga
Diskriminasi
Gangguan kepribadian ganda
Ganggan manik
Gangguan otak organik
Gangguanpsikiatrik
Harga diri rendah
Indroktinasi pemujaan
Ketidaksesuaian budaya
Krisis situasi
Perubahan peran sosial
Prasangka
Tahap perkembangan
Transisi perkembangan
Hasil NOC
Pemulihan terhadap kekerasan: keberlanjutan pemulihan setelah terjadinya
kekerasan fisik atau psikologis yang meliputi eksploitasi seksual atau finansial
Tingkat depresi: keparahan alam perasaan melankolis dan kehilangan minat pada
eristiwa kehidupan
Fungsi keluarga: kapasitas sebuah keluarga untuk memenuhi kebutuhan
anggotanya selama masa perkembangan
Harga diri: penilaian harga diri sendiri
10
Intervensi NIC
Restrukturisasi kognitif: mengajak pasien untuk mengubah pola fpikir yang
menyimpang dan melihat diri serta dunia secara realistis
Perawatan penggunaan zat terlarang: perawatan bagi klien dan anggota
keluarga yang menunjukkan disfungsi akibat penyalahgunaan maupun
ketergantungan zat terlarang
11
RESIKO HARGA DIRI RENDAH KRONIK (00224)
Domain 6: Persepsi Diri
Kelas 2: Harga Diri
Definisi
Rentan terhadap evaluasi diri/perasaan negatif tentang diri sendiri atau kemmpuan
diri dalam waktu yang lama, yang dapat menggangguu kesehatan.
Faktor resiko
Gangguan psikiatrik
Kegagalan berulang
Ketidaksesuaian budaya
Ketidaksesuaian spiritual
Koping terhadap kehilangan tidak efektif
Kurang kasih sayang
Kurang keanggotaan dalam kelompok
Kurang respek dari orang lain
Merasa efek tidak sesuai
Pengauatan negatif berulang
Terpapar peristiwa traumatik
Hasil NOC
Penerimaan status kesehatan: tindakan personal untuk menyesuaikan
perubahan-perubahan signifikan dalam situasi kesehatan
Adaptasi terhadap disabilitas fisik: tindakan personal untuk beradaptasi
terhadap tantangan terkait dengan fungsi yang signifikan akibat terjadinya
disabilitas fisik
Kontrol diri terhadap distorsi pemikiran: mengendalikan diri dari gangguan
penglihatan, proses pikir, da nisi pikir
Kontrol resiko: tindakan individu untuk mengerti, mencegah, mengeliminasi,
atau mengurangi ancaman kesehatan yang telah dimodifikasi
Intervensi NIC
12
Peningkatan koping: fasilitasi usaha kognitif dan perilaku untuk mengelola
stresor yang dirasakan, perubahan, atau ancaman yang mengganggu dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidup dan peran
Inspirasi harapan: meningkatkan kepercayaan mengenai kapasitas seseorang
untuk memulai dan mempertahankan tindakan
Peningkatan harga diri: membantu pasien untuk meningkatkan penilaian pribadi
mengenai harga diri
Dukugan kelompok: pemanfaatan kelompok di lingkunagan sekitar untuk
memberikan dukungan emosional dan informasi kesehata kepada semua
anggotanya
Konseling: penggunaan proses membantu interaktif yang berfokus pada
kebutuhan, masalah atau perasaan klien dan SO untuk meningkatkan atau
mendukung koping, peneyelesaian masalah daan huubungan interpersonal
13
RESIKO HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL (00153)
Domain 6: Persepsi Diri
Kelas 2: Harga Diri
Definisi
Rentan terjadi persepsi negatif tentang makna diri sebagai respon terhadap situasi
saat ini.
Faktor resiko
Gangguan citra tubuh
Gangguan fungsi
Gangguan peran sosial
Harapan diri tidak realistik
Ketidakadekuatan pemahaman
Penurunan kontrol terhadap lingkungan
Perilaku tidak konsisten dengan nilai
Hasil NOC
Pemulihan terhadap kekerasan: keberlanjutan pemulihan setelah terjadinya
kekerasan fisik atau psikologis yang meliputi eksploitasi seksual atau finansial.
Adaptasi terhadap disabilitas fisik: tindakan personal untuk beradaptasi
terhadap tantangan terkait dengan fungsi yang signifikan akibat terjadinya
disabilitas fisik
Citra tubuh: persepsi terhadap penampilan dan fungsi tubuh sendiri.
Penampilan peran: kesesuaian antara peilaku peran diri dengan peran yang
diharapkan.
Intervensi NIC
Peningkatan citra tubuh: meningkatkan persepsi dan sikap pasien baik yang
disadari maupun tidak disadari terhadap dirinya.
Manajemen alam perasaan: menyediakan keamanan, stabilitasi, pemulihan,
daan merawat pasien yang mengalami disfungsi depresi atau peningkatan alam
perasaan.
14
Peningkatan harga diri: mebantu pasien untuk menigkatkan penilaian pribadi
mengenai harga diri.
Dukungan pengambilan keputusan: menyediakan informasi dan dukungan bagi
pasien terkait dengan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan
perawatan kesehatan.
15
RESIKO KETEGANGAN PERAN PEMBERI ASUHAN (00062)
Domain 7: Hubungan Peran
Kelas 1: Peran Pemberi Asuhan
Definisi
Rentan terhadap kesulitan melakukan peran pemberi asuhan keluarga/orang
terdekat, yang dapat mengganggu kesehatan.
Faktor resiko
Adanya penganiyaan (mis. Fisik, psikologis, seksual)
Adaptasi keluarga tak efektif
Aktifitas pemberi asuhan berlebihan
Beratnya penyakit penerima asuhan
Gangguan fungsi kognitif pada pemberi asuhan
Gangguan kongenital
Gangguan psikologis pada pemberi asuhan
Gangguan psikologis pada penerima asuhan
Isolasi keluarga
Isolasi pemberi asuhan
Keterlambatan perkembangan pemberi asuhan
Ko-dependensi
Kompetisi peran dan komitmen pemberi asuhan
Kompleksitas tugas pemberi asuhan
Kurang rekreasi pemberi asuhan
Kurang waktu luang untuk pemberi asuhan
Pajanan pada kekerasan
Pasangan sebagai pemberi asuhan
Pemberi asuhan wanita
Penerima asuhan menunjukkan perilaku kacau dan menyimpang
Penyalahgunaan zat
Pola disfungsi keluarga sebelum situasi pemberian asuhan
16
Pola hubungan tidaak efektif antara pemberi asuhan dan penerima asuhan
Pola koping pemberi asuhantidaak efektif
Stressor
Tidak pengalaman dengan pemberi asuhan
Hasil NOC
Tingkat kelelahan: keparahan kelelahan secara umum berdasarkan pengamatan
atau laporan.
Pengetahuan rejimen penanganan: tingkat pemahaman yang disampaikan
tentang rejimen pengobatan khusus.
Partisipasi di waktu luang: penggunaan aktifitas-aktifitas yang menenangkan,
menarik, dan menyenangkan untuk meningkatkan kesejahteraan.
Tingkat stress: keparahan sebagai manifestasi dari tekanan fisik atau mental dari
faktor-faktor yang mengganggu keseimbangan yang ada.
Intervensi NIC
Dukungan pengasuhan (care giver supprt): penyediaan informasi, advokasi,
dan dukungan yang diperlukan untuk memfasilitasi perawatan pasien oleh orang
lain selain ahli kesehatan.
Peningkatan pengasuhan: memberikan informasi tentang pengasuhan,
dukungan, dan koordinasi layanan yang komprehensif bagi keluarga dengan
resiko tinggi.
Peningkatan system dukungan: fasilitasi dukungan bagi pasien oleh keluarga,
tema-teman, dan masyarakat.
17
RESIKO KETIDAKMAMPUAN MENJADI ORANG TUA (00057)
Domain 7: Hubungan Peran
Kelas 1: Peran Pemberi Asuhan
Definisi
Rentan terhadap ketidakmampuan pemberi asuhan primer untuk menciptakan,
mempertahankan, atau memperbaiki lingkungan yang meningkatkan pertumbuhan
daan perkembangan optimum anak.
Faktor resiko
Bayi atau anak
Gangguan perilaku (mis, kurang perhatian, penyimpangan oposisi)
Jenis kelamin tidak sesuai harapan
Kelahiran kembar
Kelahiran premature
Keterlambatan perkembangan
Kondisi cacat
Konflik temperamental dengan harapan orang tua
Perpisahan lama dari orang tua
Penyakit
Perubahan kemampuan persepsi
Temperamen sulit
Pengetahuan
Cenderung melakukuna hukuman fisik
Dfisisensi pengetahuan tentang keterampilan menjadi orang tua
Defisiensi pengetahuan tentang pemeliharaan kesehatan anak
Defisiensi pengetahuan tentang perkembangan anak
Gangguan fungsi kognitif
Harapan yang tidak realistis terhadap anak
Keterampilam komunikasi buruk
Ketidakmampuan untuk berespons terhadap isyarat bayi
18
Kurang kesiapan menjadi orang tua
Tingkat pendidikan rendah
Psikologis
Depresi
Jarak antar kehamilan terlalu dekat
Jumlah kehamilan banyak
Kesulitan proses melahirkan
Ketunadayaan
Kurang tidur
Pola tidur nonrestoratif (mis. Karena tanggug jawab pemberi asuhan, praktik
mengasuh, pasangan tidur)
Riwayat penyakit jiwa
Riwayat peyalahgunaan zat
Usia orang tua terlalu muda
Sosial
Asuhan prenatal lambat
Gangguan lingkungan rumah
Harga diri rendah
Isolasi sosial
Kehamilan tidak direncakanan
Kehamilan yang tidak diinginkan
Kerugian ekonomi
Kesulitan hokum
Ketegangan peran
Ketidakadekuatan pengaturan asuhan anak
Konflik perkawinan/pasangan
Kurang akses terhadap sumber
Kurang asuhan pranatal
Kurang jaringan dukungan sosial
Kurang model peran orang tua
Kurang penerapan nilai tentang peran menjadi orang tua
19
Kurang sumber daya (mis. Finansial, sosial, pengetahuan)
Kurang transportasi
Menganggur
Orang tua anak tidak dilibatkan
Orang tua tunggal
Perpisahan orang tua-anak
Perubahan dalam unit keluarga
Relokasi
Riwayat menjadi pelaku penganiyaan (mis. Fisik, psikologi, seksual)
Riwayat penganiyaan
Strategi koping yang maladaptif
Stressor
Hasil NOC
Tingkat kecemasan: keparahan dari tanda-tanda keparahan ketakutan, ketegagan,
atau kegelisahan yang berasal dari sumber yang tidk dapat diidentifikasi.
Kognisi: kemampuan untuk melaksanakan proses mental yang komlpleks.
Koping: tindakan pribadi untuk mengelola stress yang membebabi kemampuan
individu.
Tingkat stress: keparahan sebagai manifestasi dari tekanan fisik atau mental dari
faktor-faktor yang mengganggu keseimbangan yang ada.
Intervensi NIC
Dukungan perlindungan terhadap kekerasan anak: identifiksai adanya
hubungan yang memiliki resiko tinggi pada anak dan tindakan untuk mencegah
kemungkinanan atau tindakan penganiyaan lebih lanjut dalam hal fisik, seksual
atau emosional pelalaian dalam (pemenuhan) kebutuhan hidup dasar.
Peningkatan kelekatan: memfasilitasi perkembangan afektif, mempertahankan
hubungan antara bayi dan orang tua.
Peningkatan integritas keluarga:peningkatan persatuan dan kesatuan keluarga.
Peningkatan normalisasi: membantu orang tua dan anggota keluarga dari anak-
anak dengan penyakit kronis atau cacat untuk memberikan pengalaman hidup
yang normal bagi anak dan keluarga mereka.
20
Peningkatan pengasuhan: memberikan informasi tentang pengasuhan,
dukungan, dan koordinasi layanan yang komprehensif bagi keluarga beresiko
tinggi.
RESIKO GANGGUAN PERLEKATAN (00058)
Domain 7: Hunbungan Peran
Kelas 2: Hubungan Keluarga
Definisi
Rentan terhadap gangguan proses interaktif antara orang tua/orang terdekat dan
anak/bayi yang mendukung perkembangan hubungan saling melindungi dan
saling asuh.
Faktor resiko
Ansietas
Kendala fisik (mis. Bayi dalam boks penghangat)
Ketidakmampuan orang tua untuk memenuhi kebutuhan personal
Konflik orang tua yang timbul akibat
Anak yang tidak teratur
Kurang privasi
Penyakit anak mencegah inisiasi efektif kontak dengan orang tua
Peyalahgunaan zat
Perilaku bayi tidak teratur
Perpisahan orang tua-anak
Prematuritas
Hasil NOC
Tingkat kecemasan: keparahan dari tanda-tanda keparahan ketakutan, ketegagan,
atau kegelisahan yang berasal dari sumber yang tidk dapat diidentifikasi.
Pengetahuan pengasuhan: tingkat pemahaman yang disampaikan tentang
penyediaan pengasuhan dan lingkungan yang konstruktif untk anak dari 1 tahun
sampai 17 tahun.
Koping: tindakan pribadi untuk mengelola stress yang membebani kemampuan
individu.
Intervensi NIC
21
Peningkatan kelekatan: memfasilitasi perkembangan afektif, mempertahankan
hubungan antara bayi dan orang tua.
Promosi integritas keluarga: keluarga yang membesarkan anak: fasilitasi
pertumbuhan individu atau keluarga yang menambahkan bayi ke dalam unit
keluarga.
Identifikasi resiko keluarga yang membesarkan anak: identifikasi indiviidu
atau keluarga yang kemungkinan mengalami kesulitan pengasuhan dan
memprioritaskan strategi dalam mencegah masalah-masalah pengasuhan.
22
RESIKO KETIDAKEFEKTIFAN HUBUNGAN (00229)
Domain 7: Hubungan Peran
Kelas 3: Performa Peran
Definisi
Rentan untuk mengalami suatu pola ketidakmampuan untuk menciptakan suatu
hubungan mutual untuk saling memenuhi kebutuhan.
Faktor Resiko
Harapan tidak realistik
Keterampilan komunikasi buruk
Krisis perkembangan
Pengurungan oleh salah satu pasangan
Penyalahgunaan zat
Perubahan fungsi kognitif pada salah satu pasangan
Riwayat kekerasan dalam rumah tangga
Stresor
Hasil NOC
Hubungan caregiver- pasien :interaksi positif dan hubungan antara caregiver
dan penerima rawatan.
Keterampilan Interaksi Sosial : Perilaku seseorang yang dapat meningkatkan
hubungan yang efektif.
Keterlibatan Sosial : Interaksi sosial dengan orang, kelompok, atau organisasi.
Intervensi NIC
Modifikasi Perilaku : Keterampilan – keterampilan Sosial : membantu pasien
untuk mengembangkan atau meningkatkan keterampilan sosial interpersonal.
Peningkatan Integritas Keluarga : peningkatan persatuan dan kesatuan keluarga
Peningkatan Kecakapan Hidup : mengembangkan kemampuan individu untuk
mengatasi kebutuhan dan tantangan dalam kehidupan sehari – hari secara mandiri
dan efektif.
23
RESIKO KETIDAKEFEKTIFAN PROSES
KEHAMILAN – MELAHIRKAN (00227)
Domain 8: Seksualitas
Kelas 3: Reproduksi
Definisi
Rentan terhadap tidak cocoknya konteks lingkungan, norma dan harapan tentang
kehamilan, proses melahirkan, dan perawatan bayi baru lahir.
Faktor Resiko
Distres psikososial ibu
Kehamilan tidak direncanakan
Kehamilan yang tidak diinginkan
Kekerasan dalam rumah tangga
Ketidakberdayaan ibu
Kunjungan perawatan prenatal tidak konsisten
Kurang kesiapan kognitif menjadi orang tua
Kurang model peran menjadi orang tua
Kurang nutrisi ibu
Kurang pengetahuan tentang proses kehamilan – melahirkan
Kurang perawatan prenatal
Kurang sistem mendukung
Penyalahgunaan zat
Rencana melahirkan tidak realistis
Hasil NOC
Status Maternal: Antepartum : sejauh mana kesejahteraan maternal dalam batas
normal dari konsepsi sampai awal persalinan.
Status Maternal: Intrapartum : sejauh mana kesejahteraan maternal dalam
batas normal dari awal persalinan sampai melahirkan.
Status Maternal: Postpartum : sejauh mana kesejahteraan maternal dalam batas
normal dari plasenta sampai selesai involusi.
24
Intervensi NIC
Persiapan Melahirkan : memberikan informasi dan dukungan untuk
memfasilitasi persalinan dan untuk meningkatkan kemampuan individu dalam
mengembangkan dan melakukan peran (sebagai) orang tua.
Identifikasi RESIKO: Keluarga yang Membesarkan Anak : identifikasi
individu atau keluarga yang kemungkinan mengalami kesulitan pengasuhan dan
memprioritaskan strategi dalam mencegah masalah – masalah pengasuhan.
25
RESIKO GANGGUAN HUBUNGAN IBU – JANIN (00209)
Doomain 8: seksualitas
Klelas 3: Reproduksi
Definisi
Rentan terhadap diskontinuitas hubungan simbiotik ibu – janin sebagai akibat
kondisi komorbid atau terkait kehamilan, yang dapat mengganggu kesehatan.
Faktor RESIKO
Adanya penganiayaan (mis., fisik, psikososial, seksual)
Gangguan metabolisme glukosa (mis., diabetes, penggunaan steroid)
Gangguan transpor oksigen ( karena anemia, penyakit jantung, asma,
hipertensi, kejang, persalinan prematur, hemoragi,dll)
Komplikasi kehamilan (mis., pecah ketuban dini, plasenta previa/abrupsio,
gestasi kembar)
Penyalahgunaan zat
Perawatan prenatal tidak adekuat
Program pengobatan
Hasil NOC
Status Janin: Antepartum : sejauh mana tanda – tanda janin berada dalam batas
normal dari konsepsi sampai persalinan.
Status Meternal: Antepartum : sejauh mana kesejahteraan maternal dalam batas
normal dari konsepsi sampai awal persalinan.
Status Maternal: Intrapartum : sejauh mana kesejahteraan maternal dalam
batas normal dari awal persalinan sampai melahirkan.
Kelekatan Orang Tua – Bayi : perilaku orangtua dan bayi yang menunjukkan
kelekatan afeksi yang bertahan.
Intervensi NIC
Perawatan kehamilan resiko tinggi : identifikasi dan pengelolaan kehamilan
resiko tinggi untuk memperoleh hasil status yang sehat untuk ibu dan bayi.
Konseling prakonsepsi : skrining dan memberikan informasi dan dukungan bagi
pasangan usia subur sebelum kehamilan untuk meningkatkan kesehatan dan
mengurangi resiko.
26
RESIKO SINDROM PASCATRAUMA (00145)
Domain 9: Koping/Toleransi Stres
Kelas 1: Respon Pasca Trauma
Definisi
Rentan mengalami respons maladaptif yang terus – menerus terhadap peristiwa
traumatis dan memilukan.
Faktor RESIKO
Dipindahkan dari rumah
Dukungan sosial yang tidak adekuat
Durasi peristiwa traumatik
Lingkungan tidak kondusif terhadap kebutuhan
Pekerjaan melayani orang (mis., polisi, pemadam kebakaran, petugas
penyelamat, reparasi, unit gawat darurat, kesehatan jiwa)
Penurunan kekuatan ego
Peran sebagai orang yang selamat dalam peristiwa
Persepsi peristiwa traumatik
Rasa tanggung jawab yang berlebihan
Hasil NOC
Pemulihan terhadap kekerasan : keberlanjutan penyembuhan setelah terjadinya
kekerasan fisik atau psikologis yang meliputi eksploitasi seksual atau finansial.
Status kenyamanan psikospiritual : kenyamanan psikospiritual terkait dengan
konsep diri, kesejahteraan emosi, sumber inspirasi serta makna dan tujuan hidup
seseorang.
Pengaturan Psikososial ;Perubahan kehidupan : respon psikososial adaptif dari
individu terhadap perubahan kehidupan yang signifikan
Intervensi NIC
Konseling : penggunaan proses membantu interaktif yang berfokus pada
kebutuhan, masalah atau perasaan klien, dan SO untuk meningkatkan atau
mendukung koping, penyelesaian masalah dan hubungan interpersonal.
27
Intervensi Krisis : penggunaan konseling jangka pendek untuk membantu klien
mengatasi krisis dan menjadikan kondisi individu berfungsi kembali menjadi
lebih baik jika dibandingkan dengan kondisi sebelum krisis.
Peningkatan koping : fasilitasi usaha kognitif dan perilaku untuk mengelola
stressor yang dirasakan, perubahan, atau ancaman yang mengganggu dalam
rangka memenuhi kebutuhan hidup dan peran.
28
RESIKO SINDROM STRES AKIBAT PERPINDAHAN (00149)
Domain 9: Koping/Toleransi Stres
Kelas 1: Respon Pasca Trauma
Definisi
Rentan mengalami gangguan fisiologis dan atau psikologis setelah perpindahan
dari satu lingkungan ke lingkungan lain.
Faktor RESIKO
Ketidakberdayaan
Kurang kompetensi mental
Kurangnya konseling prakeberangkatan
Pengalaman yang tidak dapat diprediksi
Perubahan lingkungab yang signifikan
Pindah dari satu lingkungan ke lingkungan lain
Riwayat kehilangan
Sistem pendukung tidak adekuat
Strategi koping tidak efektif
Hasil NOC
Pengaturan Psikososial; Perubahan Kehidupan : respon psikososial adaptif
dari individu terhadap perubahan kehidupan yang signifikan.
Adaptasi relokasi : respon emosional dan perilaku yang adaptif pada seorang
individu yang mengalami gangguan kognitif terhadap perubahan pada lingkungan
sekitar.
Intervensi NIC
Peningkatan koping : fasilitasi usaha kognitif dan perilaku untuk mengelola
stressor yang dirasakan, perubahan, atau ancaman yang mengganggu dalam
rangka memenuhi kebutuhan hidup dan peran.
Pengurangan stres relokasi : membantu individu untuk menyiapkan dan
mengatasi (kondisi) perpindahan dari satu lingkungan ke lingkungan lain.
29
RESIKO KETIDAKEFEKTIFAN PERENCANAAN AKTIVITAS (00266)
Domain 9: Koping/Toleransi Stres
Kelas 2: Respon Koping
Definisi
Rentan terhadap ketidakmampuan menyiapkan suatu set aktivitas yang sesuai
dengan waktu dan dalam kondisi tertentu.
Faktor RESIKO
Gangguan kemampuan memproses informasi
Hedonisme
Kurang dukungan sosial
Perilaku defensif ketika dihadapkan dengan usulan solusi
Persepsi terhadap kompetensi diri tidak realistis
Persepsi terhadap peristiwa tidak realistis
Pola penangguhan
Hasil NOC
Pembuatan Keputusan : kemampuan untuk membuat penilaian dan keputusan
diantara dua pilihan atau lebih.
Manajemen waktu pribadi : tindakan pribadi untuk menyelesaikan komitmen
dalam rentang waktu yang diharapkan dengan stres minimum.
Perilaku patuh : tindakan inisiatif untuk meningkatkan kesejahteraan, pemulihan,
dan rehabilitasi secara optimal.
Intervensi NIC
Dukungan pengambilan keputusan : menyediakan informasi dan dukungan
bagi pasien terkait dengan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan
perawatan kesehatan.
Peningkatan Kecakapan Hidup : mengembangkan kemampuan individu untuk
mengatasi kebutuhan dan tantangan dalam kehidupan sehari –hari secara mandiri
dan efektif.
30
Fasilitasi Pembelajaran : peningkatan kemampuan dalam memproses dan
memahami informasi.
31
RESIKO GANGGUAN PENYESUAIAN INDIVIDU (00211)
Doman 9: Koping/Toleransi Stres
Kelas 2: Respon Koping
Definisi
Rentan mengalami penurunan kemampuan untuk mendukung pola respons yang
positif terhadap situasi yang membahayakan atau krisis, yang dapat mengganggu
kesehatan.
Faktor Resiko
Adanya tambahan krisis baru (mis., kehamilan yang tidak terencana,
kehilangan rumah, kematian anggota keluarga)
Banyak situasi membahayakan yang menyertai
Kronisitas krisis yang ada.
Hasil NOC
Resiliensi Pribadi : adaptasi dan fungsi dari individu setelah adanya kondisi yang
berlawanan atau krisis yang berat.
Intervensi NIC
Intervensi Krisis : penggunaan konseling jangka pendek untuk membantu klien
mengatasi krisis dan menjadikan kondisi individu berfungsi kembali menjadi
lebih baik jika dibandingkan dengan kondisi sebelum krisis.
32
RESIKO HAMBATAN RELIGIOSITAS (00170)
33
penderitaan
NOC
Status kenyamanan : psikospiritual : kenyamanan psikospiritual terkait dengan
konsep diri, kesejahteraan emosi, sumber inspirasi serta makna dalam tujuan
hidup seseorang
Kontrol Resiko komunitas : tradisi budaya yang tidak sehat : tindakan
komunitas untuk meningkatkan kebiasaan, keyakinan nilai dan aturan yang
mendukung kesehatan anggotanya untuk modifikasi gaya hidup dalam nilai-nilai
buaya
Harapan : optimisme yang memuaskan dan mendukung kehidupan secara pribadi
Otonomi pribadi : tindakan pribadi dari individu yang kompeten untuk melatih
dalam membuat keputusan dalam hidup
Hasil NIC
Mediasi konflik : memfasilitasi dialog yang konstruktif antara pihak satu dengan
pihak lainnya dengan tujuan terselesaikannya permasalahan yang bermanfaat
untuk semua pihak dengan cara yang baik
Peningkatan koping: fasilitasi usaha kognitif dan perilaku untuk mengelola
stresor yang dirasakan, perubahan, atau ancaman yang mengganggu dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidup dan peran
Fasilitasi untuk memaafkan : membantu agar individu agar bersedia untuk
mengganti perasaan marah dan dendam pada orang lain, pada diri sendiri, atau
pada kekuatan yang lebih tinggi dan menggantinya dengan kemurahan hati,
perasaan empati dan kemanusiaan.
Peningkatan ritual keagamaan : memfasilitasi dalam praktik keagamaan
Dukungan spiritual : membantu klien untuk merasakan keseimbangan dan
hubungan dengan kekuatan yang lebih besar
34
RESIKO DISTRES SPIRITUAL (00067)
35
Konflik rasial
Perubahan dalam praktik spiritual
Perubahan dalam ritual agama
Stressor
Hasil NOC
Penerimaan status kesehatan : tindakan personal untuk menyesuaikan
perubahan signifikan dalam situasi kesehatan
Menahan diri dari kemarahan: Tindakan personal untuk mengurangi
pemikiran, perasaan, dan perilaku permusuhan yang hebat
Koping : Tindakan pribadi untuk mengelola stres yang membebani
Status kenyamanan : psikospiritual : kenyamanan psikospiritual terkait dengan
konsep diri, kesejahteraan emosi, sumber inspirasi serta makna dalam tujuan
hidup seseorang
Dukungan sosial : bantuan yang dapat dipercaya dari orang lain
Keterlibatan sosial : interaksi sosial dengan orang, kelompok, atau organisasi
Hasil NIC
Peningkatan koping: fasilitasi usaha kognitif dan perilaku untuk mengelola
stresor yang dirasakan, perubahan, atau ancaman yang mengganggu dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidup dan peran
Inspirasi harapan: meningkatkan kepercayaan mengenai kapasitas seseorang
untuk memulai dan mempertahankan tindakan
Peningkatan harga diri: membantu pasien untuk meningkatkan penilaian pribadi
mengenai harga diri
Dukugan kelompok: pemanfaatan kelompok di lingkunagan sekitar untuk
memberikan dukungan emosional dan informasi kesehata kepada semua
anggotanya
36
RESIKO SINDROM STRES AKIBAT PERPINDAHAN (00114)
37
Keparahan dari tanda-tanda ketakutan, ketegangan atau kegelisahan yang berasal
dari sumber yang tidak dapat diidentifikasi
Intervensi NIC
Bantuan kontrol marah : Memfasilitasi ekspresi marah dengan menggunakan
tingkah laku adaptif tanpa menggunakan kekerasan
Peningkatan koping : Fasilitasi usaha kognitif dan perilaku untuk mengelola
stressor yang dirasakan, atau ancaman yang mengganggu dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidup dan peran
Dukungan emosional : Memberikan kenyamanan, penerimaan dan dukungan
selama masa stres
Bimbingan antisifasif : Persiapan pasien untuk mengantisipasi perkembangan
dan situasi krisis
38
RESIKO TRAUMA (00038)
39
Perawatan penggunaan zat terlarang: perawatan bagi klien dan anggota
keluarga yang menunjukkan disfungsi akibat penyalahgunaan maupun
ketergantungan zat terlarang.
Manajemen delirium: penyediaan lingkungan yang aman dan terapeutik bagi
pasien yang mengalami fase kebingungan akut
40
Menahan diri dari kemarahan: Tindakan personal untuk mengurangi
pemikiran, perasaan, dan perilaku permusuhan yang hebat
Intervensi NIC
Restrukturisasi kognitif: mengajak pasien untuk mengubah pola fpikir yang
menyimpang dan melihat diri serta dunia secara realistis
Perawatan penggunaan zat terlarang: perawatan bagi klien dan anggota
keluarga yang menunjukkan disfungsi akibat penyalahgunaan maupun
ketergantungan zat terlarang
Bantuan kontrol marah : Memfasilitasi ekspresi marah dengan menggunakan
tingkah laku adaptif tanpa menggunakan kekerasan
41
RESIKO MUTILASI DIRI (00139)
42
Restrukturisasi kognitif: mengajak pasien untuk mengubah pola fpikir yang
menyimpang dan melihat diri serta dunia secara realistis
Bantuan kontrol marah : Memfasilitasi ekspresi marah dengan menggunakan
tingkah laku adaptif tanpa menggunakan kekerasan
43
Riwayat bunuh diri dalam keluarga
Riwayat penganiayaan masa kanak-kanak (misalnya fisik, psikologis,
seksual)
Hasil NOC
Pemulihan terhadap kekerasan: keberlanjutan pemulihan setelah terjadinya
kekerasan fisik atau psikologis yang meliputi eksploitasi seksual atau finansial
Pemulihan terhadap kekerasan : emosi : Keberlanjutan penyembuhan trauma
psikologis akibat kekerasan yang dialami
Resiko kesepian : beRESIKO mengalami ketidaknyamanan yang berkaitan
dengan keinginan atau kebutuhanuntuk melakukan lebih banyak kontak dengan
yang lain
Intervensi NIC
Restrukturisasi kognitif: mengajak pasien untuk mengubah pola fpikir yang
menyimpang dan melihat diri serta dunia secara realistis
Bantuan kontrol marah : Memfasilitasi ekspresi marah dengan menggunakan
tingkah laku adaptif tanpa menggunakan kekerasan
Terapi aktifitas : peresepan terkait dengan menggunakan bantuan aktifitas fisik,
kognis, sosial, dan spiritual untuk meningkatkan frekuensi dan durasi dariaktifitas
kelompok
44
RESIKO KERACUNAN (00037)
45
Manajemen delusi: mendukung kenyamanan, keamanan, dan orientasi terhadap
realita dari pasien yang mengalami keyakinan dan kepercayaan yang salah dan
sudah mengakar, yang hanya sedikit dan tidak memiliki dasar realita.
Manajemen lingkungan keselamatan: memonitor dan memanipulasi lingkungan
fisik untuk meningkatkan keamanan.
46
Pemikiran abstrak : kemampuan untuk mengenalli makna dan pola konsep serta
menyimpulkan ke dalam makna ide atau konteks yang baru
Pemulihan terhadap kekerasan: keberlanjutan pemulihan setelah terjadinya
kekerasan fisik atau psikologis yang meliputi eksploitasi seksual atau finansial
Pemulihan terhadap kekerasan : emosi : Keberlanjutan penyembuhan trauma
psikologis akibat kekerasan yang dialami
Intervensi NIC
Restrukturisasi kognitif: mengajak pasien untuk mengubah pola fpikir yang
menyimpang dan melihat diri serta dunia secara realistis
Bantuan kontrol marah : Memfasilitasi ekspresi marah dengan menggunakan
tingkah laku adaptif tanpa menggunakan kekerasan
47
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Diagnosis keperawatan resiko merupakan sebuah penilaian klinis
mengenai kerentanan individu, keluarga, kelompok atau masyarakat
untuk mengembangkan respon manusia yang tidak diinginkan terhadap
gangguuan kesehatan/proses kehidupan.
2. Nursing Outcome Classification (NOC) adalah suatu sistem yang dapat
memilih ukuran hasil yang berhubungan dengan diagnosis keperawatan.
3. Nursing Intervention Classification (NIC) adalah sebuah taksonomi
tindakan komprehensif berbasis bukti yang perawat lakukan di berbagai
tatanan keperawatan.
4. Adapun beberapa contoh diagnosis resiko gangguan jiwa berdasarkan
NANDA, NOC dan NIC dalam makalah ini adalah resiko konfusi akut,
resiko pelemahan martabat, resiko gangguan identitas pribadi, resiko
harga diri rendah kronik, resiko harga diri rendah situasional, resiko
ketegangan peran pemberi asuhan, resiko ketidakmampuan menjadi
orang tua, resiko gangguan perlekatan, resiko ketidakefektifan hubungan
dan resiko ketidakefektifan proses kehamilan – melahirkan.
B. Saran
Mahasiswa dapat lebih banyak mempelajari resiko gangguan jiwa untuk
menurunkan angka ODGJ daan menambah wawasan tentang diagnosis
48
keperawatan jiwa. Selain itu, karena keterbatasan penulis, hanya beberapa
saja yang dituangkan dalam makalah ini. Hendaklah pembaca lebih banyak
lagi membaca dari literatur lain, selain makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
49