OLEH
MARIANA
NIM :P07120117075
i
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
1
2
Tabel Diagnosa Keperawan Jiwa Rumah Sakit Jiwa Provinsi Nusa Tenggara
Barat Tahun 2016- 20117
Diagnosa Tahun 2016 Tahun 2017
Keperawatan (Januari- (Januari-
Jiwa Desember) Desember)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
d. Faktor Presipitasi
1) Biologi
Stressor biologi yang berhubungan dengan respon neurobiologi yang
maladaptif, termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang
mengatur proses informasi dan abnormalisasi pada mekanisme pintu
masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk
selektif menghadapi rangsangan.
2) Stress Lingkungan
Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang
berinteraksi terhadap stressor lingkungan untuk menentukan
terjadinya gangguan perilaku.
3) Pemicu Gejala
Pemicu yang biasanya terdapat pada respon neurobiologi yang
maladaptif berhubungan dengan kesehatan (gizi buruk, infeksi),
lingkungan rasa bermusuhan/lingkungan yang penuh kritik, gangguan
dalam hubungan interpersonal, sikap dan perilaku (keputus asaan,
kegagalan).
e. Mekanisme Koping
Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri sendiri dari
pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan respon neurobiologi:
1) Regresi
Menghindari stress, kecemasan dan menampilkan perilaku kembali
seperti pada perilaku perkembangan anak atau berhubungan dengan
masalah proses informasi dan upaya untuk menanggulangi ansietas.
2) Proyeksi
Keinginan yang tidak dapat ditoleransi, mencurahkan emosi pada
orang lain karena kesalahan yang dilakukan diri sendiri (sebagai
upaya untuk menjelaskan keraguan persepsi).
3) Menarik Diri
Reaksi yang ditampilkan dapat berupa reaksi fisik maupun psikologis,
reaksi fisik yaitu individu pergi atau lari menghindar sumber stressor,
misalnya menjauhi polusi, sumber infeksi, gas beracun dan lain –
8
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan Persepsi sensori: halusinasi pendengaran
b. Isolasi Sosial
c. Resiko perilaku kekerasan
d. Harga diri rendah
e. Defisit perawatan diri
9
3. Intervensi Keperawatan
Berikut rencana tindakan (intervensi) keperawatan pada pasien halusinasi
pendengaran menurut Direja (2011).
a. Rencana tindakan keperawatan untuk pasien dengan gangguan persepsi
sensori: halusinasi pendengaran.
Tabel 2.2 Rencana tindakan keperawatan untuk pasien dengan gangguan
persepsi sensori: halusinasi pendengaran.
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
- Pasien mampu: Setelah… x pertemuan, SP I
- Mengenali halusinasi pasien dapat - Bantu pasien
yang dialaminya menyebutkan: mengenal halusinasi
- pasiendapat Mengontrol - Isi, waktu, frekuensi (Isi, waktu, frekuensi,
halusinasinya timbulnya halusinasi saat terjadi situasi
- pasien dapat dukungan - Pasien dapat pencetus, perasaan
dari keluarga dalam mengungkapkan halusinasi)
mengontrol halusinasi perasaan terhadap - Bantu pasienuntuk
- pasiendapat halusinasi melatih mengontrol
memanfaatkan obat halusinasi dengan cara
dengan baik menghardik
Tahapan tindakannya
meliputi:
- Jelaskan cara
menghardik halusinasi
- Peragakan cara
menghardik
- Minta pasien
memperagakan ulang
- Pantau penerapan cara
ini, beri penguatan
perilaku pasien
- Masukkan dalam
jadwal kegiatan
pasien.
Setelah dilakukan … x SP 2
pertemuan, pasien - Evaluasi kegiatan yang
mampu: lalu (SP 1)
- Menyebutkan - Latih berbicara/
kegiatan yang sudah bercakap-cakap
dilakukan dengan orang lain saat
- Memperagakan cara halusinasi muncul
bercakap-cakap - Masukan dalam jadwal
dengan orang lain kegiatan pasien
Setelah dilakukan … x SP 3
pertemuan, pasien - Evaluasi kegiatan yang
mampu: lalu (SP1 dan 2)
- Menyebutkan - Latih kegiatan agar
kegiatan yang sudah halusinasi tidak
10
dilakukan muncul
- Membuat jadwal Tahapannya:
kegiatan sehari-hari - Jelaskan pentingnya
dan mampu aktivitas yang teratur
memperagakan nya untuk mengatasi
halusinasi
- Diskusikan aktivitas
yang biasa dilakukan
oleh pasien
- Latih pasien
melakukan aktivitas
terapi senam
- Susun jadwal aktivitas
sehari-hari sesuai
dengan aktivitas yang
telah dilatih (dari
bangun pagi sampai
tidur malam).
Setelah dilakukan … x Pantau pelaksanaan
pertemuan, pasien jadwal kegiatan, berikan
mampu: penguatan terhadap
- Menyebutkan perilaku yang (+)
kegiatan yang sudah SP 4
dilakukan - Evaluasi kegiatan yang
- Menyebutkan lalu (SP 1,2,3)
manfaat dari program - Tanyakan program
pengobatan pengobatan
- Jelaskan pentingnya
penggunaan obat pada
gangguan jiwa
- Jelaskan akibat bila
tidak digunakan sesuai
program
- Jelaskan akibat bila
putus obat
- Jelaskan cara
mendapatkan
obat/berobat
- Jelaskan penggobatan
(8B)
- Latih pasien minum
obat
- Masukkan dalam
jadwal harian pasien
11
orang lain
Beri kesempatan
pasien
mempraktekan cara
berinteraksi dengan
orang lain yang
dilakukan
dihadapan perawat
Mulailah bantu
pasien berinteraksi
dengan 1 orang
teman atau anggota
keluarga
Bila pasien sudah
menunjukan
kemajuan,
tingkatkan jumlah
interaksi dengan 2,
3, 4 orang dan
seterusnya
Beri pujian untuk
setiap kemajuan
interaksi yang telah
dilakukan oleh
pasien
Siap mendengarkan
ekspresi perasaan
pasien setelah
berinteraksi dengan
orang lain, mungkin
pasien akan
mengungkapkan
keberhasilan atau
kegagalannya, beri
dorongan terus
menerus agar pasien
tetap semangat
meningkatkan
interaksinya
- Masukkan jadwal
kegiatan pasien
SP 2
- Evaluasi kegiatan yan
lalu (SP1)
- Latih berhubungan
social secara bertahap
- Masukkan dalam
jadwal kegiatan pasien
SP 3
- Evaluasi kegiatan
yang lalu (SP 1 dan 2)
- Latih cara berkenalan
13
- Mengungkapkan
dengan baik
- Masukkan kedalam
jadwal harian pasien
Setelah … x pertemuan SP 4
pasien mampu: - Evaluasi kegiatan
- Menyebutkan kegiatan yang lalu (SP 1, 2
yang sudah dilakukan dan 3)
- Memperagakan cara - Latih secara spiritual
spiritual (berdoa dan sholat)
- Masukkan dalam
jadwal harian pasien
Setelah … x pertemuan SP 5
pasien mampu: - Evaluasi kegiatan
- Menyebutkan kegiatan yang lalu (SP1,2,3,
yang sudah dilakukan dan 4)
- Memperagakan cara - Latih patuh obat
patuh obat secara teratur dengan
prinsip 8B
- Susun jadwal minum
obat secara teratur
- Masukkan kedalam
jadwal harian pasien
Tabel 2.5 Rencana tindakan keperawatan pada pasien dengan Harga Diri
Rendah.
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Pasien mampu: Setelah ...x pertemuan, SP 1
- Mengidentifikasi pasien mampu: - Identifikasi
kemampuan dan aspek - Mengidentifikasi kemampuan positif
positif yang dimiliki kemampuan aspek yang dimiliki
- Menilai kemampuan positif yang dimiliki diskusikan bahwa
yang dapat digunakan - Memiliki kemampuan pasien masih
- Menetapkan/memilih yang dapat digunakan memiliki sejumlah
kegiatan yang sesuai - Memilih kegiatan kemampuan dan
dengan kemampuan sesuai kemampuan aspek positif seperti
- Merencanakan - Melakukan kegiatan kegiatan pasien
kegiatan yang sudah yang sudah dipilih dirumah adanya
dilatihnya - Merencanakan kegiatan keluarga dan
yang sudah dilatih lingkungan terdekat
pasien
beri pujian yang
realistik dan
hindarkan setiap kali
bertemu dengan
pasien penilaian yang
15
negatif
- Nilai kemampuan yang
dapat dilakukan saat ini
diskusikan dengan
pasien kemampuan
yang masih
digunakan saat ini
bantu pasien
menyebutkannya dan
memberi penguatan
terhadap kemampuan
diri yang
diungkapkan pasien
perlihatkan respon
yang kondusif dan
menjadi pendengar
yang aktif
- Pilih kemampuan yang
akan dilatih
- Diskusikan dengan
pasien beberapa
aktivitas yang dapat
dilakukan dan dipilih
sebagai kegiatan yang
akan pasien lakukan
sehari-hari
- Bantu pasien
menetapkan aktivitas
mana yang dapat pasien
lakukan secara mandiri
aktivitas yang
memrlukan bantuan
minimal dari
keluarag
aktivitas apa saja
yang perlu bantuan
penuh dari keluarga
atau lingkungan
terdekat pasien
beri contoh cara
pelaksanaan aktifitas
yang dapat dilakukan
pasien
susun bersama pasien
aktivitas atau
kegiatan sehari-hari
pasien
- Nilai kemampuan
pertama yang telah
dipilih
diskusikan dengan
pasien untuk
16
menetapkan urutan
kegiatan (yang sudah
dipilih pasien) yang
akan dilatihkan
bersama pasien dan
keluarga
memperagakan
beberapa kegiatan
yang akan dilakukan
pasien
berikan dukungan
atau pujian yang
nyata sesuai
kemajuan yang
diperhatikan pasien
- Masukkan dalam
jadwal kegiatan
beri kesempatan pada
pasien untuk
mencoba kegiatan
beri pujian atas
aktifitas/ kegiatan
yang dapat dilakukan
pasien setiap hari
tingkatkan kegiatan
sesuai dengan
toleransi dan
perubahan sikap
susun daftar aktifitas
yang sudah dilatihkan
bersama pasien dan
keluarga
berikan kesempatan
mengungkapkan
perasaannya setelah
pelaksanaan kegiatan.
Yakin bahwa
keluarga mendukung
setiap aktifitas yang
dilakukan.
SP 2
- Evaluasi kegiatan yang
lalu (SP 1)
- Pilih kemampuan kedua
yang dapat dilakukan
- Latih kemampuan yang
dipilih
- Masukkan dalam
jadwal kegiatan pasien
SP 3
- Evaluasi kegiatan yang
lalu (SP 1 dan SP 2)
17
- Memilih kemampuan
ketiga yang dapat
dilakukan
- Masukkan dalam
jadwal kegiatan pasien
SP 2
- Evaluasi kegiatan yang
lalu (SP 1)
- Jelaskantujuan
pertemuan
- Beri perhatian dan
perhatikankebutuhan
dasar klien,serta
melakukan hal yang di
sukainya seperti
olahraga
- Masukkan jadwal
kegiatan pasien.
SP 3
- Evaluasi kegiatan yang
lalu (SP 1 dan 2)
- Memberikan pujian
yang wajar dalam
keberhasilan
- Masukkan jadwal
kegiatan pasien.
18
prektek makan
sesaui dengan
tahapan makan
yang baik
- Latih kegiatan
makan
- Masukkan dalam
jadwal kegiatan
pasien
SP 4
- Evaluasi
kemampuan pasien
yang lalu (SP 1, 2
dan 3)
- Latih cara BAB dan
BAK yang baik
- Menjelaskan tempat
BAB / BAK
- Menjelaskan cara
membersihkan diri
setelah BAB / BAK
4. Implementasi Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar
pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan perawat
b. Melatih pasien mengontrol halusinasi
Untuk membantu pasien agar mampu mengontrol halusinasi, perawat
dapat melatih pasien empat cara yang sudah terbukti dapat
mengendalikan halusinasi, yaitu menghardik, bercakap-cakap dengan
orang lain, melakukan aktifitas yang terjadwal, menggunakan obat secara
teratur.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dilakukan dengan berfokus pada perubahan perilaku pasiensetelah
diberikan tindakan keperawatan. Keluarga juga perlu dievaluasi karenakan
merupakan sistem pendukung yang penting.
a. Apakah pasien dapat mengenal halusinasinya, yaitu isi halusinasi, situasi,
waktu, dan frekuensi munculnya halusinasi.
b. Apakah pasien dapat mengungkapkan perasaannya ketika halusinasi
muncul.
20
1. Kriteria Inklusi :
pendengaran
23
24
2. Kriteria Eksklusi
(Nursalam, 2011).
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah pasien yang tidak bersedia
menjadi responden.
C. Fokus Studi
dijadikan titik acuan studi kasus. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus
studi adalah pemberian terapi senam pada pasien gangguan Aktivitas Pada
D. Definisi Operasional
secara wajar
25
1. Tempat Penelitian
Provinsi NTB
2. Waktu Penelitian
F. Pengumpulan Data
1. Wawancara
2. Observasi
G. Penyajian Data
ditulis dalam bentuk narasi atau tekstuler. Narasi atau (tekstuler) Adalah
yang meliputi:
ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau
kerahasiaan pada lembar yang telah diisi oleh responden, penulis tidak
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil