Disusun Oleh:
Kelompok 4
BANJARBARU
2017
LEMBAR PENGESAHAN
i
Mata Kuliah : Keperawatan Anak
Kelompok :4
Nama :
Anggota
Dosen Pengampu
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena Rahmat dan
Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang
berjudul “Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Retardasi Mental”, Penulis
menyadari bahwa makalah ini sangat sederhana dan banyak kekurangan karena
keterbatasan pengetahuan penulis. Karena itu penulis mohon saran, bimbingan
dan kritik yang sifatnya menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya besar harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
siapa saja yang membacanya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan
Rahmat dan Petunjuk-Nya kepada kita sekalian.
Penyus
un
3
DAFTAR ISI
JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................
i
KATA PENGANTAR..............................................................................................
ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................
1
B. Rumusan Masalah....................................................................................
2
C. Tujuan.......................................................................................................
2
D. Manfaat....................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
4
A. Kesimpulan..............................................................................................
24
B. Saran.........................................................................................................
24
DAFTAR PUSTAKA
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
6
Prevalens retardasi mental pada anak-anak di bawah umur 18 tahun di
negara maju diperkirakan mencapai 0,5-2,5%, di negara berkembang
berkisar 4,6%. Insidens retardasi mental di negara maju berkisar 3-4 kasus
baru per 1000 anak dalam 20 tahun terakhir. Angka kejadian anak retardasi
mental berkisar 19 per 1000 kelahiran hidup. Banyak penelitian melaporkan
angka kejadian retardasi mental lebih banyak pada anak laki-laki
dibandingkan perempuan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah yang akan kami
bahas yaitu :
1. Definisi retardasi mental
2. Etiologi retardasi mental
3. Klasifikasi retardasi mental
4. Diagnosis retardasi mental
5. Patofisiologi retardasi mental
6. Manifestasi klinis retardasi mental
7. Tata laksana retardasi mental
8. Asuhan keperawatan pada anak dengan retardasi mental
C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami definisi retardasi mental
2. Mengetahui dan memahami etiologi retardasi mental
3. Mengetahui dan memahami klasifikasi retardasi mental
4. Mengetahui dan memahami diagnosis retardasi mental
5. Mengetahui dan memahami patofisiologi retardasi mental
6. Mengetahui dan memahami manifestasi klinis retardasi mental
7. Mengetahui dan memahami tata laksana retardasi mental
8. Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada anak dengan
retardasi mental
D. Manfaat
Makalah ini bermanfaat sebagai pedoman dalam asuhan keperawatan
anak dan sebagai referensi dalam pemahaman konsep asuhan keperawatan
pada anak dengan retardasi mental.
7
BAB II
PEMBAHASAN
8
adaptasi sosial menurut definisi ini secara langsung di-sebabkan oleh
penurunan fungsi intelektual.
1. Faktor genetik
Akibat kelainan kromosom:
9
2. Faktor prenatal
Dimaksudkan adalah keadaan tertentu yang telah diketahui ada
sebelum atau pada saat kelahiran, tetapi tidak dapat dipastikan
sebabnya.
3. Faktor perinatal
Proses kelahiran yang lama misalnya plasenta previa, ruptur tali
umbilikus.
Posisi janin yang abnormal seperti letak bokong atau melintang,
anomali uterus, dan kelainan bentuk jalan lahir.
Kecelakaan pada waktu lahir dan distress fatal.
4. Faktor pascanatal
Akibat infeksi (meningitis, ensefalitis, meningoensefalitis, dan
infeksi).
Trauma kapitis dan tumor otak.
Kelainan tulang tengkorak.
Kelainan endokrin dan metabolik, keracunan pada otak, serta
faktor sosio-budaya.
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang ini secara garis besar dapat
digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu:
10
Papan (pemukiman yang layak)
Higiene, sanitasi
Sandang
Kesegaran jasmani, rekreasi
2. Kebutuhan emosi/kasih sayang (asih). Pada tahun-tahun pertama
kehidupan hubungan yang erat, mesra dan selaras antara ibu dan anak
merupakan syarat mutlak untuk menjamin suatu proses tumbuh
kembang yang selaras, baik fisis, mental maupun sosial.
3. Kebutuhan akan stimulasi mental (asah). Merupakan cikal bakal
proses pembelajaran (pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi
mental ini membantu perkembangan mental-
4. psikososial (kecerdasan, ketrampilan, kemandirian, kreativitas,
kepribadian, moral-etika dan sebagainya). Perkembangan ini pada
usia balita disebut sebagai perkembangan psikomotor.
Etiologi retardasi mental dapat terjadi mulai dari fase pranatal, perinatal dan
postnatal. Beberapa penulis secara terpisah menyebutkan lebih dari 1000
macam penyebab terjadinya retardasi mental, dan banyak diantaranya yang
dapat dicegah. Ditinjau dari penyebab secara langsung dapat digolongkan
atas penyebab biologis dan psikososial. Penyebab biologis atau sering
disebut retardasi mental tipe klinis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
11
Tampak sejak lahir atau usia dini
Secara fisis tampak berkelainan/aneh
Mempunyai latar belakang biomedis baik pranatal, perinatal maupun
postnatal
Tidak berhubungan dengan kelas sosial
Etiologi retardasi mental tipe klinis atau biologikal dapat dibagi dalam
(Titi Sunarwati Sularyo & Muzal Kadim, 2000):
1. Penyebab pranatal
Kelainan kromosom
Kelainan genetik /herediter
Gangguan metabolik
Sindrom dismorfik
Infeksi intrauterin
Intoksikasi
2. Penyebab perinatal
Prematuritas
Asfiksia
Kernikterus
Hipoglikemia
12
Meningitis
Hidrosefalus
Perdarahan intraventrikular
3. Penyebab postnatal
Infeksi (meningitis, ensefalitis)
Trauma
Kejang lama
Intoksikasi (timah hitam, merkuri)
William Stern pada tahun 1912 membuat konsep intelligence quotient (IQ)
sebagai suatu perbandingan antara mental age (MA) dan chronological age
(CA)
13
MA
IQ = x 100
CA
14
Moderate retardation (retardasi mental sedang), IQ 35-49
Retardasi mental sedang dikategorikan sebagai retardasi mental dapat
dilatih (trainable). Pada kelompok ini anak mengalami keterlambatan
perkembangan pemahaman dan penggunaan bahasa, serta pencapaian
akhirnya terbatas. Pencapaian kemampuan mengurus diri sendiri dan
ketrampilan motor juga mengalami keterlambatan, dan beberapa
diantaranya mem-butuhkan pengawasan sepanjang hidupnya.
Kemajuan di sekolah terbatas, sebagian masih bisa belajar dasar-dasar
membaca, menulis dan berhitung.
15
kooperatif. Selain pemeriksaan fisis secara umum (adanya tanda-tanda
dismorfik dari sindrom-sindrom tertentu) perlu dilakukan pemeriksaan
neurologis, serta penilaian tingkat perkembangan. Pada anak yang berumur
diatas 3 tahun dilakukan tes intelegensia.
Kesulitan yang dihadapi adalah kalau penderita masih dibawah umur 2-3
tahun, karena kebanyakan tes psikologis ditujukan pada anak yang lebih
besar. Pada bayi dapat dinilai perkembangan motorik halus maupun kasar,
serta perkembangan bicara dan bahasa. Biasanya penderita retardasi mental
juga mengalami keterlambatan motor dan bahasa.
16
F. Manifestasi klinis
17
retardasi mental ringan. Anak retardasi mental mempunyai
ketergantungan yang berbeda tergantung dari level cacat mental
(tingkat IQ) dan seberapa jauh proses optimalisasi yang dilakukan
orang tua atau pengasuhnya.
Tatalaksana Medis
Obat-obat yang sering digunakan dalam pengobatan retardasi mental adalah
terutama untuk menekan gejala-gejala hiperkinetik. Metilfenidat (ritalin)
dapat memperbaiki keseimbangan emosi dan fungsi kognitif. Imipramin,
dekstroamfetamin, klorpromazin, flufenazin, fluoksetin kadang-kadang
dipergunakan oleh psikiatri anak. Untuk menaikkan kemampuan belajar
pada umumnya diberikan tioridazin (melleril), metilfenidat, amfetamin,
asam glutamat, gamma aminobutyric acid (GABA).
Psikoterapi
Psikoterapi dapat diberikan kepada anak retardasi mental maupun kepada
orangtua anak tersebut. Walaupun tidak dapat menyembuhkan retardasi
mental tetapi dengan psikoterapi dan obat-obatan dapat diusahakan
perubahan sikap, tingkah laku dan adaptasi sosialnya.
Konseling
18
Tujuan konseling dalam bidang retardasi mental ini adalah menentukan ada
atau tidaknya retardasi mental dan derajat retardasi mentalnya, evaluasi
mengenai sistem kekeluargaan dan pengaruh retardasi mental pada keluarga,
kemungkinan penempatan di panti khusus, konseling pranikah dan pranatal.
Pendidikan
Pendidikan yang penting disini bukan hanya asal sekolah, namun bagaimana
mendapatkan pendidikan yang cocok bagi anak yang terbelakang ini.
Terdapat empat macam tipe pendidikan untuk retardasi mental.
Pencegahan
Pencegahan retardasi mental dapat primer (mencegah timbulnya retardasi
mental), atau sekunder (mengurangi manifestasi klinis retardasi mental).
Sebab-sebab retardasi mental yang dapat dicegah antara lain infeksi, trauma,
intoksikasi, komplikasi kehamilan, gangguan metabolisme, kelainan
genetik.
H. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian (Arif Muttaqin, 2008)
Anamnesis
Identitas meliputi nama (harus lengkap dan jelas), umur perlu
dipertanyakan untuk interpretasi tingkt perkembangan anak yang
sudah dicapai sesuai dengan umur, jenis kelamin (anak laki-laki lebih
sering sakit dibandingkan anak perempuan tetapi belum diketahui
secara pasti mengapa demikian).
Nama orang tua harus diketahui, supaya tidak keliru dengan orang
lain. Alamat untuk mempermudah komunikasi, kondisi lingkungan
dan komunitas untuk mengetahui epidemologi. Umur, pendidikan, dan
19
pekerjaan untuk pendekatan anamnesis dalam memperoleh data yang
akurat, meggambarkan tingkat status sosial dan pola asuh, asah dan
assih. Agama dan suku menilai perilaku tentang kesehatan dan
penyakit yang berhubungan dengan kebiasaan dan tradisi yang dapat
menunjang atau menghambat perilaku sehat.
20
berat badan, warna kulit, pola eliminasi, dan respons lainnya. Selama
neonatal perlu dikaji adanya afiksia, trauma, dan infeksi.
Pola Eliminasi
Sistem pencernaan dan perkemihan pada anak perlu dikaji BAB atau
BAK (konsistensi, warna, frekuensi, jumlah serta bau). Bagaimana
tingkat toilet training sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Pola Aktivitas
Kegitan dan gerakan yang sudah dicapai anak pada usia
sekelompoknya mengalami kemunduran atau percepatan
Pola Istirahat
21
Kebutuhan istirahat setiap hari, adakah gangguan tidur, hal-hal yang
menggangu tidur dan yang mempercepat tidur
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Kondisi klien saat dikaji, kesan kesadaran, TTV. Kepala dan lingkar
kepala hendaknya diperiksa sampai anak usia 2 tahun dengan
pengukuran diameter oksipito-frontalis terbesar. Ubun-ubun normal:
besar rata atau sedikit cekung sampai anak usia 18 bulan.
22
Ekstremitas, reflek fisiologis, reflek patologis, reflek memegang,
sensibilitas, tonus, dan motorik.
Pemeriksaan diagnostik
Penatalaksananan pada anak retardasi mental meliputi:
1. Radiologi
2. Pemeriksaan EEG
3. Pemeriksaan CT scan
4. Thoranks AP/ PA
5. Laboratorium : SE (serum elektrolit), FL, UL, DL, BUN, LED,
serum protein, IgG/ IgM
6. Konsultasi :
Bidang THT, jantung, paru.
Bidang mata
Rehabilitasi medis
7. Program terapi :
Gizi seimbang
AB sesuai dengan infeksi penyerta
2. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
1. Hambatan interaksi Setelah dilakukan Modifikasi perilaku :
sosial berhubungan tindakan keperawatan keterampilan-keterampilan
dengan kendala dalam 2x24 jam, masalah sosial (4362)
komunikasi, keperawatan hambatan Definisi:
ketiadaan orang interaksi sosial dapat Membantu pasien untuk
terdekat dan kendala teratasi. mengembangkan atau
lingkungan. Integritas Keluarga meningkatkan
Domain 7: Hubungan (2603) keterampilan sosial
peran Definisi: Kapasitas interpersonal.
Kelas3: Performa nggota keluarga untuk Bantu pasien dalam
peran. mempertahankan kohesi bermain peran dalam
Definisi: dan ikatan emosional. setiap langkah dalam
Kurang atau Kriteria hasil: berperilaku
kelebihan kuantitas Sering berinteraksi Didik keluarga dengan
atau tidak efektif dengan keluarga cara yang tepat
kualitas pertukaran (bukan keluarga inti) mengenai tujuan dan
sosialnya. Anggota keluarga proses training
Batasan karakteristik: memberikan keterampilan sosial
Disfungsi interaksi dukungan selama Libatkan keluarga
dengan orang lain masa krisis dalam sesi kegiatan
23
Keluarga Mempersiapkan dan latihan keterampilan
melaporkan makan makanan sosial (bermain peran)
perubahan dalam bersama-sama dengan pasien dengan
berinteraksi mis Mendorong otonomi cara yang tepat
gaya, pola. dan kemandirian
individu.
24
Perasaan tidak
adekuat.
25
satu atau lebih kesehatan untuk kondisi sesuai indikasi
ekstrimitas secara tertentu Bantu keluarga
mandiri dan terarah Kriteria hasil: untuk
Batasan Karakteristik Pengetahuan tentang mengidentifikasi
: aktivitas yang latihan postur
Gangguan sikap disarankan sangat tubuh yang sesuai
berjalan banyak Edukasi keluarga
Gerakan tidak Pengetahuan tentang tentang frekuensi
terkoordinasi tujuan dari aktivitas dan jumlah
Penurunan yang disarankan pengulangan dari
kemampuan sangat banyak setiap latihan
melakukan Pengetahuan dari Monitor perbaikan
keterampilan pembatasan aktivitas postur tubuh
motorik kasar yang disarankan /mekanika tubuh
dan halus sangat banyak pasien
Memiliki strategi
untuk meningkatkan
aktivitas yang
disarankan secara
bertahap
Mengetahui rutinitas
aktivitas yang
disarankan secara
realistik.
26
yang menyenangkan
dengan
mempertimbangkan
warna, tekstur dan
keragaman.
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Retardasi mental merupakan masalah bidang kesehatan masyarakat,
kesejahteraan sosial dan pendidikan baik pada anak yang mengalami
retardasi mental tersebut maupun keluarga dan masyarakat.
Klasifikasi retardasi mental saat ini yang terbanyak dipakai adalah The ICD-
10 Classification of mental and Behavioural Disorders, WHO, Geneva
tahun 1994, yaitu :
B. Saran
Kami selaku penulis meminta maaf apabila terdapat kekurangan dan
kekeliruan.Untuk itu segala kritik dan saran demi perbaikan makalah ini
sangat kami harapkan.
28
DAFTAR PUSTAKA
Sularyo T S & Kadim M. 2000. Retardasi Mental. Sari Pediatri, Vol. 2, No. 3:
170–177 diakses pada november 4, 2017, dari Web site:
https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/download/1036/966
29