OLEH KELOMPOK 2
1. Angelina T. Klaas
2. Calista Nenobahan
3. Jeni Dorince Abi
4. Mardiana Tenggu Nalu
5. Musa Riwu
6. Taroci Padakama
Dosen Pembimbing:
TAHUN 2022/2023
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulis sadar bahwa
dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan maka dari itu penulis menerima setiap kritik
dan saran untuk membuat makalah yang lebih baik kedepannya. Makalah ini berjudul
“Sejarah dan Konsep Kongnitif Pada Lansia Serta Aspek Legal Keperawatan Gerontik” yang
merupakan tugas terstruktur dari mata kuliah Gerontik pada Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Kupang Jurusan Keperawatan Program Studi Pendidikan Profesi
Ners.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada setiap pihak yang sudah turut serta
membantu penulis dalam rangka penulisan makalah ini. Penulis berharap melalui makalah ini
pembaca mendapatkan informasi dan pengetahuan yang lebih dalam sesuai dengan topik
yang dimaksudkan. Terima kasih.
Penulis,
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB 1...................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah........................................................................................................................5
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................5
BAB 2...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
2.1 Sejarah Terapi Kongnitif.............................................................................................................6
2.2 Definisi Dan Tujuan Terapi Kongnitif.........................................................................................7
2.3 Terapi Kongnitif Kepribadian......................................................................................................8
2.4 Teori Terapi Kongnitif.................................................................................................................8
2.5 Teknik Terapi Kongnitif..............................................................................................................9
BAB 3..................................................................................................................................................11
PENUTUP...........................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................11
3.2 saran..........................................................................................................................................11
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
pengalamannya pada anggota kelompok, meningkatkan kemampuan komunikasi dan
sosialisasi dalam kelompok serta efesiensi biaya maupun efektifitas waktu. Pemberian
Reminiscence therapy pada lanjut usia mereka dapat mengingat kembali kenangan masa
lalu, perasaan yang bersifat bahagia untuk memfasilitasi kesenangan, membagikan cerita
tentang masalah nya, dapat bersosialisasi dan beradaptasi, serta mengurangi beban
pikiran, selain itu Reminiscence therapy dapat meningkatkan kemampuan memori pada
lansia.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Sejarah Terapi Kongnitif
2. Untuk mengetahui Definisi dan Tujuan Kongnitif
3. Untuk mengetahui Terapi Kongnitif Kepribadian
4. Untuk mengetahui Teori Terapi Kongnitif
5. Untuk mengetahui Teknik Terapi Kongnitif
6. Untuk mengetahui langkah-langkah terapi kongnitif
7. Untuk mengetahui contoh-contoh terapi kongnitif
5
BAB 2
PEMBAHASAN
6
1977 dan salah satu bukunya yang sangat terkenal, Cognitive Therapy for Depression,
karya tersebut dipublikasikan Beck bersama koleganya pada tahun 1979. Dan sejak
saat itu terapi kognitif berkembang dengan pesat.2
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa terapi kognitif Aaron Beck
diawali dengan pendapat-pendapat para tokoh. Yaitu diawali oleh Filsuf Epictetus
yang beranggapan bahwa seseorang tidak terganggu dengan hal-hal jasmaniah namun
terganggu karena pandangan mereka sendiri tentang suatu hal. Kemudian diikuti oleh
pendapat-pendapat tokoh terkemuka seperti J.B Watson, Ivan Pavlov, Alfred Alder,
George Kelly, Albert Ellis yang kemudian mulai terbentuklah terapi kognitif oleh
Aaron Beck. Melalui karya-karyanya terapi kognitif akhirnya berkembang pesat .
7
beratkan pada restrukturisasi atau pembenahan kognitif yang menyimpang akibat
kejadian yang merugikan dirinya baik secara fisik maupun psikis. CBT merupakan
konseling yang dilakukan untuk meningkatkan dan merawat kesehatan mental.
Konseling ini akan diarahkan kepada modifikasi fungsi berpikir, merasa dan
bertindak, dengan menekankan otak sebagai penganalisa, pengambil keputusan,
bertanya, bertindak, dan memutuskan kembali. Sedangkan, pendekatan pada aspek
behavior diarahkan untuk membangun hubungan yang baik antara situasi
permasalahan dengan kebiasaan mereaksi permasalahan. Seseorang harus mampu
mengubah cara berfikir dan prilakunya sendiri demi mencapai masa depan yang dia
inginkan.
Tujuan Terapi Kongnitif
1. Langsung: memperbaiki ( menghentikan mengganti/ mengubah) proses pikir.
2. Tidak langsung: mengurangi sampai dengan menghilangkan perilaku yang
menyimpang, meningkatkan perilaku yang produktif, dan meningkatkan kepuasan
serta penerimaan diri.
8
Jika skema telah aktif, skema akan menggabungkan berbagai informasi yang
konsisten dan relevan serta menolak informasi yang kontradiktif.
9
4. Mencoba penggunaan berbagai pernyataan diri yang berbeda dalam situasi
ril.
5. Mengukur perasaan, misalnya dengan mengukur perasaan cemas yang
dialami pada saat ini dengan skala 0-100.
6. Menghentikan pikiran. Konseli belajar untuk menghentika pikiran negatif
dan mengubahnya menjadi pikiran positif.
7. Desensitization systematic. Digantinya respons takut dan cemas dengan
respon relaksasi dengan cara mengemukakan permasalahan secara
berulang-ulang dan berurutan dari respon.
2.6. Langkah-langkah Terapi Kongnitif
A. Tujuan
Pasien mampu mendemonstrasikan cara mengatasi pikiran otomatis negative
B. Setting
- Pertemuan dilakukan di satu ruangan yang ada di ruang rawat inap pasien
- Suasana ruangan harus tenang
- Pasien duduk berhadapan dengan terapis
C. Alat
- Format evaluasi proses
- Format dokumentasi
- Format jadwal kegiatan harian
- Alat tulis
D. Metode
Diskusi dan Tanya jawab
E. Langkah-langkah
Persiapan
- Kontrak dengan pasien
- Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
Orientasi
- Salam teraupetik
Fase kerja
- Diskusikan cara melawan pikiran otomatif negative dengan cara memberi
tanggapan positif (aspek positif yang domiliki pasien) dan minta pasien
mencatatnya dalam lembar cara melawan pikiran otomatis negative
10
- Latih kembali pasien untuk menggunakan aspek-aspek positif pasien
dalam melawan pikiran otomatis negative
- Memberi pujian terhadap keberhasilan
Terminasi
- Evaluasi
Terapis menyanyakan perasaan pasien setelah latihan mengatasi pikiran
otomatis negative
2.7. Contoh Terapi Kongnitif Pada Lansia
1. Terapi dengan puzzle
Satu hal yang dapat dilakukan pada lansia secara kongnitif adalah
dengan menjagak mereka bermain puzzle. Hal ini bertujuan untuk melatih
organ otak untuk mengingat dan tidak mudah pikun. Dengan bermain ini
lansia akan terangsang daya ingat dan kreatifnya untuk berpikir dan
melakukannya dengan perasaan yang riang gembira serta antusia tinggi.
2. Terapi teka-teki
Contoh terapi kongnitif pada lansia adalah dengan mengajak bermain
teka-teki. Permainan ini juga dapat merangsang perasaan, daya ingat dan juga
lansia bersemangat untuk menjawab didalamnya. Dengan demikian lansia
akan merasa gembira serta terhibur.
3. Terapi bermain catur
Tujuan dari permainan ini sama dengan permainan lainnya, untuk
menyegarkan daya ingat serta melatih otak untuk tetap berfungsi dengan baik.
Terapi ini juga berfungsi untuk mengatasi atau mengurangi penyakit pikun
pada lansia.
4. Terapi dengan ketrampilan
Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan daya ingat. Contoh terapi
ketrampilan berupa merajut kain, menyulan benang, membuat kerajinan,
seperti bunga. Hal ini ciukup menarik untuk dilakukan para lansia untuk
mengisi waktu luang dan merasa gembira secara hati dan pikirannya.
5. Terapi bermain tebak-tebakan
Terapi permainan ini cukup asyik dan cukup menantang, para lansia
harus menebak apa yang menjadi tebakannya. Terapi ini dapat meningkatkan
11
daya ingat, memori, juga menjaga perasaan menjadi lebih tenang dan juga
atraktif.
6. Terapi belajar
Contoh terapi konitif belajar yaitu seperti menggambar, belajar
mengerjakan sebuah pola, belajar menegerjakan pekerjaan rumah dan
sebagainya. Terapi ini bertujuan untuk menghilangkan rasa jenuh, bosan dan
juga mengisi waktu luang. Kegiatan ini dapat melatih para lansia melatih
emosi, perasaan, hati dan juga pikiran lebih fokus dan terarah.
12
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sejarah terapi kognitif pada awalnya dikembangkan pada awal 1960 oleh Dr. Aaron
Beck dari University of Pennsylvania. Teori tersebut memostulasikan bahwa selama
perkembangan kognitifnya klien belajar kebiasaan-kebiasaan yang tidak tepat untuk
memproses dan menginterpretasi informasi. Terapi kognitif berusaha bahwa distorsi
kognitif klien dan membantunya mempelajari berbagai macam cara yang berbeda dan
lebih realistis untuk memproses dan menguji realitas informasi.
Terapi perilaku kognitif/Cognitive Behavior Therapy (CBT), atau disebut juga
dengan istilah Cognitive Behavior Modification merupakan salah satu terapi modifikasi
perilaku yang menggunakan kognisi sebagai “kunci” dari perubahan perilaku. Terapis
membantu klien dengan cara membuang pikiran dan keyakinan buruk klien, untuk
kemudian diganti dengan konstruksi pola pikir yang lebih baik. Perilaku merupakan
pendekatan konseling dan terapi yang memadukan pendekatan cognitive (pikiran) dan
behavior (perilaku) untuk memecahkan masalah.
3.2 saran
Dengan diberikan tugas ini kami dapat lebih memahami dan mengerti tentang sejarah dan
konsep kongnitif pada lansia serta aspek legal keperawatan gerontik. Dengan adanya
13
tugas ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bacaan untuk menambah wawasan dari ilmu
yang telah didapatkan dan lebih baik lagi dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
14