Anda di halaman 1dari 52

Djauhar Ismail

Juni 2014

NEONATUS
RISIKO TINGGI
PENDAHULUAN
- Bayi risiko tinggi  Semua neonatus yang
terpapar suatu kondisi sehingga
menyebabkan survival rate dalam bahaya.
- Faktor – faktor yg mempengaruhi:
1. Kehamilan berisiko tinggi, cont: ibu muda
2. Gangguan kesehatan maternal, cont: DM
3. Komplikasi persalinan, cont: KPD, SC
4. Faktor neonatal, cont: asfiksia
PENDAHULUAN

- Angka kematian bayi di Indonesia 26 per


1000 kelahiran (The World Bank, 2012)
- Bappenas (2010) 46,2% kematian bayi
karena kematian neonatal.
- Angka kematian neonatal di Indonesia 19
per 1000 kelahiran (SKDI, 2007)
PENDAHULUAN
Beberapa kondisi neonatus risiko tinggi:
- Sering pada kelahiran prematur/
preterm dan bayi berat lahir rendah
- Pada bayi dengan kondisi: Hipotermi/
hipertermi, hipoglikemia, sepsis neonatal,
hiperbilirubinemia, asfiksia, Respiratory
Distres Syndrome (RDS), Aspirasi mekonium
dan kelainan kongenital.
KLASIFIKASI
Menurut Berat Lahir:
a. Berat lahir lebih (BBLR) berat lahir >
4000 gram
b. Berat lahir cukup (BBLC) berat lahir
2500 - 4000 gram
c. Berat lahir rendah (BBLR) berat lahir
1500 – 2499 gram
d. Berat lahir sangat rendah (BBLSR)
berat lahir 1000 – 1499 gram
e. Berat lahir ekstrim rendah (BBLER)
berat lahir < 1000 gram
KLASIFIKASI
Menurut masa gestasi/ umur
kehamilan:
a. Bayi kurang bulan (BKB)
umur kehamilan < 37 minggu
b. Bayi cukup bulan (BCB)
umur kehamilan 37 - 42 mgg
c. Bayi lebih bulan (BLB)
umur kehamilan > 42 minggu
PREMATUR DAN BERAT LAHIR RENDAH
• Angka kematian perinatal sekitar 60 - 80% krn
persalinan prematur (Manuaba, 2007)
• Asia angka kematian neonatal disebabkan oleh
prematur sebesar 413.000 atau 30% dari total
kematian neonatal pd tahun 2000 -2003 (WHO,
2005)
• Indonesia kejadiannya 16-18% dari semua
kelahiran hidup (Sastrawinata, 2005)
• Penilaian umur kehamilan : Dubowits Score
(stabil) atau Ballard Score (Sakit/ Kritis)
Beberapa Faktor Risiko:
- Usia ibu hamil yang terlalu tua (>34 tahun)
dan terlalu muda (<17 tahun)
- Kondisi ekonomi  rendah
- keadaan patologis pd masa kehamilan 
status nutrisi, stress, perokok,pemakaian
obat - obatan, konsumsi alkohol dan status
gizi.
- Riwayat persalinan prematur sblmnya.
(Crocetti & Barone, 2004)
MASALAH PADA PREMATUR & BBLR
1. Ketidakstabilan Suhu/ Termoregulasi
- Berupa hipotermia
- Peningkatan hilangnya panas
- Kurangnya lemak sub kutan, kulit yg tipis dan
rentan
- Rasio luas permukaan terhadap berat badan
yang besar
- Produksi panas berkurang akibat lemak coklat yg
tdk memadai & ketidakmampuan utk menggigil
Ketidakstabilan Suhu/ Termoregulasi

Mekanisme Suhu Preterm: Evaporasi, Konduksi,


Konveksi, Radiasi
Tatalaksana :
a. Keringkan segera stlh lahir/ mandi dg lembut
b. Hangatkan benda yg digunakan bayi
c. Beri baju/ selimut ekstra
d. Gunakan inkubator atau radiant warmer atau warmer
e. Beri antibiotik bila terdpt infeksi
f. Metode bayi lekat/ Kangoroo Mother Care (KMC)
Inkubator Radiant Warmer

Kangoroo Mother Care


MASALAH PADA PREMATUR & BBLR
2. Kesulitan Pernapasan
a. Penyakit Membran Hialin  defisiensi surfaktan
paru.
b. Apneu Prematuritas  gangguan sentral usaha
napas lemah & respons pusat napas rendah.
c. Displasia  akibat barotrauma & konsen-trasi
oksigen yg tinggi menginhibisi perkembangan
alveolar & vaskuler paru
d. Risiko aspirasi  blm terkoordinasi refleks batuk,
refleks hisap dan refleks menelan
Kesulitan Pernapasan
Tatalaksana (sesuai Dx masing):
- Oksigenasi sesuai kebutuhan (nasal kanul,
headbox CPAP, Ventilator)
- Pemberian surfaktan sebelum usia 24 jam
pertama
- Terapi suportif  termo-
regulasi, cairan dan nutrisi
MASALAH PADA PREMATUR & BBLR
3. Kesulitan Gastrointestinal dan Nutrisi
a. Refleks hisap & telan buruk (t/u<34 mgg)
b. Motilitas usus ↓, pengosongan lambung
tertunda & defisiensi enzim laktase pd brush
border usus
c. Me↑ risiko EKN (Enterokolitis Nekrotikan)
penyakit infalamasi pd usus sampai nekrosis.
d. Absorbsi vitamin yg larut dlm lemak berkurang
MASALAH PADA PREMATUR & BBLR
4. Imaturitas Imunologis
- Risiko infeksi/ sepsis tinggi akibat: tidak byk
transfer Ig G maternal mll plasenta slm
trisemester ke 3, Fagositosis terganggu & Pe ↓
faktor komplemen
5. Kelainan Kardovaskuler
- Patent Ductus Arteriosus (PDA)  mrpkn hal
yg sering pd prematur
MASALAH PADA PREMATUR & BBLR
6. Kelainan Hematologis
a. Anemia
b. Hiperbilirubinemia
c. Disseminated intravasculer coagulation/ DIC
d. Defisiensi faktor pembekuan yg bergantung pd
vitamin K  Hemorraghic disease of the
newborn (HDN)
7. Kelainan Metabolisme
- Hipokalsemia, Hipoglikemia / hiperglikemi
MASALAH PADA PREMATUR & BBLR
8. Kelainan Neurologis
a. Hypoxic Ischemic Encephalopathy (HIE) kelainan
neuropatologis akibat defisit suplai oksigen dlm
otak (krn↓ O2 darah & ↓ perfusi darah ke sel
otak)(Soetomenggolo & Ismael, 2000)
b. Retinopati prematuritas (11 – 26%) gangguan
vasoproliferasi retina bisa krn pemakaian oksigen
berlebihan/ saraf mata blm matang (Judarwanto,
2009).
MASALAH PADA PREMATUR & BBLR
8. Kelainan Neurologis
c. Perdarahan intraventrikel  50% pd hari 1,
25% hari ke 2, 15% hari ke 3, jarang tjd stlh
usia 7 hari. Akibat faktor intravaskular, vaskular
&ekstra vaskular.
d. Leukomalasia periventrikel (4-15%) 
nekrosis white matter krn proses iskemik 
mekanisme hipoperfusi cerebral dan kerentanan
oligodendrosit.
Rekomendasi Bayi Pemantauan Setelah
Prematur sblm Pulang:
dipulangkan: 1. Sesdh pulang hari ke 2,
10, 20, 30 kmd tiap bulan
1. Pemeriksaan mata
2. Hitung umur koreksi
2. Pemeriksaan
3. Pertumbuhan  berat
pendengaran badan, panjang badan, &
3. Pemeriksaan EEG lingkar kepala
dan USG untuk bayi 4. Tes Perkembangan 
dg kejang DDST
4. Pengukuran lingkar 5. Awasi adanya kelainan
kepala bawaan
HIPERTERMIA
HIPERTERMIA
DEFINISI : Kondisi yang ditandai dgn peningkatan suhu
tubuh lebih dari 37,5oC
Mekanisme :
- Blm jelas  secara umum suhu tubuh diatur dgn
mengimbangi produksi panas terhadap kehilangan panas
sehingga bila pembentukan panas dlm tubuh lebih besar
dari pd kehilangan panas  suhu tubuh meningkat.
- Akibat kenaikan suhu lingkungan & kenaikan set point
suhu di hipotalamus akibat pirogen imun/ perdarahahan
otak.
HIPERTERMIA
CAUSA: suhu lingkungan yg berlebihan,
infeksi, dehidrasi atau proses sentral
TATALAKSANA:
- Lepaskan baju/ selimut yg tebal/ pakai baju
tipis. Inkubator  hanya popok.
- Kurangi suhu inkubator/ warmer
- Kompres dengan air suhu ruang
- Beri cairan bila dehidrasi
HIPOGLIKEMIA
HIPOGLIKEMIA
DEFINISI: kondisi bayi dgn kadar
glukosa darah < 45 mg/dL baik yg
memberikan gejala maupun tidak (PPM
IDAI, 2010)
- Ketika glukosa darah rendah sel2
tubuh t/u otak tdk menerima cukup
glukosa  tidak cukup energi
metabolisme  sel rusak  kerusakan
neurologis permanen
HIPOGLIKEMIA
PENYEBAB:
1. Peningkatan pemakaian glukosa 
hiperinsulin. Cont: bayi ibu DM, BMK.
2. Penurunan produksi/ simpanan
glukosa. Cont: prematur, IUGR.
3. Peningkatan pemakaian glukosa/
penurunan produksi glukosa. Cont:
sepsis, asfiksia, respiratory distres.
HIPOGLIKEMIA
MANIFESTASI KLINIS: hipotonia, malas
netek/ minum, tremor, letargi, kejang, hipotermi,
iritabel, pe↓ reflek.
TATALAKSANA:
- Periksa GDS dlm 1-2 jam pd bayi dgn faktor
risiko.
- Pemberian ASI secara dini & sering
- Pasang infus  bolus Dextrose 10% 2 cc/kg
dlm 5 menit. Infus kontinyu D10% dgn GIR
min 6 – 8 mg/ kg/ menit dan maks 10 – 12
mg/ kg/ menit
- Tetap jaga kehangatan
SEPSIS NEONATAL
SEPSIS NEONATAL
DEFINISI: Sindrom kliniis penyakit
sistemik akibat infeksi yg terjadi dlm
satu bulan pertama kehidupan.
- Penyebab: Bakteri, virus, jamur dan
protozoa.
- Insidens 1-8 / 1000 kelahiran (BBLC),
13-27/ 1000 (BBL < 1500 gr).
- Mortalitas 13 – 25%
SEPSIS NEONATAL
Klasifikasi:
- Sepsis awitan dini/ early onset sepsis:
timb;ul dlm usia 72 jam pertama
kehidupan  biasa faktor ibu
- Sepsis awitan lambat/ late onset sepsis:
timbul stlh usia 72 jam nosokomial
Faktor Risiko:
- Risiko Maternal  ketuban pecah dini,
riw. Ibu dg infeksi.
- Risiko neonatal  prematur, infeksi tali
pusat
SEPSIS NEONATAL
Manifestasi Klinis:
- Tampak sakit/ letargis
- Malas netek
- Hipertermi/ hipotermi
- Sklerema
- Gejala gastro muntah, diare
- Gejala sal. nps  takipneu, apneu
- Gejala kardiovaskuler takikardi, edema
- Neurologi  kejang, iritable
- Hematologiikterik,leukopeni/ leukositosis
SEPSIS NEONATAL
Tatalaksana:
- Prevensi  kontrol infeksi cont: cuci
tangan, membatasi pengunjung,
mengobati ibu dgn risiko, perawatan
tali pusat.
- Pengambilan kultur
- Pemberian antibiotik
- Pemberian ASI & nutrisi yg adekuat
- Terapi suportif sesuai komplikasi
KEJANG NEONATUS
(NEONATAL SEIZURE)
KEJANG NEONATUS
(NEONATAL SEIZURE)
• Adl: perubahan paroksismal dari fungsi
neurologik meliputi perilaku,sensorik, motorik,
& fungsi otonom sistem saraf.
• Insidens 0,8 – 1,2/1000 perthn. Meningkat
20% pd bayi kurang bulan.
• Penyebab tersering: HIE (30-50%),
perdarahan intrakranial (10-17%), hipoglikemi
(6-10%), infeksi SSP (5-1%), malformasi (5%)
KEJANG NEONATUS
(NEONATAL SEIZURE)
Manifestasi klinis:
- Sulit dikenali, berbeda dgn anak
- Bisa berupa kedipan mata, mulut seperti mengunyah,
apneu, gerakan ekstremitas, gerakan seperti mengayuh
Tatalaksana:
- Medikamentosa  Fenobarbital loading 20 mg/kg dlm wkt
10-15 menit. Dapat IV atau IM.
- Terapi suportif  buka jalan napas dan oksigenasi
- Jaga kehangatan bayi
- Terapi penyebab kejang, cont :hipoglikemi
ENSEFALOPATI BILIRUBINE
(KERNIKTERUS)
HIPERBILIRUBINEMIA
• adlh Kadar bilirubin serum total diatas > 5
mg/dL.
• Ikterik/ Jaundice adlh warna kuning pd
kulit, konjungtiva dan mukosa akibat
penumpukan bilirubin tak terkonjugasi pd
jaringan
• Pd neonatus klinis ikterik muncul  > 7
mg/dL
• Cukup bulan 50-70%, prematur 80-90%,
sebagian besar fisiologis
HIPERBILIRUBINEMIA
Beberapa causa:
a. Meningkatnya lisis atau kerusakan dari sel
darah merah atau eritrosit sehingga melebihi
kemampuan bayi untuk mengeluarkannya.
b. Menurunnya ambilan/ uptake dan konjugasi
bilirubin akibat dari fungsi hati yang belum
sempurna
c. Meningkatnya reabsorbsi enterohepatik
karena masih berfungsinya enzim ᵦ
glukoronidase di usus dan belum ada nutrien
HIPERBILIRUBINEMIA
Hiperbilirubinemia patologis:
- Ikterik muncul sebelum usia < 24 jam
- Peningkatan bilirubin serum yg
membutuhkan fototerap (Normogram
AAP 2004)
- Peningkatan bilirubin serum> 5mg/dL/
24 jam
- Bayi menunjukkan tanda sakit
- Ikterik yang menetap > 2 minggu
NOMOGRAM AAP (2004)

Nomogram dibuat berdasarkan pemeriksaan 2830 bayi baru lahir usia gestasi
36 minggu atau lebih, dengan berat lahir 2000g atau lebih; atau 35 minggu
atau lebih dengan berat lahir 2500g atau lebih.(AAP, 2004)
KERNIKTERIK
(ENSEFALOPATI BILIRUBIN)
• Adl suatu keadaan ensefalopati akut dgn
sekuel neurologis yg disertai peningkatan
kadar serum bilirubin dlm darah.
• Kadar bilirubin indirek menyebabkan
kerusakan otak > 20 mg/dL (CB), > 10
mg/dl (prematur)
• Manifestasi klinis: hipotonia, letargi,
refleks hisap lemah, hipertonus 
epistotonus  kejang.
HIPERBILIRUBINEMIA
Tatalaksana:
1. Fototerapi  sesuai normogram
2. Transfusi tukar
3. ASI dilanjutkan
4. Terapi sesuai causanya
5. Terapi suportif
GANGGUAN RESPIRATORIK NEONATAL
ASFIKSIA
• Adlh keadaan dimana bayi baru lahir tidak
dapat bernapas secara spontan dan teratur.
• Secara klinis dapat digunakan skor APGAR
pada menit ke-1, 5 dan 10 untuk
mendiagnosa dan mengklasifikasikan derajat
asfiksia secara cepat.
• Skor APGAR  menilai kondisi bayi baru lahir
berguna untuk informasi mengenai keadaan
bayi dan keberhasilan tindakan resusitasi
ASFIKSIA
MECONIUM ASPIRASI SYNDROME
(MAS)
• Adl. Gangguan respiratorik yg disebabkan
krn aspirasi meconium oleh fetus in utero
atau neonatus selama proses persalinan
• Mortalitas dapa mencapai 50%, walo
survive  sekuele neurologis
• Patofisiologi: Hipoksia  stimulasi refleks
vagal relaksasi otot spincter  keluar
meconium bercampur pd ketuban 
aspirasi
MECONIUM ASPIRASI SYNDROME
(MAS)
Tatalaksana:
• Isap/ suction dalam sampai orofaring
• Sblm menangis segera intubasi kemudian
isap meconium sampai trachea baru bila
perlu ventilasi tekanan positif
• Pemberian surfaktan bila memungkinkan
• Pemberian antibiotik
• Oksigenasi dan ventilator mekanik bila
perlu
Transient Tachypnea of the Newborn
(TTN)
• Adl gangguan respiratorik akibat
paru gagal menyerap cairan paru/
mukus atau lendir yg terlaul banyak
pd paru.
• Tatalaksana: oksigenasi, terapi
suportif (cairan), antibiotik k/p
• Biasanya self limitting
DOWNE SCORE
SKOR 0 1 2
Frekuensi Nafas < 60x/menit 60-80 x/menit >80x/menit
Retraksi Tidak ada retraksi Retraksi ringan Retraksi berat
Sianosis Tidak sianosis Sianosis hilang dengan Sianosis menetap
O2 walaupun diberi O2
Air Entry Udara masuk Penurunan ringan Tak terdengar udara
udara masuk masuk
Merintih Tidak merintih Dapat didengar dengan Dapat didengar tanpa
stetoskop alat bantu

SKOR INTERPRETASI OKSIGENASI


TOTAL
Skor < 4 gangguan pernafasan ringan Nasal kanul, Head box

Skor 4 – 5 gangguan pernafasan sedang CPAP

Skor > 6 gangguan pernafasan ringan (pemeriksaan gas Intubasi  ventilator


darah harus dilakukan)
KELAINAN KONGENITAL
KELAINAN KONGENITAL
• Adl. Kelainan yang sudah ada sejak lahir yg
dpt disebabkan oleh faktor genetik
maupun non genetik. (Effendi &
Indrasanto, 2008).
• 10% kematian perinatal dan 40% kematian
periode 1 th pertama  kelainan bawaan
• Beberapa contoh kelainan kongenital yg
memerlukan tindakan segera: atresia ani,
hernia diafragmatika, gastroskisis,
tracheoesofagal fistula, dll.

Anda mungkin juga menyukai