Anda di halaman 1dari 4

Pandemi dan Dampak Sosiokultural

Jejak pandemic di tanah Bali

• 1959, 1602 “hananing tumpur agung”

• Henk Nordholt “he Spell of Power: Sejarah Politik Bali (penyebaran penyakit
menular abad 19/ Kolera,cacar, disentri)

• Pes& flu spanyol (1600an)

• Meremehkan (taubat massal, mengungsi)/ yg terlupakan pandemic influenza


1918 di Hindia Belanda

• Leprasium di Siut Gianyar oleh pemerintah Belanda


• Maret 2020 kasus Corona tercatat di Bali…. WNA

PENYEBARAN VIRUS

Kabupaten/kota/desa/desa adat sbg


ujung tombak

Pembatasan Sosial skala besar Membatasi ritual adat

Keputusan bersama
Mengikuti arahan gugus tugas pusat
MDA/perarem gering agung
semua Upacara Panca Yadnya yang bersifat Ngawangun (direncanakan) ditunda sampai
dicabutnya status Pandemi Covid-19 dicabut.

• Masyarakat Bali sbg masyarakat adat yg guyub

• Pura-pura besar penerapan protokel


maksimal/protap

• Bagaimana dgn yadnya di rumah, pamerajan,


dan sejenisnya?

PUBLIK TERBELAH SOAL PEMAHAN NEW NORMAL


BERUJUNG PD PRAKTIK YG ABAI

APAKAH PEMBATASAN SOSIAL DLM AKTIVITAS ADAT/NGAYAH BERDAMPAK PD KOHESI


SOSIAL MASYARAKAT BALI?
APAKAH MODAL SOSIAL MASY BALI TERGERUS SCR SIGNIFIKAN?
Modal sosial masyarakat Bali membangun kohesi sosial bukan hny bersumber dari
ngayah, ngayah hny praktik kecil

Praktik ngayah sdh berubah sejak Bali memasuki interkoneksi global makin masif

APAKAH TERJADI PERUBAHAN KARAKTER & PENDIFINISIAN ULANG


PRAKTIK?

Praktik kontradiktif di lapangan memunculkan tindakan abai pd aktivitas


adat sekala kecil

Adaptasi ngayah dlm new normal?

Ngayah sbg kehadiran fisik

TAAT PROTOKOL

Anda mungkin juga menyukai