Anda di halaman 1dari 27

• Rentangkan lengan ke samping  gerakkan ke bawah

• Luruskan lengan, tekan telapak tangan ke dinding 


Skapula tampak menonjol (skapula alata)
paralisis m seratus magnus  sudut inferior skapula
mendekati vertebra
Otot latisimus C5-CB, saraf Lengan diaduksikan dari posisi
dorsi subskapularis horisontal dan lateral

Otot seratus C5-C7, saraf Pasien disuruh mendorong dengan


anterior torakalis panjang lengan yang direntangkan.
Otot C4 – C6, saraf Lengan diabduksi dari
supraspinatus suprasapularis samping badan

Otot C4, C5, saraf Pasien mengedikkan bahu


romboid skapularis kebelakang
dorsalis
BADAN
• Meminta pasien untuk untuk mengambil barang dari lantai. Jika sukar
berdiri (tangan tidak bertumpu pada lutut/ paha  m. erector spina
• Erektor spina

• Berbaring  mengangkat kepala perhatikan peranjakan pusar (ke arah


yang sehat)
• Otot dinding perut.

• Pasien batuk  otot yang lemah akan membonjol. Tiduran  duduk


(tanpa bantuan tangan).
• Otot yang bekerja: otot dinding perut dan otot iliopsoas
Anggota Gerak Bawah
• Diperiksa Gerakan pada persendian jari, pergelangan kaki, lutut, paha, otot
kuadriseps femoris, iliopsoas, aduktor, abductor dan fleksor tungkai bawah

Panggul Otot L1- L3, Saraf Pasien berbaring dan lutut di


iliopsoas femoralis fleksikan  difleksikan lebih
lanjut
Gluteus L5- S2 Ekstensi tungkai pada sendi
maksimus panggul

Otot kuadrisep L2 – L4, Saraf ekstensi lutut


femoris femoralis
otot gluteus Pasien tengkurap, lutut
superior fleksi, gerakkan ke arah
lateral

otot gluteus L4, L5, S1, S2, saraf Pasien tengkurap, tungkai
maksimus gluteus inferior bawah fleksi pada sendi
lutut, angkat lutut

Otot gluteus L4, L5, S1, Abduksi ekstremitas


minimus, tensor Saraf gluteus bawah
fasia lata superior
Anggota Gerak Bawah
Otot L2 - L4, saraf Pasien berbaring  lutut
Aduktor obturatorius ekstensi  ekstremitas bawah
diaduksi. Tungkai atas
disokong oleh pemeriksa

Otot L4, L5, S1, S2 Tungkai bawah difleksikan


kelompok saraf siatika sambal ditahan
(hamstring)
Anggota Gerak Bawah

Otot L5, S1, S2, saraf Pasien tengkurap  fleksi plantar


gastrocnemius tibialis kakinya

Otot S1, S2, saraf Jari kaki plantar di fleksikan (sambal


fleksordigitoru tibialis diberi tahanan
m longus
Pemeriksaan Koordinasi Gerak
• Koordinasi gerak diatur oleh serebelum. Gangguan utama adanya dissinergia (kurangnya
koordinasi). Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada dissinergia ini yaitu gangguan
gerakan dan dismetria 

• Fungsi serebelum: mengatur sikap, tonus, Integrasi dan mengkoordinasi gerakan somatic

• Dapat menyebabkan gangguan sikap dan tonus, dissinergia atau gangguan koordinasi
gerak atau Ataksia

• Gejala klinis: gangguan koordinasi gerakan atau Ataksia, disdiadokhokinesia, dismetria,


tremor intensi, disgrafia (makrografia), gangguan sikap, nistagmus, fenomena rebound,
astenia, atonia, dan disartria
Pemeriksaan Koordinasi Gerak

• Sikap: lesi serebelar unilateral  deviasi kepala dan badan ke sisi lesi, salah
tunjuk (past pointing) kearah lesi

• Saat pasien berdiri, badan cenderung jatuh ke arah lesi

• Bila berjalan, tungkai diangkat berlebihan, lengan kurang dilenggangkan dan


jalannya berdeviasi ke sisi lesi.

• Lesi serebelum tengah (vermis), pasien tidak dapat berdiri lurus, jatuh ke
depan atau belakang
Pemeriksaan Koordinasi Gerak
• Nistagmus: Lesi di tractus vestibuloserebelar, vermis, pedunculus serebeli
inferior, rusaknya hubungan antara serebelum dengan pusat lain atau lesi
sereblum sendiri, gangguan koordinasi otot-otot mata (asinergia serebli)

• Fenomena rebound: tidak mampu menghentikan Gerakan tepat pada


waktunya. Lengan lurus  Tarik ke arah bahu atau hidung sambil kita
halangi. Bila tahanan kita lepas secara mendadak, Gerakan fleksi atau tangan
akan memukul bahu atau muka dengan keras

• Astenia: lekas Lelah, lemah dan gerak lambat. Gejala gangguan sereblar
Pemeriksaan Koordinasi Gerak
• Tes tunjuk-hidung: pasien menutup mata 
luruskan lengan ke samping  menyentuh
hidung dengan telunjuk
• Telunjuk tidak sampai hidung, tetapi
melewatinya dan sampai di pipi  lesi
serebelar

• Gangguan serebelum  pasien diminta untuk


pronasi-supinasi lengan tangan berturut atau
tunjuk hidung pasien dan telunjuk pemeriksa
 Gerakan mungkin tidak mulus, gangguan
koordinasi (dysdiadokokinesia)
Pemeriksaan Koordinasi Gerak
• Tes jari-jari: Pasien rentangkan tangan ke
samping  sambil menutup mata 
satukan jari jari kedepan Ka-Ki
Lengan di sisi lesi akan tertinggal, jari sisi
sehat melampaui garis tengah

• Tes tumit-lutut: Pasien berbaring  tungkai


lurus  letakan tumit ke lutut
Gangguan serebelum: fleksi lutut berlebih,
tumit melampaui lutut dan sampai di paha
Pemeriksaan Koordinasi Gerak
• Pemeriksaan Romberg: untuk mendiagnosis
ataksia sensorik dan mengetahui abnormalitas
proprioseptif.

Hanya dapat dilakukan jika pasien tidak


memiliki kelemahan motorik ekstremitas
bawah, visus baik dan kooperatif. Sebaiknya
tidak memakai alas kaki

Pasien berdiri kedua kaki rapat, lengan di sisi


tubuh (tangan disilangkan) dan mata terbuka
selama 20 detik lalu menutup mata 30 detik
Terima
Kasih
PEMERIKSAAN REFLEKS
1. Refleks glabela 
Pukulan singkat pada glabela atau sekitar daerah supraorbitalis
mengakibatkan kontraksi singkat kedua otot orbik okuli. Pada lesi
perifer nervus fasialis, refleks ini berkurang atau negatif, sedangkan
pada sindrom Parkinson refleks ini sering meninggi. Pusat refleks ini
terletak di pons

2. Refleks rahang bawah (Jaw refleks)


Penderita disuruh membuka mulutnya sedikit dan telunjuk pemeriksa
ditempatkan melintang di dagu. Setelah itu, telunjuk diketok dengan
ketok-refleks (refleks hammer) yang mengakibatkan berkontraksinya
otot maseter sehingga mulut merapat.Pusat refleks ini terletak di pons
PEMERIKSAAN REFLEKS
3. Refleks biseps
Kita pegang lengan pasien yang di semifleksikan sambil menempatkan
ibu jari di atas tedon otot biseps. Ibu jari kemudian diketok hal ini
mengakibatkan gerakan fleksi lengan bawah (Gambar 8.7). Pusat
refleks: ini terletak di C5-C6.

4. Refleks triseps. 
Kita pegang lengan bawah pasien yang difleksikan tengah (semifleksi).
Setelah itu, diketok pada tendon insersi m.triseps yang berada sedikit di
atas olekranon. Sebagai jawaban, ini lengan bawah mengadakan
gerakan ekstensi (gambar 8.8). Lengkung refleks melalui nervus radialis
yang pusatnya terletak di C6-C8.
PEMERIKSAAN REFLEKS
5. Refleks Mandibula (rahang-bawah)
Suruh pasien mengistirahatkan rahangnya. Pemeriksa menempatkan
satu jari pada dagu dan kemudian mengetoknya. Tak ada reaksi atau
reaksi lemah: normal Bila meningkat: lesi "UMN"

6. Refleks brakhioradialis (refleks radius). 


Lengan bawah difleksikan serta dipronasikan sedikit. Kemudian diketok
pada prosesus stiloideus radius sebagai jawaban lengan bawah akan
berfleksi & bersupinasi (gambar 8.9). Lengkung refleks melalui nervus
radialis, yang pusatnya terletak di C5-C6.
PEMERIKSAAN REFLEKS TENDON
DALAM (MUSCLE STRECH REFLEX)
Bisep Trisep

Brakioradialis Patela Achilles


Refleks Level segmen medulla Saraf perifer
spinalis
Bisep C5 – C6 Muskulokutaneus

Trisep C7 – C8 Radialis

Brakioradialis C5 – C6 Radialis

Patela L3 – L4 Femoralis

Achilles S1 Skiatikus
PEMERIKSAAN REFLEKS PATOLOGIS
(Respon Dorsofleksi Ibu Jari Kaki)
Babinski Chaddock

Openheim Schaffer Gordon


PEMERIKSAAN REFLEKS PATOLOGIS
(Respon Plantarfleksi Ibu Jari Kaki)

Rossolimo Bechtrew
PEMERIKSAAN REFLEKS PATOLOGIS
(Ekstremitas Atas)

Menggenggam Palmomental Hoffman-Troomner

Refleks primitive. Menggores telapak


Letakkan jari pemeriksa tangan pada bagian
pada telapak tangan tenar dengan objek
pasien diantara ibu jari yang tumpul
dan telunjuk Kontraksi otot mentalis
Lesi: Lobus frontal, dan orbicularis oris
degenerative serebral (sekitar pipi dan mulut
mengkerut, elevasi
sudut mulut)

Anda mungkin juga menyukai