Anda di halaman 1dari 1

IHQN 2017

PENGALAMAN PASIEN RAWAT INAP DAN FAKTOR PENGUAT DI RS


TERAKREDITASI PARIPURNA PLUS TERSERTIFIKASI ISO 9001:2015
Betha Candra Sari1, Valentina Dwi Siswiyanti2, Adi Utarini3
Badan Mutu Pelayanan Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta
www.badanmutu.or.id

PENDAHULUAN HASIL
o Penerapan akreditasi dan ISO 9001 merupakan upaya A. Data Kuantitatif : Pengalaman Pasien rawat Inap
meningkatkan pelayanan berfokus pada pasien. Bukti– NO KRITERIA PENGALAMAN PASIEN PERSENTASE PENGALAMAN PASIEN
RS TERAKREDITASI RS TERAKREDITASI
bukti penerapan akreditasi maupun ISO di RS secara PARIPURNA (n=154) PARIPURNA DAN ISO
9001:2015 (n=204)
internasional bervariasi . Dengan menerapkan kedua
1
1 8,69 6,49
Tidak mendapat Informasi dan penjelasan
sistem secara bersamaan di RS diharapkan meningkatkan 2
petugas rumah sakit
Pernah mendapat informasi yang berbeda- 1 1,47
pengalaman pasien yang positif. beda antar petugas
3 Tidak mendapat Dukungan emosional yang 4,75 6,37
cukup
4 Petugas Tidak Respek terhadap pasien 6 1,96

TUJUAN 5 Pasien/keluarga tidak ingin dilibatkan


dalam mengambil keputusan
3 0

Umum : 6 25,3 Tidak mendapat cukup informasi tentang


37,09
obat, efek samping obat dan gejala yang
 Mengukur pengalaman pasien Rawat Inap diwaspadai saat pasien mau pulang
7 Tidak dirawat dengan respek dan 3 0,49
Khusus: terhormat

 Menjelaskan faktor penguat penerapan standar akreditasi


B. Data Kualitatif : Dukungan RS terhadap Pelayanan
dan ISO 9001 dalam menghasilkan pengalaman pasien yang Berfokus Pada Pasien
positif. Kelompok RS Terakreditasi Paripurna Kelompok RS Terakreditasi Paripurna
dan ISO 9001:2015

METODE Dukungan regulasi internal mulai dari Kebijakan, pedoman,panduan dan SPO
Bukti telusur sebagai bukti proses, Ketersediaan anggaran pelatihan SDM yaitu Pelatihan komunikasi
efektif, service excellent, CPD staf

Jenis Penelitian mixed methods, Rancangan Ketersediaan anggaran pelatihan SDM yaitu Pelatihan komunikasi efektif, service excellent, CPD staf

sekuensial eksplanatoris2 Pimpinan RS selalu memberikan motivasi dan pembinaan di setiap kesempatan
Pimpinan RS memiliki program ‘Direksi Menyapa’, Dukungan pimpinan RS pada setiap pertemuan dan
Gaya kepemimpinan supervisi dan instruksi pengawasan berjenjang, Gaya kepemimpinan
egaliter dan persuasif

Lokasi penelitian :
Rawat Inap di 4 RS Pemenuhan komunikasi internal dengan Penugasan dokter jaga dan MOD oleh case

2 RS Terakreditasi 2 RS Terakreditasi penyediaan HP smartphone di setiap bangsal, dan


penugasan dokter jaga
manager dan KARU

Paripurna KARS Paripurna dan ISO


9001:2015
PEMBAHASAN
o Persentase pengalaman pasien lebih baik di kelompok RS
terakreditasi dan ISO 9001 pada kriteria 1,4,5 dan 7. Faktor
Teknik Pengumpulan Data penguat di kelompok RS yang menerapkan akreditasi dan
1. Pengumpulan data kuantitatif pada pasien Rawat Inap ISO 9001 yaitu komitmen kuat pimpinan, keharusan
(n=358) dengan kuesioner Picker Patient experience scale engagement pasien dan keharusan kesadaran individu.
dari Picker Institute3 Faktor motivasi menjadi faktor pertama yang berkontribusi
2. Pengumpulan data kualitatif pada staf RS dengan teknik FGD terhadap Continous Quality Improvement (CQI), faktor
dan Wawancara.
lainnya adalah kepemimpinan transformasional, kerja tim
dan budaya layanan prima/ekselen4

DAFTAR PUSTAKA
1. Maharani,C. (2007). Evaluasi Continous Quality Improvement (CQI) di Rumah KESIMPULAN
Sakit yang mengimplementasikan sitem manajemen mutu ISO 9000 di
Indonesia, Yogyakarta : Program Pasca Sarjana Faultas Kedokteran Program
o Pengalaman pasien rawat inap di kelompok RS terakreditasi Paripurna
2.
Studi ilmu Kesehatan Masyarakat. Universitas Gadjah Mada.
Creswell., (2009). Research Design : Qualitative, Quantitative, and Mixed
plus tersertifikasi ISO 9001 lebih baik pada aspek pemberian informasi,
Methods Approaches, Third Edition. California., SAGE Publication respek petugas, pasien ingin dilibatkan dan kesan dirawat secara
3. Jenkinson.C.,Coulter.A., Brusther.S. (2002). The Picker Patient Experience
Questionnaire: development and validation using data from inpatient surveis terhormat. Hal ini karena faktor penguat penerapan kedua standar
in five countries.International Journal for Quality in Health Care, 14 (5), 353-
358 berupa keharusan dokumentasi, menghargai keyakinan,nilai, budaya,
4. Sollecito.,W.A & Johnson.,J.K., (2013). Continous quality improvement in
Health Care.United State. Malloy.Inc
hak pasien, komitmen pimpinan yang kuat,engagement pasien dan
kesadaran petugas.

Peneliti : 1. Badan Mutu Pelayanan Kesehatan DIY; 2. RS Panti Rapih Yogyakarta; 3. IKM, FK UGM
Korespondensi : bcandrasari@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai