Anda di halaman 1dari 20

TERAPI KELUARGA

Risma Rostika Firdaus (11191051) Sofia Putri Maharani (11191059)

Sabila Julia Putri (11191053) Syifa Farida (11191060)

Safira (11191054) Tarisha Pratiwi (11191061)

Sarah Safira (11191055) Ully Syafitri Dalimunthe (11191063)

Sely Merliana Alamsyah (11191056) Vera Oktaviani (11191064)

Shafa Nabila (11191057) Vika Amalia (11191065)

Siska Rahmayati (11191058) Novelia Rahmawati (11191068)


Definisi
Terapi keluarga adalah cara baru untuk mengetahui permasalahan
seseorang, memahami perilaku, perkembangan simtom dan cara
pemecahannya. Terapi keluarga dapat dilakukan sesama anggota keluarga dan
tidak memerlukan orang lain, terapis keluarga mengusahakan supaya keadaan
dapat menyesuaikan, terutama pada saat antara yang satu dengan yang lain
berbeda.
Tujuan Terapi Keluarga

Menurunkan konfilik kecemasan Meningkatkan kesadaran keluarga


dalam keluarga terhadap kebutuhan masing-masing
anggota keluarga.

Mengembangkan hubungan
Membantu keluarga menghadapi
peran yang sesuai
tekanan dari dalam maupun dari
luar anggota keluarga
Meningkatkan kemampuan
Meningkatkan kesehatan jiwa
penanganan terhadap krisis
keluarga sesuai dengan tingkat
perkembangan keluarga.
Fungsi Terapi Keluarga

01 02
Fungsi Manajemen Fungsi Ikatan
03
fungsi yang dilakukan keluarga fungsi yang dilakukan keluarga
sehubungan dengan pengaturan sehubungan dengan keterikatan
antar anggota keluarga
Fungsi Komunikasi
fungsi yang dilakukan keluarga

04 05
sehubungan dengan pola
komunikasi dalam keluarga

Fungsi Suportif Emosional Fungsi Sosialisasi


fungsi yang dilakukan keluarga fungsi yang dilakukan keluarga
sehubungan dengan suportif emosional sehubungan dengan kebutuhan sosialisasi
MANFAAT TERAPI KELUARGA

Klien Keluarga
1. memperbaiki fungsi dan struktur keluarga
1. mempercepat proses penyembuhan 2. keluarga mampu meningkatkan pengertian terhadap
2. memperbaiki hubungan interpersonal pelayanan sehingga lebih dapat menerima, toleran dan
3. menurunkan angka kekambuhan menghargai klien sebagai manusia
3. keluarga dapat meningkatkan kewajiban dalam
membantu klien dalam rehabilitasi 
INDIKASI TERAPI KELUARGA

Proses transisi dalam keluarga


Konflik orang tua dan anak yaitu pasangan baru menikah,
kelahiran anak pertama, anak
mulai remaja

Konflik perkawinan, Terapi individu yg perlu

sibling konflik, konflik melibatkan anggota keluarga

beberapa generasi lain

Tidak ada kemajuan terapi


individu
PERAN PERAWAT DALAM TERAPI KELUARGA

Mendidik kembali dan


mengorientasikan seluruh memberikan kesempatan
anggota keluarga kepada pasien untuk
Memberikan dukungan kepada menentukan pilihannya dan
klien agar mencapai tujuan dan membentuk perilaku yang
usaha untuk merubah pendapat baru.
serta menerima perilaku pasien
Peran keluarga dalam perawatan klien gangguan jiwa

Keluarga yang tidak tahu


cara menangani perilaku
klien
Hubungan interpersonal
dengan lingkungan

Perubahan status
4 Pelayanan kesehatan hanya berfungsi
membantu klien dan keluarga
mengembangkan kemampuan dalam
kesehatan salah satu menyelesaikan masalah secara
anggota keluarga akan adaptif
mempengaruhi keluarga
secara keseluruhan
Terapi Psikoedukasi keluarga
Psikoedukasi keluarga merupakan salah satu terapi yang dapat dilakukan oleh
perawat di komunitas untuk menyelesaikan masalah-masalah psikososial terutama
yang berkaitan dengan masalah fisik. Psikoedukasi pada keluarga mampu
meningkatkan kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarganya yang sakit
serta menurunkan angka kekambuhan.
TUJUAN

memberikan meningkatkan kepatuhan


pengetahuan akurat dalam menjalankan
tentang dunia secara pengobatan dan
komprehensif menjalankan rekomendasi
yang diberikan oleh terapis
atau konsuler.

menghilangkan pola
komunikasi negatif yang penuh
dengan kritikan, cemoohan, dan
pesan-pesan negatif lain
Jurnal utama
A . Judul.
“Pengaruh Family psychoeducation theraphy terhadap kemampuan keluarga merawat pasien skizofrenia
dengan halusinasi di kota Samarinda Kalimantan Timur”
B. Peneliti
1. Gajali
2. Badar
C. Populasi Dan Teknik Sampling
1. Populasi : 25 keluarga
2. Teknik Sampling : total sampling
Lanjutan…

D. Desain Penelitian
Quasi eksperiment dengan rancangan pre post test without control group design dengan intervensi
Family Psychoeducation.

E. Instrumen Yang Digunakan


Intrumen tersebut telah dilakukan uji validitas dan reliabiltas. Analisis pada penelitian ini terdiri
dari analisis univatdan bivariate dengan menggunakan wilcoxon dan Mann Whitney.

F. Uji Statistic Yang Digunakan


Uji statistik menunjukkan bahwa usia keluarga tidak berhubungan signifikan dengan kemampuan
kognitif keluarga dalam merawat pasien skizofrenia (p value 0,05)
Jurnal Pendukung
A. Judul
“Pengaruh PsikoEdukasi Keluarga terhadap Kemampuan keluarga dalam merawat penderita Skizofrenia”

B. Peneliti
1. Tri Nuhudi Sasono
2. Faizatur Rohmi

C. Hasil

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan kemampuan responden dalam merawat penderita skizofrenia

antara kelompok kontrol dan perlakuan disebabkan karena pada kelompok perlakuan mendapatkan informasi yang lebih

sering dibandingkan dengan kelompok kontrol. Terapi Psikoedukasi pada keluarga mampu meningkatkan kualitas hidup dan

fungsi kehidupan. Psikoedukasi dilakukan selama 3 minggu menyebutkan bahwa psikoedukasi, terbukti meningkatkan

kemampuan untuk mencari atau mendapatkan akses pelayanan yang lebih baik. Pada pemberian intervensi kepada keluarga

dengan skizofrenia manjadi salah satu alternatif yang bisa diberikan pada keluarga untuk mampu meningkatkan perannya

dalam melakukan fungsi keluarga


Analisa Picot

A. Problem (P).

Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada bulan November 2016. Di wilayah kerja Puskesmas
Juanda Samarinda merupakan salah satu daerah yang telah dibentuk kelurahan siaga sehat jiwa dengan jumlah keluarga
yang memiliki penderita skizofrenia sebanyak 36 keluarga dengan masalah halusinasi sebanyak 25 keluarga. Masalah
yang di dapatkan dari penelitian yaitu kurangnya pemahaman keluarga tentang pentingnya perawatan pada penderita
skizofenia dan masih kuatnya stigma yang buruk dari lingkungan masyarakat yang membuat keluarga merasa malu
karena memiliki anggota keluarga yang menderita skizofrenia dengan masalah halusinasi
B. Intervension (I).
Pada penelitian ini menggunakan intervensi yaitu terapi psikoedukasi keluarga. Family
psychoeducation therapy adalah salah satu bentuk terapi perawatan kesehatan jiwa keluarga dengan
cara pemberian informasi dan edukasi melalui komunikasi yang terapeutik. Terapi ini dirancang
terutama untuk meningkatkan pengetahuan keluarga tentang penyakit, mengajarkan teknik yang
dapat membantu keluarga untuk mengetahui gejala penyimpangan perilaku, mengurangi
kekambuhan pasien dengan skizofrenia, meningkatkan fungsi pasien dan keluarga sehingga
mempermudah pasien kembali ke lingkungan keluarga dan masyarakat dengan memberikan
penghargaan terhadap fungsi sosial dan okupasi pasien skizofrenia, meningkatkan kemampuan
keluarga dalam upaya menurunkan angka kekambuhan, mengurangi beban keluarga, melatih
keluarga untuk lebih bisa mengungkapkan perasaan, bertukar pandangan antar anggota keluarga
dan orang lain, serta peningkatan dukungan bagi anggota keluarga itu sendiri.
C. Compere (C).
1. Judul

“Pengaruh Terapi Suportif Keluarga terhadap Kemampuan Keluarga Merawat Klien

Gangguan Jiwa di Kecamatan Bogor Timur”

2. Peneliti
a. Rika Damayanti
b. Tati Hernawaty
3. Hasil dan Pembahasan
Dalam penelitian ini menunjukkan hasil analisis yang dapat disimpulkan pada alpha 5% adanya peningkatan kemampuan
psikomotor keluarga yang bermakna antara sebelum dengan sesudah intervensi pemberian terapi suportif keluarga pada kelompok
intervensi sebesar 13,00 (p-value0,05). Pada hasil uji statistik dapat disimpulkan bahwa pada alpha 5% rata-rata kemampuan
kognitif keluarga dalam merawat klien gangguan jiwa meningkat secara bermakna pada kelompok intervensi lebih tinggi sebesar
4,21, rata-rata kemampuan afektif keluarga dalam merawat klien gangguan jiwa meningkat secara bermakna pada kelompok
intervensi lebih tinggi sebesar 3,92, dan rata- rata kemampuan psikomotor keluarga dalam merawat klien gangguan jiwa meningkat
secara bermakna pada kelompok intervensi lebih tinggi sebesar 14,10 (p-value<0,05).
D. Outcome (O).
Hasil penelitian ini menunjukan sebelum dilakukannya terapi psikoedukasi jumlah kekambuhan
yang dialami pasien skizofrenia adalah 1,80 kali (SD 1,780), dengan jumlah kekambuhan terbanyak
adalah 7 kali. skizofrenia dengan halusinasi dalam aspek kognitif dari sebelum intervensi sebesar 34,72
(SD 4,026) sesudah intervensi FPE pada penelitian menunjukan adanya peningkatan rerata
kemampuan keluarga merawat pasien skizofrenia dengan halusinasi dalam aspek kognitif dari
intervensi menjadi sebesar 38,80 (SD 3,969). Peningkatan rerata kemampuan keluarga merawat pasien
skizofrenia dengan halusinasi juga terlihat pada aspek psikomotor, yaitu 28,32 (SD 7,392) sebelum
intervensi menjadi 32,40 (SD 6,331) sesudah intervensi FPE.
Setelah dilakukannya uji statistik menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan kemampuan
kognitif keluarga dalam merawat pasien. maka disimpulkan bahwa jenis kelamin dan tingkat
pendidikan keluarga tidak berhubungan dengan kemampuan keluarga merawat pasien skizofrenia
dalam aspek kognitif maupun psikomotor. Hal ini bisa disebabkan karena faktor kemauan merawat,
adanya waktu yang lebih banyak dalam memberikan perawatan, dan pengalaman caregiver dalam
merawat anggota keluargannya dengan skizofrenia halusinasi
Analisa Penerapan EBN

1. Strength (S)
a. Berdasarkan penelitian pada terapi Psikoedukasi keluarga mampu
meningkatkan kualitas hidup dan fungsi kehidupan
b. Dalam penelitian ini menjelaskan bahwa terapi psikoedukasi keluarga
dapat meningkatkan pengetahuan pada keluarga tentang penyakit yang
diderita oleh anggota keluarga yang berpengaruh terhadap kemampuan
keluarga dalam merawat penderita skizofrenia
c. Terapi keluarga dengan pemberian psikoedukasi dapat berpengaruh
dalam mengurangi kekambuhan klien dan menurunkan kecemasan
keluarga
2. Weakness (W)
a. Semakin bertambah usia (lansia) keluarga(caregiver) semakin rendah kemampuan kognitif dan psikomotor keluarga
dalam merawat pasien Skizofrenia.
b. Kurangnya pemahaman perawat terhadap pemberian terapi psikoedukasi keluarga yang efektif sehingga keluarga
belum mampu merawat pasien skizofrenia

3. Opportunity (O)
c. Psikoedukasi terbukti meningkatkan kemampuan untuk mencari atau mendapatkan akses pelayanan yang lebih baik
d. Pemberian intervensi pada keluarga dengan skizofrenia menjadi salah satu alternatif yang bisa diberikan pada
keluarga untuk mampu meningkatkan perannya dalam melakukan fungsi keluarga

4. Threat (T)
e. Kurangnya pemahaman perawat mengenai pemberian terapi psikoedukasi kepada pasien dan keluarga
f. Terjadinya suatu penolakan kepada perawat karena pasien dan keluarga terhadap metode terapi psikoedukasi
keluarga.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai